Apa Hubungannya Traveling dengan Pencarian Jati Diri?

Satu minggu sebelum keberangkatan gue ke Norway-Iceland yang baru saja berakhir kemarin siang, bos gue di kantor cerita dulu dia pernah berhenti kerja, jual mobil, dan pergi keliling South America. Dia bilang pada saat itulah dia merasa menemukan jati dirinya.

Cerita dia itu mengingatkan gue dengan popular quote dari David Mitchell yang satu ini, “Travel far enough, you meet yourself.”

Nah, pertanyaannya: memang apa hubungannya sih antara traveling dengan pencarian jati diri?

Beda orang bisa jadi beda jawabannya, tapi berikut ini jawaban pribadi yang gue tulis berdasarkan pengalaman gue pribadi juga.

Traveling membantu kita berpikir lebih jernih

Melepaskan diri dari kegiatan rutin sehari-hari memberikan diri gue ruang untuk berpikir lebih jernih. Fokus gue tidak lagi soal deadlines, konflik dengan keluarga, dan lain sebagainya. Saat traveling, isi pikiran gue menjadi lebih jernih, lebih fokus pada diri gue sendiri, dan lebih terbebas dari opini-opini orang lain di sekitar gue yang secara tidak disadari bisa membuat gue berusaha untuk menjadi orang yang diinginkan oleh orang lain dan bukan orang yang gue inginkan untuk diri gue sendiri.

Traveling menguji batas toleransi kita

Traveling ke tempat yang luar biasa asingnya buat kita itu akan sangat menguji kesabaran. Nyasar di jalan, ketinggalan kereta, hampir kehabisan uang dan lain sebagainya. Belum lagi konflik-konflik sepele yang bisa terjadi antara kita dengan teman-teman seperjalanan. Semua itu sudah membantu gue untuk mengenali batas toleransi gue; apa yang masih bisa gue maklumi serta apa yang jelas-jelas tidak akan pernah bisa gue terima. Jika sudah demikian, pengambilan keputusan penting di masa yang akan datang akan jadi terasa lebih mudah untuk gue lakukan.

Traveling mengajarkan kita cara-cara ajaib untuk bisa survive sepanjang perjalanan

Contohnya? Gue belajar cara menghemat energi yang paling cocok buat gue dari serangkaian trip yang pernah gue lakukan. Dari situ gue jadi tahu batasan aktivitas fisik yang boleh dan tidak boleh gue lakukan. Gue juga jadi belajar bagaimana cara yang paling efektif untuk meredakan emosi gue (kebanyakan marah-marah bikin trip jadi tidak menyenangkan dan buat gue itu sama saja dengan buang-buang uang, hehe). Pelajaran yang sama lalu gue terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan seringkali mendatangkan manfaat untuk diri gue ini!

Traveling membantu kita untuk menemukan apa yang kita suka dan apa yang kita tidak suka

Hidup ini menawarkan banyak banget pilihan dan traveling udah membantu gue untuk mengenali hal-hal apa yang kemungkinan besar akan gue suka atau tidak akan pernah gue sukai. Kenapa bisa begitu? Karena ada banyak banget keputusan yang harus gue ambil sebelum dan saat pergi jalan-jalan. Harus memilih tempat yang akan didatangi, harus memilih akomodasi dan alat transportasi, belum lagi pilihan yang harus gue buat di tempat saat terjadi hal-hal yang tidak gue perkirakan sebelumnya. Berkat semua itu, mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari juga jadi terasa jauh lebih mudah! Buat apa gue buang-buang waktu mencoba sesuatu yang gue tahu tidak akan pernah gue sukai? Ada kalanya gue tetap mencoba hal baru, tapi tetap ada batasannya. Membuat pilihan yang tepat itu rasanya benar-benar menyenangkan! It feels like my time has been very well spent!

Traveling membuat wawasan gue jadi jauh lebih luas

Saat jalan-jalan, gue banyak melihat, merasakan, dan mempelajari hal-hal menarik yang tidak pernah gue ketahui sebelumnya. Hal ini pada akhirnya bukan cuma memberikan wawasan baru buat gue, tapi juga perspektif atau sudut pandang baru atas berbagai hal yang sedang terjadi dalam hidup gue ini. Hal ini juga yang kemudian membantu gue untuk mendefinisikan diri gue sendiri (misalnya, siapa gue, seperti apa sifat gue, dsb…).

Jadi benar deh, traveling itu pada akhirnya memang bukan cuma sekedar pulang dengan cerita dan foto-foto bagus saja, tapi juga tambahan keyakinan soal siapa diri kita ini. Sudah beberapa kali traveling tapi masih belum pernah merasakan apa yang gue rasakan? Mungkin, traveling-nya masih kurang sering, masih kurang jauh, atau, jumlah travelmate-nya terlalu banyak. Coba deh sesekali traveling sendirian ke tempat yang agak jauh; itu trip pertama gue yang akhirnya membantu gue menemukan jati diri gue ini.

Enjoy your vacation and hope you’ll come home with a new real you inside!

My Ultimate Travel Goals

Dari begitu banyak tempat yang ingin gue datangi, berikut ini Top 10 yang belum kesampaian! Semoga gue diberikan cukup umur dan juga cukup waktu untuk mewududkan semuanya. Doakan yaa!

  1. Japan in winter, pengen mampir ke Shirakawa-go saat sedang turun salju dan Jigokudani (mau lihat monyet salju sedang berendam air panas!)
  2. Iceland in winter, pengen coba masuk ke ice cave (mesti kuat dingin!), berendam di Blue Lagoon (di sini boleh pake muslim swimsuit kok), dan pastinya, pengen kejar aurora juga. November tahun ini, insyaallah πŸ™‚
  3. France in summer, terutama karena kepingin foto di ladang bunga lavender saat sedang mekar-mekarnya! Pengen juga hire professionals photographer untuk berfoto dengan Eiffel sebagai backdrop dari berbagai angles! Gue sampe udah simpan beberapa referensi foto untuk nanti berfoto di sana, hehehe;
  4. Foto sambil pangku bayi panda di Chengdu, Cina. Kalau mau, ada juga program volunteer berbayar untuk satu hari penuh. Peserta volunteer bertugas mulai dari bersih-bersih dan kasih makan panda-panda di sana! Aktivitas wajib buat pencinta panda!
  5. Berfoto di tengah gurun pasir yang gede. Foto di tenda dan foto naik unta juga. Waktu ke Arab, cuma sempat foto di sebelah unta dan ukuran gurun pasirnya termasuk kecil banget! Belum good enough untuk centang bucket list gue, hehehehe;
  6. Naik balon udara mengelilingi Cappadocia Turkey dan The Grand Canyon US (kalo nanti main ke US, bolehlah sekalian lihat Niagara Falls, naik ke Empire State Building, dan nonton Broadway);
  7. Pergi ke Maldives bareng sama future husband. Maldives ini udah lama jadi satu-satunya tempat yang nggak akan gue datangi tanpa pasangan. I just don’t think it’s suitable for a trip with friends, isn’t it?
  8. Going back to Santorini, ini juga mesti sama si future husband, hehehehe;
  9. Mampir ke Venice, Italia. Dan ya, ini juga kalo bisa sih pergi sama si future husband gue itu (semoga tulisan ini nggak bikin siapapun orangnya keluar keringat dingin, hehehehe);
  10. My final goal: lihat polar bear di habitat aslinya. Ini bisa dilakukan via Canada, Greenland, Rusia, atau Norway. Pengen juga sekalian foto-foto di rumah igloo yang masih asli (penasaran pingin ngerasain bagian dalam rumahnya). Sebelum datang ke sana mesti latihan tahan dingin dulu nih!

What Kind of Traveler Am I?

What kind of traveler am I? Sea girl, city, mountain, or what? I would say; I’m down with everything.

I always love the blue sea, the corals surrounded by colorful fishes, the sounds of the waves and the clear blue sky! The best sea I’ve been? No doubt: Santorini Greece! The best white sandy beach? I’d still say Phi-phi island, Thailand. And the best underwater? Menjangan and Belitung, both in Indonesia. I can barely wait for my upcoming trip to Gili Trawangan next week!

I also love the mountain breeze. The sounds of the river, birds, and the crickets at night! And I’ve never been in any place compares to Ubud, Indonesia. It’s just the best!

Now let’s talk about the cities. The skyscrapers, the exquisite architectural design, and of course, the shopping town! My favorite? Singapore. Tokyo is too crowded, Seoul’s smell is a bit too strong to me, and Hongkong is good, but it’s hard to find decent halal food (not to mention the affordable ones). The next big city I’m planning to explore is Paris. Not only the cities, I’m also planning to live and explore the villages in France too!

Other than the modern vibes of the cities, I’m also enjoying the heartwarming traditional and religious sites. The best one is of course Kabah in Mekah. Being there somehow made me feel like coming home! Umraj is definitely different with any other trip I’ve ever had. The mosques in Turkey are also lovely and I love them too. From other religions, the golden shrine in Kyoto is beautiful and the monasteries in Meteora Greece are mind blowing!

What about the activities? Oh I love doing so many things a trip has to offer.

I can spend all day in an amusement park. I’ll be there before it opens and I’ll only leave after it closes. The best amusement park? Universal Studio, Singapore. Disneysea Tokyo at the second place. I always love every amusement park I’ve ever been though. I’m even a big fan of Dufan Jakarta! Can’t wait for my first visit to Disneyland Paris end of this year!

Next up is shopping. It’s common to me to spend one whole day just to shop from one place to another. From traditional markets (the best one: Ladies Market, Hongkong and Damnoen Saduak, Thailand) to air conditioned shopping malls (my favorite: Platinum Fashion Mall, Thailand), and of course, the outlet for branded items: one in Johor Bahru Malaysia, Gotemba Japan, and Citygate Hongkong. Now I look forward to visiting La Valee Village in France!

Now let’s go to the museums. I’m that kind of person who takes my times in a museum. I enjoy reading every passage in Andrea Hirata museum, Belitung Indonesia, or reading all stories behind the heartbreaking pictures in Saigon war museum. And one more thing: the cutest Teddy Bear museum in Jeju (speaking of Jeju, it reminds me to other museum for adults, hehehehe). I love museum so much I’m planning to buy three days Museum pass in Paris! I’m pretty sure it will be the greatest museum experience ever!

And not to be missed: watching the live show! From traditional show in Greece (the Greek wedding live show!) or Japan (you know, the geisha apprentice show), until ladyboy cabaret show in Phuket. The funniest I’ve watched: Nanta Show, South Korea. The most breathtaking: between The House of Dancing Water in Macau and Phuket FantaSea in Thailand. Coming up next: Moulin Rouge cabaret show in France!

Finally, here’s one activity that I always love to do wherever and whenever I go: taking pictures and having fun with it. At first, I only loved to let someone else taking pictures of me, but lately, I also enjoy taking selfies and many other random pictures with my phone. It’s really the best camera phone ever!

See? There is no short answer to the question I wrote in this blog title! Or if I really have to describe my traveling type in a few words, here is my answer: I am simply a happy traveler πŸ™‚ And by the way, I know that I mentioned France a couple of times in this post, and that’s only because I know that I’m gonna love every day I spend in that country!

I’m still looking for a travel mate by the way. Join me? Hehehehe.

 

My France Trip Itinerary (Wanted: Travelmate!)

Awalnya, gue pengen pergi ke Prancis akhir bulan November sampai dengan awal bulan Desember (2 weeks trip). Ceritanya kan, sekalian ulang tahun di sana, hehehehe. Pertimbangan lainnya, periode ini termasuk ideal untuk bisa cuti dan cuacanya juga masih acceptable buat gue yang enggak suka sama summer heatΒ (kalo kepanasan, muka gue jadi oily dan kelihatan kurang bagus saat difoto, hehehehe) tapi enggak sanggup juga handle temperatur di bawah 3Β derajat celcius (hidung berair, muka pucat, tangan serasa kebas… ndeso banget deh pokoknya :p ).

Tapi ternyata… boat tour di Gorge du Verdon (canyon river yang keren banget itu!) hanya buka di summer season saja. Belum lagi lavender dan bunga matahariΒ di daerah Provence yang juga hanya mekar si musim panas saja… Jadilah gue kepikiran untuk reschedule tiket pesawat gue dari November ke akhir Juni (berangkat di hari ke duaΒ Lebaran). Jika harga reschedule tiket gue ini masih masuk akal, maka berikut ini itinerary gue!

June 27, landed on Paris and go straight to Aix en Provence

Istirahat sebentar, mandi + dandan, lalu jam 2 siang langsung ikutΒ group tourΒ ke ladang lavender dan bunga matahari!

Β June 28, visit Verdon Gorge!

Verdon Gorge ini salah satu places to visit before I die, ini pula sebabnya gue relakan bayar extra money hanya untuk ganti tanggal tiket… Gue pengen banget naik boatΒ  (yang biasanya warna putih itu) menyusuri canyon-nya!Β Selain mengunjungi Verdon canyon, itinerary-nya juga termasukΒ Lake of Sainte-Croix,Β Moustiers-Ste-Marie, Manosque, dan sekalian mampir ke pabriknya L’occitane (gue suka banget sama produknya, dan katanya mereka jual di sana dengan harga lebih murah!).

June 29, Camargue

Awalnya tidak terpikir untuk datang ke sini, tapi secara sudah jauh-jauh ke Provence, jadi sekalian saja! Main destination?Β Lihat burung flamingo di bird park-nya!

June 30, explore Luberon Village

Katanya sih, Luberon Village ini salah satu desa yang paling cantik di Prancis. Check the pictures below!

July 1, go back to Paris and visit Versailles

Agenda di hari ini gue bikinΒ agak santai… hanya Versailles Palace dan sekitarnya saja, secara istana ini sebetulnya sudah lumayan besar, apalagi jika mau keliling tamannya juga. Oh ya, rencananya gue mau sewa sepeda untuk berkeliling di sini!

July 2, explore Colmar & Eguisheim

Agenda di hari ini lebih ke jalan-jalan santai, foto-foto, dan naik boat di Little Venice-nya. Kenapa gue kepingin datang ke sini? Check the pictures below!

Note: Eguisheim itu desa yang menginspirasi desanya Belle di Beauty and the Beast lho.

JulyΒ 3,Β Loire Valley

BertemaΒ castle trip, di hariΒ ini gue akan berkunjung ke Loire ValleyΒ yang dalam bayangan gue, rasanya akan seperti melangkah ke dalam cerita dongeng! Chambord; salah satuΒ castleΒ di wilayah ini dulunya merupakan bangunan yang menginspirasi kastilnyaΒ Beauty and the Beast!Β CastleΒ yang ingin gue kunjungi di antaranya Chambord,Β Chenonceau, dan Amboise.

April 4, Disneyland!Β 

Di Paris ini, ada dua Disney parks yang berbeda: Disneyland Park dan Walt Disney Studios Park. Awalnya kepingin datang ke dua parks sekaligus, tapi setelahΒ lihat-lihat isiΒ attractions-nya, gue lebih pilih untuk hanya datang ke Disneyland Park-nya saja. I always love Disneyland and I’m sure I’m going to love this one too!

JulyΒ 5, Eiffel (finally!) &Β Louvre

Di hari ini, gue punya agenda pribadi buat hire professional photographer selama 4 jam. Backdrop-nya apa lagi kalau bukan Eiffel tower! Gue udah punya beberapa photo spot yang gue mau dan rencananya, fotografer ini akan gue bawa naik cruise-nya (kalau perlu sekalian naik sampai ke atas Eiffel Tower-nya juga), supayaΒ hasil fotonya jadiΒ variatif, hehehehe.

Setelah photo session,Β gue akan beranjak keΒ Louvre.Β Gue bukan tipe orang yang senang buru-buru saat berkunjung ke museum. I will take my time, as long as I like. Itu sebabnya, agenda gue di hari ini cukup hanya 2 tempat saja.

JulyΒ 6, Notre-Dame danΒ MontmartreΒ 

Dua tempat ini kayaknya termasukΒ must visitΒ saat di Paris. I’ll give it a try!

Malam harinya, gue mau nonton setidaknya satuΒ cabaret show di Paris, tapi masih ragu-ragu mau nonton yang mana. Tadinya mau nonton Moulin Rouge, tapi kok pake ada penari topless segala ya? Udah terlalu touristy juga cabaret show yang satu itu. Ada rekomendasi? Let me know!

July 7-8, no idea (just yet!)

Seriously, I still have no idea what to do for these two daysΒ πŸ˜€ Please leaveΒ comments if you have any suggestion!

July 9, shopping day!

Hari terakhir di Paris akan gueΒ mulai dariΒ Champs-Γ‰lysΓ©es untuk acara belanja plusΒ foto-foto sebentar di depan Arc de Triomphe. And yes, of course I’m going to visit Louis Vuitton store!Β Ini juga kan salah satuΒ things to do before I die πŸ˜€Β Agak shallow sih emang, hehehehe. Udah lama naksir hatbox-nya LV, semoga jadi kebeli! Selain itu, gue juga mauΒ hunting toko parfum yang ada di novel/film Me Before You itu lho, hehehehe.

Di hari ini, gue berencana pulang ke hotel agak lebih awal untuk packing dan juga untuk tidur lebih cepatΒ supaya tidak ketinggalan pesawat besok paginya.

P.s.: Tergoda lihat foto-foto yang gue posting di atas? Ikut yuk! Gue masih cari teman jalan nih, hehehehe.

Mana Yang Lebih Baik? Traveling Mandiri atau Ikut Group Tour?

Cukup banyak orang yang bertanya sama gue… Mana yang lebih baik antara traveling mandiri (segala-galanya serba urus sendiri) dan ikut group tour (tinggal bayar dan terima beres saja)? 

Sebetulnya, pilihan untuk traveling itu tidak terbatas pada dua hal itu saja lho. Masih ada beberapa pilihan lainnya, dan masing-masing pilihan punya kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Tinggal disesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan budget kita saja.

Berikut ini 4 pilihan yang pernah gue coba sendiri lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing (gue urutkan mulai dari pilihan yang paling affordable). Kota atau provinsi yang gue sebutkan di bawah ini juga hanya terbatas pada destinasi yang pernah gue kunjungi sebelumnya. 

100% mandiri

Tiket pesawat, penginapan, itinerary, semuanya serba diurus sendiri. Sesampainya di kota tujuan, kita berkeliling menggunakan alat transportasi umum atau mengendarai kendaraan sewaan dengan bermodal Google map saja.

Kelebihan: Paling murah dan paling fleksibel jika dibandingkan pilihan lainnya. 

Kekurangan: Paling rawan stres (termasuk karena nyasar di jalan), paling menguras energi, dan paling menyita waktu untuk trip preparation.

Contoh kota yang ideal untuk pilihan ini: Singapura, Bangkok, Kuala Lumpur, Hong Kong, Macau, Tokyo, Kyoto, Osaka, Hakone, Seoul, Saigon, Athens. Kesamaannya? Sama-sama memiliki alat transportasi umum yang memadai.

Urus tiket pesawat dan hotel sendiri, lalu ikut group tour di negara tujuan

Biasanya, gue mengambil pilihan ini saat solo travel (supaya ada yang fotoin, hehehe), atau saat tur yang gue inginkan bersifat cruise trip atau island hopping. Secara sewa satu boat untuk kita sendiri itu sangat-sangat mahal, maka ikut group tour udah jadi pilihan yang paling masuk akal buat gue.

Kelebihan: Bebas nyasar! 

Kekurangan: Tetap tidak fleksibel secara semua group tour pasti sudah ada fixed itinerary-nya.

Contoh destinasi: Guilin, Phuket, Mykonos, Santorini, Belitung, Bali, Karimunjawa.

Ikut satu group tour sejak awal sampai akhir

Tipe tur yang sangat memanjakan pesertanya. Sampai urusan visa dan check-in di bandara juga bisa dibantu oleh penyelenggara tur. Pokoknya kita tinggal terima beres saja! Kita bahkan enggak usah pusing mau makan di mana (termasuk saat harus cari makanan halal). 

Kelebihan: Cocok buat keluarga dengan anak-anak (apalagi kalau ada lebih dari satu anak!) atau orang tua lanjut usia. Cocok juga buat traveler yang terlalu sibuk bekerja, atau ideal juga untuk solo traveler (supaya ada teman ngobrol). 

Kekurangan: Mahal (harga yang sama bisa dapat lebih banyak tempat jika kita pergi traveling mandiri), tidak fleksibel, dan biasanya, terpaksa ikut ke tempat belanja yang tidak kita inginkan.

Destinasi: Bisa di mana saja. Group tour yang pernah gue ikuti: Arab (Umrah plus side trips), Istanbul, Bangkok-Pattaya-Hua Hin, Belitung.

Urus tiket pesawat dan hotel sendiri, lalu sewa kendaraan di kota tujuan sepaket dengan supirnya

Biasanya, gue ambil option ini di pulau-pulau yang transportasi umumnya kurang memadai sedangkan lokasi pariwisatanya tersebar di beberapa titik yang berjauhan. 

Kelebihan: Nyaman, bebas nyasar (kecuali jika kita salah pilih supir) tapi tetap fleksibel dalam hal pemilihan itinerary. Kita bahkan bisa berdiskusi dengan supir soal isi itinerary kita itu.

Kekurangan: Paling mahal.

Destinasi: Jeju, Meteora, Bali, Lombok, Johor Bahru, Phuket.

My Upcoming 2017 Trip

Belum sampai sebulan pertama di tahun 2017, gue udah beli semua tiket pesawat untukΒ tripΒ gue sepanjang tahun 2017 ini. Ke mana saja? Check this out!

Bangkok-Pattaya

Emang sih, gue udah pernah beberapa kali pergi ke Thailand sebelumnya, tapi kali ini, gue perginya bareng sama kedua ortu gue. Selain itu kebetulan,Β ada lumayan banyak tempat diΒ itineraryΒ mereka yang belum pernah gue datangi sebelumnya. Pattaya, Hua Hin, dan Santorini Park! Tipe tur santai secara udah adaΒ travel agentΒ yang mengatur semuanya!

Lombok

Dulu banget, gue pernah diajak berlibur ke Lombok sama keluarganya tante gue, tapi saking lamanya, gue benar-benar sudah lupa apa saja yang gue lihat dan tempat apa saja yang dulu gue kunjungi selama berlibur di Lombok. Jadi ya sudah, saat si Mami bilang kepengen banget pergi liburan ke Lombok, jadilah gue ajak Papi-Mami berlibur ke Lombok! Kali ini barengan sama Arfa (si ponakan kesayangan!) ditambah satu sepupu cewek gue. Can’t wait to see you, Gili and Rinjani!

Bali

Yang satu ini, gue pergi bareng teman-teman SMA. Kita dapat tiket promo seharga 700.000 saja! Kangen banget sama Ubud, terutama sama magical spa-nya! Spa di atas rumah pohon yang menghadap ke hamparan sawah dan sungai di bawah sana, semilir angin, suara burung, dan udara yang sejuk… What can be better than that? Selain faktor kangen Ubud, gue jugaΒ excitedΒ karena akan jalan bareng lagi sama teman-teman kesayangan di SMA dulu! We’re gonna have a lot of fun!

Prancis

Kalo kata Dalai Lama, kunjungi satu tempat baru setidaknya satu kali dalam setahun. Nah, untuk tahun ini, gue memilih Prancis untuk big trip of the year! Secara ini masih akan jadi kunjungan pertama gue, objek wisatanya tentu tidak jauh dari Paris dan sekitarnya. Di luar itu, gue juga kepingin pergi sampai ke Colmar dan juga Provence. Untuk yang satu ini, gue masih cari teman jalan (ya, gue nekad beli tiket pesawat walau masih sendirian saja, hehehehe). Tertarik? Leave a comment and I’ll reach you out!

2017 is going to be awesome!

I’m Beyond Blessed!

Setelah menghabiskan 6 malam di kota Hangzhou (I’ll write more about that later), akhirnya gue kesampaian menginjakan kaki di kota Guilin, China. Rencananya, besok gue akan mengunjungi Li river yang terkenal indahΒ itu!

Sesampainya di Guilin, seperti biasa, gue langsung norak foto-foto ruangan kamar gue. Gue udah bayar sedikit lebih mahal buat dapetin kamar dengan balcony dan juga kamar mandi menghadap ke sungai, rugi banget kalo enggak didokumentasikan. Sesuai prinsip auditor pada umumnya;Β not documentedΒ not done, hehehehe.

Selesai foto-foto, gue langsung retouch dan naik ke sky garden buat early dinner. Udah hampir jam 6 sore tapi gue baru sempat makan besar! Tadi pagi gue sibuk hunting foto di Hangzhou, lanjut meeting sebentar di kantor Alibaba (plus sempat-sempatnya belanja oleh-oleh di office complex-nya Alibaba), lalu setelah ituΒ terjebak macet 2 jam diΒ perjalanan menuju airport. Untunglah pesawat gue delay, jadi sempat makan cheesecake dulu di restaurant kecil di dalam bandara.

Begitu naik ke sky garden hotel gue di Guilin ini, gue langsung terpukau! View-nya malah lebih bagus daripadaΒ terasΒ kamar gue itu. Sungainya, pepohonannya, ditambah suara jangkriknya!

Setelah puas ambil banyak foto pemandangan, gue pesan makan. Ini agak tricky secara sangatΒ susah cari makanan halal di Cina ini, jadi sudahlah, gue pesan cream soup dan garlic bread saja. Sambil menunggu, gue sempat-sempatnya minta tolong mbak penjaga restoran buat ambilin foto gue! πŸ˜€ Dan si mbak ini niat banget lho bantuin fotonya. Dia foto gue dari berbagai angle yang dia anggap bagus. I like it!

Saat makanan datang, tentu makanannya gue foto dulu. Setelah itu langsung gue makan, dan nggak disangka-sangka, rasa supnya enak banget! Garlic bread-nya juga gurih dan terasa pas menyatu dengan cream soup-nya. Sambil makan, pandangan mata gue tidak bisa lepas dari pemandangan di depan sana. Hembusan angin, suara alam sekitar, dan rakit bambu yang melintas di sungai di bawah sana membuat acara makan malam gue jadi terasa sangat berbeda. Saat itulah, dalam hati gue berpikiran, “I am beyond blessed! This is exactly the life I’ve been dreaming of.”

7I’ve been spending a lovely week this week. Mengunjungi tempat baru, ketemu orang-orang baru, tinggal di dua hotel yang sangat fotogenik! Memang capek karena jadwal kerja di sini padat banget, tapi toh, gue masih sempat menghabiskan akhir pekan untuk acara jalan-jalan. What can be better than such a job like this? πŸ˜‰

Emang sih, hidup gue ini banyak banget rintangannya. Tanggung jawab besar, tekanan besar, stres dan deadline yang tidak pernah ada habisnya… Belum lagi permasalahan pribadi yang terkadang membuat gue bertanya-tanya sama diri gue sendiri, “Did I do something wrong?” Memang tidak mudah menjalani keseharian gue, tapi, rasanya betul-betul menyenangkan! IbaratnyaΒ prinsip investasi, higher risk, higher return,Β heheheheΒ πŸ˜‰

Di saat hati gue sedang terasa luar biasa damainya, eeh, tiba-tiba di depan gue ada orang asyik pacaran! Si cowok sibukΒ mengambil gambar pasangannya, pakai kamera SLR, dan si cewek sibuk berpose secantik-cantiknya. Mereka kelihatan serasi, dan gue betulan ngerasa iri! Duh duh duh, manusia emang nggak pernah ada puasnya :p Sambil senyum-senyum sendiri melihat sepasang muda-mudi itu, dalam diam gue berbisik sama diri gue sendiri, “Someday, I’ll have my turn too.”

Sometimes, all that you really need is simply a break. Away from your own everyday life. Meet the strangers, get lost in some new places, have some times alone just to figure out the next big thing in life. When you finally find your peace in your getaway, you’ll eventually realize how grateful you are with the life you’ve been living in. At least, that’s exactly what I feel right in this moment.

Thank God for this decent life! Again, I’m beyond blessed! πŸ™‚

Another Solo Traveling Will Be Fun!

Tiba-tiba, gue teringat dengan solo travel gue di 2 hari pertama gue di Greece September tahun lalu. Dan tiba-tiba pula, mumpung masih single, gue kepingin Β sekali pergi traveling sendirian. Ke Eropa. Kenapa Eropa? Karena menurut gue, berlibur ke Eropa itu betul-betul paling terasa nuansaΒ traveling ke negeri asingnya. Budayanya, penduduknya, gaya arsitektur dan tata kotanya…

Lalu apaΒ menariknya traveling sendirian? Banyak!

Gue pernah ngobrol akrab dengan supir taksi yang gue book seharian untuk keliling Kalambaka, Greece. Banyak obrolan menarik yang tidak akan terjadi jika saat itu gue tidak sendiri secara bisa jadi gue akan lebih banyak ngobrol dengan teman gue sendiri. Asyiknya lagi, si supir taksi ini senang banget fotoin gue di begitu banyak tempat yang fotogenik. He insisted me to jump to a cliff just to get a stunning picture and I’m glad he did! Foto-foto hari itu udah jadi salah satu koleksi foto paling keren yang pernah gue punya.

Di Kalambaka itu gue sempat juga ikut tur bareng travel agent resmi, berbaur dengan satu keluarga asing lainnya. Gue banyak ngobrol dengan mereka, banyak ngobrol dengan tour guide-nya, bahkan, gue dan si tour guide berlanjut berteman di beberapa social media.

Satu malam di Santorini juga sempat gue habiskan sendirian. Gue pergi nonton live show yang tidakΒ diminati teman seperjalanan gue. Melihat gue hanya duduk sendiri, sekelompok wanita paruh baya dari US mengajak gue untuk bergabung dengan meja mereka. Gue pun menghabiskan sisa malam dengan bernyanyi dan bertepuk tangan bersama dengan mereka.

Kembali lagi ke Kalambaka, di kereta pulang menuju Athens, gue sempat duduk satu coach dengan cowok asal Dubai. Cowok yang jago banget flirting kalo menurut gue. Baik, lucu, dan sangat membantu gue dengan koper gue yang super berat itu. Holiday fling? Bisa jadi. Dan gue sangat menikmatinya! Ngerti kan sekarang, kenapa gue ingin traveling sendirian mumpung gue masih single? Hehehehe.

Segera setelah ide itu muncul di benak gue, gue langsung sibuk menyusun rencana.

Gue ingin menghabiskan lebih banyak waktu di Paris dan sekitarnya. Gue ingin mewujudkan salah satu things to do before 30-nya gue: beli satu tas LV langsung di butik Paris! Gue naksir berat sama hat box-nya LV yang sepertinya tidak dijual di Jakarta.

Kemudian gue ingin mampirΒ sebentar ke Italia, Spanyol, dan Jerman untuk meet up dengan mantan teman-teman sekantor yang pernah kerja diΒ Lazada. Sudah waktunya memanfaatkan privilege kerja di perusahaan multinasional yang banyak ekspatnya, hehehe. And it’s gonna be fun to catch up with them again after long time no see!

Kemudian masalah foto-foto. Tadinya gue pikir, rugi pergi jauh ke Eropa kalo nggak ada teman yang bantu fotoin gue. Tapi sekarang gue sudah punya solusinya! Gue bisa sewa 1 travel photographer untuk 1 sampai 2 hari penuh! Mereka itu penduduk lokal yang khusus menangani turis-turis asing. Mereka pasti lebih tahu tempat-tempat menarik untuk berfoto!

Aaaah, it sounds so exciting, right? Masalahnya cuma satu… Jatah cuti gue tahun ini sudah habis! 😦 I think I’m gonna spend the next few weeks to figure out how to make it happen before I turn 30 November this year, hehehehe.

Apa Salahnya Membelikan Oleh-oleh?

Berawal dari baca satu tulisan di blog lain, gue jadi gemas sendiri. Penulis blog itu rupanya benci sekali kalau diminta oleh-oleh. Personal preference, memang. Sifatnya memang tidak wajib untuk membelikan oleh-oleh. Tapi maksud gue, perlu sampai sebegitu lebaynya nggak sih? Bisa jadi, orang ngomong begitu (baca: minta oleh-oleh) hanya sekedar reaksi spontan saja lho. Andai gue ini temannya si penulis blog, gue pasti jadi sangat-sangat tersinggung baca tulisan dia itu. Gue pribadi betul-betul tidak ada niat jelek kalau sesekali kelepasan minta oleh-oleh. Tapi kok kesannya kayak dosa besar banget gitu.

Kemudian sampai lah gue pada judul tulisan di blog gue sendiri… Memang apa salahnya sih, membelikan oleh-oleh? Bukannya gue mau riya atau pamer sih yaa, tapi gue sendiri malah tipe orang yang senang menanyakan, “Mau dibawain oleh-oleh apa?”

Setiap kali gue hendak pergi jalan-jalan, gue selalu mengajukan pertanyaan itu ke teman-teman dan keluarga dekat gue.

Kenapa demikian?

Bukan karena kebanyakan uang (gue udah mulai melakukan hal itu sejak masih pergi traveling dengan uang pas-pasan), bukan pula gue kurang kerjaan (jadwal selama traveling sudah pasti luar biasa padatnya!), tapi karena gue senang membuat orang lain senang.

Waktu kecil dulu, gue paling senang saat dibelikan oleh-oleh, terutama kalau dari luar negeri. Meski hanya barang gratisan, meski hanya sebuah gantungan kunci, gue bangga banget pake oleh-oleh itu tiap kali ada kesempatan.

Norak? Memang. Semua orang pastilah pernah melewati masa-masa norak seperti itu, bentuknya saja yang berbeda-beda. Terlebih lagi, gue memang baru pertama kali pergi ke luar negeri sejak gue mulai punya uang sendiri. Mungkin itu sebabnya, dulu gue jadi norak pakai barang-barang yang dibelikan orang lain dari luar negeri.

Dan tahukah kamu? Barang-barang gratisan itu pula yang kemudian memotivasi gue, “Suatu hari, gue harus bisa pergi ke sana!”

Gue masih ingat betul kegembiraan yang gue rasakan tiap kali menerima oleh-oleh dari teman dan saudara. Kemudian sekarang, saat Tuhan memberikan rejeki yang cukup untuk gue pergi melihat dunia, gantian gue ingin memberikan kebahagiaan yang sama untuk orang lain. Gue harap, mereka juga merasakan kegembiraan yang dulu pernah gue rasakan saat berada di posisi sebaliknya.

Give as much as you can, and you’ll be surprised how lifeΒ will give it back to you as the returns.

Someday, I Will Go Back to Santorini

Berawal dari nonton film The Sisterhood of Traveling Pants, gue jadi ingatΒ sesuatu: gue belum selesai memenuhi janji gue kepada beberapa teman dan keluarga untuk menulis tentang perjalanan gue ke Yunani, hampir tiga bulan yang lalu. Saat nonton film itu pula, gue tidak hentinya berteriak di dalam hati…

β€œOh my God! I’ve been there! The port! The old church! The blue domed church! The caldera!”

β€œLook at that beautiful blue sea!”

β€œLena gets jealous seeing people are dating around? Same with me! Couples were everywhere back there!”

And of course, β€œSomeday I’ll be back to Santorini!”

Norak? Memang. Yunani terlalu berkesan sampe bikin gue susah move on, hehehehe.

Setelah satu tulisan tentang Meteora, kali ini gue lompat ke Santorini (harusnya Mykonos duluan, tapi itu nanti saja lah ya). Gue berangkat naik speed boat dari Mykonos dan sudah sampai ke Santorini hanya dalam waktu dua jam saja. Dan seperti yang banyak diceritakan oleh blogger lainnya, Santorini sudah tampak memukau mesti kapal baru saja hendak merapat. Jadi siap-siap pegang kamera!

Apa yang membuat Santorini begitu istimewa? Sudah tentuΒ deretan rumah putih di sepanjang caldera di pinggir laut yang luar biasa birunya itu! Begitu turun dari kapal dan naik ke dalam mobil, gue langsung duduk merapat ke jendela dan tidak lepas memandangi indahnya laut biru di depan mata. Seriously, I just never saw such a blue color of the sea!Β Betul-betul pemandangan yang tidak akan terlupakan!Β 

Begitu sampai di halaman parkir yang paling dekat dengan hotel, gue sempat deg-degan. Gue tiba di Santorini dalam keadaan cedera karena jatuh dari sepeda di Mykonos, sehingga wajar saja jika bayangan harus naik-turun tangga menuju hotel jadi sebegitu menakutkannya. Bagaimana kalau gue harus melewati sampai 100 anak tangga???

Serius deh, buat yang ngerasa bermasalah dengan naik-turun tangga, sebaiknya pilih penginapan yang lokasinya di pinggir pantai. Menginap di caldera berarti siap capek naik-turun tangga. Coba baca dulu reviews dari pengunjung terdahulu tentang jumlah anak tangga menuju hotel yang kamu pilih. Lalu bagaimana dengan hotel yang gue pilih? Syukurlah, gue masih selamat meski harus jalan terpincang-pincang… Gue tidak hitung berapa jumlah tangganya, tapi gue yakin masih kurang dari 100, hehehehe.

Lupakan jumlah anak tangga, menginap di pinggiran caldera itu sangat WORTH it. Memang mahal, tapi dijamin tidak akan menyesal! The Aegean seas are right at your door step! How can’t it worth the money and the effort to survive the stairs? Berikut ini pemandangan persis di depan kamar gue! Dan bayangkan pagi-pagi duduk di teras sambil menikmati sarapan atau makan malam sambil melihat sunset… It’s definitely priceless!

Satu hal lagi yang wajib kamu coba saat berlibur di Santorini: menginap di cave house! Jadi dulunya, warga Santorini memang suka membangun rumah di dalam goa supaya terlindung dari bencana alam. Goa tradisional itu pula yang kemudian direnovasi menjadi modern hotels yang bisa kita tinggali. Ceiling-nya memang rendah dan ruangannya cenderung sempit, tapi justru di situ keunikanannya! Lagi-lagi, jatuhnya memang lebih mahal, tapi sudahlah, anggap saja pengalaman sekali seumur hidup. Susah juga menahan godaan untuk menginap di tempat yang biasa-biasa saja saat di Santorini. Semakin sering gue browsing, semakin gue melonggarkan budget hanya untuk biaya penginapan πŸ˜€

This slideshow requires JavaScript.

Lalu apa saja aktivitas yang bisa kita lakukan selama di Santorini? Ada banyak! Selain berkunjung ke Oia Village, gue juga sempat ikut day cruise dan nonton pertunjukan White Door Theater. Semuanya akan gue ceritakan di post yang terpisah.

Satu hal yang ingin gue lakukan tapi tidak jadi terlaksana apa lagi kalau bukan walking tour Fira-Oia! Terpaksa batal karena kaki cedera itu 😦 Padahal dengar-dengar, banyak foto bagus yang bisa kita dapatkan di sepanjang jalan menuju Oia. Foto panorama Santorini, pedesaaannya, sampai dengan sederetan luxury resorts-nya. I will save it for my next trip to Santorini!

Hal terbaik dari Santorini sudah tentu romantic ambience-nya. Pemandangan yang luar biasa indah, tempat tinggal yang mewah, ditambah Jacuzzi yang menghadap persis ke laut biru itu… Bawaannya emang bikin orang jadi pengen pacaran, hehehehehe. Makanya mungkin, bulan depan gue mesti kuat berdoa di depan Ka’bah semoga dapat pasangan yang suka traveling juga, supaya kelak mau diajak balik lagi ke Santorini πŸ˜€

Seriously, if I live my life long enough, I want to go back to Santorini… with my future husband πŸ˜‰