Zodiak Gue Hari Ini

Sebenernya, gue bukan tipe orang yang percaya sama zodiak. Tapi waktu lihat ada aplikasi zodiak di Android Market, akhirnya gue tergoda juga buat download aplikasi itu. It seems like this is a must have item for every android phone. Untuk aplikasi zodiak ini, gue memilih Better Horoscope yang gratis dan katanya, memiliki ramalan yang paling akurat.

Trus tadi malem, iseng-iseng gue buka apikasi ini buat baca ramalan zodiak harian gue. Dan benar aja lho… isinya sangat akurat menggambarkan apa yang gue pikirkan dan rasakan sepanjang hari!

Berikut ini isi ramalan gue buat tanggal 27 Juni 2011..

“Someone who’s all talk and no action needs a reality check today. Supply it.”

“Sometimes when you finish a journey, you arrive at a place that looks very different from what you thought it was going to look like. You might be disappointed, you might be pleasantly surprised; but you should definitely be hopeful that things will get better. You are where you need to be, and if you aren’t happy about the accommodations, be patient. Learn to live with it and explore what it offers. This place you are in has much more to offer than you realize.”

Berkat isi ramalan ini, gue jadi membulatkan tekad buat tetap bertahan. Bukan karena gue menelan bulat-bulat isi ramalan gue ini, melainkan karena gue ngerasa mendapatkan nasihat yang tepat. Lagipula gue percaya bahwa sebetulnya, tempat ini adalah jawaban dari Tuhan saat dulu gue berdoa minta diberikan jalan keluar. So I think I have to give it some times. There must be a good reason that God brought me to this place right? Hope someday I’ll realize that this is a right place for me at the moment.

Timing Difference in Your Love Life

Hari ini, ada dosen gue yang nulis Facebook notes tentang kisah cinta dua orang teman dekatnya. Dua orang yang sama-sama memendam perasaan cinta sampai akhirnya, si cewek keburu dilamar sama laki-laki lain. Di akhir notes, dosen gue ini berpesan, “Untuk semua sahabat saya yang single dan sedang pendekatan dengan seseorang. Jangan sampai terlambat…. Jangan sampai kisah seperti sinetron ini terjadi lagi.”

Notes ini mengingatkan gue sama pembicaraan gue dan teman-teman di EY beberapa bulan yang lalu. Waktu itu gue berteori, udah suka sama suka pun, belum tentu bisa jadian. Suka ada timing difference yang bikin dua orang yang sama-sama suka itu enggak pernah bisa sampe jadian.

Well, timing difference itu sebenernya istilah yang biasa dipakai dalam perhitungan deferred tax yah. Tapi buat urusan percintaan, gue menggunakan istilah timing difference untuk menggambarkan perbedaan timing di antara kedua belah pihak. Untuk mempermudah ilustrasinya, berikut ini 3 contoh timing difference yang pernah gue alami:

  1. Ada cowok yang belum sampe sebulan kenal sama gue tapi tiba-tiba nembak tanpa didahului pdkt yang cukup jelas. Karena ngerasa baru kenal, ya wajar aja dong, kalo gue nolak dia… Nggak disangka setelah itu, malah gantian gue yang suka sama dia. Sayangnya setelah itu, dia udah nggak lagi menunjukkan tanda-tanda pdkt sama sekali;
  2. Ada lagi cowok yang ngotot ngejar-ngejar gue sampe hampir satu tahun lamanya. Waktu itu gue ngotot nolak dia karena reputasi playboy-nya. Pada akhirnya gue pun berubah pikiran, dan mutusin buat nelepon dia ke rumahnya… Apa yang terjadi setelah telepon itu? Tidak ada karena ternyata dia baru aja pindah tempat tinggal ke kota lain…
  3. Dulu gue pernah sayang banget sama satu cowok sampe hampir 2 tahun lamanya. Terus lucunya, dia malah baru nembak gue di tahun ke tiga, di saat gue lagi patah hati habis-habisan sama cowok lain setelah dia. Tapi kalo yang satu ini gue enggak nyesel udah gue tolak. Karena ternyata, waktu dia nembak gue itu, dia udah diam-diam jadian sama cewek lain!

Dulu pernah ada teman gue yang curhat sama gue soal pacarnya. Menurut dia, pernikahan terasa masih jauh banget buat dia dan pasangannya. Waktu itu gue membatin… Kalo gue sih, jangan kan pernikahan deh. Bisa jadian sama orang yang gue suka aja rasanya kayak masih jauh banget kok. Makanya gue suka sampe bingung… Kenapa ya, kalo buat orang lain, jadian itu bisa sebegitu gampangnya? Karena kalo buat gue, bisa suka sama suka dalam waktu yang bersamaan kemudian bisa sampai jadian itu ibarat menunggu sebuah kejaiban gitu.

Ada teman gue yang lain bilang kalo udah suka sama suka tapi nggak bisa jadian itu jatuhnya jadi kayak cerita sinetron. Karena menurut dia, kalo cuma buat jadian aja semestinya enggak sampe seribet itu. Tapi masalahnya, it does happen so many times in my life. Selain 3 contoh yang gue sebutin di atas, masih ada banyak lagi kejadian-kejadian lain yang bisa dikasih tema timing difference.

Pada akhirnya, tanpa bermaksud untuk menggurui, gue cuma mau bilang… bersyukurlah kalian yang dimudahkan jalannya buat bisa jadian sama pasangan kalian itu. Jangan dikit-dikit putus-sambung, jangan memperlakukan pacar seenaknya, jangan pula seenak jidat ganti-ganti pacar apalagi punya pacar lebih dari satu! Bersyukurlah karena setidaknya, hidup kalian udah selangkah lebih maju daripada kita-kita yang masih single. Well, nobody wants to end up alone until the end of time kan?

Anyway, jangan dikira tiba-tiba gue nulis begini karena udah capek ngejomblo loh yaa. I never have a serious problem from being single. Satu-satunya saat di mana gue ngerasa butuh banget punya pacar itu biasanya kalo ada temen yang mau married dan gue enggak tau mau pergi ke sana sama siapa. Jadi sebetulnya hidup gue sih so far so good lah ya. Tapi tetep aja… Nggak munafik, gue juga kepengen memulai langkah baru dalam hidup gue. Married boleh nanti-nanti aja, but a boyfriend would be nice, hehehehehe.

Balik lagi ke konsep timing difference, sebenernya gue berpikir… If the time is never right, then make it right by your own way! Mungkin kalo lain kali gue jatuh cinta lagi, maka pola pikir itu yang akan gue coba tanamkan sama diri gue sendiri. Karena bener juga apa yang dibilang sama temen gue itu… kalo cuma untuk jadian, kenapa harus sebegitu ribetnya sih?

Saved By Cololite, Special Cleanser For Leather

Sekitar tiga minggu yang lalu, gue naksir berat sama tas warna pink di Charles & Keith Central Park. Sekali ngelirik, gue ambil dari rak display, gue coba sampirkan di bahu sambil berpose di depan kaca. It looked nice on me, so I started to peek the price tag… Sayangnya menurut gue, harga si tas a little bit expensive buat ukuran yang hanya sekecil itu.  Gue taruh lagi tasnya di atas rak, keliling-keliling, balik lagi ke rak itu… lihat-lihat tas lucu itu lagi… sampai akhirnya gue putusin untuk pulang dengan tangan kosong.

Beberapa hari kemudian, gue mampir lagi ke Charles & Keith Emporium. Niatnya sih, mau cari flat shoes buat dipake pas factory visit keesokan harinya. Dan ternyata, tas lucu itu ada juga di CK Emporium! Agaaaiiiin, gue pegang-pegang si tas lucu, sekali lagi melihat price tag-nya, dan tetap berkeras sama diri sendiri bahwa gue enggak butuh beli tas pinky sekecil itu.

Gue pun langsung beranjak ke toko lain mencari flat shoes yang harus ketemu malam itu juga. Tapi ternyata gue terus terbayang-bayang sama tas lucu itu. Akhirnya, setelah berhasil nemuin flat shoes berwarna soft pink, gue berpikir… sepatu baru gue itu bakal matching banget sama si tas lucu! Gue pun buru-buru balik ke CK buat beli tas inceran gue itu! Yaaay, I finally purchased my dream bag 🙂

Selama dua hari berikutnya, gue pakai sepatu dan tas baru buat acara factory visit yang sekaligus HRD training buat the new comers itu. Rasanya seneng banget ngelihat tas baru itu akhirnya udah jadi punya gue, hehehehe. Sampai di akhir hari ke dua… tiba-tiba gue syok ngelihat tas pinky gue yang udah terlihat dekil! Tanpa gue sadari udah ada banyak banget debu nempel di tas kulit sintetis gue itu!

Dengan panik, gue langsung bersihin tas gue itu pake tisu basah… tapi nggak berhasil! Gue langsung beralih bersihin tas pake sabun dan kain yang gue basahin, tapi tetep enggak berhasil! Abis itu gue kirim SMS ke temen gue Mitha, kali aja dia tau gimana cara bersihin tas gue itu. Sambil nunggu balesan dari Mitha, gue mulai meng-google cara ngebersihin tas berbahan dasar kulit sintetis. And you know what… ternyata bahan kulit dan kulit sintetis itu enggak boleh bersentuhan sama air! Pantesan ada pinggiran tas gue yang langsung sedikit mengelupas 😦

Akhirnya Mitha bales SMS gue, dia bilang coba pake minyak kayu putih. Menurut hasil Googling juga kebanyakan menyebutkan minyak kayu putih. Beberapa hari kemudian, gue sempet balik lagi ke CK Emporium buat beli sepatu kerja baru gara-gara sepatu kerja gue yang lama baru aja rusak. Di sana gue sempat tanya, dan SPG-nya juga menyebutkan minyak kayu putih. Sayangnya setelah gue coba, minyak kayu putih pun tetap tidak begitu membantu. Warna tasnya emang jadi sedikit lebih cerah, tapi tetap ada kotoran yang seperti mengendap di pori-pori permukaan tas. Sedih banget rasanya tas kesayangan gue yang masih baru itu udah kelihatan dekil kayak tas yang udah lama dipajang di rak toko!

Lalu hari ini, ceritanya gue sempet mampir ke gerai Guess di Plaza Semanggi. Iseng-iseng gue tanya sama SPG-nya, “Mbak, kalo bahan kayak gini (sambil menunjuk satu tas kulit sintetis di atas keranjang diskon) bersihinnya pake apa?”

Saat itu, gue sempet mengira lagi-lagi, SPG yang satu itu juga akan menyebut minyak kayu putih. Tapi ternyataaa, SPG Guess itu punya jawaban yang berbeda! Dia bilang, ada pembersih khusus bermerk Cololite yang bisa gue dapatkan di pasar swalayan! Yaaay, gue pun langsung meluncur ke Giant Plaza Semanggi!

Sempet muter-muter di Giant, bolak-balik dari satu rak ke rak lainnya, sampai akhirnya gue menemukan satu rak kecil yang memuat tulisan Cololite Leather Care! Waktu gue hampiri, isi rak itu pembersih dan semir buat sepatu semua! Gue nggak nemuin pembersih khusus tas berbahan kulit yang menurut SPG Guess tadi, bentuk kemasannya seperti odol. Yang paling mendekati yang ada di rak itu cuma Cololite Suede Lotion yang katanya bisa juga buat ngebersihin nubuck leather. Sebenernya gue ini enggak ngerti nubuck itu artinya apa. Gue cari di aplikasi kamus hp gue, sempet nyari juga di Google translate tapi tetep enggak ketemu terjemahan-nya nubuck itu. Akhirnya hanya dengan bermodal insting, gue tetap beli Cololite Suede Lotion itu.

Ini dia bentuk Cololite yang diformulasi khusus buat tas berbahan kulit. Sayangnya waktu di Giant, gue nggak berhasil nemuin Cololite yang satu ini.

Sesampainya di kosan, gue langsung coba bersihin si tas pinky pake Cololite. Caranya, tuangkan cairan dari dalam botol ke atas sponge yang sudah disediakan Cololite, kemudian langsung gue oleskan sponge tersebut ke atas permukaan tas secara searah, berulang-ulang, sampai busa dari sponge mulai kering dengan sendirinya. Dan taraaa, tas gue langsung bersih seperti baru lagi!

Tas gue setelah dibersihkan pake Cololite^^

Aaah, senangnyaaa… Thank you Cololite and thank that SPG in Guess Plaza Semanggi also 🙂

Notes: Fyi, harga Cololite ini enggak mahal, sebotolnya (isi netto 75 ml) cuma Rp. 50.000 lebih dikit. Worth it buat menjaga warna dan kebersihan tas atau sepatu kulit kesayangan kamu^^ Kalo tertarik, gue nemuin Cololite ini di bagian pakaian laki-laki di Giant Plaza Semanggi.

10 Things I Like About EY

Berdasarkan pengalaman hampir 3 tahun kerja di EY, gue mau bikin daftar 10 kelebihan yang dimiliki oleh KAP Big Four ini. Dan sebenernya sih… sebagian besar dari hal-hal yang akan gue sebutkan di bawah ini bisa juga dimiliki oleh 3 KAP Big Four lainnya (PWC, KMPG, Deloitte). Tapi berhubung gue enggak pernah kerja di 3 KAP lainnya itu, ya akan lebih akurat kalo tulisan ini gue kasih judul 10 Things I Like About EY. And here they are

 

Salary Increase every year

Semakin tinggi levelnya, semakin signifikan pula kenaikan gaji yang akan diterima pada saat promotion. Kalaupun pada tahun ini kita enggak dapet promotion, kita tetap akan menerima kenaikan gaji.

Sufficient medical coverage policy

Gue tau medical coverage-nya EY ini bukanlah yang paling mewah yang pernah ada di Indonesia. Tapi kalo mau dibandingin secara rata-rata perusahaan di sini, then EY’s medical coverage is one of the best.

Sufficient training programs

Selama kerja di EY, nggak perlu takut nggak update sama new applicable policy/standards/regulations. Pasti selalu ada aja training invitations setiap tahunnya.

Great information database

Kalo butuh PSAK baru, nggak perlu repot-repot cari di Google. Almost everything is available in here.

You don’t need to be old just to be promoted

Kenaikan pangkat di EY tidak pernah melihat usia. Ada temen gue yang punya peluang jadi manajer di usia 26. Gue juga baru sadar bahwa tidak semua perusahaan bisa melakukan yang sama seperti ini.

Discrimination doesn’t exist

As we know, ada cukup banyak perusahaan di Indonesia yang lebih menomorsatukan karyawan dari golongan ras/agama tertentu. Cuma orang-orang dari golongan ras/agama itu saja yang bisa terus naik sampai level top management. As long as I know, such a thing like this doesn’t exist at EY. You don’t need to be born in a specific race just to be a high-rated employee.

Gender equalization

Ada cukup banyak perempuan di level manajer sampai partner di EY. Malah mungkin, jumlahnya berimbang antara leader perempuan dan laki-laki? Sayangnya gue nggak punya data statistik yang akurat soal ini. Tapi gue yakin, every woman in this firm will always have an equal chance to be promoted.

Friendship

Berhubung tulisan ini sifatnya subjektif (alias gue tulis menurut pandangan gue secara pribadi), gue mau menambahkan friendship sebagai salah satu hal yang gue sukai dari EY. Dan bukan cuma gue, ada pula bebeberapa kelompok pertemanan lainnya yang gue tau masih sangat erat meskipun udah ada banyak anggotanya yang resign dari EY. Being best friends at work is not something impossible in this place.

Dynamic working environment

Sekali lagi, karena tulisan ini sifatnya subjektif, maka gue juga mau nulis kalo gue suka sama lingkungan kerja yang dinamis kayak waktu gue kerja di EY. Lingkungan seperti ini menurut gue udah berhasil membentuk working attitude yang impressive. Misalnya, kerja cepat, mandiri, terbiasa dengan otodidak, tahan banting, penuh dengan inisiatif, dsb dsb.

Only the qualified ones who will survive until the top

Bukan sesuatu yang perlu gue jelaskan karena sifatnya agak-agak sensitif. Tapi dari semua partner yang gue kenal di EY, none of them were less than a qualified auditor.

 

Mungkin pertanyaannya sekarang, kalo EY sebegitu bagusnya, kenapa gue malah resign? It’s easy to answer: because I did not belong to this place. I did not feel that passion any longer at work. Ditambah lagi, gue punya cita-cita lain yang ingin gue kejar. And to be fair enough, selain 10 kelebihan di atas, pastinya ada juga kekurangan-kekurangan yang pernah jadi bagian dari pertimbangan gue buat resign dari sana. Tapi prinsipnya, gue cuma pengen inget EY yang baik-baiknya aja, sama seperti gue ingin diingat orang lain cuma yang baik-baiknya aja 🙂

 

 

You Know You’re Over Somebody When…

  1. You have stopped asking his friends how he is;
  2. You don’t avoid yourself of talking about him in any chance either;
  3. However, he’s no longer your favorite topic to be talked about with your friends;
  4. You no longer remember to peek his Facebook/Twitter page every time you log in to the websites;
  5. It turns out that you smile to yourself every time you remember something stupid that you did just because you were in love with him;
  6. You have stopped hating him for breaking your heart;
  7. You have started to be fair. You are still proud of the things in him which made you fall in love with him, but you are now strong enough to confess that however, he was not good enough for you;
  8. You finally remove his pictures and messages both from your phone and PC also;
  9. Hearing his voice, even seeing his face will not affect your feeling to him anymore;
  10. You stay calm even when you see a sign that he has probably started to see someone else;
  11. You finally open your heart for someone new 😉
  12. For me, when I finally release that blog titled ‘How to Fix a Broken Heart’ means I’m completely already over him. I have postponed releasing that blog for months because I thought, what about if after this, my feeling will go back to him?

How to Fix a Broken Heart

Berbekal pengalaman peribadi, kali ini gue kepingin menuliskan 5 tahap patah hati serta cara–ala-gue untuk mengatasinya. Bukannya sok tau, tapi tips inilah yang udah berhasil bikin gue jadi cepat move on.  Padahal biasanya, gue ini tipe orang yang butuh waktu lama untuk bisa benar-benar move on. Tapi kali ini, dengan cara yang akan gue sebutkan di bawah ini, gue bisa mengatasi patah hati – yang sebenernya patah hati terburuk yang pernah gue alami – dalam waktu yang lebih singkat. Jadi siapa tahu aja, kalian juga cocok sama tips ala gue ini!

Tahap pertama

Pada tahap ini, ada something di dalam dada kita yang rasanya agak-agak perih atau ngilu atau nyeri atau entah gimana cara kita mendeskripsikannya. Hidup rasanya lagi jatuh di titik terendah, mau ngapa-ngapain rasanya jadi nggak enak… Ada pula yang sampe nggak nafsu makan, susah tidur, dan lain sebagainya…

  1. Kalo mau nangis ya nangis aja… Kalo nggak bisa nangis? Cari film sedih, dan ikut nangis pas tokoh di filmnya lagi nangis juga! Kenapa harus nangis? Karena nangis bisa ngurangin beban. Istilahnya, your tears will wipe a part of your pain;
  2. Cari temen buat mencurahkan isi hati. Sekedar tips, untuk tahap ini, pilihlah teman yang nggak akan menggurui kita. Percaya deh, kalo masih tahap awal patah hati, lebih enak curhat sama temen yang bakal ngomong gini, “Iya, gue juga heran kenapa dia kayak gitu…” daripada “Ya udahlah, udah jelas dia enggak suka sama elo lagi…”
  3. Dengerin lagu-lagu patah hati. Kumpulin dalam satu playlist dan nyanyiin kenceng-kenceng! Menyuarakan isi hati juga mempercepat proses ‘keringya’ luka di dalam hati;
  4. Kalo pengen lihat fotonya, lihat Facebook-nya, atau lihat SMS-SMS dari dia di dalam inbox hp, ya lihat aja!
  5. Meski begitu, JANGAN PERNAH nulis status di Facebook atau di manapun yang bisa dibaca sama dia yang isinya tentang patah hati yang sedang kita rasakan itu. Kenapa? Nulis yang aneh-aneh hanya bikin kita jadi berspekulasi tentang apa yang kira-kira dia pikirkan setelah membaca status kita itu. Belum lagi potensi bikin malu karena curhat di tempat umum! Hal-hal kayak gitu pada akhirnya cuma bakalan nambahin beban pikiran kita aja, jadi mendingan kalo mau curhat, tulis dalam diary pribadi aja ok…
  6. Dan ya, salah satu cara gue healing a broken heart adalah dengan menuliskan perasaan gue dalam bentuk diary. Tapi ya secara udah jaman smart phone dan juga laptop, maka diary itu pun udah berubah bentuk jadi ketikan di Microsoft Word, bukan lagi buku diary warna-warni kayak jaman SMP dulu…
  7. Ada yang bilang, it’s okay to do something stupid like text him, call him, chat him at YM or BBM… Tapi kalo menurut gue, berusaha menghubungi dia cuma bakal meperlama periode patah hati yang kita rasakan. Belum lagi reaksi dia yang bisa jadi malah memperparah suasana hati kita… Jadi mendingan nggak usah lah, nggak ada gunanya! Bedanya sama cewek yang masih bisa dirubah pikirannya, kalo cowok biasanya akan sangat-sangat sulit dirubah jalan pikirannya.

Tahap ke dua

Pada tahap ini, biasanya kita udah berhenti terus-terusan meratapi nasib. Buat yang hobi nangis pas lagi patah hati pun, nangisnya udah mulai berjeda, enggak lagi tiap hari sepanjang malam. Rasa ngilu dalam dada itu pun perlahan hilang dengan sendirinya. Untuk kasus yang agak ekstrim, barangkali, pada tahap ini kita mulai bisa melihat sisi jelek dalam diri dia yang selama ini kita ingkari.

  1. Ganti temen curhat… Cari temen yang orangnya logis bahkan kalau perlu yang cenderung judes. Udah waktunya kita berhenti bersikap mellow;
  2. Kalo kita sakit hati sama kalimat lugas yang diucapkan temen kita itu, nikmati aja sakit hati itu! Berpikirlah keras-keras apakah emang benar apa yang dia bilang. Jadi tentu saja, untuk tahap ini, nggak boleh sembarangan pilih orang! Pilih teman yang objektif yang juga sekaligus memang peduli dengan keadaan kita;
  3. Mungkin pada tahap ini, mulai timbul rasa benci sama si dia. Kita mulai melihat bahwa pada akhirnya, dia tidak memperlakukan kita dengan baik. It’s okay to hate him, it’s okay to confess that we are hurt. Rasakan lah luka itu dalam-dalam, bukan supaya makin benci sama dia, melainkan supaya kita sadar bahwa emang udah sepantasnya buat kita melupakan dia;
  4. Mulai cari kesibukan untuk mengalihkan pikiran kita. Ingat ya, bukan maksain diri buat ngelupain, tapi carilah sesuatu yang emang pasti akan mengalihkan perhatian kita. Kalo buat gue, nonton film, baca buku bagus, pergi shopping, dan kerja lembur adalah tiga hal yang pasti dengan sendirinya bisa mengalihkan perhatian gue;
  5. Kalo di tengah-tengah aktivitas itu masih aja ada hal yang ngingetin kita sama si dia, biarin aja! Tetep jangan pernah marahin diri sendiri hanya karena inget begitu banyak hal tentang diri dia. Nahan-nahan perasaan cuma bikin proses penyembuhan jadi tambah lama;
  6. Beredar, beredar, dan beredar! Nggak perlu lah mogok bikin status Fb atau mogok nge-tweet cuma gara-gara patah hati! Comment lucu dari teman, lelucon teman saat hang out, obrolan dan gosip seru bisa jadi pengalih perhatian sekaligus penghapus luka yang top banget; dan
  7. Mulai ganti playlist dengan lagu-lagu upbeat favorit kita.

Tahap ke tiga

Pada tahap ini, emosi udah mulai stabil. Kita pun udah mulai melakukan hal-hal konkret untuk moving on. Pada tahap ini pula, sebaiknya kita mulai berhenti nyebut-nyebut nama dia di tengah sesi ngobrol sama temen-temen kita. Kasihanilah mereka yang udah sering banget nampung curhat kita selama berhari-hari atau berminggu-minggu sebelumnya itu…

  1. Jika belum dilakukan, ini waktu yang tepat untuk menyingkirkan foto dia dari dalam dompet, layar komputer, layar hp, dan, hapuslah folder khusus foto kamu dan dia di halaman Facebook;
  2. Karena gue bukan tipe orang yang suka memusnahkan benda-benda kenangan, gue lebih memilih mengumpulkan semuanya, lalu nyimpen benda-benda itu di dalam kotak khusus yang kemudian gue simpan di dalam lemari. Bukannya gue enggak mau move on, tapi gue percaya bahwa kelak, benda-benda dalam boks itu akan jadi kenangan manis yang bikin gue tersenyum saat mengenang masa lalu;
  3. Kalaupun ada yang sebaiknya dimusnahkan itu barangkali folder khusus yang menyimpan SMS-SMS dari dia. Kenapa sebaiknya dimusnahkan? Logikanya aja… kalo kelak kita punya pacar baru dan dia nemuin masih ada folder itu di dalam hp kita, dia pasti bakal ngira kita masih sayang sama yang lama dong? Tapi kalo belum siap menghapus SMS-SMS itu, jangan dulu. Cari waktu yang tepat dan nikmatilah detik demi detik saat kita mulai menghapus SMS-SMS itu nanti;
  4. Tetap dandan yang cantik. Kalo perlu coba deh ganti penampilan, misalnya ganti potongan rambut baru, coba model baju gaya baru, make up gaya terbaru…
  5. Pada tahap ini, tetap jangan dulu memaksakan diri buat nyari cowok baru. Nggak usah lah ngerasa harus kita duluan yang nemuin cowok baru sebelum dia duluan yang punya cewek baru. Nggak penting cepet atau lambat, yang penting adalah nemuin yang terbaik buat menemani kita, iya kan?

 Tahap ke empat

Biasanya butuh waktu yang agak lama untuk mencapai tahap yang satu ini. Tahap di mana kita udah nggak ngerasa sedih setiap kali mengingat dia. Malah bukan nggak mungkin di tahap ini, kita akan kembali tersenyum setiap kali mengingat kenangan manis antara kita dan dia. Dan pastinya, pada tahap ini kita mulai bisa berpikir luar biasa jernih. Kita bahkan mulai bisa memetik pelajaran berharga dari hubungan kita yang gagal itu…

  1. Mulai buka hati buat cowok baru;
  2. Cari lingkungan baru. Misalnya, nyobain restoran baru, ikut les, ikut kongkow sama temen-temennya temen deket kita dsb…
  3. Jangan menjadikan si masa lalu sebagai patokan kriteria cowok kita yang berikutnya… Kalo dia sebegitu hebatnya, kisah kita sama dia enggak akan pernah kandas di tengah jalan kan? Belajarlah dari pengalaman, itu kuncinya; dan
  4. Percaya bahwa sebelum nemuin orang baru, kemungkinan besar kita belum benar-benar siap untuk menjalin komunikasi lagi sama yang lama. Kita nggak mau dong, balik lagi ke masa-masa suram yang penuh penderitaan itu? Jadi tahan dulu, belum waktunya berteman lagi dengan si masa lalu itu…

Tahap ke lima

Tahap ke lima ini sebetulnya hanya penyempurnaan dari tahap ke empat. Tahap di mana kita mulai merasakan yang namanya I am happy if he is happy, even when it’s not with me. Kalo kita udah sampe tahap ini, kita enggak akan bersedih hati hanya karena dia nemuin pacar baru, atau bahkan, karena dia udah duluan married sama pacar pilihannya. Malah enggak mustahil, pada tahap ini kita mulai bisa berteman lagi sama si masa lalu tanpa bawa-bawa perasaan seperti dulu. Tapi sayangnya, enggak semua orang bisa mencapai tahap ke lima ini.

  1. Jangan pernah bernostalgia sama si masa lalu… Pokoknya jangan pernah melakukan hal-hal yang bisa memancing cinta lama bersemi kembali, terutama kalo salah satu di antara kita dan dia, apalagi kalo kedua-duanya, udah memiliki pasangan baru… Kalaupun ada niat untuk balik, pastikan dulu dia udah jauh berubah, kita udah jauh berubah, dan, baik kita dan dia udah sama-sama melupakan sakit hati yang timbul waktu patah hati dulu;
  2. Jangan terlalu sering menceritakan soal si masa lalu sama pasangan kita yang baru. Kalo pun kita lagi pengen bernostalgia, carilah temen sesama cewek, bukan sama cowok lain yang berpotensi jadi Mr. Right kita! Jangan ngerusak suasana dengan mengenang sesuatu yang udah lewat ok!
  3. Percaya bahwa pada akhirnya, enggak ada hubungan yang sia-sia. Everyone comes to our lives for a reason. Walau enggak berlangsung selamanya, pastilah ada sesuatu yang pernah dia ajarkan, yang bisa bikin hidup kita jadi lebih baik dari sebelumnya.

Uang Bukan Segalanya? Think Twice!

Kantor gue baru aja menggelar HRD training buat para pendatang baru, termasuk buat gue yang baru kerja satu bulan di perusahaan ini. Ada beberapa hal yang cukup menarik dari training ini. Salah satunya, saat trainer menanyakan kepada para peserta training, “Dari skala 1 sampai 10, seberapa setuju kamu terhadap statement bahwa uang adalah segala-galanya?”

Mayoritas peserta menyebut angka 7 sampai 9. Gue sendiri, menyebut angka 8. Enggak ada satupun di antara peserta training yang memberi nilai 10.

Jawaban teman-teman training ini cukup mengejutkan gue. Karena setahu gue, pada umumnya, orang Indonesia itu tipe orang yang sering menyatakan pendapat bahwa uang bukanlah segala-galanya. Range jawaban 7 sampai 9 menunjukkan bahwa di mata kami, uang hampir mendekati segala-galanya.

Yang lebih mengejutkan gue adalah statement trainer yang menyatakan bahwa yang benar itu, uang memang segala-galanya. Dengan kata lain, dia sendiri menyebut angka 10 untuk menjawab pertanyaannya sendiri.

Wow, matre banget nggak sih kedengarannya?

Well, coba deh, kita simak alasan dari orang-orang yang kontra dengan pendapat bahwa uang bukan segala-galanya:

  1. Percuma banyak uang kalo hidup enggak bahagia;
  2. Percuma banyak uang kalo sakit-sakitan; dan
  3. Percuma banyak uang kalo hidup kesepian.

Pembelaan dari trainer gue itu…

  1. Untuk hidup bahagia, dibutuhkan uang. Sebut deh, hal-hal apa saja yang bisa bikin kita jadi happy. Kalo buat gue: traveling, nonton film, shopping, hangout bareng temen-temen, main sama si mpus, dan ngeblog. Untuk traveling, shopping, dan hanging out, gue jelas butuh uang. Untuk bisa main si mpus pun, gue harus keluar uang. Gue harus beliin makanan, vitamin, dan obat-obatan. Kalo si mpusnya mati karena nggak terurus, gimana gue bisa main sama dia? Untuk ngeblog pun, gue harus bayar biaya tahunan, dan pastinya, ada biaya listrik buat menghidupkan laptop atau buat nge-charge batre hp supaya bisa gue pake buat ngeblog;
  2. Supaya enggak sakit, kita juga perlu uang. Harus makan sehari tiga kali, kalo perlu menerapkan 4 sehat 5 sempurna. Kalo sampe sakit pun, untuk sembuh kita pasti perlu uang buat beli obatnya. Dan bener kata si trainer, masih mending pengidap HIV yang kaya raya daripada yang hidupnya pas-pasan. Kalo si kaya bisa menikmati sisa hidupnya dengan keliling dunia misalnya. Atau nggak usah selebay itu deh… Enaknya jadi orang kaya, kalo sakit bisa cari pengobatan sampai ke ujung dunia kan?
  3. Supaya kita nggak kesepian, kita nggak bisa selamanya hidup sendirian alias harus punya pasangan hidup. Nah, jangan sebut gue matre kalo gue bilang, untuk berumah tangga, sekedar cinta saja tidak akan pernah cukup. Untuk bisa melangsungkan pernikahan pun, kita membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Belum lagi kalo nanti sudah lahir anak. Kita perlu beli susu, bayar segala jenis imunisasi, trus mesti mikirin biaya pendidikan si anak juga… Dan lagi-lagi, enaknya jadi orang kaya, mereka bisa memilih pendidikan terbaik – tanpa peduli berapapun biayanya – untuk anak-anaknya.

Uang, memang tidak bisa menjadi single factor untuk membahagiakan hidup kita. Tapi masalahnya, untuk bisa hidup bahagia, segala-galanya pasti akan membutuhkan uang.

Jadi gue setuju, bahwa bagaimanapun, uang adalah segala-galanya.

Akan tetapi tetap saja… gue tidak mau meralat nilai 8 menjadi 10. Saat gue menjawab 8, gue punya pertimbangan tersendiri. 10 itu angka sempurna… dan bagaimanapun, uang – sebanyak apapun jumlahnya, tidak akan pernah bisa membuat hidup gue jadi sempurna. Kenapa?

  1. Untuk dapat banyak uang, diperlukan extra effort yang tidak mudah. Harus rela kerja lembur yang ujung-ujungnya, mengancam kesehatan gue sendiri;
  2. Semakin tinggi pohon, semakin tinggi anginnya. Yang udah gue alami, semakin tinggi jabatan, semakin banyak pula rintangan yang harus gue hadapi. Jadi kalo kamu melihat ada orang-orang yang sangat kaya raya, trust me, there must be so many prices they have to pay to be rich, and it’s not easy at all; dan
  3. Cowok dengan banyak uang jauh lebih beruntung daripada cewek dengan banyak uang. Cewek yang ingin menuai sukses dengan karier-nya sendiri harus ikhlas saat kelak, ada cowok yang ninggalin dia cuma karena gaji atau jabatan si cewek lebih tinggi, karena si cewek kerjaannya lembur melulu, atau karena si cowok enggak merestui pasangannya untuk terus bekerja.

See? Dengan tiga permasalahan di atas, gimana caranya uang bisa bikin hidup gue jadi sempurna? Jadi kalo versi gue… uang memang segala-galanya, karena segala-galanya dalam hidup gue, sudah pasti memerlukan uang. Tapi tetap saja, uang tidak memiliki segala yang gue butuhkan untuk bisa hidup bahagia.

 

7 Hal Yang Bisa Dilakukan Seseorang Saat Merasa Insecure

Menurut definisi ala gue, insecure, atau rasa tidak aman, bisa diartikan sebagai rasa takut akan sesuatu yang dipicu oleh rasa tidak puas dan tidak yakin akan kapasitas diri sendiri. Rasa insecure inilah yang pada akhirnya, memicu kita untuk menciptakan ‘topeng’ agar sisi lain yang ingin kita sembunyikan itu tidak terlihat oleh orang lain. Dengan kata lain, kita berusaha menutupi sisi lain itu dengan melakukan sesuatu yang menurut kita, bisa membuat kita tampak hebat di mata orang lain. Intinya, insecurity pushes us to find some recognition from our environment.

Dalam suatu relationship, insecurity juga bisa menyerang salah satu atau kedua belah pihak sekaligus. Rasa tidak yakin atas dalamnya perasaan pasangan bisa membuat kita merasa tidak aman, merasa tidak dibutuhkan atau tidak dijadikan prioritas, takut ditinggalkan, atau bisa juga, membuat kita merasa kurang layak untuk pasangan kita itu. Dan jangan salah, dalam hubungan kerja, keluarga, dan persahabatan pun, perasaan yang sejenis bisa saja muncul dan menjadi batu sandungan dalam hubungan tersebut.

Dalam kesempatan ini, gue ingin berbagi hasil pengamatan gue tentang hal-hal yang biasa orang-orang lakukan saat mereka merasa insecure.

Mempersenjatai diri dengan berbagai macam gadget canggih terbaru

Gue pernah baca di Cosmopolitan, kita – para cewek – jangan langsung terkesima dengan cowok yang punya mobil mengkilat (dengan berbagai modifikasi di sana-sini), hp yang selalu mengikuti keluaran terbaru, laptop canggih, nggak ketinggalan Ipad, Ipod dsb dsb… Karena menurut Cosmo, hal ini bisa saja sengaja dia lakukan untuk menutupi rasa tidak percaya diri atau bisa juga, untuk menutupi satu atau beberapa kekurangan dalam dirinya. Dan gue setuju sama Cosmopolitan… Kalau dia udah mendapat pengakuan yang cukup dari lingkungannya, maka dia tidak akan lagi merasa perlu terlihat kaya raya dengan menghabiskan begitu banyak uang untuk berbagai jenis gadget tersebut kan? Tapiii, kalo boleh gue tambahkan, hal ini enggak berlaku buat orang-orang yang emang hobi sama hal-hal seperti ini yaa. Kan emang ada tuh, orang yang hobi banget ngotak-ngatik mobilnya, atau hobi nyobain berbagai jenis teknologi yang baru eksis.

Berusaha menjadi player

Kalo mengutip isi novel Beauty Case, pasangan itu sering dijadikan ibarat trophy. Semakin banyak trophy, semakin bikin bangga! Rasa bangga dan ingin dikagumi oleh lingkungannya lah yang bisa memicu seseorang menjadi player. Mereka ingin menciptakan image kalo mereka itu diinginkan oleh semua lawan jenis tanpa peduli konsekuensi dari perbuatan mereka. Dan menurut pengamatan gue, hal ini mereka lakukan karena mereka merasa tidak punya hal lain yang bisa mereka banggakan. Atau bisa juga, mereka lakukan hal itu untuk menutupi kekurangan dalam diri mereka. Mereka ingin melakukan pembuktian seperti, “Jelek-jelek gini juga, tetap banyak yang mau sama gue!” Tapi gue enggak bisa pukul rata juga sih, kalo semua player menjadi player untuk menutupi insecurity mereka… Soalnya ada pula orang yang jadi player karena malas berkomitmen (biasanya cowok), money oriented (biasanya cewek), dan… errr, sex addicted (kebanyakan sih cowok).

Punya pacar harus cantik atau ganteng

Menurut gue, dalam hal ini, memilih pacar bisa diibaratkan dengan memilih baju. Mana yang lebih kita pilih… baju yang keren tapi enggak enak dipakai, atau baju sederhana yang nyaman untuk dipakai? Balik lagi ke teori ala novel Beauty Case: pasangan itu ibarat trophy yang bisa bikin bangga. Padahal sebenarnya, kalau kita sudah cukup puas dan merasa bangga dengan diri kita sendiri, maka buat apa lagi kira mencari kebanggaan melalui pasangan kita?

Mempersenjatai diri dengan make-up dan fashion items terkini

Supaya adil, gue juga membocorkan fakta bahwa kadang-kadang, make-up dan fashion items adalah senjata cewek untuk menutupi rasa insecure. Cewek itu sangat ingin terlihat cantik dan menarik di mata lawan jenis. Kita suka takut, kalo kita kurang cantik, nanti nggak ada cowok yang tertarik sama kita. Itulah kenapa aktivitas diet lebih banyak dilakukan oleh cewek daripada cowok. Belum lagi rasa nggak pede karena mata sipit (sehingga ke mana-mana harus pake eyeliner dan mascara), nggak pede sama bentuk kaki yang kurang jenjang (jadi terpaksa pake high heels meskipun bikin lecet dan pegel-pegel), sit-up tiap hari, rajin maskeran, pake lotion pemutih, dan masih banyak keribetan lainnya lagi. And I blame it to the boys! Mata kalian yang suka terang-terangan ngelirik cewek lain, atau omongan kalian yang suka memuja-muja cewek cantik itulah yang suka bikin kita ngerasa kurang cantik. Makanya menurut gue, every girl should learn how to dress to make her happy, not to impress anyone else.

Sering memuji diri sendiri

Ada orang yang menjadikan narsis sebagai lelucon favorit mereka, tapi ada juga, yang memang sengaja memuji dirinya sendiri untuk memancing kekaguman dari orang lain yang mendengarnya. Menurut pengamatan gue, orang yang udah biasa dipuji dalam satu hal, tidak akan lagi sesumbar soal kelebihan yang dimilikinya itu. Dia yakin tanpa perlu dibilang pun, orang lain akan tahu dengan sendirinya. Beda banget sama orang yang haus akan pujian. Karena ngerasa kurang sering dipuji makanya dia suka berusaha pamer dan memuji dirinya sendiri dengan harapan, orang lain akan terkesan dengan kehebatannya itu.

Berusaha menyamai alias copy cat

Pernah punya teman yang terlihat nggak mau kalah sama kita? Kita ganti hp baru, dia juga ganti. Kita beli ini dan itu, dia juga ikut beli. Kita pergi ke sana dan ke sini, eeeh, dia juga ikut pergi ke sana dan ke sini! Kalo terjadinya cuma sekali dua kali, itu masih wajar. Bisa aja apa yang kita punya menginspirasi dia untuk menikmati hal yang sama. Tapi kalo hal ini terus berulang dari waktu ke waktu… kita patut curiga. Meskipun kelihatannya sepele, hal ini bisa berdampak buruk juga lho. Misalnya, dia jadi dikejar tagihan kartu kredit hanya gara-gara kepengen sama kayak kita. Selain itu, hal ini juga bisa menimbulkan rasa tidak nyaman di pihak yang ditiru itu. Bisa muncul pikiran jelek seperti, “Dia ini nganggep gue temen atau saingannya sih?” Balik lagi ke topik insecurity… hal seperti ini bisa saja dilakukan oleh orang-orang yang terbiasa menjadikan orang lain sebagai parameter, di mana mereka takut belum cukup keren kalau belum bisa menyamai parameternya itu.

Meninggalkan, sebelum ditinggalkan…

Dalam suatu perpisahan, pihak yang ditinggalkan biasanya akan lebih sedih daripada yang meninggalkan. Meninggalkan itu by choice, tapi kalo ditinggalkan… what else can we do? Belum lagi ada rasa terluka, kecewa, merasa tidak berharga, dan sakit hati yang mungkin muncul saat ditinggalkan oleh orang-orang yang kita sayangi. Rasa takut ditinggalkan itulah yang kemudian bisa membuat kita bertindak panik dengan cara meninggalkan sebelum ditinggalkan terlebih dahulu… Makanya pesan gue, kalo kelak ada orang-orang terdekat kita (bisa pacar, gebetan, atau teman dan sahabat) yang tiba-tiba berusaha mengambil jarak, jangan dulu berburuk sangka. Bisa jadi, ada sesuatu di dalam diri kita yang membuat dia merasa tidak aman. Biasanya, sikap kita yang seolah nothing to lose yang bikin mereka jadi tidak yakin sama masa depannya dengan kita. Be wise, dan ketahuilah bahwa berada dalam posisi seperti ini rasanya benar-benar tidak menyenangkan.

7 Kebiasaan Jelek Yang Harus Gue Perbaiki

  1. Suka terlalu tinggi menilai orang lain… Getting close with somebody is really blinding sometimes;
  2.  I want to stop on being such a drama queen. Tapi susah juga, abisnya jalan cerita hidup gue emang dramatis banget sih. Temen-temen gue juga sampe bingung kenapa hidup gue suka mirip-mirip sama sinetron. Tapi enggak deh, gue lebih suka dibilang mirip cerita ala chiclit daripada mirip sama sinetron, hehehehe;
  3. Menunda-nunda hal kecil yang ternyata bisa berdampak cukup besar di lain waktu;
  4. Let things left unfinished. Setelah marah gue reda dan orang-orang ybs udah muncul kembali, mereka gue terima tanpa minta penjelasan apa-apa. Mereka enggak minta maaf juga gue cuek-cuek aja. Gue biarin mereka bersikap seolah nggak pernah ada apa-apa. Tapi ternyata, kebiasaan ini lama-lama bikin gue jadi capek sendiri!
  5. Gue suka terlalu terbuka sama orang-orang yang tidak tepat. Padahal belum tentu mereka juga mau terbuka sama gue;
  6. Gue bisa melakukan apapun saat sedang berusaha menghindari orang lain. This is the only moment I could act like a liar. Tapi setelah gue sendiri yang diperlakukan kayak gitu sama orang lain… gue jadi kapok! It feels like I’m a contagious virus or something. Nggak lagi deh; dan
  7. Too much worry before doing or dealing with something.

10 Keywords Paling Unik

Tahukah kamu, ada banyak website yang mempunyai fitur statistik yang memungkinkan pemiliknya bisa melihat keywords apa saja yang digunakan oleh para visitor via search engine (seperti Google dan Yahoo) untuk sampai di website mereka itu?

Melihat site stat adalah salah satu aktivitas yang gue sukai dari ngeblog. Selain kepingin tahu berapa jumlah pengunjung sampai saat ini, melihat search engine terms ini juga rasanya menyenangkan banget loh. Gue jadi penasaran… apa ya, yang sedang terjadi dalam hidup mereka – para visitors – sehingga mereka sampai ngerasa perlu meng-google keywords itu di search engine?

Nah, berikut ini akan gue bagi, 10 keywords yang gue anggap paling menarik yang pernah muncul di site stat blog gue.

  1. “Kelemahan cowok playboy.” Keyword ini pasti disambungin sama search engine ke blog gue yang berjudul Serba Serbi Playboy;
  2. “Cewek incaran cowok playboy.” Kayaknya ini juga sama, di-refer sama search engine ke Serba Serbi Playboy;
  3. “Mengapa setelah menikah pengen pacaran lagi kayak masih lajang? Apakah itu wajar apa tidak?” Kalo yang ini, kemungkinan di-refer ke blog berjudul Being a Fabulous Single, Not a Desperate One;
  4. “Cerpen sok ganteng dan sok tajir.” Nah, kalo yang ini gue juga bingung… nyambungnya ke judul blog gue yang mana yah?
  5. “Jum’at siang ngantuk pengen tidur.”
  6. “Gue suka sama temen sekelas gue yang beda agama tapi gue udah mau pisah kelas sama dia.” Hmm, perasaan gue nggak pernah nulis soal pacaran beda agama deh…
  7. “Malam ini gue lembur.” Kalo ma dihitung, pasti ada banyak banget blog gue yang mengandung kata ‘lembur’, hehehehehe;
  8. “Mengapa cewek kalau cowoknya gencar mengejar-ngejar akhirnya jatuh juga ke pelukan cowok.”
  9. “Gara-gara facial muka gue jerawatan.” Ini pasti nge-link ke Facial di Natasha; dan
  10. “Riffa Sancati” atau “Riffa Sancati blog.” Yuup, ternyata ada aja orang yang nge-google nama lengkap gue, hehehehehe, jadi geer 🙂

Kebanyakan sih, orang-orang nge-google soal liburan, film, atau kosmetik sehingga akhirnya sampe ke alamat blog gue. Hal ini bikin gue ngerasa senang… Ini berarti, banyak orang yang mendapatkan manfaat dari blog gue ini. Dan pastinya, gue jadi makin semangat untuk terus menulis dan berbagi dengan kalian semua.

Oh ya, soal site stat ini, kalian enggak usah khawatir. Kita, para pemilik website tidak akan pernah tahu siapa saja yang pernah mampir ke blog ini. So feel free to google anything you want, there’s nobody will know about this. Gue bikin tulisan ini juga cuma buat iseng-iseng aja kok. Dan sebenernya, berkat keywords yang gue sebutkan di atas, gue jadi tahu kalo bukan gue doang yang pernah mengalami kejadian-kejadian itu. Until once again, it feels so right for me to share my life within this blog. Jadi jangan bosen-bosen mampir ke sini yaa guys. Happy weekend!