Akhir-akhir ini, konotasi kata “netizen” jadi semakin dan semakin negatif. Yang terlintas di benak gue saat mendengar kata “netizen”:
- Orang yang isi tulisannya di media online sangat sinis, nyinyir tingkat berat, emosional, berapi-api, dan provokatif;
- Orang yang asal berkomentar sebelum membaca isi tulisan yang dia komentari dengan baik dan sampai habis. Kadang, langsung komentar setelah baca satu baris judul saja, hehehehe;
- Asal komentar tanpa ada proper research. Merasa tahu segalanya sehingga mudah sekali langsung menghakimi tanpa mau repot-repot mengecek kebenaran dari isi tulisan yang dia komentari;
- Komentarnya tajam tapi tidak berbobot, tidak bermanfaat, atau dalam konteks tertentu, tidak menjawab pertanyaan yang diajukan. Gue sampai berpikiran; jangan pernah mengajukan pertanyaan di media online jika tidak siap menerima jawaban negatif (yang tentunya sangat tidak membantu) dari para netijen;
- Menulis tanpa menggunakan logika. Terlalu terbawa perasaan sampai tanpa mereka sadari, mereka hanya sedang mempermalukan diri mereka sendiri;
- Senang posting sesuatu di social media hanya untuk menyindir atau merusak kebahagiaan orang lain;
- Senang menyebar hoax asalkan isi hoax itu matching dengan isi pikirannya. Ada yang memang sengaja menyebar hoax, ada juga yang tidak sengaja… mereka asal sharing tanpa mengecek kebenarannya;
- Senang mem-bully secara massal. Satu pem-bully akan cepat disusul dengan pem-bully lainnya. Hanya karena satu orang kebetulan berkomentar sama dengan isi pikirannya, langsung bablas ikutan menimpali. Sekali lagi, tanpa mengecek dulu kebenarannya;
- Sibuk menuduh pihak lawan “tidak punya etika” dengan cara yang juga sama tidak etisnya (gue sampe suka heran… apa mereka nggak malu kalau sampai dibaca oleh kenalan mereka di social media ybs?); dan
- Mudah terpancing fake accounts yang sengaja dibuat oleh provokator atau bahkan terpancing emosi saat membaca komentar dari anak kecil yang bisa jadi belum lulus SMP, hehehehe.