Don’t Go Breaking My Heart

Entah kenapa, gue kepengen banget nonton film Don’t Go Breaking My Heart di Blitz Megaplex. Walaupun pilihan jam tayangnya tinggal sedikit, gue tetep bela-belain nonton film yang diputar jam setengah sepuluh malam itu.

Don’t Go Breaking My Heart bercerita tentang Zhi En, gadis yang baru saja putus karena dikhianati pacarnya setelah 7 tahun pacaran. Saat sedang patah hati itu, Zhi En berkenalan dengan 2 cowok baru dalam waktu yang hampir bersamaan. Cowok pertama namanya Shen Ran, cowok charming yang sangat sukses di usia muda. Shen Ran ini ceritanya udah cukup lama naksir sama Zhi En yang sering dia lihat dari jendela kantornya. Cowok yang ke dua bernama Qi Hong, seorang arsitek berbakat yang sedang mengalami depresi saat bertemu dengan Zhi En.

Setelah patah hati habis-habisan di awal film, akhirnya Zhi En mulai benar-benar move on setelah berkenalan dengan Qi Hong. Cowok ini mengarahkan Zhi En untuk mengubah penampilannya, mengajaknya bersenang-senang, serta bersedia menampung semua barang peninggalan mantan pacar yang masih tertinggal di apartemen Zhi En. Selain semua benda mati, Zhi En juga memberikan Qi Hong seekor kodok yang dulu dipelihara mantan pacarnya.

Di akhir pertemuan mereka, Zhi En membelikan satu set pensil warna untuk Qi Hong. Dia ingin Qi Hong menggunakan pensil warna itu untuk kembali berkarya. Dia juga memotivasi Qi Hong untuk berhenti minum-minum dan juga bangkit dari keterpurukannya. Pada saat itulah, Qi Hong mulai jatuh cinta kepada Zhi En. Qi Hong lalu mengajak Zhi En untuk bertemu lagi beberapa hari kemudian, dan dia berjanji, pada pertemuan selanjutnya itu, Qi Hong akan menunjukan hasil karya terbarunya.

Sayangnya di hari yang sudah dijanjikan, Zhi En juga punya janji kencan dengan Shen Ran untuk yang pertama kalinya. Ternyata Zhi En lebih tertarik pada Shen Ran sehingga melupakan janjinya kepada Qi Hong. Jadilah Qi Hong menunggu Zhi En yang tidak pernah datang ke tempat pertemuan mereka pada waktu yang telah dijanjikan.

Ironisnya, pada saat Zhi En tengah menunggu Shen Ran di café yang telah disepakati, Shen Ran malah tidak datang karena tergoda dengan ajakan kencan semalam dari cewek lain yang berpenampilan sangat menggoda. Tapi dasar Shen Ran cowok penggoda… Meski awalnya Zhi En sangat marah dengan ketidakhadiran dia di kencan pertama mereka, toh akhirnya mereka berdua jadian juga.

Akting Louis Koo si pemeran Shen Ran cukup berhasil memesona penonton. Aura bad boy-nya itu kerasa banget. Ngelihat betapa kerasnya usaha Shen Ran mengejar Zhi En bikin penonton jadi terbius… Zhi En disuruh bantu memillih mobil mewah, apartemen mewah sekaligus furniture-nya, yang ternyata, semua itu dibelikan Shen Ran untuk Zhi En! Saat itu gue sempet berpikir, cewek mana juga yang bisa menolak? Ya pantes aja lah kalo akhirnya Zhi En tetep jatuh ke pelukan Shen Ran…

Tiga tahun kemudian, Zhi En merasa curiga dengan Shen Ran yang menyimpan banyak kondom di dalam mobilnya. Padalah selama berpacaran, mereka berdua tidak pernah melakukan hubungan intim. Setelah ditanya, Shen Ran pun mengakui bahwa selama ini dia memang masih berkencan dengan perempuan-perempuan lain. Saat Zhi En menjadi murka, dengan entengnya Shen Ran bilang begini, “Aku tidak mau berbohong! Lagipula di dunia ini cuma ada dua jenis lelaki: lelaki yang berselingkuh dan yang ingin berselingkuh. Kamu lebih memilih yang mana?”

Zhi En menjawab, “Aku memilih lelaki yang ke tiga!”

Shen Ran membalas, “Cari saja di planet Mars!”

Tidak lama setelah putusnya Shen Ran dengan Zhi En, cewek ini kembali bertemu dengan Qi Hong, si arsitek depresi yang kini sudah mampu mendirikan perusahaannya sendiri. Qi Hong pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk kembali mendekati Zhi En. Dan tentu saja, Shen Ran tidak tinggal diam. Ada beberapa adegan yang menunjukan dua cowok ini saling berlomba menarik perhatian Zhi En.

Ada satu adegan yang sangat mengharukan di film ini. Ceritanya meski sudah tiga tahun berlalu, Qi Hong masih menyimpan kodok pemberian Zhi En. Saking sayangnya dengan si kodok, Qi Hong menamakan perusahaannya Qi Hong & Frog! Nggak heran kalo semua orang yang mengenal Qi Hong juga tahu bahwa kodok itu merupakan pemberian wanita yang dicintai Qi Hong, dan, bahwa meskipun ada banyak wanita yang mengidolakan Qi Hong, cowok ini tetap menaruh harapan kepada sang pemberi kodok yang sudah tiga tahun putus kontak dengannya itu.

Nah, suatu hari, Zhi En memutuskan pulang ke rumah orang tuanya karena merasa tertekan harus memilih di antara Shen Ran dan Qi Hong. Menghilangnya Zhi En itu kemudian memicu perkelahian antara Shen Ran dengan Qi Hong. Saat mereka sedang berkelahi itulah, si kodok tidak sengaja terinjak hingga mati dalam keadaan yang mengenaskan.

Matinya si kodok langsung mengakhiri perkelahian antara Shen Ran dengan Qi Hong. Shen Ran bahkan meminta maaf kepada Qi Hong yang berlutut terpaku menatap kematian kodoknya. Saat kabar perkelahian tersebut sampai ke telinga Zhi En, cewek ini langsung kirim SMS turut bersedih kepada Qi Hong.

Berdasarkan pengalaman gue pribadi, cowok jaman sekarang ini bawaannya suka ngambek. Makanya saat Zhi En kirim SMS, gue sempat nebak, Qi Hong tidak akan menghiraukan SMS-nya itu. Tapi ternyata, meski si kodok baru saja mati gara-gara ulah mantan pacar Zhi En, dan meski Zhi En baru saja meninggalkan Qi Hong beberapa saat sebelum perkelahian itu, Qi Hong tetap membalas SMS dari Zhi En. Qi Hong bertanya, “Kamu di mana? Di mana alamatnya?”

Segera setelah menerima balasan dari Zhi En, QI Hong langsung naik pesawat menuju rumah orang tua Zhi En. Sesampainya di sana, begitu Zhi En membuka pintu rumahnya, Qi Hong langsung berkata, “Si kodok sudah mati.”

Zhi En yang merasa tersentuh langsung memeluk Qi Hong dengan erat…

Apakah Shen Ran sudah menyerah? Hampir saja dia menyerah sampai di situ. Dia sudah kembali beredar di club langganannya, dan mulai tebar pesona mencari perempuan yang bisa dia ajak tidur. Tapi ternyata, saat dia dan teman kencannya sudah naik taksi menuju hotel, Shen Ran berubah pikiran. Dia kehilangan minat untuk kencan dan memutuskan untuk kembali mengejar Zhi En.

Emang dasar film drama yang menjual mimpi… Bisa-bisanya di akhir cerita, Shen Ran dan QI Hong melamar Zhi En dalam waktu yang bersamaan! Dengan dua cara berbeda yang dua-duanya tuh romantis banget. Lucunya, saat melamar itu, Shen Ran bilang begini, “Sekarang aku sudah jadi mahluk Mars!”

Sampai adegan itu… Yantri – adek gue, bergumam, “Awas aja kalo dia malah nerima Shen Ran!”

Padahal ya… di awal film, adek gue ini juga sempet terpesona banget sama sosoknya Shen Ran. Bahkan, Yantri yang suka ngomelin gue karena sering naksir cowok bandel itu akhirnya mengaku bisa mengerti alesan kenapa gue sampe jatuh hati sama mereka. Tapi begitu ngelihat betapa jelalatannya Shen Ran setiap kali melihat cewek seksi… saat melihat kebiasaan dia mencari pelarian dengan kencan semalam… adek gue kembali lagi pada akal sehatnya. “Hidup itu kan panjang… Masa’ iya sih, Zhi En mau selamanya hidup enggak tenang bareng cowok model Shen Ran? Dia kan bisa janji bakal setia hanya karena masih penasaran sama Zhi En. Belum tentu kalo nanti udah balik lagi dia tetep setia, terutama kalo mereka lagi berantem misalnya.”

Dan lucunya… Gue yang punya kecenderungan naksir bad boy pun, ngerasa ogah banget kalo Zhi En sampe memilih Shen Ran. Walau cuma fiksi belaka, rasanya gue tetep enggak rela kalo Zhi En malah ninggalin Qi Hong. Qi Hong yang penyayang, setia, baik hati, pemaaf pula…

Berkat film ini gue jadi sadar bahwa cowok-cowok bandel emang bisa jadi kelihatan charming (kecuali bad boy wannabe yang lagaknya malah bikin eneg), tapi kalo kita berpikir panjang… kita harusnya lebih memilih cowok yang bisa memberi kita rasa aman. Karena benar kata Zhi En, mencintai playboy itu sangat sulit, dan… sangat sulit dipercaya bahwa playboy bisa berubah jadi setia.

Jadi saran gue buat penggemar-penggemar bad boy lainnya… Kasih kesempatan lah, buat cowok baik-baik yang sayang sama kalian. Cowok terakhir yang gue taksir sama sekali bukan bad boy, dan ternyata rasanya malah lebih menyenangkan loh. Good guy itu lebih caring, lebih pengertian, dan malah sebenarnya, justru good guy ini yang punya potensi buat jadi idol without trying. Cowok baik hati model gini justru ngerasa bersalah kalo tau ada banyak cewek yang bertepuk sebelah tangan karena dia. Beda banget lah sama golongan bad boy yang menganggap hal menyedihkan kayak gitu sebagai suatu kebanggaan.

Kalo masih nggak percaya, langsung ajalah, nonton film ini di Blitz Megaplex. Gue yakin kalo film ini bisa bikin kita jadi sadar kalo sebenernya, bad boy is disgusting. Uups, no offense yah guys, hehehehe.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s