6 Trik Untuk Menghilangkan Rasa Minder

Obrolan sore Jum’at kemarin menginspirasi gue untuk menulis judul yang satu ini. Obrolan tentang rasa minder atas penampilan diri kita sendiri. Satu judul yang gue tulis berdasarkan pengalaman pribadi gue. Bukan sekedar teori sok tahu, tapi betul-betul sesuatu yang sudah gue praktekkan dan membuahkan hasil yang positif untuk diri gue sendiri. Maybe… these tricks will work for you too!

  1. Jangan terlalu sering memuji kecantikan perempuan lain. It’s good to be fair, but it’s not good to spend a long chat just to tell people how gorgeous other girls are. Terlalu sering melakukan hal ini justru hanya membuat kita semakin merasa ada yang kurang dengan diri kita sendiri. Kalo menurut gue, daripada sibuk mengamati kecantikan perempuan lain, lebih baik kita berkaca dan berpikir, “What can we do to make us feel pretty?”
  2. Jangan selalu mendengarkan pendapat orang lain tentang penampilan kita. Beda orang, beda pula pendapatnya. Jadi kalau mau selalu dituruti, maka tidak akan pernah ada habisnya! If it makes you feel comfort, secure, feel pretty and feel good about yourself, then just wear it!
  3. Tersenyum saat mendengar pujian orang lain, tidak perlu repot-repot berpikiran, “Jangan-jangan dia memuji karena ada maunya!” Nikmati saja pujian mereka! Dalam keadaan sebaliknya, tetap saja tersenyum tipis saat mendengar kritik pedas dari orang lain. Tidak perlu dipikirkan, karena toh, mereka belum tentu berpikir dulu sebelum melemparkan kritik pedas itu…
  4. Jangan menanamkan pikiran bahwa rasa minder itu sifatnya manusiawi. Ya, memang manusiawi, tapi bukan berarti kita boleh terus-terusan merasa minder! Jangan jadikan ‘manusiawi’ sebagai excuse untuk terus tenggelam dalam perasaan negatif macam itu… Hidup akan terasa lebih mudah, lebih indah, dan lebih bahagia saat kita menjalaninya dengan penuh percaya diri. Trust me!
  5. Malas berdandan. Kita tahu bahwa sedikit make-up bisa membuat kita lebih percaya diri. Kita juga tahu bahwa bantuan sepasang high heels bisa membuat langkah kita terasa lebih mantap. TAPI kita tidak punya waktu untuk dandan! Dan pakai high heels itu bikin pegal! Padahal kalau dipikir lagi, apa sih yang bikin perempuan-perempuan modis itu terlihat lebih menonjol? Make-up, pemilihan pakaian, dan sepasang high heels-nya bukan? If they can do it, then why can’t we?
  6. Other girls are pretty doesn’t mean that we are ugly. Pernah merasa sudah tampil cantik tapi langsung mendadak merasa jelek begitu sampai di tempat pesta? Hanya karena banyak perempuan lain yang terlihat lebih menawan? Throw that thought away! Di atas langit akan selalu ada langit. Jika kita sudah tampil semaksimal yang kita bisa, maka itu saja sudah lebih dari cukup! Kita toh sudah tidak bisa pulang ke rumah hanya untuk ganti baju baru… Lagipula siapa tahu, di mata mereka, justru penampilan kita yang terlihat lebih keren! Just relax and enjoy the party!

Seperti yang gue ceritakan sama teman-teman gue sore kemarin… Dulu, gue pernah jadi cewek yang sekedar menghampiri SPG untuk minta ini-itu pun bisa bikin gue ngerasa ragu-ragu. It was so terrible that I determined to change it!

I don’t need to have a plastic surgery, I don’t need other people telling me that I look pretty, I only need a NEW mind set, put a little of make-up on my face, dress-up in the morning and walk gracefully with my favorite pair of heels! Just one hour in the morning, then I’m good to go 😉

.

P.s.: If you think that only pretty girls who are capable to work with these tips, well you’re just wrong. I was not born pretty, there’s even one reader who once said in this blog that I was ugly 😉 If I can survive such ‘virtual bully’ and stay confident, then why can’t you?

My Sunday Thought

It might be sad but in fact, not everyone deserves their success at work. That kind of people that leaves us wondering… how could this life be so unfair?

Some people are easily on top because their dads owning the company. Or some kind of reputable people in the country. Some of them have proven that they deserve that tittles on their name cards, but some of them are simply the ones who make people think, “This is the generation where the empire will go down.”

I also spotted so many people going far and faster than everyone else just because they went to some school abroad. Vacancies for cool jobs in Indonesia sometimes only open for overseas graduates. I’ve worked with so many overseas graduates, even the bachelors or MBAs from ivy schools, but trust me, it doesn’t make them so smart that they deserve to lead the team. Some of them are indeed have learned so much more than us, but some of them are just the ones who apparently did not really do well in their colleges.

Another heart breaking reality is how a foreigner can be out of the blue our new boss at work. Some people from developed countries working in developing countries thinking that they know what they’re doing here. Some of them are amazing, but some of them are better going home. I’ve come to learn that it’s not about our nationalities, it’s instead our capabilities to prove ourselves.

I write this post not because I envy. I may be everything but envy. I simply want to share my thought that it happens. It happens and there’s nothing we can do to change this reality. There’s no such a spell that can reveal the ‘real’ them. Hating and hoping they will miserably fail is completely a waste of time. It is what it is and I’m afraid, we just need to live with it. Wherever we work, we may always find some people like them.

However, I’m not saying that it’s okay to let them win from us. It’s NOT okay to give up just because we were not born rich, not either born somewhere in western part of this world, not even believing that we would be nothing just because we only went to ordinary schools. Even though our countries and schools are a part of our identities, I’m a strong believer that they don’t necessarily define who we really are.

Even if we didn’t manage to study in a fancy school, it doesn’t mean we cannot get the fancy job we always dream of. If we also want to get into that fancy school, then go for it! We’ll get there, maybe longer and harder, but we’ll get there. And about the not-so-goof expatriates… just show them what a smart Indonesian we are! Learn from the good ones, but don’t be too much irritated by the annoying ones. At the end of the day, this is OUR country. They can’t be so cocky, they earn a living in our country.

So guys… never ever feel inferior for who we are. Do our best and be proud of it! Be so fabulous that people can’t ignore you. Make people want you! Do not envy, just grow gracefully and let people envy you back, even before you know it 😉

Have a great Monday and one great week ahead!

Tonight in Shell

Malam ini sepulang kerja, gue mampir dulu ke Shell dekat kantor. Pom bensin yang sudah biasa gue datangi, tapi baru malam ini gue memperhatikan sesuatu yang sangat menarik perhatian gue.

Seperti biasa, begitu masuk ke kawasan Shell, petugasnya mengarahkan mobil gue menuju tempat yang masih kosong. Awalnya, gue udah ngerasa ada yang berbeda dari petugas itu, tapi gue masih belum benar-benar sadar apa yang membedakan dia dengan petugas lainnya. Baru pada saat si petugas Shell itu datang mendekat ke kaca mobil, gue menyadari… petugas laki-laki itu hanya mempunyai satu tangan saja.

I knew that it was not polite to keep staring at him, so I tried to look away, but my bad, I couldn’t help myself looking at him once in a while.  

Sama seperti petugas lainnya, dia dengan cekatan mengisi bahan bakar mobil gue. Dia juga dengan cekatan membersihkan kaca depan mobil gue. He could do it as fast as his colleagues, and of course, with a bright wide smile on his humble face.

Dalam perjalanan pulang, begitu banyak pikiran acak menyerbu masuk ke benak gue.

I’m proud of him for doing his best at work.

I’m proud of Shell for giving him that job opportunity.

And I’m proud that tonight, I managed to learn that I need to complain a little bit less.

Gue suka mengeluh sama sakit kepala yang tiba-tiba datang saat pekerjaan sedang banyak-banyaknya. Mengeluh capek dan kurang tidur. Mengeluh soal mata berkantung, jerawat-jerawat kecil, kerutan halus di sekitar mata… Tiba-tiba saja, gue ngerasa manja. I tend to forget to count my blessing much more than I count my problems in life.

Gue tipe orang yang percaya bahwa setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. Gue juga percaya bahwa tidak pernah ada kerja keras yang sia-sia. Jadi tidak, gue tidak perlu merasa kasihan meskipun petugas Shell itu hanya punya satu tangan. I know that if he works hard, works smart, behave and do the right things at work, he will find his way to success in life.

He can do it, I can do it, all of us can do it. Just do our best, and let God do the rest.

Let’s call it a night and sleep tight!

The Choices

Belum lama ini, gue menemukan quote yang awalnya gue pikir biasa-biasa saja, tapi kemudian, quote itu ‘menghantui’ pikiran gue sampai berhari-hari lamanya. Secara singkat, isi quote-nya:

“Pada awalnya, semua orang bangga dengan pilihannya, tapi pada akhirnya, tidak semua orang setia pada pilihannya. Karena yang tersulit dalam hidup bukanlah memilih, tapi bertahan pada pilihan tersebut.”

Kalau dipikir-pikir lagi, quote ini bisa berlaku untuk begitu banyak hal…

Saat baru putus dan menemukan pacar baru, kita akan berpikiran, “My new boyfriend is the best! My ex-boyfriend? I can’t believe I was dating him!”

Tapi kemudian, saat si pacar baru mulai menunjukkan sifat aslinya… Saat kita tahu betapa menyebalkannya dia di saat sedang bad mood. Saat kita tahu bahwa dia tidak seperti yang kita kira sebelumnya. Saat kita mulai meragukan pilihan kita itu, bisa saja kita malah mulai berpikiran… “My ex-boyfriend could do better than this.”

Atau misalkan untuk urusan pekerjaan baru. Kita bangga dapat pekerjaan baru dengan better salary, better position, better working environment, dsb dsb. Kita sampai berpikiran, “I’m so lucky to get this job.” Tapi masih kah kita berpikiran demikian setelah si pekerjaan baru mulai menunjukkan sisi buruknya?

Awalnya, kita mulai punya satu atau dua rekan kerja yang tidak kita sukai. Lalu ternyata, si bos yang tampak charming saat job interview itu suka bertingkah irritating saat sedang dikejar-kejar deadline. Kemudian pekerjaan mulai menumpuk, mulai terlibat office politic, mulai capek dan lain sebagainya, sehingga akhirnya, kita malah jadi berpikiran, “What am I doing here?”

Pada akhirnya gue setuju… bertahan pada satu pilihan sebetulnya justru lebih sulit daripada menentukan pilihan itu sendiri. Tapi kalau boleh gue tambahkan sendiri, meskipun mempertahankan pilihan itu sulit, bukan berarti mengakhiri hal tersebut untuk memulai dengan pilihan baru lainnya pasti akan terasa lebih mudah!

There’s always that high and low in every decision we make. Mau dicari sampai kapan pun, tidak akan pernah ada pilihan yang sempurna. Apapun yang kita pilih, segala sesuatunya tidak akan pernah terwujud persis seperti yang kita inginkan pada awalnya. Jadi jangan pernah berharap kita akan punya pasangan yang sempurna, pekerjaan yang sempurna, bahkan tidak akan pernah ada tempat tinggal dan kendaraan yang sempurna.

Meski demikian, bukan berarti kita tidak pernah boleh menyerah. Ada kalanya, mengakhiri sebuah pilihan adalah pilihan yang terbaik untuk hidup kita. Hanya saja, pastikan dulu bahwa kita sudah berjuang sampai ‘titik darah penghabisan’ sebelum akhirnya memutuskan untuk menyerah. Jika tidak, pilihan kita untuk mengakhiri hal tersebut hanya akan jadi satu lagi pilihan hidup yang nantinya kita sesali di kemudian hari.

Let me close this post with another remarkable quote about making choices: “When you feel like quitting, think about why you started.”

Don’t give up too soon, there’s a chance that this too, will pass.

How do I Know that I Like Someone New?

Belum lama ini, gue mengajukan pertanyaan sederhana ke salah satu teman gue, “How do you know that you like this guy?” Pertanyaan yang kemudian, diam-diam gue tanyakan pada diri gue sendiri. Bagaiamana dengan diri gue sendiri? Bagaimana gue bisa tahu bahwa gue suka sama seseorang?

Jika pertannyaan yang sama diajukan kepada gue, berikut ini jawaban gue:

  1. Gejala paling awal: gue jadi sering mikirin dia;
  2. Gue mulai nervous kalo ada dia. Hal-hal yang bisa dengan mudah gue lakukan dengan orang lain, seperti say hi duluan, akan jadi terasa lebih sulit dan bikin nervous;
  3. Gue jadi bersemangat kalo tahu akan ketemu sama dia;
  4. Gue mulai penasaran sama cewek-cewek di sekitar dia. Itu pacarnya bukan ya? Giliran bukan cowok yang gue suka, belum tentu gue tahu mereka itu single atau taken…
  5. I will be very curious when he’s not around. Mesti nahan-nahan diri buat enggak tanya-tanya ke orang lain, “Dia di mana ya?”
  6. His opinion does matter to me. Gue jadi suka berpikiran, “What will he think if I wear this dress?” atau “What will he think if say this or do that?”
  7. Dia jadi kelihatan lebih lucu di mata gue. Jokes yang nggak lucu-lucu banget aja bisa bikin gue sampe senyum-senyum sendiri!
  8. Tahap terakhir di mana gue paling yakin kalo gue suka sama seseorang adalah saat mulai terlintas di benak gue, “How does it feel to be his girlfriend?”

And what about you? How do you know that you’re in like with someone new?

Is There Any Easy Way to Deal with Broken Hearted?

broken heartAn old friend once asked me, “What should I do to get him out of my mind?” Or, to move on and leave him behind. To start fresh. To get back the days before our heart was broken into pieces.

I wish I had a good answer to this question. I wish I knew how to make this moving on thing easier for us. But no… It’s sad but no, there is no such a thing like an easy way to deal with broken hearted. We only need to get used to it until finally, someday we will just know that we’ve moved on already.

We need to get used to his absence in our lives. There’s no more him to listen to our stupid stories. There’s no more him to enlighten our days. There’s no more him to look forward to, ever. We need to live with the fact that things will never be the same again.

Or if we fall for someone that we can’t have, all that we need to do is giving up our hopes. Let it go. He may be there for us, he may make us laugh, he may be everything we want from a guy we love, but he may never be ours. Be strong enough to accept the fact that he doesn’t belong with us.

I know that there’s a lot things we can do to get rid of him. We can hang out and have some fun, we can also try to find someone new, yet at the end of the day, everything is nothing if we’re still hoping that he will find his way back to us.

Moving on will never be easy. There is no magic that is capable to make us forget him in a blink of eyes. This is one of the times we learn that we can’t always have what we want to get. This is how we learn to live with a big heart as a wise grown-up.

Just hang on, be strong, and we’ll get there. Someday, we will wake up in the morning, look back, and smile ourselves knowing that we have gracefully left that past behind us.

A Friendship Should be ‘Easy’… Just like a Kid

Tiba-tiba aja, gue teringat sama persahabatan di masa kecil gue dulu. Dan tiba-tiba aja, gue jadi mulai membanding-bandingkan… Gue jadi mulai kepikiran, kenapa ya, bersahabat setelah dewasa justru jadi semakin sulit dan sangat rumit? Just like a group of kids make friends with each other, a friendship is supposed to be ‘easy’!

Sama seperti anak kecil yang masih polos, kita seharusnya bilang terus terang apa yang kita inginkan, atau apa yang kita rasakan. Our friends are not a mind reader! Memberi pertanda-pertanda dan berharap mereka akan mengerti dengan sendirinya justru hanya akan memperumit keadaan. What if they took our signals wrong?

Persahabatan tumbuh karena kebersamaan. Make time for your friends! Mengutip dari Mandy Hales, “Terlalu sibuk itu hanya mitos. Setiap orang meluangkan waktu untuk hal-hal yang penting untuk mereka.” Hargai persahabatan yang pernah kita bangun, luangkan waktu, jangan hanya muncul kalau ada perlu 😉

Waktu kita kecil dulu, kita sering bingung harus bilang apa saat teman bercerita baru saja dimarahi sama ortunya. Kita hanya bisa duduk, mendengarkan, atau terkadang, ikut menangis bareng sama mereka. Just keep it that way! Seringkali, teman bercerita hanya ingin didengarkan. Bukan untuk diceramahi! If they need your advice, they will let you know.

Be genuine, just like an innocent. Ikut senang saat teman bahagia, bukannya iri dan diam-diam mencari ‘celah’ ketidaksempurnaan dalam diri mereka. Bertanya karena peduli, bukan hanya karena penasaran dan ingin tahu. Mean it when we say that we will always have their back! Make a pinky swear without crossing any finger behind our back.

And then when our life is knocking us down, let them help. Jangan malah diusir, jangan malah melampiaskan amarah pada orang yang salah, jangan malah mendramatisir keadaan… Bersikap seperti itu hanya akan memperburuk keadaan. It’s too much drama if we expect them to do “a true friend will always find a way back to me” thing. Pushing them away may make them feel unwanted instead.

Kemudian di saat kita sedang merasa sendiri atau ingin ditemani, it’s okay to let them know. Masih ingat saat kecil dulu, kita berdiri di depan rumah sahabat sambil berteriak, “Kita main yuuk!” Enggak usah takut ‘ditolak’ sama teman sendiri. Kalo emang ngajak mereka ketemuan udah mulai sama sulitnya dengan bikin janji sama Presiden RI… itu tandanya kita sudah harus cari teman baru. It’s simple.

Yang terakhir, jangan jadi orang yang terlalu ‘sulit’. Jangan maunya dibujuk-bujuk hanya supaya bisa ikut. Jangan ribet dan terlalu banyak syaratnya. Just go and enjoy the show! Just run and bruise your knees! Just be grateful that you still have friends to have some fun.

A friendship should be simple. Pure. Sincere. Just like an innocent kid. Let’s keep it that way.

My Most Favorite Online Shops

Belakangan ini, ceritanya gue sedang mengalami writer’s block. Kehabisan ide, bingung mau nulis apa, semua yang gue tulis entah kenapa jadi kelihatan enggak enak buat dibaca… Akibatnya, waktu luang gue di rumah jadi gue habiskan buat belanja online! Sampai akhirnya gue kepikiran… kalo gitu kenapa gue enggak tulis soal online shopping aja? Soal online shops kesukaan gue itu!

Finally… my writer’s block is over, hehehehe.

.

Zalora

I think I am one of Zalora number one fans, hehehehe. Hampir tiap bulan (atau tiap minggu?) gue belanja di e-commerce yang masih sodaraan sama Lazada ini. Beli atasan, bawahan, dress, sampai pernah juga nekad beli sepatu online di Zalora.

Selain suka belanja di Zalora, gue juga suka banget sama fashion label-nya mereka. Modelnya feminim dan mostly gue banget. Pilihan warnanya juga cantik dan sesuai dengan selera gue. Udah enggak kehitung ada berapa baju merk Zalora yang ada di dalam lemari gue.

Hal lain yang gue suka dari Zalora; banyak banget extra discount-nya! Belanja pake CC BCA atau HSBC gue, udah pasti dapat extra discount 15%. Belum lagi discount vouchers dari Zalora yang bisa sampe 30%! I think Zalora is the most generous online shop in Indonesia 🙂

One other best thing about Zalora is the product display. Gue paling nyaman dengan Zalora ketimbang kompetitor mereka untuk urusan yang satu ini. Gue bisa lihat produknya dari depan, belakang, lalu ditambah foto zoom-in supaya kita bisa lihat tekstur bahannya! Ada pula informasi soal ukuran tubuh dan ukuran pakaian yang dikenakan oleh model katalognya. It helps me a lot to decide the clothing size.

Saking sukanya sama Zalora, Jujur kadang-kadang, gue berpikiran… harusnya gue kerja di Zalora aja, jangan di Lazada, hehehehe.

.

Shopatvelvet

Shopatvelvet ini salah satu local brands kesukaan gue. Website mereka khusus menjual fashion items produksi mereka sendiri. Design-nya sederhana tapi terlihat cantik dan enggak pasaran. Emang sih, makin lama makin banyak merk lain yang meniru design-nya mereka, tapi gue tetep ngefans sama merk yang satu ini!

Oh ya, hebatnya Shopatvelvet, ada cukup banyak produk keluaran mereka yang laris terjual hanya dalam hitungan jam! Makanya tiap kali mereka baru launching new collection, dijamin gue bakalan heboh! Bangun tidur langsung belanja online demi dapetin produk terbaru mereka yang gue suka. Bravo for the owner of Shopatvelvet!

.

Berrybenka

Lagi-lagi, Berrybenka ini spesialis fashion items. Harga barang yang gue beli dari Berrybenka umumnya lebih murah daripada barang yang gue beli dari Zalora. Senang rasanya ngelihat Berrybenka terus berkembang dengan bisnisnya. Mulai dari menyediakan fitur wishlist (finally!), loyalty program, dan tentu saja fashion label-nya juga!

Speaking of Loyalty Program, satu hal ini pula yang bikin gue makin suka belanja di sini. Ada level Silver, Gold, sampe Platinum. Jadi berasa special aja gitu, hehehehe. Apa lagi nantinya, Platinum customers akan punya customer service representative khusus untuk Platinum members!

Kemudian untuk fashion label Berrybenka, gue paling suka sama celebrity collection-nya. Jadi ceritanya, mereka bekerja sama dengan tiga artis lokal untuk meluncurkan serangkaian koleksi yang gue suka banget! Ada beberapa design yang gue enggak gitu suka dengan pilihan warnanya sih, tapi gue tetep suka! Malah kalo menurut gue, label Berrybenka punya lebih banyak trending items daripada labelnya Zalora.

I’m so proud that Indonesia has fast growing local e-commerce like Berrybenka. Best of luck!

.

StrawberryNET

StrawberryNET ini bisa dibilang spesialis produk-produk kecantikan. Rasanya enggak ada online shop lain di Asia yang punya koleksi kosmetik dan wewangian sebanyak StrawberryNET. And the best part about this shop, it’s free shipping plus free import tax and duty across the nations! Yang masih harus bayar shipping cost hanya produk parfum dan itupun masih relatif murah buat ukuran international shipping.

Sayangnya kalau bicara soal harga, belanja di StrawberryNET belum tentu lebih murah daripada harga counter, terutama kalau nilai tukar Rupiah sedang melemah. Jadi harus rajin-rajin bandingin harga sebelum beli. Strategi gue ya apalagi kalo bukan bandingin dulu sama harga di Lazada? Hehehehe.

Yang selalu gue nanti-nantikan dari StrawberryNET adalah daily deals-nya mereka. Untuk produk-produk yang dijual dalam daily deals rasanya udah pasti paling murah deh. Diskonnya aja bisa sampai 80% lho. Udah dapet special price, masih bisa ditambah pula dengan loyalty discount plus promo-promo mereka yang lainnya! Jarang ada online shop yang berani kasih multi-discounts seperti ini.

Satu-satunya kekurangan belanja di StrawberryNET ya sudah pasti masa tunggunya lebih lama secara produknya dikirim dari negara lain. Tapi kalo emang bisa dapet harga murah, atau kalo barangnya termasuk langka di Indonesia, ya kenapa tidak?

.

Lazada

Awal-awal kerja di Lazada, gue suka bingung… Kenapa ya, penjualan Lazada bisa sebegitu gedenya? Kenapa orang-orang suka banget belanja di sini? Beli barang elektronik bukannya lebih enak beli offline? Kalo barangnya rusak di pengiriman gimana coba?

Tapi belakangan ini… gue sendiri jadi rajin belanja di Lazada. Bukan karena gue kerja di sini dan dapet diskon khusus karyawan lho ya, secara emang beneran nggak ada diskon karyawan di kantor gue, tapi lebih karena ternyata, Lazada itu serba ada! It’s so much more than an electronic online shop.

Bedak dan eyeliner L’oreal gue, pembersih muka Clinique, mascara Lancome, eye shadow Mac, sabun mandi Cottage, Burberry EDP, sampe kapas berbentuk lingkaran yang jarang ada di supermarket itu semuanya ada di Lazada. Intinya, hampir semua merk yang biasa gue pake lengkap tersedia di Lazada! Belum lagi barang-barang unik seperti sarung buat koper dan mesin uap buat facial ternyata ada juga di website kantor gue itu. Berkat Lazada, gue jadi jarang banget pergi ke supermarket buat belanja bulanan, hehehehe.

Honestly, I’m glad that I decided to work in Lazada. Gue jadi tahu belakang layarnya, rahasia suksesnya, sampai suka duka dalam ‘membesarkan’ e-commerce baby sampai jadi top player seperti sekarang ini. Mungkin suatu hari, gue akan kepingin membangun online shop gue sendiri. Who knows? Hehehehe.