My NEW Wish List

Dulu, isi wish list saya banyak didominasi dengan hal-hal yang sifatnya duniawi. Tidak jauh-jauh dari segala hal yang membutuhkan uang di dalamnya. Setelah berhasil mencapai semua isi wish list saya itu, saya ingin membuat wish list baru yang sangat berbeda dengan sebelumnya.

I no longer want to pursue all the big things I haven’t had (even though having a Porsche will still be nice, hehe), I only want to fulfill my life with small things that matter.

Berikut ini isi wish list saya yang baru untuk tahun 2019 ini!

  1. Saya ingin sembuh supaya bisa makan es krim tanpa pakai muntah setelah memakannya;
  2. Saya ingin cukup fit seperti sedia kala supaya kuat pakai high heels ke kantor seperti dulu;
  3. Saya ingin berani pergi ke mana pun saya ingin pergi tanpa dihantui pikiran, “Bagaimana kalau nanti saya pingsan lagi?” P.s: Penyakit saya ini tipe penyakit yang bikin saya rentan pingsan;
  4. Saya ingin hidup bebas rasa khawatir detak jantung saya terlalu cepat. Saya nggak mau lagi sedikit-sedikit melirik ke arah jam tangan hanya untuk melihat angka BPM saya;
  5. Saya ingin cukup kuat untuk bisa mulai berolahraga;
  6. Saya ingin nanti sudah cukup sehat untuk nonton konsernya Backstreet Boys di Jakarta (jangan sampai tiketnya hangus seperti tiket Aladdin broadway bulan lalu);
  7. Saya ingin bisa mulai tidur sebelum jam 10 malam, lalu bangun sebelum jam 6 pagi;
  8. Saya ingin makan sampai habis tanpa perlu merasa “tersiksa”. Bukan berarti saya anoreksia (saya malah senang kalau berat badan saya naik), saya cuma sering bermasalah dengan nafsu makan;
  9. Saya ingin bisa menerima berita buruk tanpa diiringi nyeri di perut saya ini; dan
  10. Saya ingin berhenti bolak-balik periksa ke rumah sakit.

Doakan semuanya bisa terwujud dalam tahun ini yaa!

My Appreciation to Sephora Pondok Indah

Persis hari ini dua minggu yang lalu, saya pergi ke Pondok Indah Mall. Ada keperluan photoshoot yang ingin saya beli di Uniqlo untuk klien saya selanjutnya. Sebelum pergi ke Uniqlo, saya mampir ke Sephora untuk beli BB cushion refill yang sudah hampir habis di rumah. Saya juga berkeliling toko untuk mencari eyeshadow palette untuk menggantikan palette yang lama.

Selesai belanja, saya langsung antri di kasir. Saat itulah perut saya tiba-tiba saja terasa panas. Badan lemas. Rasa capeknya melebihi rasa capek setelah lari kelilinng lapangan basket. Selesai bayar, saya langsung mencari tempat duduk. Saya betul-betul sudah enggak kuat berdiri. Saya memilih duduk di bangku milik Benefit.

SPG Benefit menghampiri saya dan bertanya, “Mau didandani, Mbak?”

Saya masih bisa menjawab, “Nggak, Mbak. Saya cuma mau istirahat. Perut saya mual.”

Rasa panas di perut saya terus merambat naik sampai ke atas. Pandangan mulai buram, saya mulai semakin tidak kuat menopang badan meski dalam keadaan duduk. Saya masih ingat saat itu saya merebahkan kepala di atas meja riasnya Benefit, dan waktu itu saya benar-benar takut.

Pikir saya itu, “What’s happening with me? No, I don’t want to be this sick.”

Tidak lama saya mendengar pegawai perempuan di Sephora bertanya pada saya, “Mau istirahat dulu di kantor, Mbak? Ada di samping kasir.”

Saya mengangguk. Saya berdiri, mulai berjalan, tapi kemudian rasa panas di perut saya itu malah semakin menjadi-jadi. Pandangan semakin buram. Kaki saya semakin lemas. Akhirnya saya letakan tas dan kantong belanja di atas lantai, dan saya lalu merebahkan diri di atas lantai… menutup mata, berharap bisa istirahat meski hanya untuk sejenak.

Sejak titik itu ingatan saya mulai agak kabur. Tidak lama saya mulai bisa mendengar beberapa orang yang mengerumuni saya. Mereka bilang saya pingsan.

Salah satunya bertanya, “Mbak masih kuat jalan?”

Saya tidak ingat saya jawab apa. Saya coba berdiri, dipapah dua orang di kanan dan kiri saya. Saya betul-betul tidak ingat siapa mereka, sesama pengunjung atau pegawai toko, yang jelas akhirnya saya berhasil jalan sampai ke kantornya Sephora. Saya kembali duduk dan diberikan segelas air putih hangat.

Entah kenapa saat itu, badan saya masih terasa lemas. Saya lalu bertanya ke SPG yang menemani, “Di sini ada sofa nggak, mbak? Saya ingin tiduran.”

Karena tidak ada sofa, akhirnya mereka menggelar kardus. Mereka menggunakan sesuatu sebagai bantal, dan entah dari mana datangnya, mereka juga memberikan saya selimut bersih. Saya berbaring dan baru saat itulah saya mulai merasa membaik. Saya hubungi orang rumah minta segera dijemput ke Sephora PIM.

Tidak lama kemudian, SPG Sephora juga membuatkan saya secangkir teh manis dan camilan untuk mengisi perut. Saya langsung minum dan teh manis itu betul-betul mengembalikan energi saya. It worked like a charm, somehow. Saya mulai bisa duduk agak lama sambil menjawab WhatsApp dari keluarga saya.

Kira-kira satu jam kemudian, keluarga saya datang. Saya pamit pulang pada orang-orang yang memberikan saya bantuan. Isi tas saya masih utuh, kantong belanja juga tidak berkurang satu kantong pun. Saya telah ditolong oleh orang-orang yang bukan hanya baik hati, tapi juga jujur dan berintegritas.

Saat tiba di rumah sakit, salah satu dokter saya bilang jika tidak ditangani secara benar, saya akan mulai langganan pingsan. Dia juga bilang, “Kalau kemarin itu kamu pingsan di tempat lain, belum tentu kamu semujur itu.”

Saya pun kembali mengucap syukur bahwa setidaknya, saya pingsan di tempat yang tepat.

Terima kasih banyak, Sephora Pondok Indah! Saya akan selalu ingat jasa baik karyawan di sana, semoga siapapun yang saat itu menolong saya dibalas kebaikannya berkali-kali lipat. Amiin.

Self-assessment Today

Hari ini, entah kenapa, tiba-tiba aja gue ngerasa perlu mengevaluasi perjalanan hidup gue sampai saat ini. Gue pun mulai menilai berbagai aspek dalam hidup gue sendiri. Kemudian seperti biasa, gue kepingin berbagi hasil penilaian itu melalui blog ini. Rasanya kok ya belum lengkap kalo belum gue share lewat tulisan gitu, hehehehe.

Career

  1. I’m sure I’m doing well in this first year as a manager, but after this, where will I go? Setelah gue jadi manajer, selanjutnya apa? I’m suddenly afraid of standing still and going nowhere;
  2. I said I was doing well… but NOT extraordinary. Gue ngerasa bahasa Inggris gue, terutama active English, masih kurang bule, kurang keren, kurang fasih, kurang lancar… IELTS score gue aja masih 6.5, belum 8. Kemudian presentation skill dan confidence level gue juga masih harus ditingkatkan. Still have so many areas of improvement!
  3. Masih belum berhasil mendapatkan pekerjaan impian… hiiks;
  4. Anehnya, gue juga mulai bertanya-tanya… si pekerjaan impian itu, memang benar-benar sesuatu yang akan jadi passion gue, atau hanya sekedar ambisi untuk mendapatkan pekerjaan yang gue anggap bergengsi? Hmm… what is my passion, anyway?
  5. Di sisi lain, I’m also making an excellent progress. Mulai bisa nahan diri untuk enggak maki-maki anak buah (I haven’t done this in the last 10 months!), mulai belajar untuk memaafkan anak buah yang dengan teganya ngomongin gue di belakang, kemudian mencoba cari solusinya dengan kepala dingin (and I made it!), dan sekarang mulai berusaha bersikap lebih kalem terhadap klien-klien yang gue anggap menyebalkan.

Friendship

  1. I lost many best friends in the last 2 years… Kebanyakan sih karena gue udah kehilangan kepercayaan sama mereka, tapi ada juga yang karena gue mulai ngerasa, elo kok ngakunya sahabat tapi kenapa memperlakukan gue seperti musuh? Awalnya gue takut kalo begini terus, lama-lama gue cuma bakal end-up seorang diri, tapi sekarang gue sadar… gue enggak perlu takut kehilangan orang-orang yang hanya membuat gue ngerasa takut dibohongi, atau takut ditikam dari belakang. Sebetulnya gue kangen sama mereka, tapi sampai mereka belajar dari kesalahan dan berjanji untuk berubah, maka gue lebih memilih untuk tetap seperti ini saja;
  2. Di saat yang sama, gue juga mulai belajar memaafkan… Ya, gue maafkan, tapi memang untuk kembali sama persis seperti dulu, gue masih butuh waktu. Gue perlu yakin bahwa kali ini, keadaannya akan berbeda;
  3. Gue selalu yakin, di mana ada tempat baru, di situ ada sahabat baru. Baru-baru ini gue menyadari… di kantor yang sekarang, gue punya beberapa teman baik, dan di antaranya lagi, ada 2 orang yang sudah bisa gue sebut sebagai sahabat, yang juga menganggap gue sebagai sahabat baru mereka. Keberadaan mereka udah bikin hidup gue di kantor jadi sedikit lebih mudah. Tiap kali ada orang yang bicara buruk tentang gue, mereka nggak akan ragu buat bilang, “Riffa enggak gitu kok…” I really thank them for just saying such a simple statement;
  4. Oh ya… di tengah sulitnya mencari teman yang bisa dipercaya, dari hasil self assessment ini gue juga jadi menyadari bahwa gue punya 2 orang sahabat yang selalu bisa gue percaya; satu orang sahabat lama di kampus Binus, satu lagi sahabat baru di kantor yang sekarang. Gue belum pernah menangkap basah mereka sedang berbohong sehingga secara otomatis, gue enggak pernah sekalipun mempertanyakan apapun yang keluar dari mulut mereka.

Love Life

  1. Ini dia yang paling menyedihkan… sepanjang tahun 2012 ini, gue enggak naksir satu cowokpun. Nggak satupun! Hiiks…
  2. Ok, sekarang gue akui… dulu itu gue salah berdoa. Jadi ceritanya, setelah susah payah menuntaskan patah hati gue di hampir sepanjang tahun 2011, gue berpikiran, “It’s okay to be single, as long as not single and broken hearted.” Ternyata nggak gitu juga sih… Faktanya, being single and not in love with somebody is not okay either, hehehehe. Gue nggak bakal bisa berjodoh dengan siapapun kalo gue enggak berani ngambil resiko untuk patah hati kan?
  3. Right, kalau begitu, gue ralat doa gue… Hope God will give me another chance with another man… and please, give me a good one for this time 😀 Yaah, mau good or bad, selalu ada aja yang bisa gue pelajari kok. Intinya sih saat ini, gue kangen banget sama rasanya jatuh cinta. Senyum-senyum sendiri kalo inget dia, rasa nggak sabar kepengen cepet ketemu sama dia, nyimpen semua yang berhubungan sama dia seolah sedang menyimpan intan berlian, rasa bahagia waktu akhirnya dia bilang cinta… aaaah, I really miss those moments 😉

Health

  1. Ini dia yang masih perlu banyak banget perbaikan. Mulai sekarang gue bertekad, suka nggak suka sama makanannya, harus makan minimal setengah porsi. Jam sepuluh malam sudah harus tidur. Rajin minum vitamin, jangan cuma dijadiin pajangan doang. Perbanyak makan sayur dan bua-buahan. Perbanyak minum air putih. Dan… uhm… mulai berolahraga kali yaa;
  2. Harus daftar asuransi kesehatan, tapi kali ini harus lebih teliti. Baru aja punya pengalaman buruk sama perusahaan asuransi yang katanya nomor satu di Indonesia. Kalo nanti masalahnya udah clear, akan gue sharing di blog ini detail konfliknya, supaya teman-teman lain bisa lebih cermat memilih asuransi.

Family         

  1. Lagi betah di rumah… karena ada ponakan yang lucu dan menggemaskan (meskipun ngengeng dan suka ileran, hehehehe);
  2. Ngelihat perjuangan adek gue selama hamil, melahirkan, dan membesarkan anaknya bikin gue jadi sadar… Allah sudah merencanakan segala sesuatu tepat pada waktunya. My sister might be ready for a kid, but I’m not her, not now. Itu pula yang bikin gue semakin terpacu untuk mengejar impian gue, as soon as possible, mumpung gue masih belum punya prioritas lain selain diri gue sendiri. Gue yakin kelak, Allah juga akan memberikan gue keturunan yang baik di saat gue juga sudah siap menjadi ibu yang baik. Untuk sementara, jadi aunty yang baik aja udah cukup lah ya, hehehehe.

Tips Buat Pemakai Lensa Kontak

 

Gue baru aja fesbukan sama temen SMA yang matanya iritasi parah gara-gara softlens. Gue pikir paling juga iritasinya mata terasa kering atau jadi merah. Tapi ternyata lebih serem dari yang gue kira loh. Dia sampe nggak berani buka mata. Soalnya kalo dia sampe buka mata, air matanya bakalan netes gitu. Terus parahnya, dia sampe nggak bisa melihat benda-benda dengan jelas, dan nggak bisa baca tulisan sama sekali! Terakhir gue lihat di status Facebook-nya, ada kemungkinan dia terpaksa resign gara-gara sakit matanya itu!

Sampe akhir fesbukan, gue masih nggak gitu ngerti sih ya, kenapa dia bisa iritasi sampe segitunya. Dia cuma bilang, awalnya dia pake softlens cuma sebentar. Tapi suatu hari dia lupa bawa kotaknya sehingga terpaksa pake softlens itu sampe 6 jam. Sejak itu lah matanya jadi iritasi parah…

Nah, yang gue bingung, 6 jam itu harusnya masih tolerable loh. Gue baru aja balik dari dokter mata minggu lalu untuk periksa ukuran minus, dan dokter gue bilang, pake softlens itu maksimal 8 jam. Jadi harusnya sih, kalo cuma 6 jam nggak jadi masalah.

Gue sendiri udah hampir setahun pake softlens. Meski nggak disarankan, setiap hari kerja gue pake softlens antara 10-12 jam. Nah, pas kemaren gue periksa mata itu, dokter matanya bilang kedua mata gue kondisinya bagus dan nggak bermasalah sama sekali. Makanya gue jadi bingung… kira-kira apa ya, pemicu iritasi matanya temen gue itu?

Well, gue emang bukan dokter mata. Tapi dari hasil baca berbagai artikel kesehatan dari sumber yang terpercaya, berikut ini tips-tips memakai softlens yang selama ini selalu gue praktekkan. Siapa tahu memang tips-tips itulah yang menjaga mata gue tetap sehat meskipun pakai softlens belasan jam tiap harinya.

1.   Cari merk softlens yang cocok. Kalo softlens-nya cocok, mata kita rasanya tetep kayak nggak lagi pake apa-apa. Oh ya, mahal nggak jaminan bakal cocok loh. Awalnya gue pake Acuvue, tapi suka ngerasa kayak ngeganjel gitu. Pas gue ganti merk Chiba, baru deh, jatuhnya pas banget di mata gue;

2.   Gimanapun softlens bening lebih nyaman dan lebih bagus buat mata daripada softlens berwarna. Jadi kalo untuk penggunaan harian, terutama kalo dipake dalam waktu yang lama, lebih baik pake softlens bening aja;

3.   Bersihin tangan pake sabun cair sebelum pasang dan lepas softlens, kemudian lap tangan sampai kering pake handuk yang bersih (makanya jangan malas ganti handuk yaa… ganti handuk dengan yang baru dicuci seminggu sekali, buat kebersihan kulit wajah dan tubuh juga);

4.   Pake softlens sebelum dandan, kemudian lepas soflens sebelum membersihkan make-up;

5.   Harus rajin pake eye drop. Terus ingat baik-baik yaa, enggak semua merk eye drop boleh diteteskan ke mata yang sedang mengenakan softlens. Makanya baca dulu petunjuknya baik-baik. Atau biar aman, pilih eye drop yang khusus buat pemakai softlens. Oh iya, eye drop juga sifatnya cocok-cocokkan loh. Eye drop yang cocok bisa bikin mata kita terasa nyaman hanya dengan 1-2 kali tetes;

6.   Kalo pake eye drop, ujung botolnya nggak boleh menyentuh permukaan apapun. Practice makes perfect, latihan dulu di rumah gimana caranya pake eye drop tanpa menyentuh bulu mata sekalipun. Habis pakai, tutup botolnya rapat-rapat ok!

7.   Setiap eye drop itu punya umur maksimum yang dihitung semenjak tutup botolnya dibuka. Eye drop gue, merk Refresh, bisa dipakai selama 60 hari semenjak dibuka. Lewat dari itu, harus langsung dibuang. Oh iya, eye drop dan softlens itu sendiri pasti ada expiration date-nya. Jadi harus teliti sebelum membeli;  

8.   Jangan tidur pas pake softlens. Tidur dalam waktu lama dalam keadaan memakai softlens selalu bikin mata gue yang tadinya terasa nyaman jadi kering;

9.   Kalo nggak sengaja ketiduran, pas bangun harus langsung tetesin mata pake ­eye drop;

10. Jangan keramas dalam keadaan memakai softlens;

11. Kalo misalkan softlens lagi bikin mata terasa kering, softlens-nya jangan langsung dicopot. Tetesin dulu pake eye drop, tunggu beberapa menit, baru kemudian dicopot softlens-nya;

12. Kalo softlens lagi susah dicopot, jangan dipaksa! Lakukan tips nomor 11 di atas dengan sabar;

13. Orang yang pake softlens nggak boleh manjangin kuku jari telunjuk dan jempol kanannya (atau kiri buat yang kidal);

14. Jaga kebersihan softlens. Sayangnya gue nggak punya tips bersihin softlens yang baik dan benar, soalnya gue pake softlens harian yang habis pakai langsung buang. Jadi tiap pagi gue pake softlens baru yang nggak perlu dibersihin lagi;

15. Kunci utama dari kesehatan mata gue sih kemungkinan besar karena gue pake softlens yang diganti harian itu. Udah gitu, gue pilih softlens-nya juga yang extra moisture. Jatuhnya emang lebih mahal sih, tapi worth it buat gue yang sering lembur di ruangan ber-AC; dan

16. Meskipun di atas gue bilang mahal enggak jaminan cocok, gue tetap tidak menyarankan beli softlens yang tidak dijual di optik ternama, apalagi soflens kecantikan yang suka dijual online… Malah menurut gue, kalo mau pake softlens nggak boleh pelit! Softlens yang umurnya cuma 30 hari jangan dipaksain lebih dari itu. Harus rela juga ngebuang eye drop yang udah lewat umurnya meskipun masih banyak isinya. Soalnya kalo pelit-pelit, harga yang harus dibayar kalo sampe iritasi itu bisa jauh lebih mahal daripada harga softlens itu sendiri.

Sekedar sharing, awalnya gue males banget pake soflens. Abisnya itu softlens susah banget sih dipakenya! Tapi berkat didikan dari mantan senior gue, akhirnya sekarang gue udah makin lancar pasang dan copot softlens.

Dulu sebelum pake softlens, mata gue suka tiba-tiba terasa perih dan meneteskan air mata banyak banget. Tapi setelah pake softlens, serangan mata kering itu udah nggak pernah kumat lagi loh. Pokoknya gue sih seneng banget lah, pake softlens setiap hari. Abisnyaaa,kalo pake kacamata, muka gue jadi kelihatan tua sih, hehehehe.

 

Medistra Last Night

Semalem, penyakit gue bertambah parah. Demam semakin tinggi, perut mual, dan puncaknya, dada kiri gue terasa agak nyeri. Sepulang kerja, karena udah nggak kuat nungguin bis gue lewat, akhirnya gue naik taksi. Pas gue di dalem taksi, yang ada mual dan nyeri gue malah semakin menjadi-jadi.

Gue pun mulai kepikiran; di mana rumah sakit yang terdekat?

Kebetulan, taksi gue sebentar lagi ngelewatin Medistra. Jadi ya udah, gue suruh supir taksinya buat nurunin gue di RS itu.

Sampe di sana, as usual, tekanan darah diperiksa, suhu tubuh diukur, perut gue dipencet-pencet, dan  lain sebagainya. Yang bikin gue kaget, waktu dokternya bilang, “Diinfus, disuntik, periksa darah hari ini juga nggak papa ya?”

Reaksi pertama gue, “Hah? Segitu parahnya ya, Dok?”

Helloooo… panas gue hampir 39 derajat aja dooong. Memecahkan rekor sakit gue selama ini. Jadi ya udahlah, terserah. Akhirnya untuk pertama kalinya gue merasakan yang namanya diinfus. Terus ada dua obat yang disuntik lewat selang infus gue. Dan gue harus nunggu hasil tes darah gue dalam waktu dua jam, sebelum diputuskan boleh pulang ke rumah apa enggak.

Waktu kapan itu, gue denger katanya diinfus itu rasa sakitnya cuma kayak digigit semut. Padahal yaah, ampun deh, sakit banget! Gue sampe mikir, gilaaa, gue nggak mau ah, sampe sakit yang mesti diinfus lagi! Rasanya nggak enak! Tapi ternyata, nggak seberapa lama akhirnya gue mulai terbiasa sama selang infus di tangan kiri gue itu. Tangan kiri diinfus, tangan kanan fesbukan jalan terus, hehehe.

Nggak sampe dua jam kemudian, hasil tes darah gue udah selesai. Dan tau nggak sih… ternyata oh ternyata, hasil tes darah gue normal semua! Cuma ada selisih tipis di haemoglobin gue sama satu lagi apa gitu namanya. Intinya sih, kata dokternya nggak ada yang perlu dikhawatirkan, dan gue boleh pulang ke rumah malam itu juga.

Padahal banyak yang mengira gue bakal dirawat. Dan gue sih ngerasanya ini penyakit terburuk gue selama ini. Nyokap aja udah sampe nyiapin baju just in case gue beneran dirawat. Tapi ternyata enggak ada apa-apa tuh. Katanya sih, cuma gangguan pencernaan biasa aja. Terus si dokter itu juga bilang, gue harus balik lagi ke Medistra besok.

Hmm, balik lagi ke sana? I don’t think so… Masalahnya, tagihan RS kemaren aja udah bener-bener bikin syok buat ukuran orang yang katanya nggak sakit apa-apa. Gue jadi mikir aja gitu, nggak sakit apa-apa aja jatuhnya segitu mahalnya, apalagi kalo gue menderita sakit yang serius gitu?

Well, meski katanya gue cuma mengalami gangguan pencernaan biasa, tapi ternyata, penderitaan gue belum berakhir sampai di sana. Tadi malam pas udah sampe rumah, tiba-tiba perut gue mual semakin parah, lemes total sampe pandangan gue blur, dan yang paling nyebelin, kulit gue bentol-bentol dan gatel gila-gilaan di sekujur tubuh!

Dalem hati gue sempet marah-marah, “Gue dikasih obat apaan sih? Alergi nih! Gue nggak mau ahh, balik ke RS itu lagi! Penyakit gue jadi tambah banyak!”

Untunglah, di meja rias gue punya bedak tabur Purol. Dulu sengaja gue beli karena waktu itu gue sempet kena biang keringat. Thank God, rasa gatal berubah jadi agak panas yang perlahan hilang. Lalu taraaa, pagi harinya kulit gue udah mulus seperti semula, hehehe. Paling sekarang gue harus cari tau obat mana yang bikin gue alergi buat dimasukin ke medical record gue.

Pagi ini gue udah ngerasa jauh lebih sehat. Si obat-obat yang harga in total-nya lebih mahal dari tas Charles & Keith favorit gue itu ternyata keren juga. Mual, pusing, dan demam gue hilang seutuhnya. Paling sekarang tinggal sisa lemes-lemesnya aja.

Nah, sekarang, berhubung udah mendingan, gue mau coba menerka-nerka; apa ya pemicu penyakit gue ini? Seinget gue, dulu waktu kuliah, gue pernah mengalami penyakit lambung yang sama persis. Dan tau nggak sih, apa persamaan antara penyakit yang dulu itu sama penyakit gue yang sekarang? Sama-sama terjadi waktu gue lagi berusaha naikkin berat badan.

Dulu, gue nyerah makan banyak pasca sakit lambung itu. Tapi kali ini, gue bertekad untuk tetep makan banyak. Kebetulan obat yang dikasih dokter kemaren emang berhasil ngilangin mual sehingga nafsu makan gue tetap terjaga. Yaaah, at least keputusan gue buat mampir ke Medistra tadi malem bisa dibilang not too bad lah ya, hehehe.

Finally, gue lega setelah ngelihat hasil tes darah gue semalam. Anemia, DBD, dan penyakit liver yang gue takutin tidak terbukti bersarang di tubuh gue. Gue dan orang-orang di sekitar gue juga heran sih, sama hasil tes darah itu. Kok ya bisa, gejala segitu anehnya tapi ternyata nggak sakit apa-apa? Jadi, gue cuma bisa dibilang, karena jiwa yang sehat, gue jadi memiliki tubuh yang sehat juga, hehehehe.

Tapi beneran loh. Meskipun belakangan ini gue banyak pikiran, ditambah kondisi tubuh yang juga lagi nggak fit, herannya gue tetep hepi-hepi aja menjalani keseharian gue. Emang selalu ada satu hari di mana muka gue sering kelihatan murung. Tapi, gue nggak mau menjadikan kemurungan itu sebagai alasan untuk berhenti tertawa.

Well, semoga kesembuhan ini bukan cuma untuk sementara lah yaa. Mohon doanya, hehehehe. Have a nice day!

Lemes Setengah Mati

 

Bermula dari sering banget ngantuk selama seminggu belakangan ini, ditambah kepala pusing tiap kali baru bangun tidur, dan perut agak mual saat di perjalanan menuju kantor, kemaren pagi badan gue rasanya capek banget. Udah gitu anehnya, muka gue kelihatan memerah sepanjang hari. Gue pikir dengan istirahat seharian di rumah udah cukup, tapi ternyata… tadi pagi sekitar jam 6, tiba-tiba gue terserang kram perut yang efeknya terasa sampe kepala dan sekujur badan gue!

Setelah kramnya selesai, gue tidur lagi… Jam 9 pagi gue bangun, kramnya sih nggak kumat lagi, tapi ya ampun… badan gue lemesnya setengah mati! Rasanya nih badan gue kok jadi berat banget, terasa hangat di bagian muka sampe leher, detak jantung lebih cepat, dan pastinya, kepala bagian atas yang masih terasa pusing. Yang gue kaget, masa’ gue sampe kesulitan waktu mau buka kunci pintu kamar! Tangan kiri gue bener-bener nggak bisa muter kunci itu. Pas gue pake tangan kanan, gue mesti mengerahkan lebih banyak tenaga hanya untuk memutar kunci!

Ya ampun… apaan lagi sih ini?

Beberapa bulan yang lalu gue sempet panik karena tiba-tiba, kaki gue hampir tiap hari mengalami kram. Gue udah parno aja… jangan-jangan, kaki gue kram karena enggak kuat menopang kenaikan berat badan yang waktu itu mencapai 5 kilogram. Masalahnya emang ada loh… orang yang enggak boleh lagi naikkin berat badannya! Tapi masalahnya, gue kan masih kurus banget! Gue nggak mau ah, sekurus ini seumur hidup gue…

Kemudian anehnya, selama bulan puasa kan berat badan gue turun lagi tuh. Tapi si kaki gue itu tetep aja sering mengalami kram! Setelah gue putar otak mencari penyebab kram lainnya, ternyata oh ternyata… yang bikin kaki gue kram adalah sendal jepit baru gue yang empuk banget itu! Buktinya, setelah sendal empuk itu gue ganti dengan sendal jepit Charles & Keith favorit gue, eh bener aja loh, itu kram udah nggak pernah muncul lagi! Alhasil, sendal CK gue itu sekarang udah tampak menyedihkan gara-gara gue pake naik-turun bis kota setiap harinya.

Nah, untuk kali ini, kira-kira apa yah, penyebab ngantuk, lemes, pusing, dan puncaknya sampe kram perut segala? Tadinya gue kira anemia gue kumat. That’s why gue kembali rutin minum Sangobion. Tapi, apa hubungannya coba antara anemia dengan kram perut?

Hari Minggu ini gue terpaksa stay at home all day long again. Terus sekarang ini gue juga lagi mikir… puasa gue perlu dibatalin nggak yah? Gue takut dehidrasi dan tambah lemes kalo enggak makan dan minum seharian… Terus gue juga lagi mikir-mikir… apa Senin besok gue perlu ijin sakit lagi yah? Aah, tapi jangan deh! Nanti bisa-bisa dikiranya gue lagi interview kerja di tempat lain!

Ah, sudahlah… Siapa tahu dengan istirahat seharian, besok gue udah sembuh. Wish me get well soon yaa guys. Have a nice Sunday!

 

I’m Sick Today

Selama ini gue meyakini bahwa apabila gue sampe enggak masuk sekolah/kuliah/kerja bisa dipastikan hanya karena satu dari dua macam penyakit berikut ini:

  1. Radang tenggorokan, penyakit yang paling sering gue derita dengan level terparah gue sampe berhalusinasi ngelihat Lingmoco masuk ke kamar gue sambil membawa baskom berisi kompresan! Tau kan… Lingmoco si kakak seperguruannya Bibi Lung di serial Yoko bertahun-tahun yang lalu itu?
  2. Infeksi lambung. Seumur hidup baru pernah menderita penyakit ini dua kali dan dua-duanya terjadi persis pada saat gue sedang berusaha untuk menaikkan berat badan… See? Badan kurus itu bukan maunya gue!

Nah, selama seminggu ini, gue ngerasain gejala yang tidak mirip dengan gejala khas radang tenggorokan dan gejala khas infeksi lambung.

Gejala pertama: Sejak dua minggu yang lalu badan gue pegel-pegel melulu. Setiap nginjek lantai sehabis bangun tidur tuh rasanya kaki gue agak-agak gimana gitu. Kemudian level pegelnya badan gue nambah parah gara-gara gue sok-sok-an nge-gym diikuti dengan olahraga renang selama setengah jam.

Gejala ke dua: Pusing dan sakit kepala yang juga termasuk penyakit langganan gue itu kumat lagi. Tapi so far rasa sakitnya masih bisa ditahan sehingga gue enggak pernah ngerasa sampe harus bolos cuma gara-gara pusing atau sakit kepala.

Gejala ke tiga: Pegel-pegel mulai berubah jadi rasa sakit. Pertamanya sakit di siku tangan kiri. Rasanya tuh kayak nyeri-nyeri yang kalo dipaksakan bawa yang berat-berat, maka akan terasa nyeri yang menjalar sampe ke punggung.

Gejala ke empat: Gantian kaki kiri (mulai dari telapak kaki sampe betis) gue yang terasa sakit. Rasa sakit itu awalnya hanya terasa setiap kali berubah posisi dari duduk diam menjadi berjalan. Tapi tadi malam… alamaaak… kaki gue serasa dipuntir dari dalam!

Gejala ke lima: Cepet capek dan cepet kehabisan napas yang berpengaruh terhadap rusaknya konsentrasi. Kemaren pagi, setelah setor muka di lantai 5, gue naik tangga ke ruang locker di lantai 6. Sampai lantai enam, gue langsung ngos-ngosan karena capek. Lalu begitu gue masukkin kunci ke pintu locker, aduuuh… kenapa kuncinya nggak mau masuk sih? Pas gue lihat lagi… oh la la… ternyata gue salah ngeluarin kunci! Yang gue keluarin itu ternyata kunci gembok rumah tante gue!

Gejala ke enam: Perut serasa enggak enak (tapi gue pikir bisa jadi karena lapar dan/atau karena PMS).

Gejala ke tujuh: Tadi pagi, begitu mendengar alarm berbunyi, gue langsung bangkit dari tempat tidur, tapi… ouch! Kepala gue berat banget! Ok, gue berbaring lagi… sampe tau-tau tante gue masuk ke kamar lalu bertanya, “Kamu nggak kerja?”

Gue ambil hp lalu melihat jam yang tertera di layar… What??? Udah jam 8 pagi?!? Mencoba bangun lagi… ternyata kepala gue masih sakit, badan gue juga pegel-pegel setengah mati.

Tante gue langsung mebghampiri, “Sakit ya?”

Gue enggak menjawab dan berusaha mengumpulkan nyawa.

Si Tante meraba jidat gue… “Yee, badannya panas nih! Udah enggak usah kerja.”

Dan jadilah hari ini gue enggak pergi kerja. Ah… ternyata bukan cuma radang tenggorokan dan infeksi lambung yang berhasil bikin gue membolos! Eh, tapi masa’ gue dikira pura-pura sakit karena ada interview di perusahaan lain lho. Jadi ceritanya, pas gue ijin sakit, senior gue di EY bales begini via SMS:

Yasud nga apa2,istirahat dl aja riff n salam buat dokter wawannya ya.he3

Padahal gue beneran lagi sakit lhooo, suer, hehe… Hhhh… perut gue masih aja mual nih! Payah deh.

 

Gue Sakit Apa Yaa?

Beberapa hari ini badan gue rasanya nggak enak. Tolong masukannya yaa, berikut ini gejala-gejala yang gue rasakan…

  1. Bangun tidur bukannya segar bugar malah terasa capek, lemes, dan pegal-pegal. Padahal biasanya capek gue bisa ilang dengan keramas terus tidur pulas. Tapi kali ini kedua hal itu sama sekali nggak membantu!
  2. Suka kram mendadak, paling sering di daerah betis-telapak kaki. Gejala yang satu inilah yang menurut gue paling painful. Pernah satu kali gara-gara keram, sekujur tubuh gue jadi lemes, perut mual, dan kepala agak pusing. Saking sakitnya, gue terpaksa bermuka tembok dengan duduk di atas lantai Matahari Dept. Store! Pernah juga waktu masih SMP (gejala ini udah ada dari dulu, dan belakangan ini sering kumat lagi), serangan kram itu datang malam hari pas gue lagi tidur (dan emang paling sering kumat pas gue lagi tidur), dan paginya pas bangun tidur kaki kanan gue itu sampe nggak kuat buat berdiri di atas ubin! Tapi untungnya beberapa menit kemudian gue udah bisa jalan walau agak pincang selama sekitar satu jam;
  3. Gampang ngantuk. Ini dia yang paling bikin gue sebel. Biasanya gue ngantuk di kantor cuma sehari sekali. Gue akalin dengan pergi shalat dan abis itu langsung segar lagi. Tapi belakangan ini ngantuknya bisa berkali-kali! Gue akalin dengan pergi ke toilet, pergi shalat, ngobrol, tapi cuma ilang sebentar terus ngantuknya kumat lagi!
  4. Terasa sakit di kepala bagian belakang. Biasanya gue atasi dengan memijit tengkuk pelan-pelan. Anehnya, sakit kepala ini bisa ilang dengan sendirinya kalo gue lagi excited atas suatu hal! Aneh kan?

Fyi, so far nafsu makan gue normal, paling cuma kurang tidur aja karena selama sebulan sampe minggu lalu gue pulang kerja antara jam 10-jam12 malam. Apa itu ya penyebab keanehan ini? Padahal di awal musim lembur gue fine-fine aja kok. Justru pas musim lembur udah mau selesai justru gejala-gejala itu mulai muncul… Please help.