Find Someone Who Loves You as Much as You Do

Beberapa waktu yang lalu, gue nonton video pendek yang dibagikan oleh Bride Story via Instagram. Video itu menampilkan sepasang manula yang sudah puluhan tahun menikah, mereka mulai pacaran sejak umurnya belum menginjak 17 tahun.

Suami dalam video ini bercerita bahwa saat itu, rumah dia dan rumah istrinya (yang dulu masih jadi pacarnya) berjarak sekitar 13 KM. Meski demikian, si suami rela menempuh jarak itu dengan berjalan kaki hanya demi menemui istrinya seminggu sekali. Melihat pengorbanan itu, ayah dari si suami suatu hari bertanya pada anaknya, “Do you think that girl loves you as much as you love her?”

Kemudian suatu hari, si suami sakit keras, dan tiba-tiba saja, gantian si istri yang rela berjalan kaki 13KM, sendirian, hanya untuk menemui pacarnya itu! Saat itulah si suami menemukan jawaban atas pertanyaan ayahnya, “She loved me as much as I did.”

Meski gue tidak mengenal pasangan ini secara langsung, gue percaya bahwa memang benar mereka tetap saling mencintai meski sudah menikah puluhan tahun lamanya. Tetap mesra, dan tetap  bahagia. Tipe pasangan yang persis seperti ini lah yang bisa bikin gue ngerasa kagum! Gue lebih “iri” melihat pasangan kakek-nenek yang masih terlihat romantis ketimbang a newly wed yang masih tampak mabuk kebayang.

Kenapa?

Karena pasangan yang baru menikah, sudah hampir pasti semuanya masih tampak tergila-gila, masih mesra, dan harmonis satu sama lainnya. Lain halnya dengan orang yang sudah sampai puluhan tahun menikah. Berhasil melewati satu hari tanpa saling meneriaki satu sama lainnya saja sudah bisa dianggap bagus banget!

Berangkat dari video ini, gue jadi berkesimpulan:

  1. Yang paling penting bukan hanya sekedar menemukan pasangan lalu menikah; yang penting adalah menikah dengan orang yang sangat kita cintai, yang juga sangat-sangat mencintai kita; dan
  2. Setelah menikah, yang paling penting bukan hanya sekedar tetap menikah dan tidak bercerai; yang penting adalah tetap menikah dan tetap bahagia. Tetap saling mencintai.

Video ini juga menyadarkan gue bahwa kemungkinan besar, menjalani hubungan yang berat sebelah akan terasa luar biasa menyiksa untuk pihak yang berada dalam posisi “lebih mencintai”. Harus selalu mengalah, harus selalu berkorban, repot sendiri, capek sendiri, stres sendiri, sedih sendiri…. Balik ke poin dua di atas, kalaupun nantinya berlanjut sampai ke jenjang pernikahan, pertanyaannya, “Bisa tahan sampai berapa lama?”

Pemikiran seperti ini pada akhirnya membantu gue banget buat bisa move-on. Kesadaran bahwa gue harus dapat orang yang mencintai gue sama besarnya dengan gue mencintai dia membuat gue memutuskan bahwa gue tidak boleh buang-buang waktu. If he doesn’t feel it after all these times, then he will just never feel it for the entire times. And that’s the end of the story.