Pilpres 2019 bikin gue ngerasa ngeri. Ricuhnya pilkada DKI masih terasa hangat di benak gue. Waktu itu, sampai ada teman lama yang tidak bisa menghadiri acara ulang tahun gue di Jakarta (dia tinggal di Bandung), karena rasa takut kerusuhan massal yang menyudutkan kaum Chinese keturunan akan kembali berulang hari itu. Ya, buat begitu banyak teman kita di luar sana, masalah ini sebegitu seriusnya.
Gue sangat menyesali makin ke sini isu politik semakin melekat kepada isu agama. Memang penting untuk memilih pemimpin yang bergama, tapi sayangnya, para pendukung yang ribut-ribut di social media atau mereka yang sampai turun ke jalan ini tidak selalu menunjukan perilaku selayaknya orang yang beragama. Bagi teman-teman sesama muslim, ingatkah kalian cerita soal Nabi Muhammad yang tetap bersabar saat dilempari kotoran oleh para pembencinya? Bukankah sikap sabar seperti itu yang diajarkan oleh Nabi kita itu?
Tidak ada yang salah dari menyuarakan pendapat selama dilakukan dengan cara yang sopan dan terpelajar. Mengatai orang lain dengan julukan “goblok” di ruang publik tidak membuat kita jadi lebih pintar daripada orang tersebut. Dan sekali lagi, apapun agama yang kalian anut, menghina tanpa belas kasih sama sekali bukan bagian dari ajaran agama yang kalian anut itu.
Yang terakhir, gue sebetulnya bingung sih ya… banyak di antara kita membela para calon pemimpin ini (yang notabene orang asing buat kita) sampai putus hubungan baik dengan keluarga dan teman masing-masing. Padahal saat nanti kita butuh bantuan, siapa yang akan bisa memberikan bantuan buat kita kalau bukan keluarga dan teman-teman kita sendiri? Dan asal tahu saja, para calon pemimpin yang sedang berkompetisi itu bisa duduk makan bareng sambil ketawa-ketawa seolah enggak ada apa-apa! Masyarakat yang panas ini semacam “korban” dari timses masing-masing calon DAN dari awak media yang senang melakukan click baits (sengaja bikin judul tulisan yang provokatif hanya supaya website mereka ramai pengunjung). Ayo kita buktikan bahwa kita ini lebih cerdas daripada timses dan jurnalis mana pun! Jangan sampai orang lain yang untung, tapi malah kita yang buntung!
Let’s be wiser and smarter, shall we? 😉
Politik Cabai. Kita yang Kepedasan ttp mereka yg menikmati hasil kepedasan itu.
True!