Prostitusi, Boleh atau Tidak?

Baca variasi komentar di Lambe Turah soal penangkapan Vanessa Angel (oh yes, Lambe Turah is my guilty pleasure, hehehehe) bikin gue gatal ingin menulis judul yang satu ini.

Apa pendapat gue soal prostitusi? Boleh atau tidak?

Jika dibahas dari sudut pandang agama, apapapun agamanya, jelas jawabannya tidak boleh. Tapi apakah itu artinya prostitusi tidak diperbolehkan hanya karena agama kita tidak memperbolehkannya?

Jadi mari kita bahas topik ini tanpa membawa-bawa ajaran agama manapun, supaya tulisan gue ini tetap relevan untuk semua orang.

Untuk menjawab boleh atau tidak boleh, coba jawab dulu pertanyaan di bawah ini:

  1. Tahukah kamu berapa persen pelanggan prostitusi yang sebetulnya sudah terikat dalam pernikahan resmi? Menurut kamu, apa akibat psikologis yang dirasakan oleh istri dan anak-anak pelanggan prostitusi atas perilaku suami dan ayahnya itu?
  2. Tahukah kamu berapa persen kontribusi prostitusi terhadap penyakit kelamin dan HIV/AIDS? Bagaimana jika penyakit itu kemudian menular kepada istri resminya? Apalagi jika si istri sampai hamil saat mengidap penyakit itu… Apakah tidak kasihan pada istri dan anak yang tidak berdosa itu?
  3. Sebetulnya, apa sih manfaat dari prostitusi untuk si perempuan? Membantu dia untuk menyambung hidup? Atau dalam kasusnya prostitusi di kalangan artis… bantu dia untuk hidup penuh dengan kemewahan, begitu? Bahagiakah mereka hidup seperti itu? Tenang dan bangga kah mereka atas pilihan hidup mereka itu?
  4. Lalu yang terakhir, selain mendapatkan kepuasan sesaat, apa sih manfaat prostitusi untuk para pelanggannya? Benarkah lebih banyak manfaatnya daripada kerugian yang didatangkannya?

Gue tipe orang yang selalu berpendapat, jika lebih banyak kerugiannya, maka jangan dilakukan. Gue juga tidak mendukung pembiaran atas praktek prostitusi di tempat gue tinggal. Kenapa? Karena sama seperti rokok, prostitusi juga banyak diawali oleh ikut-ikutan teman. Sudah susah payah mendidik anak, ada kalanya pengaruh lingkungan akan lebih kuat. Bagaimana jika suatu saat nanti anak-anak atau keponakan-keponakan gue ikut terseret dalam praktek prostitusi?

Hal ini mengingatkan gue pada salah satu teman yang dulu benci banget saat banyak aktivis Islam menolak kedatangan Miyabi ke Indonesia. Menurut dia, tidak ada yang salah dari pornografi karena itu adalah “sarana untuk belajar”. Tidak sampai satu dekade kemudian, teman gue itu malah aktif menjadi aktivis anti pornografi! Kenapa bisa berubah haluan? Karena dia sudah punya anak perempuan. Kenyataannya, 100% pemerkosa melakukan tindakan biadabnya karena terdorong oleh pornografi dan anak-anak merupakan sasaran yang paling mudah.

Dari teman gue itu gue jadi belajar; pikir dua kali sebelum memberikan dukungan pada hal-hal yang sangat kontroversial seperti ini. Prostitusi itu bukan cuma soal agama, tapi lebih kepada persoalan sosial. Berpikir jauh ke depan, jangan sampai asal bicara (atau asal memberikan komentar di dunia maya) yang akhirnya malah memberi angin segar pada para pelakunya. Be wise, okay?

The Next Ultimate Goal

Malam tahun baru kemarin, gue dan keluarga pergi berlibur ke villa yang baru dibeli oleh salah satu om gue. Villa-nya termasuk sederhana, tapi cukup menyenangkan untuk tempat berlibur. Udaranya masih cukup sejuk dan masih ada sawah dan pepohonan untuk menemani jalan-jalan pagi.

Tinggal empat hari tiga malam di villa om gue itu mengingatkan cita-cita gue untuk punya villa di tengah pegunungan. Cita-cita yang tidak pernah gue anggap serius, yang tampak masih sangat jauh di depan mata. Tapi setelah liburan akhir tahun itu, gue jadi terpikir untuk mulai berusaha mewujudkannya.

Seperti apa wujud villa yang gue inginkan?

Gue ingin punya villa yang dikelilingi pegunungan dengan kebun teh. Gue juga ingin punya perkebunan anggur di tanah gue sendiri. Villa terletak persis di tengah-tengah kebun anggurnya.

Villa gue nanti akan dibuat dengan modern design. Ukuran rumahnya tidak terlalu besar, hanya berisi 4 kamar dengan 1 kamar utama di lantai 2. Dan kamar utama milik gue itu adalah best feature-nya!

Gue ingin kamar gue itu memiliki dinding kaca di salah dua sisinya… Gue akan pasang tirai yang bisa otomatis dibuka-tutup menggunakan remote. Tempat tidur gue akan persis menghadap salah satu dinding kaca itu.

Kemudian kamar gue juga akan punya teras dengan meja dan kursi. Gue ingin duduk sore-sore di teras itu untuk menulis blog dan novel gue! Lalu masih di dalam kamar, gue ingin bikin fireplace dengan sofa dan karpet tebal di depannya. Gue mesti cari tempat yang benar-benar dingin supaya fireplace ini ada gunanya, hehe.

Di halaman belakang villa, gue ingin bikin hot springs dengan design ala-ala modern onsen. Pengen juga punya villa yang lokasinya enggak jauh dari air terjun kecil yang masih jernih. Misal benar ada air terjunnya, tanaman di sekitar lokasi air terjun juga akan gue rawat untuk menjaga keasrian air terjunnya! Nanti gue juga buatkan gazebo di halaman belakang villa gue itu. Nggak ketinggalan fasilitas barbecue masih di halaman belakang villa impian gue itu.

Keren nggak villa impian gue ini? Bakal butuh waktu lama banget untuk pembangunannya sih. Butuh banyak uang juga, tapi toh bisa dicicil kan. Misal beli tanahnya dulu, lalu dibangun pelan-pelan sampai akhirnya jadi seperti wishes yang gue tulis di sini!

Doakan gue bisa mewujudkan big dreams yang satu ini jadi kenyataan yaa! Semoga ini bisa bikin gue tetap semangat kerja setiap harinya, hehehehe.