Someday, I Will Go Back to Santorini

Berawal dari nonton film The Sisterhood of Traveling Pants, gue jadi ingat sesuatu: gue belum selesai memenuhi janji gue kepada beberapa teman dan keluarga untuk menulis tentang perjalanan gue ke Yunani, hampir tiga bulan yang lalu. Saat nonton film itu pula, gue tidak hentinya berteriak di dalam hati…

“Oh my God! I’ve been there! The port! The old church! The blue domed church! The caldera!”

“Look at that beautiful blue sea!”

“Lena gets jealous seeing people are dating around? Same with me! Couples were everywhere back there!”

And of course, “Someday I’ll be back to Santorini!”

Norak? Memang. Yunani terlalu berkesan sampe bikin gue susah move on, hehehehe.

Setelah satu tulisan tentang Meteora, kali ini gue lompat ke Santorini (harusnya Mykonos duluan, tapi itu nanti saja lah ya). Gue berangkat naik speed boat dari Mykonos dan sudah sampai ke Santorini hanya dalam waktu dua jam saja. Dan seperti yang banyak diceritakan oleh blogger lainnya, Santorini sudah tampak memukau mesti kapal baru saja hendak merapat. Jadi siap-siap pegang kamera!

Apa yang membuat Santorini begitu istimewa? Sudah tentu deretan rumah putih di sepanjang caldera di pinggir laut yang luar biasa birunya itu! Begitu turun dari kapal dan naik ke dalam mobil, gue langsung duduk merapat ke jendela dan tidak lepas memandangi indahnya laut biru di depan mata. Seriously, I just never saw such a blue color of the sea! Betul-betul pemandangan yang tidak akan terlupakan! 

Begitu sampai di halaman parkir yang paling dekat dengan hotel, gue sempat deg-degan. Gue tiba di Santorini dalam keadaan cedera karena jatuh dari sepeda di Mykonos, sehingga wajar saja jika bayangan harus naik-turun tangga menuju hotel jadi sebegitu menakutkannya. Bagaimana kalau gue harus melewati sampai 100 anak tangga???

Serius deh, buat yang ngerasa bermasalah dengan naik-turun tangga, sebaiknya pilih penginapan yang lokasinya di pinggir pantai. Menginap di caldera berarti siap capek naik-turun tangga. Coba baca dulu reviews dari pengunjung terdahulu tentang jumlah anak tangga menuju hotel yang kamu pilih. Lalu bagaimana dengan hotel yang gue pilih? Syukurlah, gue masih selamat meski harus jalan terpincang-pincang… Gue tidak hitung berapa jumlah tangganya, tapi gue yakin masih kurang dari 100, hehehehe.

Lupakan jumlah anak tangga, menginap di pinggiran caldera itu sangat WORTH it. Memang mahal, tapi dijamin tidak akan menyesal! The Aegean seas are right at your door step! How can’t it worth the money and the effort to survive the stairs? Berikut ini pemandangan persis di depan kamar gue! Dan bayangkan pagi-pagi duduk di teras sambil menikmati sarapan atau makan malam sambil melihat sunsetIt’s definitely priceless!

Satu hal lagi yang wajib kamu coba saat berlibur di Santorini: menginap di cave house! Jadi dulunya, warga Santorini memang suka membangun rumah di dalam goa supaya terlindung dari bencana alam. Goa tradisional itu pula yang kemudian direnovasi menjadi modern hotels yang bisa kita tinggali. Ceiling-nya memang rendah dan ruangannya cenderung sempit, tapi justru di situ keunikanannya! Lagi-lagi, jatuhnya memang lebih mahal, tapi sudahlah, anggap saja pengalaman sekali seumur hidup. Susah juga menahan godaan untuk menginap di tempat yang biasa-biasa saja saat di Santorini. Semakin sering gue browsing, semakin gue melonggarkan budget hanya untuk biaya penginapan 😀

This slideshow requires JavaScript.

Lalu apa saja aktivitas yang bisa kita lakukan selama di Santorini? Ada banyak! Selain berkunjung ke Oia Village, gue juga sempat ikut day cruise dan nonton pertunjukan White Door Theater. Semuanya akan gue ceritakan di post yang terpisah.

Satu hal yang ingin gue lakukan tapi tidak jadi terlaksana apa lagi kalau bukan walking tour Fira-Oia! Terpaksa batal karena kaki cedera itu 😦 Padahal dengar-dengar, banyak foto bagus yang bisa kita dapatkan di sepanjang jalan menuju Oia. Foto panorama Santorini, pedesaaannya, sampai dengan sederetan luxury resorts-nya. I will save it for my next trip to Santorini!

Hal terbaik dari Santorini sudah tentu romantic ambience-nya. Pemandangan yang luar biasa indah, tempat tinggal yang mewah, ditambah Jacuzzi yang menghadap persis ke laut biru itu… Bawaannya emang bikin orang jadi pengen pacaran, hehehehehe. Makanya mungkin, bulan depan gue mesti kuat berdoa di depan Ka’bah semoga dapat pasangan yang suka traveling juga, supaya kelak mau diajak balik lagi ke Santorini 😀

Seriously, if I live my life long enough, I want to go back to Santorini… with my future husband 😉