Wait, jangan heboh dulu! Gue masih jomblo dan masih enggak jelas kapan bakalan getting married. Kalau gue bisa punya pacar di tahun ini pun (eh tapi, tahun ini udah tinggal seminggu yah), belum tentu berarti gue married tahun depan juga sih. Selain mesti nabung, gue juga ngerasa mesti mengenal dengan baik calon suami gue juga kan (ini serasa lagi ngomongin an imaginary boyfriend, hehehe).
But well, once I decided to get married, I already have a well planned wedding budget!
Ada beberapa hal yang menurut gue bisa dihemat tanpa perlu membuat acara pernikahan gue itu terasa apa adanya. Jujur, gue tipe orang yang ingin membuat acara yang berkesan… Anggaplah sebagai bentuk rasa syukur, serta untuk berbagi kebahagiaan, setelah jatuh-bangun mencari pria yang tepat selama puluhan tahun lamanya (and now I feel old, hehehe).
Worry not, a dream wedding doesn’t always mean a billion rupiah wedding! Here are some costs that can be reduced in my wedding someday!
- Enggak perlu ada acara lamaran yang melibatkan banyak orang. Menurut gue, acara lamaran itu seharusnya bersifat intimate, cukup melibatkan keluarga inti plus ipar plus ponakan saja. Supaya enggak usah kebanyakan pendapat saat masuk ke pembicaraan soal tanggal, lokasi, dan lain sebagainya gitu lho. Enggak usah juga booking satu ballroom hanya untuk acara lamaran atau pertunangan, cukup booking satu lounge di salah satu hotel di Jakarta (Peacock Lounge Fairmont misalnya, hehehehe);
- Gue hanya perlu satu cincin saja, tinggal dipindah dari tangan kiri ke tangan kanan. Asal bentuknya sesuai cincin impian gue (classic ring with a small diamond on it), cukup satu itu saja sudah bikin gue happy banget. Besides, gue ini orangnya ceroboh… bisa terasa seperti beban kalau harus menjaga 2 cincin sekaligus, hehehehe;
- Pre-wedding dan wedding photography cukup memanfaatkan jaringan dan keahlian gue sendiri saja. Sia-sia dong, punya bisnis fotografi kalau masih menghabiskan banyak uang untuk biaya yang satu ini!
- Tamu yang diundang cukup maksimal 300 orang saja (ini sudah termasuk keluarga dekat). Gue lebih suka acara yang sifatnya intimate. Enggak usah ada pelaminan, cukup buat 2-3 photo booths untuk foto-foto, supaya gue dan pasangan bisa bebas berbaur dengan orang-orang terdekat kita. Kenapa gue enggak tertarik mengundang banyak orang? Well, jumlah orang yang masih menemani hidup gue sekarang kan memang tidak seberapa banyak, dan buat gue, cukup mereka saja yang tetap menemani gue di hari pernikahan gue nanti;
- Tidak perlu buat acara terpisah antara akad nikah dengan resepsinya… Hidangkan tamu dengan appetizer saat akad nikah, main course dan desserts saat resepsi;
- Gue cukup pakai satu wedding gown saja…yang diganti cukup hijab styling-nya saja (mesti ada aksesoris warna pink saat resepsinya, hehe);
- Wedding gown jangan sewa, tapi bikin baru oleh designer impian gue; Anne Avantie. Mahal? Memang iya. Tapi setelah itu, bisa gue sewakan melalui bisnis fotografi gue itu (sekarang ini bisnis gue itu memang sekaligus melayani sewa busana juga); dan
- Untuk wedding venue, gue lebih suka outdoor daripada indoor… dan kebetulan, outdoor wedding venue harga sewanya memang jauh lebih murah daripada indoor ballroom.
Delapan hal di atas, jika gue lakukan dengan benar, semua itu akan sangat menghemat biaya pernikahan dengan tetap mewujudkan hari pernikahan yang gue impikan!
Sounds good? Now let me stop daydreaming and going back to reality, hehehehe.
Bintangin!