Akhir-akhir ini, gue merasa sangat-sangat nyaman dengan diri gue sendiri. Banyak pembelajaran di waktu yang lalu yang kini membantu gue dalam mengambil keputusan-keputusan penting dalam hidup gue ini. Semakin ke sini, pertambahan usia justru terasa semakin menyenangkan!
Sekarang ini, gue sudah lebih mampu untuk menjadi rem untuk diri gue sendiri. Saat gue mendapati diri gue nyaris mengulangi kesalahan yang sama, gue akan langsung bilang pada diri gue sendiri, “Kalau gue melakukan ini, artinya sama saja gue enggak belajar dari pengalaman!”
Gue juga sudah semakin mengenal diri gue sendiri. Gue dapat dengan mudah mengenali alasan di balik keputusan, perkataan, dan perasaan gue sendiri. Sudah semakin jarang gue bertanya-tanya pada diri sendiri, “What’s wrong with me?”
Gue yang sekarang juga lebih mudah mengenali kapan gue harus instropeksi serta kapan gue tidak harus ambil pusing atas konflik yang tengah terjadi. Gue sudah tidak lagi dengan mudah menyalahkan diri gue sendiri. Ada kalanya, gue punya hak untuk berkata, “It’s not me, it’s them.”
Pengalaman hidup lebih dari 30 tahun membuat gue lebih menerima diri gue sendiri lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Gue sudah bisa dengan enteng mengatakan bahwa gue tidak ahli atau bahkan sama sekali tidak mengerti akan hal-hal tertentu yang memang betulan tidak gue kuasai. Gue juga tidak merasa perlu malu atas kekurangan-kekurangan yang akan selalu ada dalam diri gue ini. Bahkan, sekarang gue bisa dengan entengnya menertawakan “kebodohan” gue sendiri. Hampir 32 tahun gue hidup dan gue tidak pernah menemukan manusia yang sempurna, jadi buat apa gue pusing-pusing berusaha menjadi manusia serba sempurna?
Yang paling gue sukai, bertambahnya usia membuat gue jadi lebih kuat, lebih tahan banting, dan lebih mampu membahagiakan diri gue sendiri. Gue tidak lagi butuh satu dekade hanya untuk bisa move on, tidak pula selalu butuh orang lain untuk membuat gue merasa lengkap dan bahagia. Semua orang bisa saja berubah perasaannya kepada gue, dan kalaupun perasaan mereka bisa tetap sama, cepat atau lambat, semua orang akan tetap bergantian pergi dari hidup gue ini. Tapi apapun itu, setidaknya, gue tetap harus ada untuk diri gue sendiri, dan yang paling penting, harus tetap mampu menyayangi diri gue sendiri. Konsep yang terdengar kesepian ini memang bukan konsep yang mudah dipahami, karena memang sekali lagi, dibutuhkan waktu yang lama untuk bisa mempelajari dan memahami “rasa cukup” ini dengan sendirinya.
Beberapa waktu yang lalu, gue berjalan keluar dari shopping mall seberang kantor sambil membawa satu cup minuman khas Thailand kesukaan gue. Entah kenapa, tiba-tiba saja, gue bertanya-tanya pada diri gue sendiri; “Maukah gue menukar kebahagiaan yang sekarang gue rasakan dengan hal-hal yang belum berhasil gue miliki?”
Sambil melangkah menyeberangi jalan, dengan mantap gue menjawab, “Nope, never!”
See? Sangat menyenangkan menjadi orang dewasa yang tetap bisa berbahagia meski dengan segala keterbatasan yang gue miliki. I’m beyond blessed… and I cannot ask for more!