Kata siapa resolusi hanya identik dengan tahun baru saja? Ceritanya Ramadhan tahun ini, gue kepingin bikin resolusi juga! Yaah, hitung-hitung menambah pahala lah yaa, hehehe. Here we go!
Menghindari (atau setidaknya mengurangi) debat kusir
Beberapa waktu yang lalu, ada teman sekantor yang cerita mengenai rekan kerja dari regional team yang terus saja mendebat dia. Bukan suatu hal yang sangat penting, tapi si regional team itu tidak mau mengalah. Akhirnya, teman gue ini berhenti membalas, meskipun sebenarnya pada saat itu, dia punya bukti bahwa dia yang benar dalam percakapan hari itu.
Saat seseorang sudah dibutakan dengan egonya, terus menerus membantah mereka pada dasarnya hanya buang-buang waktu saja. Kita tidak akan pernah benar-benar menang dari mereka. Mengalah toh bukan berarti kalah, bukan pula berarti mengakui bahwa pendapat kita itu salah. Jadi sudahlah. Lebih baik simpan energi untuk hal-hal yang lebih bermanfaat! Lagipula toh, bukankah dalam Islam, orang yang mampu meninggalkan debat kusir meskipun dia dalam keadaan benar dijamin sebuah rumah di dasar surga?
Menahan rasa benci hanya karena orang lain melakukan dosa yang berbeda
Jujur, gue tidak merasa nyaman saat melihat perempuan yang suka melepas jilbab di saat dia masih harus mengenakannya. Padahal setelah dipikir lagi, meskipun mereka tidak disiplin dengan jilbabnya, bisa jadi mereka lebih disiplin soal shalat-nya jika dibandingkan dengan gue sendiri. Bagaimana jika gantian mereka yang membenci gue karena masalah ibadah-ibadah gue lainnya yang masih belum sempurna itu? Will I be happy with that?
Ibadah orang lain itu urusan mereka dengan Allah. Selama tidak merugikan orang lain, tidak perlu jadi sewot sendiri karenanya. Mau sesempurna apapun ibadah kita, hal itu tidak lantas memberikan kita hak untuk membenci atau memusuhi orang lain. Nabi Muhammad tidak pernah mengajari kita membenci pemeluk agama lain, apa lagi membenci saudara sesama Muslim!
Lebih memaklumi dan memaafkan kesalahan orang lain
Meskipun di sini gue bilang gue ingin menjauhi debat kusir, tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti malah gue sendiri yang memulai debat kusir itu. Tidak mustahil pula gue masih saja nge-judge orang lain atas keputusan hidup mereka yang sebetulnya bukan urusan gue sama sekali. Kenapa begitu? Karena gue hanya manusia biasa yang bisa khilaf. Belum lagi, sudut pandang tiap orang itu berbeda-beda. Misalnya, apa yang gue anggap brainstorming bisa jadi sudah masuk kategori debat kusir menurut ukuran orang lain. Jadi, kalau gue ingin dimaklumi, gue juga harus bisa memaklumi orang lain, bukan?
Kemudian saat orang lain melakukan kesalahan yang menyakiti perasaan, gue ingin bisa mengatakan terus terang dengan cara sebaik-baiknya. Katakan, maafkan, dan lupakan. Mereka mau atau tidak mau berubah itu urusan belakangan. Yang penting maafkan saja, supaya hati dan hidup kita tidak dihantui kebencian yang berlarut-larut. Saat kita membenci, yang rugi itu diri kita sendiri! Kita yang resah, terus menerus kepikiran, kita yang harus terus menerus menahan marah… Life is too short to be filled with hatred! Let’s forgive each other and move on!
Selamat menjalankan ibadah puasa untuk teman-teman sesama Muslim. Semoga bulan Ramadhan tahun ini bisa menjadikan kita semua pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Have a wonderful holly month ahead!