Redefining My Dream Job

Jadi ceritanya, keponakan gue yang umurnya baru 3 tahun itu udah mulai pergi sekolah. Awalnya, Arfa enggak mau disuruh sekolah, tapi lalu di hari-hari berikutnya, dia justru semangat banget pergi ke sekolah. Tiap bangun pagi, saat Mami-nya bilang sudah waktunya Arfa sekolah, si ponakan langsung bangun tidur dengan penuh semangat.

Antusiasme Arfa mengingatkan gue dengan pekerjaan pertama gue dulu. Hanya pekerjaan freelance dengan penghasilan yang tidak seberapa, tapi seingat gue, hanya pekerjaan itu saja yang pernah membuat gue semangat untuk bangun di pagi hari. Gue penasaran ingin ketemu klien baru, atau, penasaran ingin menyelesaikan masalah yang belum berhasil gue pecahkan di hari sebelumnya.

Gue lalu jadi berpikir… Sebenarnya seperti apa sih, pekerjaan impian menurut gue? Gue mulai mengingat-ingat hari-hari yang pernah gue lewati selama lebih dari 7 tahun meniti karier… Pada saat-saat seperti apa gue paling menikmati pekerjaan gue selama ini?

Yang pertama, gue paling suka dengan pekerjaan yang memungkinkan gue untuk menuangkan ide-ide baru. Entah itu ide untuk hal yang benar-benar baru atau sekedar development idea untuk sesuatu yang sudah berjalan. Dan bukan hanya sekedar menuangkan ide… gue juga ingin ikut terlibat di dalam proses pengembangannya. It’s challenging and so much fun!

Setelah itu gue juga suka dengan tugas yang mengharuskan gue untuk memecahkan masalah rumit. Bukan sembarang rumit, tapi juga sesuatu yang akan sangat bermanfaat jika gue berhasil menemukan jalan keluarnya. Rasa puas setelah berhasil menemukan solusi yang terbaik itu betul-betul bikin ketagihan! Itu juga sebabnya gue paling enggak suka dengan pekerjaan yang sering berulang… Lebih baik gue dikasih tugas yang bikin stres daripada tugas yang bikin gue jadi bosan!

Selanjutnya, gue sangat menikmati interaksi dengan banyak orang. Hari yang penuh dengan jadwal meeting justru hari yang paling menyenangkan buat gue. Hanya sekedar a call over Skype pun bisa jadi warna tersendiri buat gue. Selain senang bertukar pikiran, sejujurnya gue juga senang ‘memamerkan’ isi kepala gue kepada orang lain. It just makes me feel good. Duduk diam di belakang meja 8 jam dalam 1 minggu non-stop hanya akan bikin gue jadi desperate!

Kemudian gue juga sangat senang bertemu dengan orang-orang baru. Gue senang mendengar cerita di balik perjalanan karier orang lain, senang berbagi pengalaman gue sendiri, dan gue juga senang belajar dari pengetahuan orang-orang yang baru saja gue temui. And don’t forget, networking is power!

Yang terakhir, gue pengen banget punya pekerjaan yang mengharuskan gue untuk sering-sering business traveling. Meski hanya kota kecil atau bahkan pedalaman sekalipun, selalu terasa lebih baik ketimbang datang ke kantor yang sama setiap harinya. Rasanya lebih tidak membosankan dan bisa memberikan lebih banyak pengalaman buat gue juga.

Nah, pertanyaannya sekarang… sudahkah gue menemukan pekerjaan impian gue itu? Jika belum, di mana gue bisa mendapatkan pekerjaan yang seperti itu?

Waktu kuliah dulu, saat ditanya cita-cita setelah kelulusan, jawaban gue gampang saja: ingin jadi auditor. Ternyata seiring waktu, yang sulit itu bukan menentukan profesi impian, melainkan pekerjaan impian. Barulah setelah itu kita pikirkan… profesi apa yang bisa memberikan pekerjaan impian kita tersebut? Hanya saja sayangnya, dibutuhkan bertahun-tahun pengalaman kerja untuk gue bisa memahami apa yang paling gue inginkan untuk perjalanan karier gue sendiri.

Once again, I’m a believer that finding a dream job is just like us finding a dream man. We’ve got to meet the wrong ones and it may take a while until we finally find the one. Until then, let’s make the best of the job that we already have, because who knows, it will bring us to that one job we’ve been looking for.

Good luck!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s