Makna Bermaafan yang Sebenarnya

Gue tidak pernah bosan untuk menulis di sini pentingnya bermaafan di hari Lebaran dalam artian yang sebenarnya.

Bermaafan di hari raya bukan hanya soal copy-paste gambar atau text dari satu grup WA ke grup lainnya. Bukan pula sekedar mengirimkan ucapan yang sama persis ke semua isi kontak di hp kita. Jangan gunakan “corporate style” yang mengirimkan standardtemplate ke seluruh rekan bisnis dalam kehidupan kita pribadi! Kenyataannya, standard template seperti ini seringnya tidak betul-betul dibaca dengan baik dan langsung saja dibalas dengan standard template yang lainnya. Niat untuk saling meminta maaf pada akhirnya jadi tidak betul-betul tersampaikan.

Kenapa? Karena beda orang bisa beda pula jenis kesalahan yang pernah kita perbuat pada mereka. Untuk tingkat kesalahan yang sangat menyakitkan hati, template yang kita copy dari orang lain atau kita download dari internet kemungkinan besar tidak akan membuat orang yang pernah kita sakiti merasa lebih baik. Ketulusan kita akan dipertanyakan… ini sebenarnya mau minta maaf atau tidak? Apalagi kalau tulisan yang kita niatkan sebagai personal apology itu malah dikirim ke WA group! Itu sih cuma akan dianggap angin lalu saja!

Sisihkan waktu untuk menulis permintaan maaf yang tulus, yang secara spesifik menggambarkan penyesalan kita atas kejadian terdahulu. Menggunakan nama mereka sebagai sapaan pembuka kalimat juga akan membuat pesan kita lebih tersampaikan. Bagaimana jika kita tidak pandai merangkai kata? Telepon saja!

Setiap kali Lebaran, gue selalu mengetik sendiri ucapan maaf gue ke orang-orang yang gue sadari pernah gue sangat gue sakiti perasaannya. Khusus untuk rekan satu tim di kantor, kecuali ada satu kasus yang spesifik, gue tetap mengirim pesan ke WA group, tapi isinya gue sesuaikan dengan konteks gue meminta maaf sebagai atasan mereka. Gue tulis secara personal hal-hal yang memang hanya relevan untuk ruang lingkup pekerjaan saja. Barulah untuk yang lain-lainnya gue ikut menggunakan standard template untuk membalas incoming text sebagai bentuk sopan-santun saja.

Lebaran itu seharusnya permulaan baru, memulai kembali dari lembaran baru. Bisa dicapai, asalkan dilakukan dengan cara yang benar.

Finally dari gue, mohon dimaafkan jika ada salah kata dalam tulisan-tulisan gue selama ini. Maafkan jika tanpa gue sadari, tulisan gue tanpa sengaja menyakiti hati kalian sebagai pembaca. Sebagai penulis, ada kalanya apa yang gue anggap “biasa saja” diterima secara berbeda oleh pembacanya. Apapun itu, mohon dibukanan pintu maaf sebesar-besarnya.

Selamat Idul Fitri dan selamat berlibur panjang!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s