New Job, New Gamble

Kemarin siang, salah satu ex-colleagues ada yang bertanya sama gue, “Ibu yakin mau pindah kerja ke Lazada? Prospek bisnis seperti itu apa akan bertahan lama?”

 
Saat interview di Lazada beberapa minggu yang lalu, gue pun pernah mengajukan pertanyaan yang sama ke HRD di sana, jadi sudah tentu, gue bisa dengan mudah menjawab pertanyaan itu dengan baik. Besides menurut pengamatan pribadi gue pun, gue optimis bahwa e-commerce ini sifatnya long-lasting. But the problem is; when someone strongly doubts about something uncertain like this, no matter what I answer, they will always have another argumentation to reply over and over again. Itulah sebabnya, gue lebih memilih untuk menjawab, “Gue optimis prospeknya bagus, tapi di manapun gue kerja, pasti tetap ada resikonya. Bisa jadi lebih baik gue stay di Niro, tapi bisa jadi memang lebih baik gue pindah ke Lazada. Kalo nggak dicoba dulu, gue nggak bakal tahu kan?”

 
Sejujurnya di dalam hati, gue pun mempunyai keraguan tersendiri. Saat resign dari EY tiga tahun yang lalu pun, gue juga punya keraguan tersendiri. Padahal gue yakin banget bahwa gue udah enggak pengen lagi kerja jadi auditor, tapi tetep aja, saat itu gue masih ragu apakah resign dari EY akan mendatangkan a better life buat gue. Dan sekarang, saat gue mutusin buat resign dari Niro, gue kembali merasakan kekhawatiran yang sama.

 
Gimana kalo ternyata, gue enggak cocok dengan lingkungan di kantor baru?

 
Gimana kalo ternyata, penghasilan gue di kantor baru ke depannya malah bakalan stuck di situ-situ aja?

 

Gimana kalo ternyata… pekerjaan baru itu enggak bikin gue jadi lebih bahagia?

 
Pada akhirnya gue pun mengakui… sebetulnya, ada unsur gambling pada saat gue memutuskan untuk pindah kerja ke perusahaan lain. Bisa jadi lebih baik, tapi bisa jadi malah lebih buruk dari sebelumnya. Lalu kenapa gue harus repot-repot mengambil resiko jika di tempat yang sekarang pun, gue sudah mempunyai lingkungan yang nyaman dan penghasilan yang memadai?

 

My answer for that question is very simple: I risk my comfort zone in order to search for hopes.

 

I hope, this new job would bring me back into working on fire, working with passion and joy…

I hope to learn more, improve more, much smarter and better.

I also hope, this new job would bring me a step closer to my bigger dreams.

Until finally, of course I hope, this new job would make me happier than before.

 

Dulu, kekhawatiran terbesar gue resign dari EY adalah gue takut, resign dari sana akan bikin karier gue jadi jalan di tempat. Di EY itu jenjang karier-nya sudah sangat jelas. Gue sudah bisa membayangkan akan jadi apa gue dalam 5, 10, sampai 20 tahun lagi jika gue tetap bekerja untuk EY. Tapi syukur alhamdulilah, kenyataannya, bukan itu yang terjadi pada gue. Hanya 8 bulan sejak hari pertama gue kerja di Niro, gue mendapatkan promotion ke managerial level. And you know what… I know that I would not be a manager today if I were still working for EY.

 
So I think… if I was wrong once, then perhaps, I will be wrong again one more time. Then here I am… I gamble my future one more time: I’m leaving the good job I already have for something which I hope, will be a better one for my own life.

4 thoughts on “New Job, New Gamble

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s