Dua minggu yang lalu, saat kebetulan enggak ada orang rumah yang bisa jemput gue pulang kerja, gue terpaksa pulang naik taksi biru. Saking macetnya, perut gue keburu lapar. Gue lalu bilang begini sama bapak supirnya, “Pak, saya nggak jadi pulang deh. Tolong cari mall terdekat aja ya, saya mau cari makan.”
Si pak supir itu dengan polosnya lalu menjawab, “Emangnya di semua mall itu pasti ada tempat makan ya, Mbak?”
Gue sempet terdiam… Pertanyaan yang agak aneh kalo menurut gue. “Hmm… ya iya, Pak… Udah pasti.”
Ngelihat gue kebingungan, si bapak supir menjelaskan, “Saya udah hampir dua tahun kerja di Jakarta belum pernah mampir ke mall, Mbak.”
Gue jadi kaget… “Oh ya? Kenapa, Pak?”
“Ya boro-boro mikirin ke mall, Mbak… Hasil kerja aja cuma ngepas buat hidup sehari-hari.”
Gue terdiam… Hal ini mengingatkan gue saat bertahun-tahun lalu, ada salah satu ART gue yang mengaku belum pernah nonton film di bioskop. Padahal, rumah dia hanya berjarak beberapa ratus meter dari mall terdekat di daerah Grogol!
Pikiran gue lalu melompat ke cerita si Mami soal anak-anak yang berebut baju bekas pakai yang sudah tidak gue inginkan. Kegembiraan mereka itulah yang membuat gue tidak pernah tertarik untuk bikin garage sales atau yang semacamnya. I’m glad if such simple thing can make other people so happy like that.
Yang terakhir, pikiran gue melompat lagi ke cerita Mami soal anak tetangga yang terlihat sangat menikmati cheesecake pertamanya. Kata Mami, matanya sampai terpejam sambil bilang, “Ehhhmmm… enak banget ya, kuenya.”
Guys… mall yang sudah kita anggap membosankan itu masih menjadi misteri bagi begitu banyak saudara kita di luar sana. Tiket bioskop yang affordable untuk kita masih dianggap terlalu mahal oleh mereka. Dan makanan yang sering tidak kita habiskan itu merupakan suatu kemewahan tersendiri untuk mereka semua…
Intinya, syukurilah hal-hal terkecil yang kita punya, karena bagi begitu banyak orang di luar sana, semua itu adalah anugerah. Untuk teman-teman sesama Muslim… bersyukurlah, maka niscaya Allah akan menambah nikmatmu 🙂