Sulit Berhubungan Erat dengan Orang Lain? Ini Sebabnya!

Sering merasa kesepian seolah hanya hidup seorang diri? Punya banyak teman tapi hanya terasa dekat sekadarnya saja? Atau seringkali merasa kesulitan untuk menjalin hubungan erat dengan teman, keluarga, dan rekan kerja? Baca terus tulisan ini! Gue akan berbagi hal-hal yang menurut pengalaman pribadi gue dapat membuat kita sulit menjalin hubungan erat dengan orang lain.

Menutup diri

Contohnya? Selalu menyimpan masalah pribadi untuk diri sendiri (alias menolak untuk curhat), tidak mau berbagi rahasia-rahasia sampai yang terkecil sekalipun, atau terlalu pendiam dan sangat jarang terdengar celotehan dari mulut kita.

Berbagi cerita hidup memang beresiko. Bahkan orang yang tampak bisa dipercaya hari ini bisa saja berkhianat di kemudian hari. Tapi tetap saja, selalu bersikap curiga atau terlalu pemalu untuk berbagi cerita hidup kita hanya membuat orang lain sulit merasa punya ikatan emosional dengan kita. Lama kelamaan, mereka akan mulai merasa hubungan tersebut sifatnya hanya satu arah saja. Tipe hubungan yang biasanya menjadi prioritas paling akhir dalam hidup teman atau bahkan keluarga kita sendiri.

Mempercayai orang lain memang beresiko, tapi sayangnya, tidak ada hubungan yang bisa mendatangkan kebahagiaan untuk waktu lama jika tidak dimulai dengan kepercayaan.

Hanya peduli pada diri sendiri

Sekali lagi gue tulis di sini, hubungan tidak bisa berlangsung lama jika berjalan hanya satu arah saja. Coba perhatikan, jika dalam satu percakapan isinya 90% celotehan dari kita sendiri dan selalu kita kembalikan pada cerita kita saat lawan bicara sedang ingin gantian bercerita, maka itulah yang gue maksud dengan hanya peduli pada diri sendiri. Tipe orang yang saat gantian mendengar pun, kalimat lawan bicara hanya masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

Kalau gue perhatikan, tipe orang seperti ini biasanya senang memaksakan keakraban dengan orang lain yang kelihatan anteng-anteng saja mendengar celotehan panjang mereka. Tapi tetap saja, biasanya tetap bukan hubungan yang solid dalam jangka panjang (dan bukan pula hubungan yang menjadi prioritas dalam hidup orang lain).

Tidak bisa dipercaya

Jangan salahkan orang lain jika mereka menjauh setelah kita “tidak sengaja” membocorkan rahasia pribadi mereka. Jangan salahkan orang lain jika mereka menjaga rahasia pribadi mereka dari kita yang suka mengumbar rahasia pribadi orang lain di depan mereka. Jangan salahkan orang yang menjaga jarak dari kita yang senang mengumbar keburukan orang lain. Jangan pula salahkan orang lain yang selalu curiga dengan kita yang cenderung dengan mudahnya mengucapkan kebohongan persis di depan mereka.

Sama seperti yang gue tulis di atas, sulit untuk membangun hubungan tanpa ada kepercayaan, dan, kepercayaan orang lain itu jelas tergantung dari diri kita sendiri! Ingin bisa punya sahabat karib bertahun-tahun lamanya? Bisa dimulai dengan menjadi orang yang bisa dipercaya!

Terlalu sering bersikap netral

Gue meyakini bahwa memberikan kritik justru lebih baik daripada menolak untuk berpendapat sama sekali. Bukan berarti gue mengajarkan untuk jadi tukang kritik, gue hanya tidak menyarankan untuk selalu bersikap netral.

Kenapa?

Karena bersikap netral itu bukan hanya membosankan, tapi juga bisa terkesan tidak peduli atau tidak mau repot-repot untuk berpikir dan memberikan pendapat. Setidaknya dengan menyuarakan opini, kita jadi punya bahan diskusi yang membantu kita untuk mengenal satu sama lainnya.

Tidak mau memihak orang lain

Kedengaran shallow? Bisa jadi. Tapi logikanya, maukah kita punya pacar, kakak, adik, sahabat atau orang tua yang ikut-ikutan menyudutkan kita di depan umum? Nyamankah kita berdekatan dengan orang lain yang selalu berada di kubu seberang sana?

Kenyataannya, banyak orang yang bisa menjadi akrab hanya karena mereka selalu “membela” satu sama lainnya. Bisa jadi, di balik pintu mereka saling berdebat dan menasehati, tapi di depan orang lain, mereka kompak berada dalam satu tim yang sama! Konon katanya, ini salah satu resep untuk hubungan yang tahan lama dan bahagia. Dicoba saja!

Terlalu sering meniru

Memang benar, kesamaan dapat mendekatkan kita dengan orang lain. Sesekali punya barang samaan pun bisa terlihat super cute. Tidak ada salahnya pula ikut mencoba sesuatu yang disukai orang lain yang kita kenal dengan baik.

TAPI, jika kita mulai senang meniru orang lain sampai hal yang sekecil-kecilnya, maka wajar saja jika orang tersebut malah merasa risih dan lebih memilih untuk menjauh saja. Kenapa? Sulit dijelaskan alasannya. Rasanya tuh agak-agak creepy aja gitu. Gue bisa cuek aja saat ada orang yang mulai suka meniru, tapi tetap saja, mereka bukan tipe orang yang akan gue jadikan BFF. Entah kenapa, gue sulit percaya dengan orang yang sangat memperhatikan hidup gue sampai sebegitunya (hanya untuk kemudian mereka copy-paste!).

Senang “mengusir” orang lain di saat-saat sulit

Jangan pernah meluapkan kemarahan, kesedihan, atau kesusahan kepada orang-orang yang hanya berniat untuk membantu dengan cara mengusir mereka jauh-jauh dari hadapan kita. Hargai upaya mereka untuk membuat kita merasa lebih baik. Jika ingin menyendiri, katakan baik-baik dan jangan lupa untuk tetap mengucapkan terima kasih atas perhatian mereka.

Memang benar bahwa orang yang benar-benar mencintai kita tidak akan menyerah begitu saja, tapi sebelum berpikir sedramatis itu, ingat kembali bahwa kita tidak punya hak untuk memaksa mereka untuk mau menerima kita kembali. Orang yang punya perasaan, yang bisa terluka hatinya, bukan hanya kita seorang saja. Jadi berhati-hatilah, dan jangan pernah terlalu sombong dengan berpikiran mereka pasti akan selalu datang kembali.

Jangan pernah mendorong orang lain sampai titik di mana mereka tidak akan pernah bisa kembali. Jangan. Kecuali jika kita cukup merasa bahagia dengan hanya hidup seorang diri.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s