Yesterday, I’ve just watched another awesome Hollywood movie. Dari awal, gue udah tau dari temen-temen kalo Real Steel ini bagus. Setelah gue nonton sendiri, gue setuju bahwa film ini emang bagus, keren, dan gue suka banget!
Real Steel bercerita tentang Charlie, cowok urakan yang tiba-tiba harus mengasuh anak kandungnya untuk sementara waktu. Jadi ceritanya, semenjak Max – anak Charlie, lahir sebelas tahun yang lalu, Charlie tidak pernah ikut membesarkan anak itu. Baru setelah sang mantan pacar a.k.a ibunya Max meninggal dunia, Charlie jadi harus berhadapan kembali dengan puteranya itu.
Charlie ini berprofesi sebagai fighter yang mengendalikan robot-robot canggih dalam pertandingan tinju. Tadinya Charlie hampir saja bangkrut. Satu per satu robot yang dimilikinya malah jadi hancur berantakan karena kalah bertanding melawan robot-robot lainnya. Tetapi berkat robot bekas yang ditemukan Max di pembuangan sampah, yang kemudian dimodifikasi dan dilatih oleh Charlie dan Max, Atom sang robot bekas berhasil membawa nama kedua orang itu ke puncak popularitas dalam dunia pertandingan robot profesional.
Yang paling gue suka dari film ini adalah kekuatan karakter tokoh-tokoh utamanya. Penonton bisa dengan mudah mendalami karakter mereka tanpa perlu banyak-banyak berpikir. Misalnya memahami dengan sendirinya bahwa karakter Max itu benar-benar sama persis dengan karakter ayah kandungnya: menyukai robot boxing, gambling freak, keras kepala, serta sangat suka menjadi pusat perhatian . Akting para pemainnya, termasuk akting pemeran si kecil Max benar-benar sangat memukau penonton. Karakter Charlie dan Max jadi terasa benar-benar nyata.
Meskipun tema utama film ini adalah action robot, unsur drama tetap cukup terasa menyentuh hati. Konflik emosi antara Charlie dengan Max lumayan bisa bikin penonton jadi mengharu-biru. Hanya saja sayangnya, unsur ikatan emosi yang sama tidak tampak dalam hubungan Charlie dan Max dengan Atom sang robot binaan mereka. Beda banget sama ikatan emosi antara Bumblebee dengan Sam di Transformers misalnya. Adek gue bilang, dia sempet sampe nangis waktu melihat adegan Bumblebee hampir saja musnah saat bertarung melawan musuh-musuhnya. Hal yang sama tidak begitu terasa saat melihat Atom babak belur karena dipukuli oleh Zeus saingan terberatnya.
Biasanya, suatu film bisa jadi film favorit gue karena ada unsur moral of the story yang sangat mengena di hati gue. Tapi untuk film yang satu ini, rasa-rasanya hampir tidak ada moral of the story yang bisa gue bawa pulang. Tidak ada pula inspirational quotes yang berkesan banget buat gue. Satu-satunya kalimat yang lumayan mengena di hati gue adalah pada saat dialog sebagai berikut:
Charlie : “What do you want from me?”
Max : “I only want you to fight for me all the way.”
I simply think that deep in their hearts, everyone is longing for someone who is willing to always fight for their existences.
Meskipun enggak ada moral of the story yang gue anggap penting, hal ini sama sekali tidak mengurangi kesenangan yang gue rasakan saat dan setelah nonton film ini. Ada cukup banyak adegan lucu, pertandingan yang seru, special effect yang semakin keren, serta adegan yang tanpa banyak bicara sudah mampu menyentuh hati para penontonnya. Kesimpulannya, it’s a must watch movie, and yes… I have just added this movie title as one of my favorite movies.