Cara Blogger Menyampaikan Cinta

Ceritanya tadi malam, gue iseng-iseng mampir ke blog milik penulis lain. Ada beberapa blogger yang gue relatif suka sama tulisannya. Sampai kemudian gue menemukan satu tulisan yang isinya manis banget. Isinya cerita soal penulis yang belum pernah bilang cinta sama pacarnya. Instead, dia bilang cinta sama si pacar melalui tulisan, dengan cara yang romantis banget.

Gue sampai berpikir, “Kalau gue jadi pacarnya, gue akan lebih senang mendapatkan pernyataan cinta yang seperti itu ketimbang kalimat “I love you” seperti orang lain pada umumnya.”

Kenapa begitu? Karena pernyataan cinta dalam bentuk blog itu sifatnya sangat personal, ditulis khusus buat kita, hanya ada satu-satunya, dan dibagikan secara terbuka… seperti enggak ada rasa ragu atau malu untuk membiarkan seisi dunia mengetahuinya.

It’s beautiful, isn’t it?

Beranjak ke blog lain, gue lalu menemukan beberapa tulisan yang isinya menyatakan kekaguman penulis kepada lawan jenis yang disukainya. Isinya sangat detail, sampai ada pembaca yang bertanya melalui kolom komentar, “Kira-kira dia baca tulisan ini nggak ya?”

Gue tersenyum tipis membaca komentar itu. Siapapun penulisnya, dalam hati kecilnya, dia pasti berharap, sangat-sangat berharap, orang yang dia sukai akan membaca tulisannya itu. Karena memang begitulah cara kami; para blogger, menyatakan isi hati kami kepada orang-orang yang kami sukai. Gue juga lumayan sering kok, menuangkan isi hati gue dalam bentuk tulisan yang lalu gue bagi melaui blog gue ini.

Kenapa harus dengan cara seperti itu?

Gue enggak tahu ya, apakah jawaban gue berikut ini mewakili alasan para blogger lain di luar sana, tapi alasan gue mengungkapkan isi hati melalui blog adalah:

  1. Gue bukan tipe orang yang bisa dengan santainya bilang “I love you.” Gue enggak pernah sekalipun mengucapkan kalimat sakti itu kepada siapapun sepanjang 32 tahun hidup gue ini. Enggak ke orang yang gue suka, enggak juga ke anggota keluarga gue sendiri. It just feels odd and awkward, you know…
  2. Pada umumnya, cowok nggak akan berani maju lebih jauh jika mereka merasa tidak punya peluang. Tapi masalahnya itu tadi, gue bukan tipe orang yang pintar menunjukan ketertarikan gue pada orang lain. Saat ada orang yang doing something nice, gue malah suka bingung harus berkata atau bersikap bagaimana. Untuk mengakalinya, gue menunjukan ketertarikan gue itu melalui tulisan. Cowok yang suka sama gue toh biasanya rajin baca blog gue dan dia bisa anggap tulisan gue itu sebagai sinyal balik dari gue, hehehehe; dan
  3. Kalaupun gue dalam keadaan pesimis hubungan gue dan si gebetan akan going somewhere, menuangkan isi hati lewat tulisan itu akan jadi semacam pelampiasan buat gue. Sekedar menulis bisa bikin gue ngerasa sangat lega! It feels like, “Okay, this is it! I’ve done my part to let him know how I truly feel about him.” Mungkin, cuma sesama penulis saja yang bisa memahami point of view gue ini kali ya.

Intinya sih, gue merasa lebih mampu menuangkan isi hati gue dalam bentuk tulisan ketimbang dalam bentuk kata-kata yang gue ucapkan langsung ke orangnya. Aslinya gue sama sekali enggak seromantis isi tulisan gue dalam blog ini, hehehehe.

The best I can do when I fall for someone is to write something nice about him, to drop him a hint, and hoping that he will read it anytime soon. Sounds stupid? I know, but maybe, just maybe, that’s the only way I know how to tell people how I truly feel about them.