Hello Kitty Cafe in Seoul

It might sounds funny, tapi salah satu most wanted place gue di Seoul adalah Hello Kitty Café. Gue sampe nyiapin satu baju warna pink buat dateng ke sini 😀 Gue suka banget sama warna pink, dan suka banget pula sama Hello Kitty. No wonder kalo gue pengen banget dateng ke tempat ini. Dan benar saja… gue enggak kecewa menyempatkan diri datang ke café ini!

Interior-nya serba pink, serba Hello Kitty, dan serba cute! Bukan cuma dekorasi ruangannya, bahkan makanan dan minumannya pun bernuansa Hello Kitty. Asyiknya lagi, makanan dan minuman itu bukan cuma enak dilihat, tetapi terasa enak juga di lidah. Wafel yang gue pesan rasanya enak, manisnya pas, dan sandwich yang dipesan sama teman gue Tiara juga nggak kalah enaknya! Aaah, jadi pengen makan lagi 😀

Selain menjual makanan, Hello Kitty Café juga menjual cukup banyak pernak-pernik Hello Kitty. Di sana, gue beli satu strap buat kamera gue, dan satu tumbler yang sampe sekarang masih suka gue bawa ke kantor. Kayak anak kecil? Well, emang agak kontradiktif sama kepribadian gue yang cenderung serius dan suka sok tua, tapi buat gue, Hello Kitty itu penyeimbang dalam diri gue, biar nggak cepet tua gitu, hehehehe.

Tapi bicara seriusnya sih, alasan kenapa gue masih suka Hello Kitty meskipun umur sudah 26, karena tokoh ini udah jadi teman bermain gue sejak kecil. Waktu kecil, gue pernah bercita-cita kayak gini, “Kalo nanti aku udah punya banyak uang, aku mau beli Hello Kitty yang banyak!” Jadi jelas, dateng ke tempat yang serba Hello Kitty kayak café ini serasa a dream comes true 😀

Hello Kitty Café Seoul terletak di kawasan Hongik/Hongdae University. Peta yang ada di official website-nya cukup jelas, atau kalau tidak jago baca peta, begitu keluar dari stasiun Hongik, tinggal tanya-tanya saja sama orang-orang yang jualan di sana. Lokasinya memang agak tersembunyi, but once I found it, the little girl inside me screamed, “Hoooray… I found it I found it!”

Jadi, jangan sebut gue norak kalo gue foto di berbagai pelosok Hello Kitty Café, bahkan sampe ke toiletnya juga, hehehehe.

Gyeongbokgung Palace

Sebetulnya, gue bukan tipe orang yang menyukai wisata sejarah. Gue enggak gitu tertarik buat dateng ke tempat-tempat peninggalan sejarah. It always looks old and boring for me. Akan tetapi, anehnya, gue tetep memilih untuk datang ke Gyeongbokgung Palace, salah satu istana yang masih tersisa di tengah kote Seoul. And you know what… gue tertarik datang ke sana hanya karena foto sebuah danau yang tampak cantik dengan warna-warni daunnya. Tapi saat gue datang ke sana… yang ada cuma warna hijauh di mana-mana… Tapi tetep aja, gue ngerasa lumayan excited saat berhasil menemukan danau yang gue cari itu. Memang enggak secantik yang gue kira, tapi gue tetap suka!

Yang namanya istana, ya nggak banyak yang bisa gue ceritakan sebenarnya. Tapi sebetulnya, yang istimewa dari kunjungan ini, sebetulnya kita bisa lho, pinjam hanbok secara cuma-cuma dan kita diperbolehkan berkeliling istana mengenakan hanbok itu! Kebayang nggak sih… berfoto pakai hanbok berlatarbelakang kerajaan Korea asli? Sayangnya… karena keterbatasan waktu, gue dan teman-teman tidak sempat meminjam hanbok gratisan itu 😦

 

 

 

 

 

 

 

Ada satu hal unik yang gue temukan di stasiun kereta Gyeongbok. Di dekat pintu keluar stasiun, ada satu gerbang yang namanya “Gerbang Panjang Umur”. Katanya, kalau kita sekali melintasi gerbang itu, maka kita akan panjang umur. Nah, karena saat berfoto di gerbang itu gue jadi 2 kali ngelewatin gerbang, maka setelah foto, gue lewat sekali lagi, supaya tetap panjang umur, hehehehe.

Pada akhirnya menurut gue, suka nggak suka sama wisata sejarah dan budaya, datang ke Geyongbokgung tetap wajib hukumnya. Kayaknya belum sampe Korea kalo belum dateng ke salah satu istananya gitu. Tempatnya masih terpelihara dengan baik, begitu pula dengan originalitass dan kebersihan lingkungannya. So I think you won’t regret visiting this place. Dan kalau berminat, kita bisa sewa semacam alat pemandu berbentuk mirip MP3 player. Tinggal sentuhkan ujung alat ke salah satu tempat dalam peta, maka alat itu akan bercerita tentang sejarah tempat yang kita sentuh nomornya itu. Dan pastinya… kalau datang ke Gyeongbokgung, jangan lupa befoto pakai hanbok ok! Ini juga akan jadi to do list gue kalo someday balik lagi ke Korsel 🙂

P.s.: Ada traveler lain yang bilang pertunjukan pergantian pengawal penjaga gerbang di istana ini menarik untuk turis, tapi kalo menurut gue sih biasa-biasa aja.

Cooking Nanta VS Jump Show

Salah satu pemicu gue beli tiket berlibur ke Korsel adalah film Hello Stranger, yang bercerita tentang gadis asal Thailand yang berlibur ke Korsel sendirian. Dalam film itu, ceritanya dia nonton live show bernama ‘Jump’ dan dia sangat tergila-gila sama show itu. Jadi sudah pasti, saat gue berkunjung ke Seoul pun, gue tidak boleh melewatkan live show yang satu itu.

Kemudian saat persiapan liburan, gue menemukan satu live show lain yang tidak kalah populernya di Korea Selatan, namanya Cooking Nanta.

Jump dan Cooking Nanta menyajikan 2 jalan cerita yang berbeda. Jump menceritakan kehidupan sebuah keluarga yang jago taekwondo, sedangkan Nanta bercerita tentang kehidupan para koki di dalam dapur sebuah restoran. Perbedaan lainnya, Jump itu semacam pertunjukan bisu, berbeda dengan Nanta yang masih memperdengarkan beberapa baris kalimat, campuran antara bahasa Inggris dengan bahasa Korea.

Yang pertama gue tonton adalah Jump. Pertunjukan dibuka dengan kemunculan seorang kakek di tengah-tengah penonton. Usaha si kakek untuk naik ke atas panggung sudah cukup efektif memancing tawa para penonton. Overall ceritanya lucu, ada unsur cinta-cintaannya juga, tapi sempat terasa membosankan saat bagian mengejar maling yang masuk ke dalam rumah. Untuk pertunjukan taekwondo-nya lumayan memukau, tapi masih bisa dibikin lebih keren lagi kalo menurut gue.

Di hari lainnya, gue nonton Nanta Show. Pertunjukan musiknya terkadang rasanya terlalu lama, tetapi atraksi-atraksinya, misalnya saat atraksi memotong sayuran dengan cepat dan atraksi lempar-tangkap piring-piring yang bertumpuk, buat gue terasa lebih mengesankan daripada martial arts ala Jump. Selain itu ada juga beberapa adegan lucu yang berhasil bikin gue ketawa sampe sakit perut… Hanya saja sayangnya, menurut gue dan teman gue… pusar si koki cewek itu bisa bikin penonton jadi distracted, hehehehe. Oh ya, satu kekurangan lain dari Nanta Show adalah pengucapan kata dalam bahasa Inggris yang tidak tepat. Misanya cabbage yang harusnya dibaca ‘kebej’ malah dibaca ‘kebiji’ sama si koki cowok. Tapi ternyata kesalahan pronunciation itu jatuhnya malah bikin gue jadi cekikikan juga sih. Rasanya malah kayak extra entertainment, hehehehe.

Jika dibandingkan mana yang lebih bagus antara Jump dengan Nanta… gue pribadi lebih memilih Nanta. Alasannya, gue tertawa lebih kencang saat nonton live show ini. Pertunjukan memasaknya yang akrobatis itu juga terlihat baru buat gue ketimbang pertunjukan berantem yang sudah sering gue lihat di acara televisi. Akan tetapi, bagus tidak bagus itu tergantung selera masing-masing. Berbeda dengan gue, kelima teman seperjalanan gue lebih menyukai Jump daripada Nanta. Jadi kalo saran gue sih… lebih baik nonton aja dua-duanya, hehehehe.

Everland South Korea

Udah pernah ngunjungin Disneyland Hongkong dan Universal Studio Singapore bikin gue ngerasa wahana di Everland Korsel itu biasa-biasa aja. Tapi kalo buat gue, seharusnya amusement park itu enggak pernah bisa jadi biasa-biasa aja. Sekitar 2 bulan sebelum mengunjungi Everland, gue dateng ke Trans Studio Bandung sama temen-temen kantor. Cuma Trans Studio yang cupu banget kalo menurut gue, tapi tetep aja, that was one of the best trip I’ve ever had. Gue selalu suka saat-saat ngantri yang diisi dengan tukeran gosip, cekikikan, dan ngobrol ngalor ngidul, kemudian  ketawa-ketawa, atau bahkan teriak heboh saat naik wahana, dan saling komentar, “Gilaaa ya, gila!” saat baru aja turun dari wahana yang mendebarkan. I expected to have those moments in Everlandhanya saja sayangnya, bukan itu yang gue rasakan. But never mindI’ve got bunch of beautiful pictures instead!

Yup, Everland ini bener-bener amusement park paling cantik yang pernah gue kunjungi. Disneyland cantik dengan Sleeping Beauty Castle-nya, tapi Everland lebih cantik dengan beberapa taman bunga dan kolam air mancurnya.

This slideshow requires JavaScript.

Hal yang sangat menarik perhatian gue saat mengunjungi Everland adalah ternyata cowok Korea itu enggak sungkan ikutan pake bando-bando lucu di kepala mereka! Hal yang sama belum pernah gue temukan di amusement park lainnya. Dan gue juga nggak mau kalah dong… Gue juga beli satu bando pita pinky buat gue pake selama main di Everland 😀

Salah satu cowok berbando lucu 😀

Untuk wahana, terus terang enggak banyak yang sempat gue coba. Antrian yang super panjang bikin teman-teman gue malas untuk coba naik. Mereka juga kepengen cepet balik ke Seoul untuk acara belanja kosmetik. Jadi enggak ada banyak hal yang bisa gue tulis dari wahana ala Everland. Ada satu yang paling berkesan, wahana rotating house. Keren aja gitu… rasanya atas jadi bawah, dan bawah jadi atas. Untuk wahana lainnya mirip-mirip sama yang ada di Dufan atau Trans Studio. Untuk wahana 3D Pororo-nya juga biasa aja, tapi ternyata cukup menyenangkan juga ngelihat anak-anak balita sebegitu excited-nya sama si Pororo itu.

That cute little fox^^

Selain berbagai jenis wahana, di Everland ada juga kebun binatangnya. Tadinya gue berharap ngelihat jerapah, tapi tidak kesampaian. Polar bear-nya kelihatan kurus dan bulunya tipis. Untunglah di sana ada bayi singa dan yang paling lucu, gue ngelihat rubah berwarna beige yang imut banget! Saking sukanya sama si rubah, gue nggak ketinggalan beli boneka rubah untuk dibawa pulang ke Indonesia. I really hope to see the same species in Indonesian zoo. A very cute fox!

Hal lain yang cukup menyenangkan dari Everland adalah toko souvenir-nya. Lagi-lagi, gue kalap belanja sama seperti gue kalap belanja di Disneyland. Suka banget deh, sama pernak-pernik Everbear yang dijual di sana… Untuk pertama kalinya, gue beli oleh-oleh tapi bertanya-tanya dalam hati, “Gue ikhlas nggak yah, ngejadiin semua ini oleh-oleh? Mending buat gue aja, hehehehe.”

Kesimpulannya… Everland was fine, but it supposed to be much more fun than that. Gue malah sempat berpikir, “Gue malah lebih hepi waktu pergi ke si Trans Studio yang biasa banget itu…” Bukan salah Everland-nya sih… it’s just the matter of taste. If you wish to have fun in an amusement park, then you’d better go with the people who also love it as much as you do. Di luar itu, Everland termasuk top 3 dalam the best tourist attraction in Seoul versi gue. If you love amusement park, then this place is a must visit in South Korea.