One Day Going Around Beautiful Macau

Kalo pengen ke Hongkong, bakal mubazir banget kalo enggak sekalian mampir ke Macau. Dalam perjalanan gue kemarin, gue terlebih dahulu mengunjungi Macau (naik pesawat dari KL menuju Macau), keliling kota seharian penuh, baru malam harinya, kita naik night ferry menuju Hongkong.

Macau emang identik dengan tempat main judi. Suasana kasino di negara kecil ini jauh lebih mewah daripada kasino di Genting Highland. Gue jelas enggak ikutan main judi selama di Macau. Tapi gue sempet masuk ke dalam gedung kasino buat foto-foto dan sekedar ngelihat kayak gimana bagian dalam kasino alas Las Vegas itu.

Kasino-kasino di Macau memang terkenal bagus buat jadi tempat foto-foto. Eksterior dan interiornya kelihatan sangat cantik, mewah, dan menawan. Nggak heran kalo Macau sering jadi pilihan untuk lokasi foto pre-wedding. Bicara soal foto-foto, boleh aja ambil foto di lobi kasino, tapi, begitu masuk ke tempat main judinya, biasanya kita dilarang buat ambil gambar.

Selain judi, boleh dibilang nyaris nggak ada aktivitas lain yang bisa kita lakukan selama di Macau. Selama di sana, aktivitas gue cuma sighseeing, naik gondola di The Venetian, foto-foto, dan belanja oleh-oleh cemilan khas Macau. Sebenernya ada beberapa aktivitas menarik di Macau Tower, seperti bungee jumping dan sky-walking. Sempet tergoda pengen nyobain sky-walking, tapi nggak kesampean karena kita batal mengunjungi Macau Tower karena udah keburu frustasi sempat nyasar agak lama di negara itu.

Begitu keluar dari pesawat yang baru saja mendarat di Macau airport, gue dan terman-teman langsung disambut dinginnya udara Macau hari itu. Nggak sia-sia gue udah nyiapin syal buat dipakai selama di Macau, karena menurut perkiraan cuaca yang gue lihat di internet, suhu Macau hari itu berkisar antara 10-15 derajat celcius. Tips buat traveler lainnya, membaca perkiraan cuaca adalah sangat penting untuk dilakukan sebelum kita pergi berkunjung ke suatu negara, supaya nggak salah kostum! Indonesia bisa aja panas setengah mati, tapi negara lain bisa jadi masih mengharuskan kita mengenakan baju hangat.

Tadinya, kita berencana menggunakan jasa travel agent untuk pergi berkeliling Macau. Tapi di bandara, kita sempat kenalan sama TKI yang udah lama menetap di sana. Dia bilang, pakai travel agent cuma buang-buang uang. Lebih baik kita memanfaatkan fasilitas shuttle bus gratis yang banyak disediakan oleh hotel dan kasino papan atas di Macau. Terus gue tanya, bagaimana dengan barang-barang bawaan kita? Dengan entengnya Mbak itu menjawab, “Setiap kasino pasti nyediain penitipan barang, gratis!”

Kita pun tergoda buat pergi keliling Macau hanya dengan modal peta dan sedikit petunjuk dari TKIitu. Maka keluar dari bandara, kita langsung mencari bis gratis, dan berhasil menemukan bis menuju The Venetian, salah satu tempat yang ada di dalam daftar perjalanan gue.

Gondola @ Venetian Resort

The Venetian ini terdiri dari hotel, kasino, dan juga pusat perbelanjaan. Saran gue, meskipun kalian enggak berniat main judi, belanja, atau nginep di The Venetian, kalian tetap harus mengunjungi tempat ini kalau sedang berlibur di Macau. Suasana The Venetian ini Italia banget. Bener-bener surga buat banci foto kayak gue ini. Kalaupun nggak suka foto-foto, sekedar jalan-jalan dan menikmati cantiknya tempat ini udah lumayan menyenangkan kok.

Sesampainya di The Venetian, kita langsung dengan pedenya masuk ke lobi gedung. Nggak perlu cari lama, kita bisa langsung menemukan antrian turis yang ingin menitipkan koper-kopernya. Setelah itu, karena sudah kehausan dan enggak tau harus beli minuman ke mana, temen-temen gue mengikuti saran TKI di bandara tadi: setiap kasino pasti menyediakan minuman gratis.

Setelah ngembat tiga botol air mineral, kita langsung mengikuti papan petunjuk menuju The Grand Canal Shoppes alias mall di dalam The Venetian. Saat tiba di The Grand Canal Shoppes inilah baru kita benar-benar terasa seperti sedang berada di kota Venesia: bangunan khas Italia dengan sungai buatan lengkap dengan gondola dan pengayuhnya.

Mumpung udah sampe sana, kita relakan bayar cukup mahal hanya untuk naik gondola satu putaran. Saat gondola mulai dikayuh, kita melihat ada banyak koin di dalam kolam. Dan pengayuhnya bercerita… kalau kita make a wish sebelum melempar koin, maka permintaan kita itu akan terkabul, dan, kelak kita akan kembali lagi ke tempat itu. Hohohoho, bahkan mitosnya pun sangat indetik dengan mitos ala Italia. Sekedar iseng, gue dan Puja ikut-ikutan melempar koin. Bukan berarti gue percaya takhayul atau musyrik… It was a holiday and I did it just for fun! Lalu, apa iya wishes gue saat itu terkabul? Dan apa iya kelak gue akan kembali lagi ke Macau? Well, let us see later!

Setelah puas foto-foto di The Venetian, kita mulai beranjak menuju Senado Square, semacam kumpulan ruko dengan nuansa yang Portugal banget. Jadi Macau ini dulunya daerah jajahan Portugis, sehingga jangan heran kalau di sana ada banyak nama jalan dalam bahasa Portugis.

Sekedar sharing, kita sempat kesulitan saat membaca rute bis di Macau. Kita udah coba ambil bis dengan nomor yang menurut tourist map akan membawa kita menuju Senado Square. Tapi ternyata kita malah nyasar entah ke mana. Akhirnya karena udah bingung mau gimana lagi, kita terpaksa stop taksi dan minta diantar ke Senado Square.

Oh ya, penduduk Macau itu tidak pandai berbahasa Inggris. Dan yang gue maksud dengan tidak pandai berbahasa Inggris itu benar-benar tidak pandai sama sekali. Waktu gue bilang “thank you” sama si supir taksi, dia diam saja. Tapi waktu temen gue bilang ”xie xie”, supir taksi itu langsung tersenyum, manggut-manggut, sambil mengacungkan jempol tangan kanannya… Makanya, kalo sampe nyasar di Macau, lebih baik tanya ke sesama turis asing, atau cari orang yang kelihatan masih muda aja. Dan satu lagi, punya tourist map itu wajib hukumnya! Jadi kalo mau tanya jalan atau memberi petunjuk ke supir taksi, tinggal tunjukkan saja gambar yang ada di tourist map itu.

Lagi-lagi Senado Square ini tempat yang bagus buat foto-foto. Tempat yang tepat pula untuk mencari makanan. Buat yang nggak berani makan aneh-aneh, di Senado Square ada McD… Gue nggak berani bilang McD itu halal. Yang jelas di sana, ada menu ayam yang bisa gue pesan. Gue nggak berani deh, masuk ke restoran yang tidak mencantumkan nama menu dalam bahasa Inggris.

Setelah makan siang di McD, kita beranjak menuju reruntuhan Gereja St. Paul. Sepanjang perjalanan menuju St. Paul, kita disuguhi pemandangan pertokoan yang beda banget dengan suasana di Indonesia. Selalu ada aja spot yang bagus buat foto-foto. Oh ya, St. Paul ini letaknya berdekatan dengan Senado Square. Kita tinggal jalan kaki mengikuti papan petunjuk yang ada di sana. Kalopun kita sempat kehilangan arah, lagi-lagi, tinggal tunjukan saja gambar St. Paul yang ada di tourist map. Meskipun nggak bisa Bahasa Inggris, mereka akan menunjukkan jalan menggunakan jari telunjuk.

Ruin of St. Paul Church

Dari reruntuhan St. Paul, ikuti jalan ke atas menuju benteng kuno sisa penjajahan bangsa Portugis. Pemandangan alam di sana cantik banget! Jadi nggak gitu terasa capek naik-naik tangga untuk sampai ke atas benteng. Tapi sebenernya kalo males naik-naik tangga, kita bisa naik eskalator di Museu De Macau, kemudian begitu sampai lantai paling atas, langsung cari pintu keluar ke arah benteng kuno.

Setelah mengunjungi St. Paul dan benteng kuno, gue sempatkan belanja oleh-oleh di pasar yang kita lewati saat berjalan menuju St. Paul. Mulai dari snack khas Macau sampai souvenir, semuanya lengkap tersedia di sini. Dan pastinya, jangan lupa cobain egg tart khas Macau yang rasanya enak banget! Oh ya, buat teman-teman sesama muslim, hati-hati ya, kalo belanja makanan di sini. Gue sempet beli egg roll (sejenis kue semprong) yang ternyata mengandung lemak babi! Udah gitu penjual di sana kayaknya nggak ngerti kalo gue (yang pake jilbab ini) nggak boleh makan olahan babi dalam bentuk apapun. Mereka cuek aja menyodorkan ke gue tester kue yang ternyata mengandung lemak babi tersebut… Sigh…

Selain The Venetian, The Grand Lisboa juga terkenal dengan kecantikan arsitekturnya. Kita bisa sampe ke sana hanya dengan berjalan kaki dari Senado Square. Tadinya, kita berniat numpang bis Grand Lisboa menuju bandara, terus dari bandara naik lagi bis ke The Venetian (Macau itu kecil, jarak antara pusat kota ke bandara itu sangat dekat bila dibandingkan negara lain pada umumnya). Sayangnya, gue lihat di Grand Lisboa, semua orang harus menunjukan semacam karcis supaya bisa naik ke dalam bis. Jadi ya sudah, kita terpaksa naik taksi lagi menuju The Venetian (koper-koper kita masih ada di Venetian).

Setelah mengambil koper-koper di Venetian, kita langsung berjalan kaki menyusuri gedung itu menuju West Lobby, tempat di mana kita bisa menemukan bis gratis menuju terminal ferry. Yup, sudah waktunya kita beranjak menuju Hongkong.

Sampai di terminal ferry, enggak usah bingung… Di sana akan ada orang yang menanyakan apakah kita sudah punya tiket untuk naik ferry. Percaya aja sama orang itu dan ikuti ke mana dia melangkah… Dia akan membawa kita menuju loket resmi penjualan tiket. Setelah beli tiket, tinggal ikuti petunjuk jalan yang ada di sana. Dan pastinya, kita harus terlebih dahulu melewati imigrasi Macau sebelum masuk ke ruang tunggu ferry.

Kalo gue baca di internet, seharusnya ada extra charge untuk koper yang kita bawa. Tapi ternyata, kita bisa bebas membawa koper-koper itu ke atas ferry tanpa dikenakan biaya tambahan. Di dalam ferry, sudah ada ruangan kecil khusus untuk menyimpan barang bawaan kita yang berukuran besar. Taruh saja koper-koper di ruangan itu tanpa perlu disuruh oleh petugasnya.

Overall, kecuali bagian nyasarnya, gue cukup menikmati jalan-jalan di Macau. Pemandangan kota yang sama tidak akan pernah kita temukan di Hongkong. Gue juga suka sama penduduk asli sana. Meskipun tidak bisa bahasa Inggris, mereka akan sekuat tenaga berusaha menolong kita yang sedang nyasar. Sempat ada bapak-bapak di sana yang dengan baik hatinya menuliskan huruf Cina di atas kertas untuk ditunjukkan kepada supir bis, supaya kita bisa sampai di tempat tujuan. Tapi tetap saja, pada akhirnya kita tetap lebih memilih naik taksi, supaya bisa langsung sampe ke tempat tujuan.

Tips buat yang kepingin naik bis umum di Macau… siapkan uang pas sebelum naik bis. Di setiap halte bis, ada daftar rute bis lengkap dengan harga yang harus kita bayar. Saat naik bis, langsung masukkan uang koin ke kotak yang tersedia di sebelah supir. Nah, kalau sampai kita enggak punya uang pas, jangan harap bakal dikasih uang kembalian!

Dua hal yang terlewat pada kunjungan pertama gue ke Macau itu adalah Macau Tower dan pertunjukan The House of Water Dancing. Teman-teman gue nggak mau nonton karena harga tiketnya yang mahal banget. Tadinya gue mau nonton sendiri, tapi gue agak khawatir mereka bakalan nyasar kalo gue tinggal sebentar untuk nonton pertunjukan itu. Well, kalo mitos koin di Venetian itu benar, maka di kunjungan berikutntya, gue nggak akan lagi melewatkan Macau Tower dan water dancing itu. See you later Macau!