Ramalan Yang Mencengangkan

 

Sebenernya gue sama sekali bukan orang yang percaya sama ramalan. Setiap beli majalah pun, belum tentu halaman zodiaknya gue lirik. Logikanya, masa’ iya sih, karakter jutaan manusia di muka bumi ini cuma terbagi menjadi 12 kelompok? Masa’ iya… nasib gue minggu ini sama persis dengan jutaan Sagitarius lainnya? Lagipula gue berani jamin, beda majalah, beda pula isi ramalannya meskipun untuk satu zodiak yang sama. So, where is the logic of zodiac?

Tapi suatu pagi, Monyka, temen sekantor gue nunjukin sebuah website yang menurut dia, ramalan zodiaknya akurat banget. Awalnya sekedar basa-basi, gue minta dikirimin link-nya. Lalu berhubung di kantor lagi nggak banyak kerjaan, iseng-iseng gue klik link itu, dan langsung menuju ke ramalan karakter cewek Sagitarius…

Berikut rangkuman isi ramalannya – sebagian udah gue edit dengan menggunakan bahasa gue sendiri:

·   Wanita jangkung, langsing, dan anggun, yang selalu berjalan dengan penuh kebanggaan bagaikan sedang berjalan di panggung kontes kecantikan (perasaan enggak semua cewek Sagitarius itu jangkung dan langsing deh…).

·   Pandai menggunakan make-up untuk mempercantik diri (ehem;).

·   Tidak mudah menyerah dan penuh dengan kepercayaan diri.

·   Orang yang terbuka, apa adanya, jujur, namun seringkali mengatakan sesuatu yang tidak ingin didengar oleh orang lain. Di saat yang sama, cewek Sagitarius bisa mengatakan hal-hal yang dapat menyenangkan orang lain (well, I am a fair person, that’s the point).

·   Memiliki jiwa yang bebas dan tidak suka tinggal di rumah (bener banget!).

·   Ia suka dilindungi tapi bukan berarti dia mau diperintah-perintah. Dan ia tidak menyukai pria yang lemah. (yup, gue suka cowok yang ‘cowok banget’ tapi bukan berarti gue suka sama cowok yang otoriter!).

·   Ia hanya mau mendengarkan perkataan orang yang dihormatinya.

·   Cenderung ceroboh.

·   Dapat dengan mudah mengubah musuh menjadi teman akrab (enggak selalu berhasil sih, tapi emang ada beberapa temen deket gue yang tadinya bersikap memusuhi gue di awal perkenalan).

·   Memiliki selera yang baik dalam hal makanan, pakaian, dan layanan-layanan kelas satu.

·   Suka membelanjakan uang seolah tidak mengerti susahnya mencari uang (ups, hehe…).

·   Cenderung paranoid mengenai pernikahan (dulu sih iya, tapi sekarang udah mendingan kok, hehe).

·   Tidak suka mempedulikan gosip. Tipe cewek yang cuek pulang malam tanpa takut digosipkan tetangga (ya iyalah gue sering pulang malem… auditor mana sih yang bisa pulang tenggo setiap hari?).

·   Menilai segala sesuatu dari dua sisi.

·   Mengagumi orang yang berani berkata terus terang (jarang ada orang yang berani blak-blakan sama gue, dan emang bener, sekalinya ada, gue bakalan respek banget sama mereka).

·   Seringkali terluka oleh cinta, tetapi hal itu tidak membuatnya takut untuk mencari cinta yang baru. Seolah dia berkata: “Do that to me one more time.” (well, setelah berkali-kali patah hati, apalah bedanya patah hati sekali lagi? Biarin aja lah patah hati terus, sampe nanti, gue nemuin cowok yang akan terus menemani tiap langkah kehidupan gue, cuit cuiiittt ^^ ).

Gimanapun, sebenernya ada dua point yang enggak gue sebutin di atas karena faktanya, dua point ramalan itu bertentangan banget sama karakter asli gue: menyukai sport (padahal jelas-jelas gue paling males olahraga!) dan punya lebih banyak temen cowok daripada temen cewek (faktanya, dari belasan temen deket gue, yang cowok itu cuma tiga orang).

Overall, ramalan itu bisa dibilang 95% akurat. Tapi menurut gue sih, ini cuma suatu kebetulan aja. Gue yakin isi ramalan ini belum tentu applicable buat cewek-cewek Sagitarius lainnya. Buktinya di kantor gue, ada dua cewek dengan zodiak yang sama tapi punya karakter yang 99% bertolak belakang…

Look at the positive side, ramalan ini bikin gue jadi ngerasa lebih mengenal diri gue sendiri. Rasanya seperti membaca rangkuman karakter gue gitu…  So at the end, just read zodiacs for fun! Just click www.ngeramal.com 

Finally, thank you so much for the author of the website. You have inspired me to write this blog today:)

Kosmetik Mahal Vs Kosmetik Murah Meriah

 

Cocok nggak cocok sama satu merk kosmetik emang enggak tergantung mahal atau murah harga kosmetiknya. Ada orang yang ngaku gatel-gatel pake kosmetik murah, tapi ada juga yang malah alergi sama kosmetik mahal.

 

Tapi menurut pengamatan gue, umumnya pastilah ada suatu keunggulan yang bikin merk-merk tertentu harganya selangit. Makanya iseng-iseng, gue bikin perbandingan kualitas kosmetik mahal versus kosmetik murah. Isi tulisan ini bukan asal tebak, melainkan based on pengalaman pribadi gue sama kosmetik dengan berbagai harga jual, mulai dari yang sangat murah sampai yang relatif mahal.

 

 

Alas Bedak

Yang murah: Gue berani bilang, orang yang kulitnya berminyak pasti nggak cocok sama alas bedak murah. Kenapa? Karena alas bedak murah mayoritas cepat meleleh, dan mudah retak kalau kena minyak atau keringat. Selain itu, alas bedak murah biasanya lebih sulit untuk dibaurkan. Butuh kesabaran ekstra supaya alas bedak menempel sama rata di wajah kita. Selain itu, ada beberapa alas bedak murah meriah yang teksturnya kasar. Wajah jadi kelihatan cakey atau seperti memakai topeng.

 

Yang mahal: semakin mahal alas bedak, semakin jago alas bedak itu bikin muka kita jadi fantastis. Pori-pori nyaris tidak terlihat, wajah kelihatan halus dan mulus, hasilnya pun kelihatan lebih natural; tampak seperti wajah ke dua. Alas bedak mahal menempel lebih baik, nggak mudah luntur, dan lebih mudah untuk dibaurkan.

 

 

Bedak padat

Yang murah: gampang luntur, retak, dan lebih terlihat cakey.

 

Yamg mahal: hasil pulasan lebih sempurna, tidak mudah retak dan lebih tahan lama.

 

 

Maskara

Makin murah maskara, makin banyak masalahnya: menggumpal, bikin bulu mata jadi menempel, dan yang paling parah, bikin bulu mata jadi rapuh dan gampang rontok!

 

 

Eye shadow

Eye shadow murah biasanya susah dibaurkan. Selain itu, keringat bisa bikin eye shadow di lipatan mata jadi pecah bergaris. Eye shadow yang relatif mahal biasanya lebih lembut dan lebih mudah dibaurkan.

 

 

Eyeliner (gue cuma pernah coba yang model pensil)

Eyeliner yang lebih mahal biasanya lebih mudah digunakan. Garis bisa terbentuk hanya dengan satu tarikan saja. Sebaliknya, eyeliner yang murah meriah suka susah membentuk garisnya. Harus diulang berkali-kali baru mulai kelihatan garisnya.

 

 

Pensil alis

Pensil alis yang murah suka pecah saat digoreskan ke alis kita. Kesannya kayak ada bubuk menggumpal ketinggalan di alis. Pensil alis yang mahal mampu meminimalisir masalah ini.

 

 

Blush on

Blush on yang lebih mahal biasanya menempel di kulit wajah dengan baik. Sedangkan yang harganya sangat murah, bisa terlihat seperti pecah dan membuat pori-pori jadi kelihatan lebih besar. Tapi gue pernah coba blush on harga menengah dan hasilnya udah cukup ok, nggak jauh beda dengan blush on yang harganya selangit.

 

 

Lip liner

Lip liner gue yang sekarang terasa lembut ketika digoreskan. Harganya termasuk mahal kalo dibandingin lipliner gue sebelumnya yang harganya sekitar tiga kali lebih murah. Tapi menurut pengalaman gue sih, bedanya cuma di situ aja, soalnya dua-duanya sama-sama tahan lama tuh.

 

 

Lip balm

Hati-hati pilih lip balm atau pelembab bibir jenis lainnya. Lip balm yang kelewat murah biasanya berampas beberapa jam setelah digunakan. Kesannya jelek dan jorok kalo bibir kita berampas kayak gitu… Beda banget sama lip balm yang harganya relatif mahal. Selain enggak berampas, lip balm ini juga efektif banget buat melembabkan bibir supaya nggak pecah-pecah.

 

 

Lipstik

Sama kayak lip balm, lipstik yang kelewat murah juga beresiko berampas. Makanya kalo buat lipstik, gue agak boros. Lipstik gue sekarang enak dipake, nempel sempurna di bibir gue, relatif tahan lama, dan nggak bikin bibir gue jadi pecah-pecah.

 

 

Lipgloss

Ini juga sama kayak lip balm dan lipstik. Asyiknya lagi, lipgloss yang bagus (dan biasanya relatif mahal) jago banget ngumpetin bibir yang lagi pecah-pecah.

 

Sekali lagi, terlepas mahal atau murah, yang penting cocok, kelihatan bagus di wajah, dan kita bisa menerima kekurangan dari produk tersebut. Ada kok, orang yang tampil fantastis dengan kosmetik murah meriah. Tapi ya itu tadi, kalo mau pake kosmetik murah, harus lebih sering retouch karena semakin murah kemungkinan besar semakin mudah luntur/terhapus.

 

Cara Mengaplikasikan Maskara

Sebelumnya, perlu diingat bahwa saat merias mata tidak boleh terburu-buru! Pake bedak masih bisa in high speed, begitu pula dengan lipstik dan blush on. Tapi untuk rias mata, jangan coba-coba kecuali kalo kamu udah jago banget danda ok!

 

Here we go, step by step mengaplikasikan maskara:

 

Jepit bulu mata

Buat yang bulu matanya pendek, pilih penjepit yang tidak terlalu melengkung (biasanya terbuat dari material plastik). Sebaliknya, si bulu mata panjang lebih baik pilih penjepit yang melengkung (biasanya terbuat dari material besi). Oh ya, kita harus ekstra hati-hati saat menjepit bulu mata. Salah-salah, kelopak mata bisa bengkak! Caranya, sebelum menjepit dengan tekanan penuh, coba jepit dengan tekanan sedikit dulu. Kalo kelopak rasanya seperti ditarik, ganti posisi sampai ketemu posisi yang terasa enak, baru dijepit dengan tekanan penuh dalam keadaan mata tertutup sekitar 10 detik lamanya. Kalo ada bulu mata yang terlewat (biasanya bulu mata yang di pinggir-pinggir), ulangi lagi hanya di bagian yang terlewat saja, jangan semuanya. Karena kalo bulu mata terlalu lama dijepit, yang ada malah jadi jangkung dan nggak enak dilihat.

 

Aplikasikan maskara

Menurut gue, maskara dengan gagang ramping lebih mudah diaplikasikan daripada maskara gendut. Maskara ramping lebih mudah dikendalikan dan lebih mudah menyentuh bulu mata bagian pinggir. Apapun jenis maskaranya, cara penggunaannya sama saja: pakai maskara dalam keadaan mata setengah tertutup. Aplikasikan dari pangkal sampai ujung bulu mata. Ulangi berkali-kali sampai seluruh bulu mata mendapatkan jatah yang sama rata. Ingat ya, saat mengaplikasikan maskara, jangan mengedip apalagi sampe bersin. Lalu sekedar tips, pada tahap ini enggak masalah pakai maskara agak banyak, karena saat proses penyikatan bulu mata, ketebalan maskara akan sedikit berkurang. Tapi bukan berarti kita boleh ambil maskara lebih dari satu kali untuk satu mata ya! Untuk pemakaian sehari-hari, pakai maskara cukup satu kali ambil. Selain supaya nggak menor, kebanyakan maskara bisa bikin bulu mata mudah rontok.

 

Sikat bulu mata

Lakukan penyikatan dengan alat khusus yang pasti ada dalam make-up kit yang banyak dijual di toko-toko. Proses menyikat ini penting buat membuang gumpalan-gumpalan maskara di bulu mata. Semakin bagus maskara yang kita pakai, semakin sedikit penyikatan yang harus kita lakukan. Tapi bener deh, jangan pergi keluar rumah dengan maskara menggumpal, kelihatan aneh! Selain itu, proses penyikatan ini bisa dilanjutkan dengan pemisahan bulu mata yang menempel dengan alat khusus yang biasanya berdempetan dengan sikat bulu mata. Maksudnya, sisi kanan buat sikat bulu mata, sisi kiri buat misahin bulu mata yang menempel akibat maskara.

 

At the end of the day: bersihkan maskara!

Setelah pulang ke rumah, gue sarankan untuk langsung membersihkan maskara. Untuk maskara waterproof, wajib hukumnya membersihkan pakai eye make up remover. Selain supaya lebih mudah dibersihkan, eye make up remover mampu membersihkan jauh lebih baik daripada sekedar air. Perlu dicatat, kalo sampe nggak bersih, bisa bikin bulu mata jadi mudah rontok. Dan gue enggak menyarankan bersihin bulu mata pakai pembersih muka. Coba deh, baca petunjuk pembersih muka di belakang botol. Kita disuruh menghindari area di sekitar mata kan? Selain supaya nggak masuk ke mata, pembersih muka yang sifatnya keras enggak cocok buat area sekitar mata yang kulitnya lebih tipis dan sensitif.

 

Tips lain soal maskara

Kalo maskara sampai belepotan ke daerah lain selain bulu mata, nggak usah panik. Cukup ambil cotton bud a.k.a korek kuping, lalu celupkan ujung cotton bud ke dalam eye make up remover. Totol-totlkan ujung cotton bud itu ke area yang terkena noda maskara. Kalo eye make up remover kamu termasuk oke, mestinya nggak sampai tiga kali totol maskara itu udah bersih. Lalu ingat, kalo nodanya ada lebih dari satu, ya jangan membersihkan noda berikutnya dengan menggunakan ujung cotton bud yang sama! Nggak papa lah boros sedikit demi hasil riasan yang sempurna.

 

Tips terakhir soal maskara, gue nggak menyarankan maskara yang tingkat waterproof-nya hampir 100% (biasanya 95%) kecuali untuk kegiatan tertentu yang sangat berpotensi bikin maskara luntur. Biasanya maskara model begini diiklankan sama produsennya sebagai maskara dengan kelebihan waterproof saja. Jadi tips dari gue, cari maskara yang punya kelebihan lain (misalnya lengthen, curly, db) dengan embel-embel waterproof.

 

Oh ya, kalo cuma sekedar wudhu, gak perlu maskara yang waterproof 100% kok. Cari aja maskara waterproof biasa, trus coba sekali, bakal luntur apa enggak kalo kena air wudhu. Kalopun luntur, selama kita sedia cotton bud dan eye make up remover ya nggak perlu khawatir:)

 

Kosmetik Wajib Punya

 

Dear my girl readers… Tiba-tiba gue lagi kecentilan nih, kepengen bikin kategori blog baru yang khusus membahas kecantikan. Untuk posting pertama, gue akan bikin daftar kosmetik, perlengkapan, dan peralatan yang wajib dimiliki untuk keperluan riasan sehari-hari. Semoga bermanfaat!

 

 

BASE MAKEUP

 

Concealer. Buat yang bermasalah sama kantung mata atau bekas jerawat, bolehlah pake concealer. Tapi, kalo pake concealer buat nutupin jerawat/bekasnya, jangan terlalu banyak juga ya! Terlalu banyak malah bisa menimbulkan jerawat baru atau bikin jerawat jadi lebih parah. Atau paling bagus, cari concealer yang bisa sekalian nyembuhin jerawat! Ada tuh dijual di Body Shop, tea tree concealer nama produknya.

 

Bedak. Buat riasan sehari-hari, gue nggak menganjurkan pemakaian foundation. Kasihan pori-pori kulit kita kalo tiap hari tertutup sama foundation, seringan apapun jenis foundation-nya. Buat kulit berjerawat, sebenernya lebih bagus bedak tabur, tapi karena bedak tabur biasanya gak gitu kelihatan hasilnya, bolehlah pake bedak padat. Tapi pastiin dulu bedak padat itu oil free serta tidak menyumbat pori-pori kulit. Lalu menurut pengalaman gue, pake bedat padat itu maksimal hanya boleh empat kali ambil! Lebih dari itu beresiko bikin jerawatan lho.

 

 

DECORATIVE MAKEUP

 

Maskara. Maskara, jika digunakan dengan cara yang benar, pasti bikin mata kita jadi kelihatan lebih cantik. Baca deh, tips dan trik mengaplikasan maskara pada posting gue berikutnya di blog ini.

 

Eye shadow. Menurut gue, maskara akan lebih kelihatan efeknya kalo kita juga pake eye shadow.

 

Lipstik. Pastikan kita memulas lipbalm sebelum lipstik. Kenapa lipbalm? Karena selain melembabkan, menurut pengalaman gue, lipbalm bisa berkolaborasi lebih baik sama lipstik ketimbang lip butter. Lip butter itu terlalu becek sehingga suka ngerusak aplikasi lipstik.

 

 

ALAT BANTU MAKEUP

 

Penjepit bulu mata. Maskara juga akan lebih kelihatan hasilnya kalo kita jepit bulu mata sebelum mengaplikasikan maskara.

 

Sikat maskara. Penting banget buat bersihin gumpalan-gumpalan setelah mengaplikasikan maskara.

 

Cotton bud. Berguna buat menghapus maskara yang belepotan di sekitar mata, atau buat merapihkan lipstik.

 

Tissue. Buat bersihin lipstik yang ketebalan. Caranya, lipat tissue lalu gigit tissue itu pake bibir kita. Ulangi lagi kalo lipstik di bibir masih kelihatan tebal.

 

 

What’s On My Mind Today

 

1.   Gimana yah, kalo pas nanti gue ke Phuket malah turun hujan terus-terusan? Bisa-bisa gue batal menginjakkan kaki di tempat syutingnya The Beach! Sia-sia dong, gue ke Phuket kalo begitu…

2.   Enaknya nukerin duit ke mata uang baht di mana yah? Terus nanti itu ada kena charges atau gimana sih? Kalo nggak ngenain charges, money changer dapet untung dari mana gitu? Masa’ iya cuma ngandelin keuntungan dari naik-turunnya nilai tukar? Asli gue nggak pengalaman banget buat urusan beginian…

3.   Gue perlu cari pinjeman kamera digital nggak yah buat dibawa ke Phuket nanti? Soalnya kamera punya keluarga gue satu rusak satu lagi udah ilang dicuri orang… Temen gue si Nata udah bawa kamera sih. Tapi kayaknya nggak sreg kalo gue nggak bawa kamera sendiri… Secara gue kan banci foto, hehe…

4.   To buy for my trip: sunglasses, sun block, tas ransel, sendal teplek, softlense, mascara, press powder, concealer, loh… kok jadi nyambung ke kosmetik sih?

5.   Kira-kira boleh nggak yah, minta cuti 7 hari kerja pasca lebaran nanti sama si bos?  

6.   Tangga rumah gue suka becek kalo abis ujan. Gue sampe ngebayangin, kira-kira posisi jatuh gue bakal kayak gimana dan seberapa parah luka yang gue alami kalo sampe kepeleset di tangga itu… Ih, amit-amit deh!

7.   Ini muka gue udah berhasil bebas jerawat kenapa tiba-tiba keluar satu radang agak gede dan beberapa jerawat kecil-kecil yah? Apa karena Sabtu kemaren gue telat cuci muka, karena kepanasan, kebanyakan pake moisturizer, atau jangan-jangan gara-gara makan duren? Bener nggak sih, duren bisa bikin jerawatan?

8.   Akhirnya ada juga jenis BB yang sesuai keinginan gue: QWERTY sekaligus touch screen, kamera 5 MP, memori interal 4 GB… Tapi anehnya, di US ini hp lagi banting harga sampe 85%! Harga jual bundling di sana cuma $ 19,99 aja! Kalo nanti udah masuk ke Indonesia, kira-kira harga jualnya berapa yah?

9.   Adek-adek sepupu gue bakalan pada protes nggak yah, kalo THR mereka gue potong 20% dari tahun lalu? Lagi banyak pengeluaran nih, hihihihi.

10.  Tiba-tiba kepikiran sama rencana travelling tahun depan… *Mulai cari-cari hotel murah tapi  bagus di KL, Macau, Hongkong^^

Sepuluh Karakter Teman

 

Iseng-iseng, gue mengamati teman-teman yang gue punya. Lalu berdasarkan pengamatan gue itu, teman yang gue kenal di tempat kerja ternyata punya kesamaan karakter dengan teman gue di SMA dulu. Hasil akhirnya, gue mengelompokkan teman-teman gue itu ke dalam 10 karakter, lengkap dengan ciri khas dan plus-minus masing-masing karakter. Please read with no hard feeling ya guysJ

 

Mr. or Miss. No Drama Please

Tipe kayak gini bisa dipastikan tipe orang yang tertutup. Dia paling anti curhat soal kehidupan pribadinya, dan, enggak gitu hobi mendengarkan curhatan orang-orang di sekitarnya. Menurut pengalaman pribadi gue, entah kenapa, orang-orang dalam golongan ini cenderung punya wawasan yang luas, bisa nyambung dalam topik apapun. Dan biasanya, mereka punya in depth knowledge alias kalo tau sesuatu sifatnya enggak setengah-setengah.  

Plus:    

Orangnya fleksibel dan enak diajak ngobrol. Sifatnya yang nggak ribet dan nggak plin-plan bikin dia jadi orang yang enak buat diajak hang out. Biasanya, teman tipe ini termasuk orang yang bisa diandalkan untuk banyak hal.

Minus:

Enggak enak dijadiin tempat curhat atau sekedar dimintai pendapat. Reaksinya malah suka bikin kita jadi nyesel udah nanya sama dia.

 

Si tipe sangat pendiam

Tipe ini tipikal pendiam sejati. Harus orang lain duluan yang membuka topik obrolan. Jarang banget cerita kecuali ditanya. Termasuk tipe orang yang suka memendam perasaan. Biasanya, orang dalam golongan ini punya tingkat kesabaran di atas rata-rata.

Plus:

Pendengar yang baik, plus, tipe orang yang jago banget menjaga rahasia.

Minus:

Sifatnya yang suka memendam perasaan bisa bikin kita capek menebak isi hatinya. Sifatnya yang jarang ngobrol juga bikin dia jadi kurang pintar mengolah kata-kata saat memberikan saran/nasehat.

 

Everybody’s sweetheart

Tipe orang yang bisa berteman dengan siapa saja alias nggak suka pilih-pilih teman. Punya banyak teman ngobrol, teman bercanda, pokoknya tipe orang yang disukai oleh hampir semua orang. Umumnya mereka punya kepedulian tinggi dan selera humor di atas rata-rata. Dan pastinya, mereka sama sekali bukan tipe orang yang suka cari musuh. Malangnya, sifat mereka yang easygoing membuat orang lain mengira hidup mereka ini selalu baik-baik saja. Only specific person who can see pains in their eyes while anyone else sees smiles in their faces.

Plus:

It’s nice spending time with them, it’s usually fun! Sifat ramah mereka juga bisa bikin kita ngerasa nyaman. Selain itu, sifat mereka yang nggak suka pilih-pilih teman bisa bikin the outsiders lebih percaya diri karena merasa ada yang mau memperlakukan mereka sebagai teman.

Minus:

 Sifatnya yang easygoing sama siapa saja membuat teman-teman dekatnya jadi merasa tidak diistimewakan. Itulah alasannya kenapa, justru orang dalam kelompok ini hanya punya ‘sahabat-sehidup-semati’ dalam jumlah yang sedikit meskipun dia berteman baik dengan banyak orang.

 

Sang Psikolog

Tipe orang yang sering dijadikan tempat curhat oleh orang-orang di sekitarnya. Tipe ini biasanya hobi ngobrol dan emang enak diajak ngobrol, dewasa, cenderung wise, dan pastinya, mereka enggak pernah bosan mendengarkan curhatan orang lain. Biasanya, tipe ini memiliki kepedulian tinggi dan suka menolong orang-orang di sekitar mereka.

Plus:

Tempat curhat yang ok banget. Bisa jadi pendengar sekaligus penasehat andal. Objektif dan kreatif dalam memberikan saran.

Minus:

Orang dalam tipe ini biasanya bersifat easy judging. Banyaknya cerita yang masuk ke telinga mereka bikin mereka jadi punya banyak insight sehingga bisa dengan cepat menilai sesuatu. Efek negatifnya, sifat judging ini bisa bikin orang lain merasa direndahkan atau seolah kayak orang yang punya banyak banget kekurangan di mata mereka. Efek lainnya, orang tipe ini juga sering dicap sok tahu sama orang-orang di sekitar mereka.

 

Drama Prince or Princess

Tipe orang yang suka banget curhat, cenderung mellow, dan suka mendramatisir keadaan.

Plus:

Kecil kemungkinan kehabisan topik sama tipe orang ini. Selain itu biasanya, mereka pendengar yang baik, caring, dan berinisiatif tinggi.

Minus:

Ribet dan suka membesar-besarkan masalah kecil.

 

Mr. or Miss Nyablak

Super cerewet, jago bikin jokes, pokoknya selalu bikin rame di manapun dia berada.

Plus:

Suasana super fun, bisa ketawa ngakak sepuasnya kalo ada mereka.

Minus:

Kalo bercanda suka kelewatan, berpotensi bikin objek leluconnya jadi sakit hati.

 

The Nerd Ones

Sangat-sangat pintar, bisa jadi golongan orang jenius yang punya daftar prestasi yang bisa bikin ngiler. Biasanya, cenderung kaku dalam pergaulan.

Plus:

Berteman sama tipe orang ini bisa bikin kita terpacu untuk ikut maju. Enak diajak ngobrolin topik-topik berat yang bisa memperluas wawasan kita.

Minus:

Kurang pinter bikin jokes, kurang luwes, dan kurang bawel.

 

Anak Gaul Abisss

Hedonis abis… Hobinya nggak jauh-jauh dari café, diskotilk, meja billiard dsb…

Plus:

They are fun to be with. Asyik lah buat diajak bersenang-senang. Selain itu biasanya, mereka tau banget tempat makan enak atau tempat dengan suasana yang nyaman buat duduk berjam-jam.

Minus:

Hati-hati terseret pergaulan yang kelewat batas. Dan ada kalanya, orang-orang di lingkungan ini enggak bisa dipercaya. So be careful!

 

The Outsiders

Ciri utama the outsiders ini lebih senang menyendiri, atau berteman dengan satu-dua orang saja. Jarang kelihatan sedang asyik ngobrol sama orang lain. Biasanya, the outsiders ini jadi penyendiri karena alasan-alasan yang sifatnya spesifik (misalnya, ketebratasan fisik, masalah psikologis dsb…)

Plus:

Gue punya beberapa teman dari kalangan ini. Dan percaya deh, meskipun kelihatan aneh, mereka bisa jadi teman yang lebih baik daripada orang-orang pada umumnya. Mereka orangnya bisa loyal banget sama orang-orang yang mereka anggap teman.

Minus:

Tergantung orangnya…  Kalo menurut pengalaman gue, perlu kehati-hatian khusus saat berteman dengan outsiders, terutama dengan mereka yang memang memiliki masalah psikologis.

 

Si Sensitif

Mudah tersinggung. Saat orang-orang sedang asyik bercanda, dia bisa tiba-tiba marah karena merasa tersinggung. Nggak jarang kalo udah marah, mereka bisa meledak-ledak sedemikian rupa.

Plus-Minus:

Orang tipe ini penuh dengan kejutan. Kita nggak akan pernah tahu kebaikan apa yang akan mereka lakukan, atau, hal buruk apa yang akan tega mereka perbuat. Sorry to say… tipe orang inilah yang paling sulit mendapatkan sahabat.

 

 

Kenyataannya, satu orang bisa memiliki lebih dari satu jenis karakter di atas. Atau mungkin, memiliki setengah dari satu karakter dan setengah lagi dari karakter lainnya. Enggak ada karakter yang sempurna? That’s human! Apapun karakternya, yang penting adalah kita selalu berusaha untuk menjadi teman yang baik buat teman-teman kitaJ

Dulu dan Sekarang

 

Beberapa hari yang lalu, ada temen yang curhat soal atasan dia yang sangat-sangat menyebalkan setengah mati. Dan sebenernya, si atasan itu emang udah lama terkenal dengan sifatnya yang super nyebelin. Setelah mendengar cerita teman gue itu, gue berkomentar, “Kadang gue suka kasihan sama orang kayak gitu… Soalnya gue pikir, kalo dulu enggak ada hal-hal yang mengubah gue, sifat gue sekarang pasti sama jeleknya sama atasanlo itu.”

 

Bukannya gue mau membongkar aib gue sendiri, apalagi berniat pamer soal betapa gue udah banyak berubah, tapi kali ini, gue cuma ingin berbagi soal metamorfosa selama 23 tahun hidup gue. Gue harap dengan tulisan ini, teman-teman bisa ikut memahami bahwa yang namanya mengubah sifat jelek itu sama sekali bukan hal yang mustahil.

 

Jadi di bawah ini, ada delapan kasus/situasi, yang kemudian akan gue bandingkan reaksi gue yang DULU dengan reaksi gue yang SEKARANG, ditambah ulasan tentang hal-hal apa aja yang pada akhirnya mengubah diri gue. Selamat membaca!

 

CASE # 1:

Menyapa orang-orang yang berpapasan sama gue di jalan.

               

Sekarang:           

Gue negur dengan nyebut nama, atau at least, gue melempar senyum saat berpasan dengan orang yang gue kenal, entah itu di koridor kantor, toilet, atau tempat-tempat umum lainnya.

 

Dulu:

Pura-pura nggak lihat, atau malah, buang muka saat berpapasan sama orang lain. Dan tau nggak sih, gue kenal orang yang meskipun udah dewasa, masih suka enggak negur orang lain yang berpapasan sama dia di tengah jalan!

 

What changed me:

Gue lupa apa persisnya, yang jelas, begitu masuk SMA, gue bertekad untuk berubah jadi sedikit lebih friendly. Emang sih, sampe sekarang pun, gue masih suka dicap judes. Tapi bener deh, soal sapa menyapa ini bener-bener kemajuan pesat dalam kepribadian gue, hehe….

 

 

CASE # 2:

Kepercayaan diri.

 

Sekarang:

Secara fisik, gue tau lah, gue nggak jelek-jelek amat. Apalagi kalo udah dandan, hihihi, narsisss. Terus sebenernya sih, gue ngerasa masih banyak orang di sekitar gue yang lebih pinter daripada gue, tapi, gue juga cukup percaya diri dengan kapasitas knowledge gue sendiri.  Lalu dari segi kepribadian, terlepas dari segala sifat jelek gue (judes, narsis, suka sok tau, suka kelewat penasaran, nggak sabaran, keras kepala, dsb dsb), setidaknya gue adalah tipe orang yang mau terus berusaha memperbaiki diri.

 

Dulu:

Sampai kelas 3 SMP, gue ngerasa enggak punya kelebihan sama sekali. Menurut gue, definisi cantik adalah adik gue. Definisi pintar adalah orang-orang yang rangking 1 di sekolah gue. Bahkan secara kepribadian, gue ngerasa gue emang bukan teman favorit orang-orang pada umumnya. Menyedihkan banget emang…

 

What changed me:

Di kelas 3 SMP itu, ada playboy sekolah – yang lumayan keren dan sangat pintar, pdkt ke gue. Ngakunya, demi ngejar gue, semua pacarnya udah dia putusin. Gue pernah tanya, kenapa dia sampe segitunya? Apa dia nggak malu jadi digosipin pacaran sama gue? Dan dia bilang, “Enggak, kenapa mesti malu? Elo kan cantik, pinter, enak diajak ngobrol…” Awalnya gue pikir itu semua cuma gombalan semata. Tapi lama kelamaan, gue sadar bahwa dia emang bener-bener tulus sama semua pujiannya itu. Gue emang enggak punya happy ending dari cowok ini. Tapi dari dia, gue belajar tentang pentingnya self esteem. Dari dia juga gue mulai punya cita-cita dan ambisi. Segera setelah gue memiliki semua itu, hidup gue perlahan-lahan mulai membaik. Di SMA, gue punya gank yang sampai sekarang masih merayakan ulang tahun gank setiap tanggal 8 Agustus. Begitu juga di kampus, gue nemuin sahabat-sahabat yang luar biasa. Dari segi prestasi, Alhamdulillah, sedikit demi sedikit daftar cita-cita gue mulai tercapai. Gue juga pelan-pelan mulai peduli sama penampilan luar. So yes, I should thank that guy for being so nice to me because he was the first one who changed my whole life, until now.

 

 

CASE # 3:

YM atau SMS gue nggak dibales, atau berbagai prasangka-prasangka khas pertemanan lainnya.

 

Sekarang:

Gue telepon orangnya, dan tanya baik-baik atau kalo perlu sambil bercanda, kenapa YM atau SMS gue nggak dibales. Percaya deh, error does happen for so many times. Lagipula, emang suka ada situasi yang super hectic yang bikin kita jadi mengabaikan hal-hal lain di sekitar kita. Untuk kasus lainnya, gue belajar bahwa faktanya, emang ada beberapa situasi sulit yang membuat teman kita terpaksa bereaksi yang enggak sesuai dengan harapan kita. Atau dengan kata lain, ada beberapa situasi yang membuat orang lain, tanpa disengaja, jadi terlihat jahat di mata kita.

 

Dulu:

Ngomel-ngomel dan sebel setengah mati sama si temen gue itu. Nggak temenan sama mereka lagi juga gue nggak rugi apa-apa!

 

What chaged me:

Gue pernah berantem hebat sama sahabat gue sampe berbulan-bulan lamanya, cuma gara-gara permasalahan sepele. Saking sebelnya, gue bukan cuma enggak coba ngelurusin permasalahan, gue juga enggak mau denger penjelasan dari si sahabat. Akibatnya, waktu bokapnya dirawat di rumah sakit sampai akhirnya meninggal dunia, gue enggak ada di sana buat nemenin dia… Sampe sekarang, I still wish that I could be her shoulder to cry on at that moment… Dan yang paling bikin gue ngerasa tersentuh, setelah semua kejadian itu, sahabat gue ini masih bersedia ngomong ke Ketua Jurusan supaya gue enggak disidang skripsi sama dosen yang benci setengah mati sama gue, tanpa pernah gue minta sama sekali… Dari situ gue bertekad, gue akan berusaha jauh lebih keras buat jadi sahabat yang lebih baik buat sahabat-sahabat gue.

 

 

CASE # 4:

Cepet banget ilfil sama cowok cuma karena hal-hal kecil yang enggak sesuai sama prinsip, kriteria, atau idealisme gue.

 

Sekarang:

Gue pernah syok banget sama sifat asli dan masa lalu salah satu gebetan gue. Lalu apa yang gue lakukan? Gue lupain sisi gelapnya itu, dan berusaha mengubah dia supaya jadi orang yang lebih baik. Kemudian pernah juga, cowok yang gue banggakan malah ninggalin sesuatu yang sangat gue banggain dari diri dia itu. Lalu apa yang gue lakukan? Gue dukung dia, dengan cara gue sendiri, supaya dia tetap sukses dengan pilihan hidupnya yang baru. Di saat yang bersamaan, cowok yang gue anggap luar biasa itu ternyata punya beberapa kekurangan yang bikin perasaan gue jadi enggak karuan. Kata beberapa orang terdekat gue, he’s not gentle and doesn’t care with my feeling at all. Lalu apa yang gue lakukan? Gue bilang sama mereka… keadaannya emang sulit, bukan salah dia bersikap kayak gitu. And the most amazing part is… I let go without trying to hate him at all.

 

Dulu:

Sekali mergokin si gebetan bohong, gue jadi males bales SMS atau ngangkat telepon dari dia. Playboy? No way!  Berani-berani bikin gue sakit hati? Better say goodbye! Karier-nya kelihatan kurang menjanjikan? Gue nunjukin dengan jelas ketidaktertarikan gue. Senjata pamungkas gue, gue bilang aja gue lagi naksir cowok lain. Pernah juga gue ngaku-ngaku udah punya pacar sama cowok-cowok yang ngotot banget gangguin gue melulu cuma gara-gara, gue udah ilfil sama kelakuan mereka selama pdkt.

 

What changed me:

Masalahnya, dulu-dulu itu, gue belum nemuin orang yang emang bener-bener bikin gue jatuh cinta. Makanya emang bener kalo katanya, cinta itu buta. Jadi percaya deh, kalo kita masih bisa berpikir sangat jernih, masih bisa banyak-banyak menggunakan logika, masih berpegang teguh sama kriteria dan idealisme, maka itu sama sekali bukan cinta betulan.

 

 

CASE # 5:

Ada teman yang mengolok-olok asal kampus gue… Mentang-mentang lulusan terbaik dari kampus yang lebih populer dari kampus gue! I don’t think she’s truly smarter than me.

 

Sekarang:

Meskipun gue nggak pernah bisa berteman akrab sama dia, tapi seengaknya gue juga enggak memusuhi dia lagi. Kadang gue masih suka ngobrol, curhat-curhat, tukeran gosip, cekikikan bareng… Dan menurut gue, pada akhirnya, dia udah sadar dengan sendirinya bahwa enggak sepantasnya dulu dia bersikap sesombong itu, kepada siapapun orangnya, dari manapun asal kampusnya.

 

Dulu:

Kalo gue yang dulu, gue pasti bakal bales mengolok-olok dia ketika akhirnya, terbukti bahwa dia sama sekali enggak lebih unggul daripada gue.

 

What changed me:

Bekerja dalam tim ngajarin gue begitu banyak hal soal toleransi, memaklumi, memaafkan, dan menerima orang lain, apa adanya, dengan segala sifat jelek dalam diri dia. Dalam hidup gue sendiri, ada beberapa orang yang selalu memaafkan kekhilafan gue. Jadi, udah waktunya buat gue gantian melakukan hal yang sama.

 

 

CASE # 6:

Orang yang kerja di bawah gue bertingkah seenaknya. Mentang-mentang temen, jadi enggak profesional sama sekali!

 

Sekarang:

Berusaha memaafkan, dan enggak lantas ngejelek-jelekin dia ke atasan.

 

Dulu:

Kalo gue masih gue yang dulu, gue pasti langsung lapor ke atasan supaya karier dia jalan di tempat. Yup, kalo gue enggak berusaha berubah, sekarang ini gue pastilah orang yang suka menyalahgunakan kekuasaan.

 

What changed me:

This is a long progress… Intinya sih, gue pengen banget ngebuang sifat gue yang suka kelewat emosional. Sampe sekarang pun, gue masih suka meledak-ledak. Tapi seenggaknya, gue enggak suka nyimpen dendam. Gue nggak mau bikin orang lain susah cuma gara-gara emosi gue yang lagi on fire.

 

 

CASE # 7:

Pesen makanan nggak dateng-dateng, atau nunggu uang kembalian di resto nggak dateng-dateng.

 

Sekarang:

Bersabar sampe waiter-nya dateng ke meja gue. Kalo udah kelewat lama, gue panggil waiter yang lain dan gue tanya baik-baik.

 

Dulu:

Batalin pesenan atau ninggalin resto tanpa nunggu uang kembalian.

 

What changed me:

Gue sempet kenal deket sama orang yang sabar banget. Service sepayah apapun dia enggak mau ninggalin kritik dengan alasan, kasihan sama waiter ybs. Setelah gue pikir lagi, emang kasihan juga sih… Mungkin mereka jadi lelet karena overload, dan, kritik berlebihan cuma bikin situasi mereka jadi semakin sulit.

 

 

CASE # 8:

Kasir Pain de France di BEJ ngedumel gara-gara gue pake duit pecahan lima puluh ribu buat bayar beef roll yang harganya nggak sampe sepuluh ribu. Dengan kurang ajarnya, kasir itu ngomong gini, “Tambah lagi dong, Mbak, belinya… Kan lagi diskon 40%,” dan “Besok-besok pake uang pas ya, Mbak.”

 

Sekarang:

Gue cuma dengan judesnya bilang, “Loh, saya mesti tambah berapa lagi sampe kembaliannya cukup?” Dia malah nyahutin, “Itu ada dua puluh ribu-an.” Gue bales lagi, “Mana dua puluh ribuan?” Terus dia masih aja ngedumel besok-besok pake uang pas. Padahal ya, ternyata dia masih punya banyak pecahan uang kecil! Cuma males ngeluarin aja kayaknya sih… Tapi ya udahlah, males juga ribut-ribut depan umum kayak gitu. Dan yang sekarang gue lakukan, gue sharing di sini supaya ada orang lain yang tahu betapa kurang ajarnya kasir Pain de Franc BEJ itu, hehehehe.

 

Dulu:

Kalo gue masih sama emosionalnya kayak dulu, itu mbak-mbak udah abis gue semprot di depan umum. Belum tau aja dia, gimana galaknya gue kalo udah ngamuk…

 

What changed me:

Sama kayak kasus no. 6, ini adalah proses panjang gue untuk jadi orang yang lebih sabar. It’s damn hard to learn how to be patient. Dan jujur aja, secara kejadiannya masih baru kemaren, gue masih sebel banget sama mbak-mbak kasir itu… Well, sedikit pembalasan cantik buat negur dia, enggak ada salahnya juga dong? Hihihihi.

People Who Left EY For Good

Gue kenal banyak orang, banyak banget, orang yang pernah resign dari EY, kantor gue saat ini. Sebagian besar klien gue di perusahaan yang lama, sisanya ya jelas temen-temen gue yang udah resign dari EY.

Ada temen gue di kantor yang bilang, resign dari EY adalah impian semua orang yang kerja di sini. Dan emang, resign sering banget terlontar dari mulut auditor EY pada umumnya. Setiap minggu pun, pasti ada aja satu atau dua orang yang ngelempar farewell notes alias resign dari EY.

Lalu pertanyaannya, apa iya kerja di EY seburuk yang orang-orang bilang? Dan apa iya… resign dari EY adalah keputusan terbaik buat kita yang masih kerja di sini?

Nah, lewat tulisan ini, gue mau berbagi cerita tentang orang-orang yang pernah resign dari EY. Mulai dari alasan kenapa mereka mutusin buat resign, sampai bagaimana kehidupan mereka setelah resign dari EY.

 

Mr. S – resign dari EY gara-gara sakit hati disuruh lembur pas hari Lebaran. Katanya, di EY itu banyak uang tapi nggak punya cukup waktu untuk menikmatinya. Pasca resign dari EY, karier-nya tambah cemerlang. Dia berhasil menempati posisi bergengsi dalam usia belum sampai 30 tahun. Lalu apa pendapat dia sekarang soal EY? Dia bilang, EY itu tempat yang bagus untuk memulai karier, and he encourages fresh graduates to apply to EY! See? In fact he doesn’t hate EY as much as he thought!

Mr. A – resign dari EY karena ngerasa nggak berhasil compete di sini. Sayang karena menurut gue, dia terlalu cepet nyerah. Tapi yaaah, sebagai gantinya, dia kerja di perusahaan lokal yang nggak kalah bergengsi. Dan… dia bisa buka bisnis sampingan dari hasil lemburan dia selama kerja di EY:) 

Mr. J – resign dari EY dengan alasan capek lembur melulu. Meskipun Mr. J sering cerita ke gue tentang betapa capeknya kerja di EY, gue malah yakin, sebenernya dia bangga banget pernah kerja di EY. Buktinya, dia kerja di EY itu udah lama banget, waktu masih jamannya gaji anak baru cuma 1,5jt, tapi herannya dia masiiih aja sering ngoceh-ngoceh soal pengalaman kerja dia di sana… Gue rasa dia kangen kerja lembur di EY, hehehe.

Mr. N – resign dari EY demi pindah ke KAP lain yang lebih kecil TAPI dengan level yang lebih tinggi. Dia berhasil jadi Partner di KAP kecil itu dalam usia yang masih sangat muda. Mr. N ini jago banget pake Microsoft Excel, dan gue yakin, dia jadi jago Excel gara-gara pernah kerja di EY, hehehe.

Mrs. K, klien gue yang pernah kerja di EY sampe level manajer. Entah resign karena apa, yang jelas gue suka berpikir… seandainya dia masih kerja di EY, sekarang ini dia udah menduduki level Partner. Sorry to say… posisi Partner di EY masih lebih baik daripada posisi dia sekarang. Jenjang karier mandeg, salary nggak banyak peningkatan dari tahun ke tahun, enggak dihargain sama atasan yang lebih suka sama orang-orang yang pintar menjilat pula!

Miss T – resign dari EY karena menurut ortunya, dia jadi kelihatan capek dan tambah kurus setelah kerja di EY. Gue nggak tau sekarang dia kerja di mana, yang jelas, gue pernah dua kali ngelihat dia bikin status di Facebook yang bilang, dia kangen banget sama suasana kerja di EY…

Mr. C – resign dari EY karena begitu banyak alasan. Sekarang, dia udah jadi finance manager di small company. Is he happy now? Well, kalo dulu hobi dia ngejelek-jelekin pekerjaan dia di EY, sekarang hobi dia adalah ngejelek-ngejelekin pekerjaan dia di perusahaan barunya, hihihihihi.

 

Pada akhirnya gue menyimpulkan, resign dari EY BELUM TENTU keputusan yang terbaik buat kita semua. Memang ada orang-orang yang hidupnya lebih bahagia dan lebih sukses setelah lepas dari EY, TAPI, ada pula orang yang menyesali keputusannya resign dari sini.

Jadi buat temen-temen yang mau resign, coba dipikir dulu matang-matang… Apa plus minusnya stay atau resign dari EY? Jangan lupa bahwa di manapun kita bekerja, yang namanya masalah, konflik, dan rasa bosan itu pastilah ada. Dan jangan lupa, sebenci-bencinya sama pekerjaan ini, banyak orang di luar sana yang kepingin banget kerja di sini. Banyak pula orang yang terpaksa ninggalin EY, entah itu karena gagal probation, atau terpaksa resign karena ngerasa nggak tahan dengan tekanan dan iklim persaingan di perusahaan ini.

Kalaupun pada akhirnya kita jadi resign dari EY, pastikan kita resign untuk melangkah menuju cita-cita kita yang sesungguhnya. Life is always about a choice, and eveytime we have to choose, make sure that we choose a path which leads us to a better life.