Disneyland Hongkong Vs Universal Studio Singapore

Gue pernah nanya sama sepupu dan salah satu klien tentang kunjungan mereka ke Universal Studio Singapura (USS). Menurut pendapat mereka berdua, USS itu biasa-biasa aja. Itulah alasannya gue tidak menaruh harapan terlalu tinggi saat mengunjungi amusement park tersebut. Pikir gue, “Disneyland must be much better than USS. I had so much fun in Disneyland Hongkong last year. The park was amazing and cute! I don’t think USS will compare to it.”

Begitu turun dari monorail dan berjalan menuju pintu masuk USS, gue langsung berpikiran, “Nah, see? It’s not as cute as Disneyland!”

Lalu pertanyaannya sekarang… apa benar tidak ada hal istimewa dari USS? Dan apa benar feeling gue bahwa USS masih kalah menarik daripada Disneyland? Berikut ini perbandingannya…

Kriteria #1: The entrance gate & the ticket.

USS terlihat lebih sederhana untuk urusan the entrance gate. Selain globe besar bertuliskan ‘Universal Studio’ yang sudah menjadi ciri khas USS itu, kalo menurut gue tidak ada hal menarik lain dari tampak depan amusement park ini. Berbeda dengan Disneyland yang dari MTR-nya saja pun sudah kelihatan imut-imut. Tidak terhitung ada berapa foto yang gue ambil mulai dari menjejakkan kaki di stasiun MTR Disneyland line sampai kemudian resmi masuk ke arena bermainnya.

Selain pintu masuk yang lebih sederhana, USS juga tidak punya tiket masuk yang imut-imut seperti Disneyland. Kalau di Disneyland, print out online ticket yang gue bawa dari Jakarta harus ditukar dengan tiket masuk berbentuk slim card yang super cute. Tadinya gue kira kartu itu harus dikembalikan begitu pulang dari Disneyland, tapi ternyata kartu itu memang diberikan untuk dibawa pulang! Yaaay… senangnya 🙂 Beda banget sama USS yang benar-benar menjadikan selembar kertas HVS yang gue bawa dari Jakarta sebagai tiket masuk!

Jadi sudah jelas… untuk kriteria pertama, Disneyland pemenangnya.

Kriteria #2: The Character Greetings

Di Disneyland ada banyak banget banget karakter yang gue kepengen foto bareng mereka. Ada Mickey & Minnie Mouse, Winnie the Pooh, Tinker Bell, sampe tiruan Rapunzel lengkap dengan rambut super panjangnya. Sayangnya, cuma buat berfoto dengan mereka aja harus rela antri panjang dulu… Makanya dari semua karakter, cuma foto bareng Rapunzel aja yang gue ikutan. Gue bahkan rela ngeluarin uang lebih buat menebus foto gue bareng si Rapunzel. The picture looks so cute!

Di USS juga ada banyak sesi buat meet the characters. Ada Woody Wood Pecker, Bumble Bee-nya Transformers, ada pula tiruan Cleopatra yang terlihat cantik dan sensual. Awalnya gue nggak gitu kepengen foto bareng Bumble Bee, tapi lama-lama gue penasaran… si Bumble Bee itu orang yang menyamar jadi robot atau memang beneran robot yang bisa bergerak dan berjalan sendiri? Dan ternyata bener aja lho… si Bumble Bee di USS itu emang asli robot yang ukurannya lebih tinggi dari manusia pada umumnya! Kemudian setelah Bumble Bee, gue juga foto bareng Woody Wood Pecker yang kocak banget! Si badut Woody suka bikin gerakan-gerakan lucu yang bisa dengan jeniusnya memancing tawa orang lain. Taking picture with Woody was so much fun!

Buat krtiteria ke dua ini agak berat… Tokoh-tokoh Disney jelas lebih cute, tapi Bumble Bee juga unik dan befoto bareng Woody bisa jadi kenangan yang tidak terlupakan. Jadi buat kriteria ini, gue putuskan dua-duanya seri. Baik Disneyland maupun USS sama-sama all out dalam menampilkan karakter andalan mereka masing-masing.

Kriteria #3: The Souvenirs Shops

Udah sejak awal gue dikasih tau sama temen gue bahwa belanja di Disneyland akan sangat-sangat menyenangkan. Ada banyak barang-barang lucu yang bikin kita betah berlama-lama di dalam toko. Saking penasarannya, gue sampe kebawa mimpi lagi belanja di tokonya Disneyland, hehehehe.

Dan ternyata emang bener… belanja di Disneyland itu terasa menyenangkan! Ada berbagai jenis produk, mulai dari gantungan kunci sampai t-shirt imut-imut yang berhasil bikin gue jadi kalap belanja. Uang HKD sudah hampir habis? Kartu kredit Visa gue pun tergeseklah sudah…

Beda sama toko-toko di USS yang malah bikin gue pesimis bakal keluar toko dengan menjinjing shopping bags.Pilihan barangnya kurang variatif, model bajunya lempeng-lempeng banget, dan tokoh-tokoh andalan mereka juga enggak ada yang terlihat imut kalo menurut gue. Kalaupun akhirnya tetap beli ya cuma karena gue ngerasa harus bawa sesuatu buat teman-teman dan juga harus beli kenang-kenangan buat diri gue sendiri. Akhirnya souvenirs yang gue beli di USS itu juga tetap terlihat unik dan menarik sih… tapi tetap tidak sebanding dengan Disneyland.

Lagi-lagi… pemenangnya adalah Disneyland.

Kriteria #4: Jungle River Cruise VS Jurrasic Park Rapids Adventure

Sekarang gue akan mulai membandingkan wahana-wahana andalan di masing-masing tempat. Dimulai dari wahana yang berpotensi bikin basah-basahan.

Perahu ala Jungle River Cruise terlihat jauh lebih santai daripada rafting ala Jurrasic Park Rapids Adventure-nya USS. Terlihat lebih santai karena ada tour guide yang memandu sepanjang perjalanan. Dan sepanjang perjalanan itu pula kita ngerasa deg-degan akan segera jadi basah kuyup! Tapi ternyata sampai turun dari perahu, baju gue masih kering sentosa. Kalaupun ada sedikit cipratan-cipratan air tetap enggak bakal bikin baju kita terlihat basah.

Jauh berbeda dengan Jurrasic Park Rapids Adventure yang sudah terasa menegangkan sejak awal. Perahunya bulat dan harus pakai seatbelt, melaju di atas derasnya arus air di sepanjang track. Rasanya cukup menegangkan setiap kali melihat ada turunan curam di depan sana. Ada satu hal yang mengejutkan saat rafting di USS ini… Tiba-tiba saja perahu kita masuk ke sebuah bangunan tua dan mentok di ujung jalan buntu. Saat semua orang sedang bingung kenapa kita malah dihadapkan sama sebuah tembok, tiba-tiba aja perahu kita itu terangkat ke atas dan jreng-jreng… sesampainya di lantai 2, kita langsung melihat ada turunan curam di depan sana dan tahu-tahu saja… byuuurrr, perahu meluncur ke bawah dan semua orang pasti terkena cipratan air. Ada yang basah sedang-sedang, ada pula yang beneran basah kuyup.

Untuk kamu yang tidak mau basah-basahan, sejak di luar wahana sudah dijual jas mirip mantel hujan untuk dipakai selama rafting. Kalaupun sudah terlanjur basah-basahan, di luar juga tersedia ruangan pengering badan yang pastinya, tetap harus bayar beberapa dollar Singapura untuk menikmati fasilitas umum tersebut.

Pemenang kriteria ini sudah pasti rafting ala USS. Kejutan di akhirnya itu benar-benar tidak terduga! And yes… sometimes get wet could be so much fun, hehehehehe.

Kriteria #5: Stitch Encounter VS Donkey Live.

Dua atraksi seperti ini tidak pernah gue temukan yang sejenisnya di Indonesia. Semacam show di mana tokoh di layar bisa berinteraksi secara live dengan penontonnya. Stitch dan Donkey sama-sama akan menunjuk salah satu penonton untuk dijadikan objek lelucon mereka. Diajak berkenalan, diajak ngobrol, melempar lelucon, dan pastinya, akan dikerjain dengan sangat lucu oleh Stitch dan Donkey.

Pertama kali melihat show di Stitch Encounter, gue langsung takjub… Gue beberapa kali nengok ke langit-langit mencoba mencari di mana letak orang di balik layar yang menggerakan tokoh Stitch secara live itu. Waktu itu ceritanya, Stitch berkeras bahwa dia sudah pernah melihat wajah penonton yang dijadikan ‘korban’ (kita sebut saja si Mr. X) di suatu tempat sebelumnya. Kemudian Stitch tiba-tiba bilang bahwa Mr. X itu adalah buronan luar angkasa yang sudah lama dia cari! Dan nggak lama kemudian… muncullah foto close up Mr. X di layar lebar yang dibingkai sebuah frame dengan tulisan, “Wanted”. Semua orang pun tertawa geli melihat lelucon tersebut…

Untuk kriteria ini, gue lebih suka sama Stitch Encounter Disneyland. Donkey Live agak membosankan di awal… pakai nyanyi-nyanyi dan disuruh berdiri segala. Lelucon ala Donkey juga tidak selucu leluconnya Stitch. Plus, tokoh Stitch di layar lebar itu terlihat lebih hidup. Ekspresi wajah Stitch bisa ikut berubah-ubah seiring dengan intonasi suaranya, tidak seperti ekspresi Donkey yang lempeng-lempeng saja itu…

Kriteria #6: Space Mountain VS Revenge of the Mummy

Nope… Revenge of the Mummy itu bukan rumah hantu, melainkan indoor roller coaster di USS, sama seperti Space Mountain di Disneyland.

Dari semua wahana Disneyland, gue paling suka sama Space Mountain. Saat naik roller coaster ini tuh rasanya seperti sedang terbang di langit malam yang bertabur bintang. Menegangkan… itu sudah pasti. Tegang tapi bikin ketagihan! Gue sampai naik wahana ini sebanyak dua kali, bahkan teman-teman gue sampai naik tiga atau empat kali!

Space Mountain memang keren… tapi ternyata, Revenge of the Mummy jauh lebih keren! Bukan cuma jauh lebih menegangkan, melainkan juga ada unsur kejutan dalam wahana itu. Jadi ceritanya, kereta yang kita tumpangi menemui jalan buntu. Gue langsung beprikir, “Ah, bakal sama kayak arung jeram tadi nih! Pasti sebentar lagi tembok di depan akan terbuka dan tau-tau aja ada turunan curam di depan sana.”

Tapi ternyata bukan itu yang kemudian terjadi… Tiba-tiba aja, kereta itu mundur ke belakang, berbelok, dan langsung meluncur turun dengan cepatnya! Woow, it was very thrilling and cool! Rasanya seperti benar-benar meluncur cepat di tengah kegelapan. Saking seramnya gue sampe enggak berani membuka mata satu kali pun, hehehehe.

So yes… the winner is USS this time.

Kriteria #7: Mickey’s PhilharMagic VS Shrek 4D Adventure

Mickey’s PhilharMagic juga salah satu wahana favorit gue di Disneyland Hongkong. Alur ceritanya lucu, efek 3D-nya sangat terasa, lengkap dengan cipratan air dan juga aroma kue mengikuti adegan yang tampil di layar lebar. Saking canggihnya efek 3D di tempat ini sampai-sampai kita merasa seperti sedang meluncur turun meskipun bangku yang kita duduki itu sebenarnya tidak bergerak sama sekali! Bener-bener pertunjukan 3D yang bukan cuma sekedar goyang-goyangin bangku seperti pertunjukan sejenis di Indonesia.

Berbeda dengan Mickey’s PhilharMagic yang dipenuhi oleh tokoh-tokoh kartun andalan Disney, maka Shrek 4D Adventure ya cuma menampilkan Shrek, Fiona, dan kawan-kawan serta musuhnya. Dan serius deh… I never think that Shrek is cute! Kemudian selain kalah imut, jalan cerita pertunjukan 4D ini juga kalah lucu sama Mickey’s PhilharMagic. Tapi soal kecanggihan teknologi… Shrek 4D memberikan lebih banyak kejutan yang tidak terduga!

Kalau cuma semprotan air saat si Donkey bersin, hal yang serupa juga ada di Disneyland. Yang surprising adalah saat Shrek diserang kawanan kelelawar dari arah bawah, di saat yang sama terasa ada hembusan angin kencang yang menggelitik dari bawah bangku! Bangku yang bisa bergoyang itu juga ritmenya pas, sangat seirama dengan pergerakan tokoh-tokoh di layarnya. Soal efek 4D-nya jangan ditanya… gue sampe beberapa kali refleks menutup mata karena barang-barang yang dilempar di layar itu seolah benar-benar sedikit lagi mengenai wajah gue. It was very cool!

Lagi-lagi gue bingung menentukan pemenangnya… Mickey 3D was simple but awesome. Shrek 4D was also awesome but I never like Shrek. Jadi buat yang ini juga jatuhnya seri saja lah, biar adil, hehehehehe.

Kriteria #8: High School Musical Performance VS USS Street Dance

Gue nggak bisa cerita banyak soal High School Musical live performance di Disneyland karena waktu itu gue enggak nonton pertunjukan itu dari awal sampai selesai. Cuma lihat sebentar… setelah itu langsung beranjak ke tempat lain karena merasa bosan.

Beda banget sama pertunjukkan street dance di USS yang berhasil bikin gue jadi terkesima. Gue tetap berdiri di tengah kerumunan sampai para performers yang kelihatan ganteng dan keren itu selesai dengan tariannya. Saat menonton atraksi mereka tuh rasanya seperti sedang menonton film Step Up secara langsung! Tadinya gue kira, gerakan-gerakan rumit seperti itu cuma bisa terjadi di film layar lebar yang bisa jadi cuma sekedar hasil video editing saja. Tapi ternyata emang beneran ada orang-orang yang bisa melakukan gerakan tari sekeren itu! I was very impressed.

Jadi tanpa perlu disimpulkan pun, sudah jelas para street dancer di USS itu keluar sebagai pemenangnya.

Tidak ada tandingannya di USS: Disney Street Parade

Disney Street Parade merupakan perpaduan sempurna antara musik, tarian, dan kereta-kereta lucu yang ditumpangi oleh berbagai macam tokoh favorit keluaran Disney. Ada satu kereta cantik yang memuat 3 puteri cantik pentolan Disney, kereta madu ala Winnie the Pooh, sampai kereta masa depan yang ditumpangi Stitch dan awak kapalnya. Melihat parade ini rasanya benar-benar memanjakan mata dan bikin hati jadi terasa senang. Dan sesuai judul… gue tidak menemukan hal yang sejenis waktu main di USS. Kalaupun ada parade yang sejenis, rasanya gue tidak akan terlalu excited. I don’t thikn Madagascar and Shrek will be cute enough for such a parade like this.

This slideshow requires JavaScript.

Tidak ada tandingannya di USS part 2: Disneyland fireworks!

Kembang api di Disneyland itu bukan kembang api biasa yang sudah sering kita lihat setiap kali pergantian tahun. Kembang api di sana jadi terlihat sangat istimewa karena diluncurkan persis di atas istana puterti tidur yang tampak sangat menawan di malam hari. Ada pula permainan lampu dan musik yang menghiasi pertunjukan ini. Rasanya seperti sedang berada di negeri fairy tale yang rupawan. Benar-benar penutup yang manis dan sempurna untuk kunjungan kita ke Disneyland Hongkong.

Tidak ada tandingannya di Disneyland: Trasnformers The Ride – The Ultimate 3D Battle

Pada saat masih berdiri di dalam antrian, awalnya gue bingung… Katanya pertunjukan 3D, kacamata 3D-nya juga sudah disediakan, tapi kok enggak kelihatan ada bangku dan layar lebarnya? Yang kelihatan malah beberapa mobil atap terbuka yang untuk satu unitnya bisa memuat sekitar 12 orang. Setelah semua penumpang duduk dan memakai kacamata, mobil itu akan berangkat dan menghilang dari pandangan mata.

Ternyata ya… mobil itu berjalan menuju sebuah ruangan sempit dan kita akan langsung berhadapan dengan layar berukuran raksasa begitu sampai di ruangan itu. Jadi ceritanya, mobil kita ini adalah salah satu jagoan di pertempuran melawan robot-robot jahat. Saat bertempur itulah efek 3D mulai terasa. Kalau biasanya cuma bangku yang bergoyang, maka kali ini mobil yang kita tumpangi lah yang bergerak naik turun, maju mundur, atau berpindah ke tempat lain mengikuti alur ceritanya.

Jadi kalo soal keren sih jangan ditanya lagi deh… Rasanya tuh seperti menaiki wahana dari masa depan! Bener banget tagline yang dijanjikan oleh wahana ini: “ride the movie” karena rasanya kita memang seperti sedang ikut bertempur melawan robot jahat di dalam film! Misalnya saat ada ledakan di layar, maka akan muncul pula percikan api yang terasa cukup panas. Kemudian waktu ceritanya mobil kita dilempar robot jahat dari puncak gedung pencakar langit, ya ampuuun, itu tuh rasanya kayak bener-bener lagi duduk di dalam mobil yang sedang terjun bebas!

Baru kali ini gue naik wahana 3D sampai berteriak heboh saking serunya. Udah enggak kehitung berapa kali gue berseru, “Gilaaa, keren banget!” Saking kerennya, gue sampe rela antri panjang lagi buat kembali mencoba wahana yang sangat-sangat mengesankan ini. Jangan takut copot jantung atau apa… soalnya rugi banget kalo udah sampe USS tapi enggak coba naik wahana yang satu ini. Seriously, it’s a must try!

Kesimpulan Akhir

Pada akhirnya… gue malah jadi bingung kalo ditanya, mana yang lebih bagus, Disneyland Hongkong atau Universal Studio Singapura?

Gue akui bahwa secara teknologi, USS masih lebih unggul daripada Disneyland. Agak-agak wajar mengingat USS ini kan masih lebih baru daripada Disneyland Hongkong. Tapi buat gue, pergi ke Disneyland itu rasanya seperti impian masa kecil yang jadi kenyataan. Donald Duck, Mickey Mouse dan kawan-kawan sudah menjadi teman bermain gue sejak masa kanak-kanak. Bahkan setelah dewasa pun, gue masih suka memakai aksesoris atau baju-baju lucu keluaran Disney. Makanya, bisa bermain ke tempat yang serba Disney tentu saja terasa menyenangkan! Rasanya seperti memasuki dunia mereka gitu. Hal itulah yang membuat gue sulit mengatakan bahwa USS masih lebih bagus daripada Disneyland.

Jadi supaya adil begini saja… Anak-anak kecil dan perempuan yang menyukai tokoh-tokoh Disney pasti menyukai Disneyland. Orang-orang yang lebih suka permainan santai juga lebih cocok datang ke Disneyland. Tapi buat para adrenalin junkie, USS bisa jadi sarana uji nyali. Kalau berani, silahkan coba coba roller coaster Battestar Galactica kebanggaan mereka. Gue sih enggak berani naik… Cuma dengan ngelihat aja gue udah ngerasa ngeri setengah mati, hehehehehe.

Kesimpulannya, Disneyland dan USS punya kelebihan dan keunikannya masing-masing. Tidak penting mana yang lebih bagus, karena yang lebih penting, kita menikmati kunjungan ke amusement park tersebut. Kalau punya dana lebih, bolehlah coba datang ke dua tempat ini. Mahal tapi worth it kalau menurut gue.

Oh ya, setelah gue pikir-pikir kemudian… Alasan kenapa sepupu gue pernah bilang USS itu biasa-biasa aja adalah karena dia datang ke sana waktu USS masih baru buka, wahananya belum lengkap dibuka semua. Kemudian kalo klien yang di awal gue ceritakan… dia pasti bilang Universal Studio Singapur itu biasa-biasa saja karena sebelumnya, dia sudah lebih dulu mendatangi Universal Studio America. Nah, gara-gara itu pula gue jadi penasaran… Kalo yang di Singapura aja udah keren banget, maka yang di Amerika itu seberapa kerennya lagi???

Dan ya… gue yang tadinya enggak gitu tertarik berlibur ke Amerika, sekarang udah mulai kepengen berlibur ke sana… Mungkin nanti, setelah gue berhasil mewujudkan impian berlibur keliling Eropa, maka keliling Amerika akan jadi target liburan gue selanjutnya. Nggak tanggung-tanggung, gue kepengen mampir ke Disneyland dan Universal Studio America juga. Kalau nanti mimpi itu sudah terwujud, isnyaallah akan gue sharing lagi hasil observasi gue via blog ini 🙂

Doakan impian gue itu akan terwujud kelak yaa! Cheers!

Hotel & Transportasi di Hongkong

Hotel tips:

  • Semurah-murahnya hotel di Hongkong, tetep aja jatuhnya lebih mahal daripada standar hotel di Indonesia. Jadi jangan surprised kalo melihat harga hotel mereka di Agoda.com misalnya. Padahal harga jual di Agoda itu emang udah lebih murah daripada harga langsung dari hotelnya loh. Makanya kalo berniat nginep di hotel, beli voucher di Agoda aja. Gue nggak berani rekomendasiin website lain karena belum pernah coba. Kalo Agoda, so far gue udah pernah 3 kali beli voucher sama mereka dan belum pernah kecewa;
  • Cari tempat menginap yang dekat dengan stasiun MTR. Karena jangan salah… dari pintu masuk ke stasiun sampe kita ketemu sama keretanya aja tuh bisa 5-10 menit jalan kaki lho. Jadi kamu bakal harus jalan kaki tambah jauh kalo pilih hotel/hostel kamu jauh dari stasiun MTR;
  • Kebanyakan traveler on budget lebih memilih nginep di hostel daripada hotel. Dan di sana itu emang ada banyak pilihan hostel. Yang paling populer itu hostel-hostel di dalam gedung Chungking Mansion. Gedung ini bisa jadi populer karena letaknya yang emang strategis banget. Tapi kalo gue dua dan orang teman gue sih enggak gitu suka ya, sama suasana di dalam gedung ini. Selain gedungnya kumuh (gue ngelihat ada kecoa di lobi dekat lift!), banyak orang berbadan besar dan seram, di sana itu suka ada banyak orang yang ngelihatin kita dengan cara yang bikin risih. Selama di Hongkong, cuma di gedung ini doang gue ngelihat ada lift yang bagian dalamnya dipasang CCTV yang tersambung ke monitor yang menempel di tembok dekat lift lantai dasar. Waktu itu dengan parnonya gue berpikir… CCTV dibuat transparan kayak gitu supaya enggak ada yang berani macem-macem di dalam lift, hehehehe;
  • Lalu di mana gue menginap selama berlibur di Hongkong? Gue menginap di hotel YMCA Salisbury. Eiitts, bukan berarti gue banyak duit makanya nginep di sana yah. Room rate kamar ini sebenernya mahal banget, kecuali untuk dormitory room-nya. Lihat gambar supaya memahami apa yang dimaksud dengan dormitory room ini. Kamar ini kita sewa per bed, bukan per room. Satu kamar ada 4 tempat tidur, jadi kalo kita sewa cuma 3 saja, maka kita harus bersedia sharing dengan 1 orang asing lainnya. Tapi jangan khawatir… di dalam kamar tersedia lemari dan brangkas yang kuncinya dipegang sendiri-sendiri;

The dormitory room.

  • Di dormitory room kita emang enggak ada tv dan kulkas, tapi yang penting, tetap ada AC, sangat bersih, pelayanan profesional (kamar tetap dibersihkan setiap hari), lalu yang nggak kalah penting, furniture-nya bagus dan kokoh sehingga buat kamu yang tidur di bawah enggak usah takut nggak bisa tidur karena suara berisik dari kasur atas. Harga sewa ruangan ini hanya 264 HKD per bed per night (including tax and service charge). Untuk kamar tipe dormitory nggak bisa pesen online lewat Agoda. Sebagai gantinya, cukup kirim e-mail ke YMCA Hongkong dari jauh-jauh hari, karena katanya sih, dormitory room sana cepet banget penuhnya.

Transportation tips:

  • Kalo mau gampang dan bebas nyasar, ke mana-mana naik MTR udah pilihan yang paling ok. Selain bebas nyasar, naik MTR itu nyaman (bersih dan full AC) dan cepat sampai ke tujuan;
  • Supaya lebih praktis, lebih baik kita pake Octopus Card untuk naik MTR daripada bolak-balik beli tiket sekali jalan (ditambah lagi, harga khusus Octopus untuk semua rute emang lebih murah daripada harga one way ticket). Jadi begitu sampe stasiun MTR Hongkong manapun, langsung cari customer service-nya. Terus bilang aja sama petugas di dalam loket, “I want to buy Octopus Card.” Waktu itu, petugas minta 150 HKD ke gue; 50 HKD untuk deposit, 100 HKD bisa gue gunakan buat bayar tiket. Deposit 50 HKD itu bisa gue dapatkan kembali kalo kartu Octopus-nya udah gue kembalikan. Tapi kalo kamu mau bawa pulang buat kenang-kenangan juga nggak papa kok. Tapi ya itu tadi, uang depositnya akan hangus kalo kita bawa pulang kartunya;
  • Cara pake Octopus Card itu gampang aja. Kita tinggal tempel kartunya untuk membuka palang otomatis saat mau masuk stasiun (pada saat ini saldo belum dipotong), kemudian tempel lagi kartu itu pada saat kita hendak keluar dari stasiun tujuan (pada saat inilah saldo Octopus kita akan terpotong). Pada saat tempel kartu untuk keluar ini kita bisa melihat besarnya saldo yang dipotong untuk perjalanan itu pada layar dekat tempat tempel kartu, sekaligus melihat sisa saldo kita pada layar yang sama;
  • Pastikan saldo kita cukup sebelum keluar dari satu stasiun. Kalo saldonya nggak cukup, bukan cuma palangnya enggak mau terbuka, melainkan bakal terdengar suara alarm yang berisik banget. Untuk reload kartu, kayaknya sih kebanyakan orang reload pake mesin alias self service. Tapi berhubung kita ini turis cupu, kita tetap lebih memilih reload lewat customer service, hehehehe. Oh iya, kamu enggak usah takut kelebihan reload. Pada saat mengembalikan Octopus Card nanti, kita bisa sekalian minta refund saldo kartu yang belum terpakai;
  • Masing-masing rute punya tarif yang berbeda-beda. Rute airport dan Disneyland merupakan dua rute yang paling mahal. Selain itu, semakin jauh kita berpergian, atau semakin sering kita transit dalam suatu perjalanan, maka semakin besar juga saldo yang akan dipotong dari Octopus Card. Untuk persiapan budget, kamu bisa klik link ini: http://www.mtr.com.hk/eng/homepage/cust_index.html. Manfaatkan journey planner pada website ini untuk merencanakan perjalanan. Kamu tinggal masukkan dari mana mau ke mana untuk dapat informasi tarif perjalanan sekaligus informasi transit (jika memang rute perjalanan kita itu mengharuskan kita untuk transit);

Train to Disneyland.

  • Kalo mau mampir ke Shenzhen dari Hongkong, kita bisa naik MTR sampe stasiun Lo Wu. Kalo mau ke Macau, kita naik MTR sampe stasiun Sheung Wan, kemudian jalan kaki menuju terminal ferry untuk nyebrang ke sana. Detail perjalanan Hongkong-Macau atau Hongkong-Shenzhen sudah ada di posting khusus dua negara itu di blog gue ini;
  • Fyi, gue pernah ditipu sama supir taksi di Hongkong. Ceritanya waktu itu kita naik taksi menuju bandara. Angka di argo waktu itu nggak sampe 300 HKD, tapi tiba-tiba supirnya minta tambahan  400 HKD buat toll and tunnel fee! Gue udah coba ngomong pake bahasa Inggris, gue tanya, mana bukti bayar tolnya? Nggak masuk akal bayar tol bisa semahal itu! Tapi entah si supir taksi nggak bisa bahasa Inggris atau cuma pura-pura nggak bisa bahasa Inggris, yang ada dia terus ngomel-ngomel, dan setelah semua uang dikumpulin, kita bertiga cuma punya sekitar 400 HKD. Jadilah semua sisa uang kita melayang ke supir taksi penipu itu… Kenapa gue yakin banget dia menipu? Karena begitu sampe Jakarta, gue langsung nge-google dan ada blogger yang juga nginep di YMCA cuma bayar taksi 275 HKD udah termasuk biaya tol! Huhuhuhuhuhu, emang dasar gue lagi apes:((

Avenue of Stars & Symphony of Light

Salah satu tourist attraction yang cukup terkenal di Hongkong adalah Victoria Harbor, daerah pinggir laut Hongkong dengan view gedung-gedung pencakar langit yang spektakuler. Kemudian setiap hari jam 7 malam waktu setempat, ada pertujunkan lampu yang diberi nama Symphony of Light. Pada pertunjukan ini, seluruh gedung yang terletak di pinggir laut akan ikut ambil bagian. Permainan lampu dari gedung-gedung itu selalu seirama dengan alunan musik yang mengiringinya.

Kalo menurut gue sih ya, pertunjukan lampu ini enggak sehebat yang gue kira. Victoria Harbor itu kan panjang, jadi agak susah ngikutin gedung di sebelah mana aja yang sedang memainkan lampunya. Jadi idealnya, nonton pertunjukan ini harus di posisi tengah.

Selain Symphony of Light, keberadaan Avenue of Stars juga jadi daya tarik sendiri dari Victoria Harbor. Tahu kan, Avenue of Stars? Tempat deretan cap tangan dari selebritis itu loh… Cap tangan artis-artis ini tersebar dari ujung sampai ke ujung di Victoria Harbor. Dan pastinya, di sana itu cuma ada cap tangan artis-artis Cina dan Hongkong aja. Bakal sia-sia kalo kamu cari cap tangan artis Hollywood di sini.

Hal menarik yang jangan sampai dilewatkan kalo mampir ke sini apa lagi kalo bukan foto-foto. Coba datang dari waktu masih sore, saat gedung-gedung di seberang laut masih terlihat jelas. Lalu ambil foto lagi saat mulai gelap dan lampu-lampu gedung mulai dinyalakan. Tapi untuk foto malam ini, diperlukan kamera canggih untuk hasil foto yang ciamik. Soalnya kamera digital biasa aja kurang mampu mengambil detail dari panorama gedung di malam hari. Nggak heran kalo jasa fotografer komersil lumayan laris di Victoria Harbor.

Victoria Harbor at Noon

Victoria Harbor at Night

Avenue of Stars

Untuk sampai ke Victoria Harbor, naik MTR sampai stasiun East Tsim Tha Tsui, lalu cari exit J, kemudian tinggal ikuti papan petunjuk menuju Avenue of Star. Ada banyak spot bagus buat foto-foto di sepanjang perjalanan menuju Avenue of Star. Jadi pastikan kamera digital kamu enggak ketinggalan di hotel ya, hehehehehe.

Shopping in Hongkong

Hongkong memang terkenal sebagai salah satu shopping destination di kawasan Asia. Makanya sejak jauh-jauh hari, gue udah terlebih dahulu mencari informasi tempat belanja favorit di negara itu. Berikut ulasan 3 tempat belanja yang gue singgahi selama berlibur di Hongkong.

Citygate

Kalo mau cari barang bermerk yang terjamin keasliannya dalam harga yang relatif lebih murah, maka Citygate pilihan yang tepat untuk berbelanja. Tadinya gue cuma berniat beli sendal Crocs aja, tapi ternyata di dalam Citygate, gue jadi tergoda untuk masuk ke toko Mango, Guess, Giordano, dan Esprit. Begitu masuk ke outlet Mango, gue langsung syok. Ada banyak kaos lucu yang kalau dirupiahkan, harganya enggak sampe Rp. 200.000! Ada pula obi yang dijual seharga Rp. 150.000. Begitu juga di Giordano. Harga kaos cowok di sini enggak sampe Rp. 100.000! Untuk Guess harga kurang lebih sama dengan harga di Indo. Tapi kalo Crocs-nya beneran lebih murah! Sendal Crocs (model yang sama) di Indonesia harganya sekitar Rp. 300.000, sedangkan gue beli di Citygate hanya sekitar Rp. 170.000 aja. Dan itu pun masih dalam kriteria normal price lho. Untuk barang yang didiskon, harganya bisa di bawah Rp. 100.000! Sayangnya koleksi jibbitz di Crocs Citygate jumlahnya sedikit banget. Kurang bervariasi pula. Padahal tadinya gue kepengen sekalian borong jibbitz-nya juga. However gue ngerasa betah belanja di Citygate. Di sini kita bisa belanja nyaman, bisa bayar pake kartu kredit, dan pegawai tokonya juga ramah-ramah banget. Untuk sampai ke sini, naik MTR ke stasiun Tung Chung, kemudian cari exit C, kamu langsung akan sampai di shopping mall ini.

Ladies Market

Pasar malam yang terletak di pinggir jalan ini masih jauh lebih populer daripada Citygate. Belum lengkap acara belanja di Hongkong kalau belum belanja di sini. Namanya juga pasar malam di pinggir jalan, ya jangan harap suasana nyaman dengan pedagang yang pasti ramah. Berikut ini tips dari gue buat shopper yang kepengen belanja di Ladies Market:

  1. Harus pinter-pinter nawar kalo mau belanja di sini. Dan, harus tahan banting kalo misalkan pedagang di sana marah-marah gara-gara kita nawar kelewat sadis. Nggak usah diambil hati dan langsung pergi aja kalo nemu pedagang yang kayak gini,
  1. Sebelum memutuskan untuk membeli, survey harga dulu! Ada banyak pedagang di sana yang menjual barang yang sama persis. Di awal coba aja tawar sampe 50%, terus lihat bakal mentok di harga berapa.
  1. Pedagang di sana terbagi jadi 3 jenis:
  • Ibu-ibu: Pedagang galak biasanya ibu-ibu paruh baya. Kalo lagi tawar menawar sama mereka tuh rasanya deg-degan.
  • Perempuan dengan usia relatif muda: Paling enak belanja sama mereka. Mereka lebih sabar buat diajak negosiasi harga. Ada pula beberapa dari mereka yang punya sifat humoris dan jago berbahasa Inggris.
  • Laki-laki: Lebih tegas dalam berdagang. Mereka biasanya malas menindaklanjuti pembeli yang sejak awal udah nawar harga terlalu sadis. Tapi tenang aja, selama di sana gue enggak nemuin pedagang cowok yang suka marah-marah.
  1. Lebih baik jangan hampiri pedagang yang sudah mulai membereskan barang dagangannya. Biasanya mereka udah nggak mau melayani pembeli kalo udah mau pulang kayak gitu. Apalagi kalo yang dagang ibu-ibu!
  1. Idealnya datang ke sini sebelum jam 10 malam supaya sempat survey harga dan sempat lihat-lihat dari ujung sampai ke ujung.
  1. Daripada menawar secara lisan, gunakan kalkulator. Enggak banyak pedagang di sana yang bisa Bahasa Inggris. Biasanya, pedagang-pedagang muda yang lebih fasih berbahasa Inggris.
  1. Gue dapet tips dari traveler lain, pedagang di sini lebih menghormati pembeli yang kelihatan punya USD di dalam dompetnya. Dan lebih baik bicara sama mereka dalam Bahasa Inggris daripada daripada Bahasa Mandarin. Soalnya pedagang di Hongkong kebanyakan kurang suka dengan orang-orang Cina daratan.
  1. Ladies Market identik dengan barang imitasi yang sebenarnya bisa kita temukan di Indonesia, di ITC Mangga Dua misalnya. Oleh karena itu tidak ada salahnya kalau kita terlebih dahulu mencari patokan harga barang serupa di Indonesia. Misalnya harga dompet tiruan Gucci dan Anna Sui (dua merk yang paling banyak dijual imitasinya di Ladies Market).

Daripada barang-barang imitasi, gue justru lebih suka belanja barang-barang yang tidak bermerk di Ladies Market. Di sana ada banyak kalung dan gelang lucu, dompet dan tas cantik yang belum pernah gue dengar nama merk-nya, serta beberapa souvenir yang bisa gue beli untuk dijadikan oleh-oleh. Souvenir favorit gue itu gantungan tas dalam beraneka bentuk (gantungan ini bisa berfungsi sebagai penghias tas atau alat untuk menggantung tas kita supaya tidak kotor), beraneka cermin lipat, atau sekedar gantungan kunci, gunting kuku, dan souvenir magnet bertuliskan Hongkong. Untuk barang-barang seperti ini, makin banyak beli maka harga satuannya akan semakin murah!

Untuk sampai ke Ladies Market, naik MTR sampai stasiun Mongkok cari exit E2. Keluar dari stasiun MTR, tinggal ikutin petunjuk jalan menuju Ladies Market. Kalaupun nyasar ya tanya aja, orang-orang di sana pasti tahu kita mau ke mana.

Disneyland

Stephanie, temen sekantor gue waktu masih di EY, sering bilang bahwa belanja souvenir di Disneyland itu rasanya menyenangkan banget. Ada banyak barang lucu yang bikin kita betah berlama-lama di dalam tokonya. Makanya sejak awal, gue udah menyiapkan budget ekstra untuk acara belanja di theme park ini.

Di dalam Disneyland ada banyak toko kecil yang tersebar di dalam taman, ada pula beberapa booth kecil yang terletak di pinggir jalan. Tips dari gue, daripada belanja di toko-toko kecil itu, lebih baik belanja di toko utama yang terletak di Main Street. Dari luar kelihatannya kayak beberapa toko yang terpisah, tapi sebenarnya kalo dilihat dari dalam, semua toko itu memanjang jadi satu. Nah, semua yang dijual di toko-toko kecil atau di booth pinggir jalan komplet tersedia dia satu toko utama ini.

Harga barang di Disneyland jelas relatif mahal. Tapi pastinya, harga mahal itu emang sebanding sama desain lucu dan kualitas barang yang ok punya. Berikut ini daftar harga barang satuan yang ada di struk belanja gue. Siapa tau bisa jadi input untuk kalian menyiapkan budget:

  1. Tumbler: 70 HKD;
  2. Pin: 45, 55, & 65 HKD;
  3. T-shirt: 180 & 280 HKD;
  4. Gantungan kunci: 60 HKD;
  5. Cookies jar: 60 HKD;
  6. Satu pasang cangkir & tatakannya: 120 HKD;
  7. Dua pasang sumpit: 60 HKD;
  8. Tempat pensil (bisa juga buat tempat make-up): 80 HKD;
  9. Mini frame: 50 HKD;
  10. Gunting kuku: 60 HKD; dan
  11. Gantungan kunci berbentuk boneka Piglet mini: 60 HKD.

Sebetulnya ada satu lagi kawasan belanja yang cukup terkenal di Hongkong: Nathan road. Terdapat jejeran toko di sepanjang Nathan road ini. Katanya sih, turis asing suka belanja barang elektronik di tempat ini. Tapi berhubung gue nggak berniat beli barang elektronik, jadi ya gue lewat Nathan Road hanya untuk cari makan aja. Kalo kalian mau belanja di tempat ini, perlu diingat 3 hal berikut ini:

  1. Hati-hati barang palsu atau rakitan;
  2. Pastikan barang yang ditawarkan dengan barang yang kemudian dibungkus adalah satu barang yang sama;
  3. Jangan mau kalau sampai diajak jalan untuk melihat barang di bagian dalam atau di tempat lain;
  4. Pelajari harga normal dari barang yang ingin kita beli dan harus gigih menawar sampai tingkat harga yang masuk akal; dan
  5. Pikir-pikir soal garansi. Seberapa yakin kalian soal garansi produk itu? Apa iya kartu garansi tetap berlaku di Indonesia? Bisa aja kan… ada produk yang cuma punya garansi toko.

Mengingat ribetnya seluk-beluk belanja barang elektronik di Nathan Road yang banyak gue baca dari blog lain itu, gue jadi enggak pernah berniat untuk belanja di sana. Padahal gue punya rencana beli kamera digital, tapi lebih baik gue belanja di Indonesia aja deh. Jangankan di luar negeri, di Indonesia aja gue kurang percaya sama keaslian barang-barang yang dijual di Glodok. Lebih baik beli di dealer resmi atau toko elektronik terpercaya seperti EC atau Dbest, walau lebih mahal yang penting hati tenang, hehehehe.

Madame Tussauds & Victoria Peak

Salah satu objek wisata yang wajib didatangi saat berlibur ke Hongkong adalah Madame Tussauds alias museum patung lilin. Tadinya gue kira, paling juga cuma lihat-lihat patung tiruan selebritis, foto-foto sebentar terus pulang. Tapi ternyata, sekedar foto-foto di sana itu rasanya udah sangat menyenangkan! Ada banyak properti yang dipinjamkan supaya bisa kita pakai untuk berfoto, yang membuat momentpengambilan foto itu jadi terasa lucu dan menyenangkan.  Misalnya, mahkota dan jubah kerajaan untuk befoto di atas singgasana di tengah keluarga kerajaan Inggris, gaun ala Marilyn Monroe, topi dan tongkat buat foto bareng ‘Madonna’, dan yang paling lucu, baju sumo alias baju berbusa tebal yang membuat badan kita langsung sama besarnya dengan pemain sumo beneran! Kalo mau terasa serunya, harus kreatif saat bergaya dan nggak usah malu-malu! Seru rasanya nahan cekikikan waktu sedang difoto, atau saat sedang mengambil foto teman yang berpose konyol. Selain itu kita juga boleh menyentuh patung-patung yang ada di sana! Jangan kaget kalo lihat di Facebook gue ada foto gue lagi pelukan sama ‘Brad Pitt’, hehehehe.

'Brad Pitt' and Me

Di dalam Madame Tussauds ada semacam rumah hantu yang bisa kita kunjungi tanpa biaya tambahan. Di sini kita disuruh jalan berbaris saat memasuki rumah hantu itu. Dan bisa ditebak, di dalamnya akan ada orang-orang yang bertugas untuk menakut-nakuti kita. Waktu itu gue masuk ke sana cuma berdua sama Puja. Karena takut, Puja nyuruh gue yang berdiri di depan dia. Dan pastinya, selalu ada rasa deg-degan setiap kali gue harus buka pintu, tirai, atau saat harus berbelok di lorong-lorong gelap itu. Tapi ternyata, anehnya justru selama di sana, gue enggak melihat satupun hantu yang berusaha nakut-nakutin kita itu! Gue bisa denger ada suara ledakan dan suara hantu yang sedang beraksi, tapi gue tetep enggak pernah lihat wajah mereka sama sekali! Yang sering lihat justru si Puja yang sepanjang jalan histeris teriak-teriak sampe sakit leher segala, hehehehe.

Madame Tussauds terletak di dalam gedung Victoria Peak, sebuah shopping mall yang terletak di ketinggian. Nah, kalo udah sampe di Victoria Peak, sekalian aja beli tiket buat mengunjungi The Terrace yang terletak di lantai paling atas. Dari The Terrace, kita bisa melihat pemandangan kota Hongkong yang tampak sangat spektakuler itu. Lagi-lagi, The Terrace merupakan lokasi yang bagus buat foto-foto. Coba ambil foto saat langit sedang cerah supaya pemandangan gedung-degung di bawah sana bisa terlihat jelas sebagai background foto kita itu.

View from The Terrace

Untuk sampai ke Victoria Peak, gue dan teman-teman terlebih dahulu naik tram sampai ke atas. Nah, untuk sampai ke stasiun tram itu sendiri, kita harus naik MTR sampai ke Central lalu cari exit J2. Abis itu tinggal ikuti papan petunjuk jalan menuju stasiun tram. Dan pastinya, sepanjang perjalanan menuju stasiun tram, jangan lupa buat fot-foto! Central itu kawasan bisnisnya Hongkong yang penuh dengan gedung pencakar langit yang kelihatan keren banget! Waktu nonton film yang lokasi syutingnya di Hongkong, gue sampe norak banget, dikit-dikit bilang begini sama adek gue, “Ih… itu kan gedung di Central yang ada di foto gue!”

Aaah, traveling emang bisa jadi aktivitas yang menyenangkan buat banci foto kayak gue. Memories in pictures will be endless, bisa gue kenang sampe tua nanti, hehehehe.

The Big Buddha Hongkong

Gue selalu tertarik mengunjungi tempat yang terkenal memiliki sesuatu yang serba ‘paling’ di dunia. Salah satunya, patung Buddha paling besar di dunia yang terletak di kawasan Tung Chung, Hongkong. Gue tau enggak banyak yang bisa gue lakukan di sana. Tapi, melihat dan ambil foto di depan sesuatu yang serba ‘paling’ itu wajib hukumnya buat gue.

Buat sampai di The Big Buddha, naik MTR sampai ke stasiun Tung Chung, cari exit B lalu jalan kaki menuju stasiun cable car Ngong Ping. Ada dua pilihan cable car di sini: cable car dengan crystal cabin alias cable car yang bagian lantainya terbuat dari kaca sehingga kita bisa melihat pemandangan di bawah kaki kita, dan yang satunya lagi cable car yang biasa-biasa aja.

Ada yang menarik dari Ngong Ping cable car di sini… Track-nya itu lho… curam banget! Temen gue si Puja sampe ketakutan begitu melihat kabel yang menukik turun di depan sana. Dan menurut dia, turunannya itu berasa banget ngerinya. Tapi kalo menurut gue sih, enggak ada seremnya sama sekali yah. Tapi ketinggiannya emang sadis banget sih… Sampe memberi efek tekanan udara ke kuping gue saking tingginya.

Sampai di atas, kita masih perlu jalan kaki menuju The Big Buddha melewati Ngong Ping Village. Enggak ada yang menarik di Ngong Ping Village, tapi tetep ada beberapa spot yang bagus buat foto-foto. Kemudian untuk sampai ke Big Buddha, kita harus terlebih dahulu menapaki ratusan anak tangga.

Here it is... The Big Buddha!

Setelah capek-capek sampai ke atas… pemandangan yang kita dapet termasuk worth it kalo menurut gue. Selain patung Budha yang emang gede banget, pemandangan bukit-bukitnya itu juga bagus banget. Hongkong ini emang ajaib banget lah. Bisa-bisanya perkotaan yang dipenuhi gedung pencakar langit letaknya tidak berjauhan dari dataran tinggi yang masih terpelihara keasriannya.

View from the top.

Overall menurut gue, kalo kalian stay agak lama di Hongkong, boleh lah sempetin mampir ke Big Buddha. Sekalian mampir ke Citygate buat belanja barang branded – asli – dengan harga relatif murah. Nantikan post tersendiri untuk Citygate di blog gue ini yaa.

Disneyland Hongkong

Tujuan pertama gue di Hongkong apa lagi kalo bukan Disneyland… Udah dari jaman masih SD gue mengimpikan untuk datang ke taman bermainnya Disney. Saking semangatnya, gue udah beli tiket dari jauh-jauh hari, udah catet baik-baik rute MTR menuju Disneyland, bahkan, gue udah bikin daftar wahana yang wajib gue coba just in case nggak punya cukup waktu buat nyobain semuanya. Karena banyak orang yang bilang, satu hari di Disneyland itu enggak akan cukup.

Baru sampe Sunnybay (stasiun MTR menuju Disneyland), gue dan temen-temen udah keburu heboh foto-foto. Kereta Disneyland-nya lucu banget! Jendelanya berbentuk kepala Mickey Mouse, dan interior keretanya juga terasa Disney banget. Begitu sampe stasiun Disneyland, tinggal ikut aja ke mana orang lain pada melangkah… Nggak lama kita akan disambut gate besar yang bertuliskan, “Welcome to Disneyland”.

Lagi-lagi, baru sampe pintu masuk aja udah banyak spot bagus buat foto-foto. Tapi tahan diri… kelamaan foto-foto nanti malah nggak sempet nyobain semua wahananya! Hal pertama yang harus dilakukan setelah beli tiket dan masuk ke dalam Disneyland adalah minta guide map dan juga times guide, semacam jadwal pertunjukan di sana. Sekedar foto bareng sama badut Mickey Mouse pun ada jadwalnya lho. Dan supaya nggak rugi, jangan sampe ketinggalan nonton show Festival of The Lion King, The Golden Mickey, street parade, dan pastinya, pertunjukan kembang api di malam hari.

Selama di sana, gue sempat mencoba semua wahana yang gue inginkan. Kalaupun ada yang terlewat ya karena gue emang nggak kepengen nyobain wahana yang gue anggap biasa banget itu (misalnya flying dumbo dan mad tea cups). Sepertinya mengunjungi Disneyland pada hari kerja di bulan April itu emang waktu yang strategis ya… Selain karena sudah lewat musim dingin tapi belum masuk ke musim panas, suasana theme park juga nggak seramai yang gue kira. Buktinya, kita sempat mencoba semua yang ingin kita coba. Dan berikut ini daftar atraksi yang menurut gue sangat-sangat WAJIB untuk dicoba:

Space Mountain

Space Mountain ini roller coaster indoor yang seru banget! Track-nya enggak gitu serem, enggak ada tuh lintasan 360 derajat yang bikin posisi kepala kita jadi di bawah… Trus pemandangan di dalemnya itu bagus banget! Rasanya kayak lagi terbang di antara bintang-bintang. Gue naik ini sampe dua kali, dan dua temen gue, mereka naik ini sampe 4 kali!

Mickey’s PhillarMagic

Yang ini bener-bener pertunjukan 3D yang paling keren yang pernah gue saksikan. Efek 3D-nya itu terasa banget! Misalnya waktu ceritanya kita ngikutin Aladdin naik karpet terbang… Waktu karpetnya menukik turun, rasanya kita kayak ikut turun beneran! Saat ada barang-barang yang dilempar juga rasanya kayak udah persis di depan muka kita. Beda jauh lah sama bioskop 3D di Indonesia. Dan yang paling unik, saat ada banyak makanan di layar, maka akan tercium wangi kue! Kemudian saat ada adegan yang melibatkan air, maka akan ada percikan air betulan! It was so entertaining!

The Many Adventures of Winnie The Pooh

Di wahana ini kita naik ke atas semacam kereta mengelilingi boneka The Pooh dan kawan-kawan yang ceritanya, mereka sedang heboh mencari pencuri madu. Naik wahana ini menyenangkan karena mereka (Pooh dan kawan-kawan) kelihatan lucu banget! Nuansanya tuh mewah, serasa melihat dari dekat isi rumahnya si Winnie The Pooh.

Stitch Encounter

Awalnya gue agak bingung… ini pertunjukan apa sih? Dibilang live show, tapi kok nggak ada panggung. Adanya cuma layar berukuran besar sama satu orang MC di depan layar. Saat show dimulai, MC itu berinteraksi dengan Stitch di layar kaca. Tadinya gue kira, suara Stitch itu cuma rekaman. Tapi ternyata, suara Stitch itu suara orang secara langsung loh. Jadi bukan cuma sekedar interaksi antara MC dengan Stitch, tapi juga interaksi Stitch dengan penonton. Ada banyak jokes yang dilempar oleh Stitch yang bisa banget bikin kita ketawa. Tapi untuk bisa menikmati show ini, kita harus jago Bahasa Inggris! Akan sulit memahami isi leluconnya kalo kita enggak pandai berbahasa Inggris. Dan bisa tambah gawat kalo kita dipilih oleh Stitch untuk ngobrol langsung sama dia!

Tarzan Tree House

Ceritanya, kita akan naik rakit menuju rumah pohonnya Tarzan. Gue agak kecewa sih, sama rakitnya. Itu rakit cuma nyebrang ke depan dikit, langsung sampe ke rumahnya Tarzan. Tapi kalo rumah pohonnya itu sendiri sih keren banget! Rasanya kayak naik ke rumah pohon beneran. Sempet ngelewatin air terjun dan juga jembatan untuk sampai ke rumahnya Tarzan. Sayangnya begitu sampai di atas, kita nggak boleh bener-bener masuk ke dalam ruangan. Kita cuma bisa lihat dari luar jendela aja. Yang lucu itu, di atas ada pegawai Disneyland yang meminjamkan pigura kertas untuk kita foto-foto. Dan hasil fotonya tuh jadi lucu banget! Pokoknya rumah pohon Tarzan ini salah satu tempat yang pas banget buat berfoto ria.

Jungle River Cruise

Kalo yang satu ini, kita benar-benar diajak untuk berkeliling sungai. Dan ternyata di dalam sana bukan cuma sungai biasa! Kita dibawa mengelilingi lembah, kawanan gajah yang bisa sewaktu-waktu nyemprotin air dari belalainya, sampai melewati sarang perompak segala! Yang keren, ceritanya kita diserang sama perompak dan saat ada api, di atas air muncul kobaran api yang beneran terasa panas!

Selain 6 wahana di atas, masih ada banyak lagi wahana yang bisa kita coba. Tapi kalo menurut gue, wahana-wahana lainnya itu nggak jauh beda sama wahana di Dufan. Kalo ada waktu lebih, bolehlah tetep dicoba.

Waktu di sana gue nggak sempet nonton show-nya Lion King karena keasyikan belanja. Nggak juga nonton show Mickey Mouse karena kebetulan waktu itu show-nya sedang tutup. Nonton show High School Musical dan street parade juga cuma sebentar, soalnya temen-temen gue nggak gitu suka nonton pertunjukan sih. Untunglah waktu street parade gue masih sempet ngambil banyak foto kereta-kereta parade yang lucu-lucu banget!

Sleeping Beauty Castle at Night

Gue akui Disneyland akan terasa lebih menyenangkan buat orang-orang yang banci foto. Selain ada banyak badut mulai dari Mickey Mouse, The Pooh, sampe Rapunzel, sekedar eksterior tokonya aja tuh udah bagus banget buat foto-foto. Selain itu, toko di sana banyak menjual souvenir Disney yang lucu-lucu banget! Gue menghabiskan waktu 2 jam hanya untuk acara belanja. Keluar dari toko, gue bawa dua kantong plastik berisi belanjaan gue, hehehehe. Untuk detail dari belanja di Disneyland, tunggu posting gue yang khusus membahas acara shopping selama di Hongkong.

Oh ya, kalau main ke Disneyland, jangan pernah pulang sebelum melihat pertunjukan kembang apinya. Perpaduan antara kembang api di atas istana, permainan lampu, dan juga iringan musik yang merdu bikin pertunjukan kembang api di sana jadi lain dengan yang lain. Rugi banget kalo udah sampe Disneyland tapi melewatkan pertunjukan kembang apinya.

Overall gue sangat-sangat menikmati Disneyland. Tempat ini salah satu tempat wisata yang saat sedang bersenang-senang di sana, gue langsung berbisik begini di dalam hati, “Kelak gue harus ke sini lagi sama keluarga gue. They also have to enjoy this place!”

Well, hope someday I could go back to Disneyland and bring my family along with me 🙂