Bulan Juli selalu mengingatkan gue sama perjalanan tur ke Yogyakarta 5 hari 4 malam yang gue lewati bersama puluhan alumnus IEC lainnya. Sebenernya, tur itu bukan pertama kalinya gue mengunjungi Yogya. Waktu itu ceritanya, gue terpaksa ikut tur ke sana dalam rangka menyelesaikan program kursus di IEC. Berhubung teman-teman sekelas gue udah terlebih dulu ikut tur tersebut pada batch sebelumnya, gue terpaksa pergi sendirian bareng temen-temen seangkatan dari kelas-kelas lain. Sampe sekarang gue masih suka kagum sama keberanian gue buat pergi sendirian, yang ternyata, keputusan nekad itu enggak pernah gue sesali sampai sekarang. Kenapa bisa begitu? Karena selama perjalanan itu, ada tiga hal yang membuat liburan ini jadi berkesan banget buat gue.
Yang pertama, it was the moment when I met my first love. Jadi ceritanya, gue yang ikut tur sendirian, jadi terpaksa duduk sendirian di dalam bis. Sebelum bisnya berangkat dari Pondok Gede Bekasi, ada cewek bernama Pipit nyamperin gue. Ternyata, Pipit juga pergi sendirian. Jadilah gue duduk sebelahan sama Pipit yang udah lebih dulu kenalan sama dua cowok dari kelas lain. And yes, one of those guys was my first love.
Sepanjang tur itu, gue, Pipit, dan 2 orang cowok tadi selalu pergi bersama-sama. Menyusuri goa Jatijajar, numpang mandi subuh-subuh di terminal bis, heboh nalangin air dari AC bis yang bocor, ngobrol bisik-bisik ngebahas losmen seram yang kita tempati, sibuk interview bule-bule yang bertebaran di Borobudur, naik delman menuju Malioboro, makan malem sambil mengagumi merdunya nyanyian pengamen jalanan di sana, belanja Dagadu bareng-bareng dari satu toko ke toko lainnya… Kemudian yang paling berkesan itu waktu gue dan si mantan gebetan berjalan berdua – hanya berdua – menyusuri pantai Parang Tritis sesaat menjelang sunset. Abis itu, kita berdua duduk bersisian di atas karang sambil memandangi matahari yang mulai terbenam…
Alasan yang ke dua adalah, itu pula pertama kalinya gue berkenalan sama Lisa, tempat curhat favorit gue sepanjang masa. Gue kenal Lisa waktu acara kumpul-kumpul di malam hari. Waktu itu gue ngiri banget sama Lisa yang berani minta diramal garis tangan sama mantan gebetan a.k.a first love gue itu. Jadi ceritanya waktu itu, si cowok ini sok-sokan bisa ngeramal garis tangan… entah bener atau enggak ya gue enggak peduli juga sih, hehehe.
Dari awal, gue sama Lisa udah cocok banget ngobrolnya. Dan nggak disangka-sangka, justru Lisa yang sebenarnya berasal dari IEC cabang lain itulah yang akhirnya jadi sahabat karib gue. Dari semua sahabat gue, cuma Lisa inilah satu-satunya saksi hidup jatuh-bangunnya gue sejak pertama kalinya gue jatuh cinta sebelas tahun yang lalu, sampai terakhir kalinya gue jatuh cinta satu tahun yang lalu. Our friendship is really timeless 🙂
Alasan yang ke tiga, gara-gara tur itu, gue jadi punya fans baru. Sampe sekarang, belum ada cowok lain yang bisa mengalahkan kegilaan cowok ini. Awalnya dia ngusir Pipit temen sebangku gue di bis, ngajakin gue ngobrol sepanjang perjalanan Yogya-Jakarta, kemudian setelah tur selesai, dia rajin banget neleponin gue tiap hari siang dan malam, lalu puncaknya, dia curhat ke mantan gebetan gue kalo dia mau main pelet segala! Euw…
Meskipun jengkel setengah mati sama si fans baru, sebenernya keberadaan cowok ini pula yang bikin perjalanan gue jadi lebih berkesan. Dia nggak sungkan-sungkan nunjukin ke semua peserta tur kalo dia itu lagi ngincer gue! Dalam sekejap, gue langsung jadi populer di kalangan rombongan bis gue itu. Gimana nggak jadi ngetop kalo sesisi bis itu jadi suka banget bikin jokes super lucu tentang gue dan si fans baru?
Dulu, selama bertahun-tahun lamanya, gue masih suka mengenang perjalanan itu setiap kali bulan Juli tiba. Gue bahkan pernah hapal betul tanggal berapa persisnya gue pertama kali ketemu sama first love gue di tur ini. Dan setiap kali gue mendengar lagu-lagunya M2M di album pertama mereka… gue juga akan langsung terkenang sama suasana bis yang dulu gue tumpangi dalam perjalanan itu. Jadi dulu itu, si supir bis seneng banget muter berulang-ulang kaset lagunya M2M. Makanya boleh dibilang, M2M songs are my first love soundtracks, hehehehe.
Bulan Juli tahun ini, sudah tepat 11 tahun semenjak memorable journey ke Yogyakarta itu. Meskipun mungkin di mata orang lain, kota Yogya enggak sebegitu hebatnya buat dijadikan tujuan wisata, dan meskipun gue udah pernah pergi ke berbagai tempat yang jauh lebih bagus daripada Yogya, sampai sekarang gue tetap menganggap Yogya sebagai kota yang menyimpan banyak kenangan 🙂