Beberapa bulan terakhir di tahun 2010, ada banyak banget masalah yang menimpa gue. Mulai dari masalah pekerjaan, konflik keluarga, sakit-sakitan, sampe patah hati dalam waktu yang hampir bersamaan. Gue sendiri sampe bingung… masalah yang mana yang paling bikin gue down saat itu? Syukurlah setelah pergantian tahun, keadaan mulai membaik sedikit demi sedikit. Bukan berarti gue udah berhasil menuntaskan semua masalah gue itu… Ada beberapa yang udah benar-benar tuntas, ada yang baru sekedar menemukan titik terang, tapi ada juga yang meskipun belum ada kejelasan, seenggaknya gue udah mulai terbiasa dan udah bisa nerima kenyataan yang nggak menyenangkan itu.
Selama beberapa bulan belakangan itu pula gue jadi banyak mengevaluasi diri gue sendiri. Selain itu, gue juga jadi lebih rajin mengamati orang-orang di sekitar gue. Cuma untuk memastikan… yang hidupnya banyak masalah itu bukan cuma doang kan? Hehehehe. Sehingga pada akhirnya, gue bukan cuma menemukan something to learn from my problems, tapi juga something to learn from others’ life.
And here are ten things I have just learned recently. Semoga bisa jadi input buat teman-teman semua…
1. Jangan takut menganggap seseorang sebagai teman karib kita. Asalkan ada rasa nyaman, rasa percaya untuk berbagi, dan rasa gembira saat menghabiskan waktu dengan mereka, maka mereka adalah teman karib kita. Nggak perlu takut jangan-jangan mereka enggak menganggap kita hal yang sama. Terbiasa membatasi diri dengan orang lain cuma bikin kita end up with nobody. Although in fact they don’t think so about us, then that is their loss, not ours;
2. We don’t know how much we love somebody until they’re gone. Makanya mulai sekarang, gue ingin mengurangi kebiasaan push people away saat gue sedang merasa insecure. Ini juga sama… terbiasa take people for granted cuma bakal bikin kita end up with nobody. Akan tetapi pada akhirnya, the people who’s gonna stay with us forever are the ones who keep coming back no matter how hard we try to push them away;
3. Love ourselves first before we love someone else. Tanamkan sama diri kita bahwa kita berhak mendapatkan seseorang yang memperlakukan kita dengan baik, yang menjadikan kita prioritas (dan BUKAN ban serep), yang rela menempuh resiko apapun, dan bersedia mengambil semua kesempatan yang ada hanya untuk bisa ambil bagian dalam hidup kita. Terlalu lama mempertahankan orang yang tidak ingin tinggal dalam hidup kita cuma buang-buang waktu dan tenaga kita aja;
4. Sebaliknya, pertahankan sekuat tenaga orang-orang yang dengan tulus ingin terus ambil bagian dalam hidup kita. If we have a fight with them, it’s ok to have some break as long as we always try to find a way to come back;
5. Ingat baik-baik bahwa saat kita mencampakkan orang lain, maka saat itu kita sama saja sedang mengajarkan mereka bagaimana hidup bahagia meski tanpa kehadiran kita. Jangan kaget dan kecewa kalo suatu hari kita ketemu lagi sama mereka, ternyata hidup mereka tetap baik-baik saja meskipun sudah kita tinggalkan;
6. Saat mengambil keputusan tentang sesuatu yang berhubungan dengan orang lain, maka pertimbangkan juga perasaan orang itu. Begitu pula dalam mempertimbangkan timing. Right time buat kita belum tentu right time buat mereka. Be wise;
7. Seringkali, kenyataan itu tidak terlihat dan tidak terdengar. Makanya jangan cuma menilai berdasarkan apa yang kita lihat, dan jangan hanya berpegangan terhadap apa yang kita dengar. Akan tetapi sebaliknya, saat berhadapan dengan orang lain, it’s gonna be better to show people who we are and tell them what we feel. Dengan begitu, hidup pasti akan jadi jauh lebih mudah;
8. Kita tidak perlu mendapatkan semua yang kita inginkan hanya untuk merasa bahagia. Kebahagiaan sejati itu bukan kebahagiaan saat segalanya berjalan sempurna, melainkan tetap bahagia meskipun banyak masalah yang sedang menimpa kita;
9. Ada beberapa prinsip yang harus dipertahankan setengah mati. Akan tetapi, ada pula prinsip yang harus rela kita anulir seiring berjalannya waktu. Bukan berarti tidak berpendirian… hanya saja kadang-kadang, memang seperti itulah proses pendewasaan menuju pribadi yang lebih baik; dan
10. Sekuat apapun kita berusaha untuk memperbaiki diri, kita tetap tidak akan pernah bisa menjadi sempurna. Maka carilah orang-orang yang bisa menerima kita dengan segala ketidaksempurnaan itu, dan sayangi orang lain dengan segala ketidaksempurnaan mereka.