Korean Folk Village merupakan sebuah theme park yang menyajikan replika pedesaan Korea Selatan di masa yang lampau. Rumah-rumah tradisional, mulai dari rumah sederhana sampai rumah saudagar kaya, pasar tradisional, gedung-gedung pemerintahan, dan masih banyak lagi. Yang gue rasa cukup menyenangkan adalah replika gedung pengadilan Korea jaman dulu. Di sana, gue dan teman-teman sempat berfoto menggunakan alat yang dulu dipakai untuk ‘mengikat’ pada narapidana. Ceritanya saat berfoto, ada yang bertugas jadi pengawal, ada pula yang berakting jadi sang napi!
Untuk membuat suasana pedesaan semakin tampak nyata, seluruh pegawai di sana, mulai dari penjaga pintu sampai penjaja makanan, mengenakan pakaian tradisional Korea. Ada pula orang-orang yang terlihat sedang ‘bekerja’ di pasar tradisional, atau ‘bekerja’ di replika semacam tukang pandai besi gitu. Belum lagi beberapa cowok ganteng dan cewek cantik yang berkeliaran mengenakan hanbok yang lebih mewah. Yang bikin gue senang, gue sempat berfoto dikelilingi 3 pengawal yang unyu-unyu. Kesannya kok, kayak tuan puteri yang lagi dikelilingi sama pengawalnya, hehehehe.
Selain menyajikan suasana Korea tempo dulu, tempat ini juga terkenal dengan beberapa pertunjukan rutinnya. Gue sempat lihat 3 show: pernikahan tradisional, pertunjukan taekwondo, dan satu pertunjukan street dance. Untuk pernikahan tradisional sebetulnya cuma begitu-begitu aja, tapi lucu juga kalo ngelihat sepasang pemeran pengantin yang kelihatan malu-malu betulan. Padahal ternyata, sepertinya sih mereka itu cuma dua orang tamu yang aslinya udah punya anak balita! Yang unik dari pernikahan tradisional Korea, kalo di sini ada budaya melepas sepasang burung merpati, maka kalo di sana, ada tradisi melepas dua ekor ayam! Apesnya, salah satu ayam itu sempat mendarat di punggung gue dengan manisnya… Setelah upacara pernikahan, pasangan pengantin itu diarak keliling kampung yang juga diiringi oleh para penonton.
Untuk pertunjukan taekwondo, yang bikin gue ngerasa takjub adalah pertunjukan itu dilakukan oleh anak-anak usia SD! Hebat aja gitu masih kecil udah bisa beratraksi sekeren itu… Sempet ada satu anak yang gagal menendang balok sampai patah, tapi anak itu tetap kelihatan tenang dan meneruskan penampilannya dengan baik.
Yang terakhir street dance… ini dia yang menuwut gue paling biasa banget. Gue pernah ngelihat street dance yang jauh lebih keren di Universal Studio Singapore. Bosan nonton street dance yang cuma gitu-gitu aja, gue dan Tiara kembali keliling untuk cari tempat yang menarik untuk berfoto. Tadinya kita sempat pengen coba diramal garis tangan, just for fun, tapi sayang, ternyata harus bayar dengan harga lumayan mahal. Waktu itu pikir gue, belum tentu si peramal bisa ngomong bahasa Inggris… Jadi sudahlah, toh gue juga sama sekali enggak pernah percaya sama ramalan.
Setelah makan siang, gue dan teman-teman langsung menunggu bis untuk mengantar kita kembali ke pusat kota. Gue pribadi ngerasa kecewa hari itu… enggak sempat melihat pertunjukan Man on the Rope. Soalnya dari beberapa blog yang pernah gue baca, justru pertunjukan itulah yang paling meninggalkan kesan dari kunjungan ke Korean Folk Village. Tapi sudahlah… there might be another time to watch the show.
Overall, Korean Folk Village was not bad for me, tapi nggak juga meninggalkan kesan yang sangat mendalam. Beda banget sama beberapa blogger lain yang sampe betah main seharian di tempat itu. Jadi gue rasa sih, bagus atau enggak itu sifatnya relatif lah ya. Temen gue malah ada yang kelihatan sangat tidak menikmati kunjungannya ke sana. However, buat penggemar drama Korea, tempat ini termasuk must visit. Ada cukup banyak serial tv yang mengambil gambar di tempat ini. Misalnya saja, Jewel in The Palace favorit gue itu! Dan pastinya, kalau kamu berkunjung ke tempat ini, jangan lewatkan rangkaian live show-nya! Kemudian jangan malu-malu buat minta foto bareng cowok-cowok ganteng di tempat itu oke 😉