Pernah nggak sih… kamu berharap dalam hati si mantan pacar nggak akan pernah nemuin orang lain yang lebih baik daripada kita? Atau berharap si musuh bebuyutan kita kelak hidupnya susah dan nggak bahagia? Atau dalam hal pekerjaan, kita berharap si mantan kantor bakal jadi berantakan setelah kita resign dari perusahaan itu?
Gue pernah, dan menurut gue, itu satu perasaan yang sifatnya manusiawi. Hanya saja sekarang gue menyadari, segera setelah kita menemukan a better place, or a better someone, maka semua harapan-harapan buruk akan kita lupakan dengan sendirinya.
That’s how I feel about my past right now.
Melihat salah satu mantan gebetan hidupnya makin nggak bener nggak lagi bikin gue sesumbar, “Untung dulu gue nggak jadi sama dia!” Gue cuma bisa geleng-geleng kepala melihat kebandelannya itu.
Dengar kabar orang yang dulu pernah gue suka setengah mati akan getting married dalam waktu dekat tidak lagi bikin gue lantas freaking out. There’s no longer such a crazy thought like he will get left in the altar or something 😀
Gue juga enggak lagi kepingin tahu kabar dari orang yang pernah bikin gue sakit hati setengah mati. Knowing she screwed up with everything is no longer a headline for me. Toh hidup dia susah enggak bikin hidup gue jadi lebih mudah?
Dan yang terakhir, gue enggak lagi berpikiran si mantan kantor akan kembali berantakan setelah gue tinggal pergi. I’m hoping they will be just fine so that they will never ever contact me again just to fix the chaos they’ve made. Rasa bangga bahwa gue meninggalkan good legacy di sana sudah lebih dari cukup.
And you know what… feeling this way about my past has really made me feel good about myself.
Terus mengenang luka lama bisa bikin gue jadi enggak aware dengan keberadaan cowok-cowok baru yang menaruh perhatian sama gue.
Terus mikirin si musuh bebuyutan bisa bikin gue jadi lupa mikirin hal-hal baik untuk diri gue sendiri.
Dan terus terlibat dengan masalah-masalah di kantor lama bisa bikin gue jadi enggak fokus dengan karier gue di kantor baru.
Intinya adalah, terus melihat ke belakang bisa membuat kita lupa untuk tetap melihat ke depan.
Lalu bagaimana caranya gue bisa sampai pada pemikiran yang very comforting seperti ini? Well, honestly, I don’t know how to answer this. I simply think that once we have a good life, we will eventually lose interest to look back into our past. So why don’t you try to find your better life for the starter?
Coba mulai dari mencintai diri sendiri dulu. Do what you love to do, what makes you happy, which makes you proud of being you and makes you love yourself even more. Konon katanya, love yourself first, and the rest will follow.
Kemudian buat yang teman-teman yang berkarier, jangan takut untuk terus mencoba sampai kita berhasil mendapatkan tempat yang kita inginkan. There is no such a thing like a perfect place to work, but somewhere out there, there is indeed a happy place to work.
Yang terakhir soal orang-orang yang pernah menyakiti perasaan kita di waktu yang lalu… simply think this way: the best revenge for them is being as awesome as we can be 😉 Dan gimana kita bisa bikin diri kita sendiri jadi awesome kalo kita malah sibuk mikirin orang lain yang bahkan tidak kita sukai?
Masih ingat kutipan berikut ini dari Kungfu Panda the movie?
“Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift. That is why it is called the ‘present’.”
And I prefer to cherish my gift and make the most of it rather than keep looking back into the unchanged history named past.
yang ini saya suka ka: “Yang terakhir soal orang-orang yang pernah menyakiti perasaan kita di waktu yang lalu… simply think this way: the best revenge for them is being as awesome as we can be 😉 Dan gimana kita bisa bikin diri kita sendiri jadi awesome kalo kita malah sibuk mikirin orang lain yang bahkan tidak kita sukai? ”
note to self:
“before going to sleep every night, forgive everyone and sleep with a clean heart.”
Hi LF…
Yup, it’s always good to forgive them. Sibuk benci sama mereka cuma bikin kita rugi sebenernya. Let’s keep it up 🙂