Selalu Ada Kekurangan di Balik Setiap Kelebihan

Dari dulu sampe sekarang, gue tipe orang yang jarang iri dengan kelebihan orang lain. Entah itu soal fisik, sifat, atau materi. Bukan karena gue punya segalanya (siapa pula orang yang punya segalanya di dunia ini!), tapi murni karena sejak dulu gue menyadari bahwa tidak ada sesuatu apapun di dunia yang sempurna sepenuhnya.

Mau contohnya?

Berikut kekurangan di balik kelebihan yang gue tulis berdasarkan pengalaman pribadi. Gue mulai dari hal-hal remeh sampai hal-hal yang paling serius.

Contoh pertama, kelopak mata alami dan bulu mata panjang. Memang enaknya jadi tidak perlu ‘selotip mata’ atau bulu mata palsu, tapi tidak enaknya, kelopak mata agak besar bisa bikin mata gue lebih cepat terlihat besar sebelah. Biasanya saat gue sedang kecapekan atau kurang tidur, kelopak mata gue bisa berubah bentuk dengan sendirinya! Lalu bulu mata panjang bisa bikin maskara gue mudah menempel ke kulit sekitar mata (dan ini benar-benar bikin kesal jika gue sedang terburu-buru harus pergi!).

Sama halnya dengan kulit putih gue yang aslinya sangat mudah berubah menjadi lebih gelap ini. Dulunya, terpapar matahari dua jam saja, kulit gue bisa jadi belang hingga berbulan-bulan lamanya. Sekarang memang mulai konsisten terlihat putih, tapi efforts-nya itu lho! Mesti beli bukan hanya body lotion, tapi juga sabun mandi merk tertentu saja. Harus rajin scrubbing juga. Jadi mesti menghabiskan lebih banyak uang dan waktu hanya untuk menjaga warna kulit. Menyenangkan sih, tapi ya itu tadi, kulit lebih putih juga tidak datang dengan sendirinya!

Kemudian badan kurus-tinggi gue. Banyak yang bilang jadi mirip supermodel, terutama karena kaki jenjang gue, tapi sisi jeleknya, jadi susah banget cari pacar saking jangkungnya, hehehehe. Tapi yang gue rasa lebih mengganggu sudah tentu masalah kesehatan! Suka pusing, gampang capek, dan kalo sakit bisa agak lama sembuhnya. Bagusnya berat badan memang yang sedang-sedang saja!

Beralih ke soal pertemananan. Memang benar gue termasuk tipe orang yang punya cukup banyak sahabat yang sudah bertahan bertahun-tahun lamanya. Indah dan menyenangkan, sudah tentu, tapi di balik itu, banyak juga konflik dan luapan emosinya! Gue malah pernah sampe nangis-nangis gara-gara berantem sama sahabat gue, hehehehe. Memaafkan sahabat tidak selalu terasa mudah buat gue, begitu pula sebaliknya, tapi jika gue tidak melakukannya, maka tidak akan pernah ada sahabat yang masih tersisa di hari tua gue nanti!

Selanjutnya soal keleluasaan gue melakukan 2 hobi gue: belanja dan jalan-jalan. Tidak bohong, memang enak rasanya. Jadi bisa beli barang-barang yang lebih berkualitas. Sudah semakin banyak pula tempat-tempat impian yang sudah berhasil gue datangi. Apa tidak enaknya? Berurusan dengan orang lain yang suka iri berlebihan. Dari iri masalah materi saja bisa merembet sampai ke mana-mana. Sekali gue salah sedikit, fitnahnya langsung cepat menyebar bahkan sampai ke orang-orang yang tidak gue kenal. Kadang gue sampe berpikir, “Gimana rasanya hidup jadi cewek yang udah bisa beli tas Hermes ya?”

Yang terakhir, satu hal yang sebetulnya paling sulit gue dapatkan: prestasi karier gue. Di balik jabatan, tunjangan, dan pujian yang gue dapatkan, kenyataannya, ada jauh lebih banyak kerja keras dan jatuh-bangun yang gue hadapi. Kerja 10-14 jam dalam sehari, belum lagi jika ada business trip… Saat malam hari pulang ke hotel, gue harus kerja lagi mengurus hal-hal yang gue tinggalkan di Jakarta ini. Pernah saking padatnya, sepulang dari business trip, malam harinya gue menghadiri undangan dari klien dalam keadaan luar biasa capek sampai nyaris ketiduran di lokasi acara! Saat di luar jam kerja pun, ada kalanya gue masih kepikiran. “Gue sudah mengambil keputusan yang tepat atau belum ya?” Karena salah sedikit saja, reputasi kantor bisa jadi tercemar! Atau yang lebih bikin deg-degan, saat gue harus mengambil keputusan finansial yang ‘harganya’ mencapai belasan juta dollar! Dan tahu apa lagi yang paling melelahkan dari perjalanan karier gue? Berurusan dengan sesama rekan kerja lainnya di saat-saat sulit dan penuh cobaan. Orang lain tidak tahu saja seberapa sering gue harus memberanikan diri hanya untuk bicara dengan orang lain, termasuk kadang-kadang, atasan-atasan gue sendiri.

Lihat kan? Tidak semua hal yang tampak indah itu mudah didapatkan, atau mudah dipertahankan (malah sebetulnya, mempertahankan itu betulan lebih susah daripada mendapatkannya!). Bukannya gue ingin mengeluh, tapi intinya gue hanya ingin berbagi bahwa tidak ada gunanya iri-iri dengan orang lain. Pastilah ada ‘harga’ yang harus orang lain bayar untuk sesuatu yang tampak bersinar dalam diri mereka itu.

Tidak munafik, gue juga ingin punya pipi tirus dan dagu lancip. Ingin bentuk tubuh yang sedikit lebih berisi. Ingin bisa jadi orang yang lebih supel dan humoris. Ingin cepat-cepat menemukan Mr. Right gue dan hidup berumah tangga seperti teman-teman gue lainnya. Ingin pula bisa belanja di Milan tanpa perlu lihat-lihat label harga, hehehehe. Tapi ya itu tadi, gue tidak lantas jadi iri dengan orang-orang yang sudah memiliki semua itu. Gue lebih memilih untuk fokus dengan hidup gue sendiri, dan sesekali, menjadikan sesuatu yang belum gue miliki itu sebagai target hidup gue yang selanjutnya.

Yang terakhir, mau tahu apa lagi hasil pengamatan gue? Orang yang paling sering iri adalah orang-orang yang paling lambat memiliki perkembangan dalam perjalanan hidupnya. Jadi jika lain kali kita kembali merasa iri dengan sesuatu yang dimiliki orang lain, cukup diingat-ingat saja… selalu ada kekurangan di balik kelebihan setiap orang. Tidak perlu lantas dicari-cari kekurangannya, tapi cukup ikhlaskan dan kembali fokus pada hidup kita sendiri.

The less envy you are, the happier that you’ll become. 

2 thoughts on “Selalu Ada Kekurangan di Balik Setiap Kelebihan

  1. tiralubis says:

    Uda lama ga baca blog Kak Riffa eh uda banyak postingannya, gatau kenapa semua tulisannya kog ya aku banget :’))) hahaha jadi suka semuaanyaa.. by the way bulan lalu aku kayak liat Kak Riffa di Kokas deh, malam minggu jalan sendirian, mau negur takut salah orang.

    • riffasancati says:

      Hi Tira

      Thanks! I’m glad that you like it 🙂

      Iyaa, aku emang sering banget pergi ke Kokas. Deket banget dari kosan soalnya. Kapan-kapan, panggil aja yaa, kalo kita papasan lagi.

      Have a nice weekend!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s