10 Things I Like About EY

Berdasarkan pengalaman hampir 3 tahun kerja di EY, gue mau bikin daftar 10 kelebihan yang dimiliki oleh KAP Big Four ini. Dan sebenernya sih… sebagian besar dari hal-hal yang akan gue sebutkan di bawah ini bisa juga dimiliki oleh 3 KAP Big Four lainnya (PWC, KMPG, Deloitte). Tapi berhubung gue enggak pernah kerja di 3 KAP lainnya itu, ya akan lebih akurat kalo tulisan ini gue kasih judul 10 Things I Like About EY. And here they are

 

Salary Increase every year

Semakin tinggi levelnya, semakin signifikan pula kenaikan gaji yang akan diterima pada saat promotion. Kalaupun pada tahun ini kita enggak dapet promotion, kita tetap akan menerima kenaikan gaji.

Sufficient medical coverage policy

Gue tau medical coverage-nya EY ini bukanlah yang paling mewah yang pernah ada di Indonesia. Tapi kalo mau dibandingin secara rata-rata perusahaan di sini, then EY’s medical coverage is one of the best.

Sufficient training programs

Selama kerja di EY, nggak perlu takut nggak update sama new applicable policy/standards/regulations. Pasti selalu ada aja training invitations setiap tahunnya.

Great information database

Kalo butuh PSAK baru, nggak perlu repot-repot cari di Google. Almost everything is available in here.

You don’t need to be old just to be promoted

Kenaikan pangkat di EY tidak pernah melihat usia. Ada temen gue yang punya peluang jadi manajer di usia 26. Gue juga baru sadar bahwa tidak semua perusahaan bisa melakukan yang sama seperti ini.

Discrimination doesn’t exist

As we know, ada cukup banyak perusahaan di Indonesia yang lebih menomorsatukan karyawan dari golongan ras/agama tertentu. Cuma orang-orang dari golongan ras/agama itu saja yang bisa terus naik sampai level top management. As long as I know, such a thing like this doesn’t exist at EY. You don’t need to be born in a specific race just to be a high-rated employee.

Gender equalization

Ada cukup banyak perempuan di level manajer sampai partner di EY. Malah mungkin, jumlahnya berimbang antara leader perempuan dan laki-laki? Sayangnya gue nggak punya data statistik yang akurat soal ini. Tapi gue yakin, every woman in this firm will always have an equal chance to be promoted.

Friendship

Berhubung tulisan ini sifatnya subjektif (alias gue tulis menurut pandangan gue secara pribadi), gue mau menambahkan friendship sebagai salah satu hal yang gue sukai dari EY. Dan bukan cuma gue, ada pula bebeberapa kelompok pertemanan lainnya yang gue tau masih sangat erat meskipun udah ada banyak anggotanya yang resign dari EY. Being best friends at work is not something impossible in this place.

Dynamic working environment

Sekali lagi, karena tulisan ini sifatnya subjektif, maka gue juga mau nulis kalo gue suka sama lingkungan kerja yang dinamis kayak waktu gue kerja di EY. Lingkungan seperti ini menurut gue udah berhasil membentuk working attitude yang impressive. Misalnya, kerja cepat, mandiri, terbiasa dengan otodidak, tahan banting, penuh dengan inisiatif, dsb dsb.

Only the qualified ones who will survive until the top

Bukan sesuatu yang perlu gue jelaskan karena sifatnya agak-agak sensitif. Tapi dari semua partner yang gue kenal di EY, none of them were less than a qualified auditor.

 

Mungkin pertanyaannya sekarang, kalo EY sebegitu bagusnya, kenapa gue malah resign? It’s easy to answer: because I did not belong to this place. I did not feel that passion any longer at work. Ditambah lagi, gue punya cita-cita lain yang ingin gue kejar. And to be fair enough, selain 10 kelebihan di atas, pastinya ada juga kekurangan-kekurangan yang pernah jadi bagian dari pertimbangan gue buat resign dari sana. Tapi prinsipnya, gue cuma pengen inget EY yang baik-baiknya aja, sama seperti gue ingin diingat orang lain cuma yang baik-baiknya aja 🙂