Sometimes, We Only Need to Get Used to the Same Old Problems

Ada beberapa masalah beberapa tahun belakangan ini yang bikin gue ngerasa super upset. Gue udah coba ganti cara gue menghadapi masalah-masalah ini, tapi tetap saja, masalah yang sama terus berulang dan berulang lagi. Gue sampai sering bingung sendiri, “Gue salah di mana?”

Kemudian akhir-akhir ini, gue mulai menyadari sesuatu… Tiap fase kehidupan pasti punya inherent problems (masalah yang melekat) yang sifatnya sudah sangat sulit untuk dihindari. Masalah yang sama mungkin tidak pernah terjadi di waktu yang lalu, tapi perubahan dalam hidup gue inilah yang kemudian mendatangkan masalah-masalah baru yang semakin lama justru semakin mustahil untuk gue hindari.

Apa saja contohnya?

Misalnya soal orang-orang yang iri dan ingin menjatuhkan gue. Masalah ini enggak pernah terjadi saat jaman sekolah, kuliah, sampai 3 tahun pertama gue mulai bekerja. Setelah itu, kalau diingat-ingat lagi, semakin tinggi jenjang karier gue, semakin banyak pula orang yang senang mencari-cari kejelekan gue. Bahkan ya, orang yang sangat jarang berkomunikasi dengan gue, atau orang yang baru gue kenal pun bisa ikut-ikutan membicarakan gue di belakang punggung gue. Saat gue berniat baik pun, atau bahkan di saat gue berniat ingin menolong mereka; jatuhnya tetap saja salah di mata mereka.

Contoh lainnya?

Orang-orang yang cuma mendekati gue saat ada maunya. Sama dengan masalah di atas, masalah ini juga makin sering terjadi seiring berjalannya waktu. Makin ke sini, semakin sulit untuk gue membedakan orang yang benar-benar baik dengan orang yang hanya baik karena ada maunya.

Kedua masalah ini enggak pernah terjadi saat dulu gue cuma mahasiswa biasa yang mesti mati-matian mengetatkan ikat pinggang. Jarang ada orang lain ngomongin gue karena jumlah orang yang kenal sama gue juga enggak sebegitu banyaknya. Orang yang kenal sama gue pun enggak mungkin iri sama gue secara entah apa juga hal yang bisa bikin mereka iri. Enggak pernah ada juga orang yang mendekati gue untuk cari keuntungan finansial misalnya… secara gue juga waktu itu masih sering kekurangan uang (dan ya, inherent problem gue saat itu ya enggak jauh-jauh dari masalah uang jajan yang tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan gue sehari-harinya).

Kembali ke masa sekarang, pada akhirnya gue sadar bahwa gue hanya perlu terbiasa dengan masalah yang itu dan itu lagi. Gue harus berbesar hati saat ada lagi dan lagi orang di sekitar gue yang mulai menunjukan “warna aslinya”. Gue harus bisa menerima kenyataan bahwa inilah hidup gue sekarang ini. Gue harus kuat, harus sabar, karena kenyataannya; semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya juga.

Gue tetap harus instropeksi, tapi gue enggak boleh sampai terlalu keras pada diri gue sendiri. Gue tetap harus jadi orang yang paling cinta pada diri gue sendiri. Gue harus menghargai diri gue sendiri yang sudah jatuh-bangun sepanjang 32 tahun hidup gue, yang sudah mati-matian berusaha sekuat tenaga, hanya untuk bisa meningkatka taraf hidup dan tetap bahagia.

Semoga dengan begini, apapun yang terjadi, gue akan tetap bisa mendapatkan ketenangan batin yang sangat ingin gue dapatkan kembali. Amin for me? 😉

I’m Thankful for People Who Are Rooting for My Happy Ending

The past couple of months has been pretty ugly to me. I lost something that I thought was going to be my future, I lost some people whom I thought would always be in my corner, I got stabbed behind my back and some people worked their a** off just to take me down.

All these happened right when I was still trying to get out of my depression. The timing couldn’t be any worse than this. The more I tried to be strong and be fine with all these, the harder people tried to do everything they could to hurt my feelings. No matter how strong I am, at the end of the day, I am only a human anyway. And honestly, it hurts. It really hurts.

But then last night, I met a few friends and we had one fine dinner together. We had great laughters and great talks all night. And it was actually not the only day or night I spent with them all along. I’ve known them for a while and I just realized how blessed that I really am to have them in my life. It’s heartwarming to know that I still have people who care about my wellbeing, and what’s even better, they are rooting for my happy ending too.

And I’m not writing only about these people from last night dinner by the way. I still have some other colleagues, dearest friends, and my whole families who genuinely wish nothing but the best for me. They have no idea how their affections, even if it’s only a short text asking how am I doing, it means a lot to me. And for all of them, I’m beyond grateful.

Through this note, I’d like to thank them for supporting me every step of the way. For never get bored of hearing me whining with the same old problems. And most importantly, for deciding to stay and to take me for who I really am. You guys have really made my life way easier to live.

My life is still rough and it will probably stay as is for the rest of my life, but knowing that I’ll never be in this all alone, oh well, I feel better already.