Hari ke tiga di Phuket, gue, Natalia, dan Puja menghabiskan hari dengan kombinasi antara city tour dan ATV riding. Jadi di tengah-tengah city tour, kita mampir dulu ke ATV park. Dalam tur ini kita cuma pergi bertiga (enggak bareng-bareng turis lain), ditemani supir sekaligus guide dari travel agent.
City tour-nya menurut gue kurang bervariasi ya. Karena emang Phuket itu jauh lebih populer wisata alamnya ketimbang jalan-jalan keliling kota. Di city tour itu kita cuma mampir ke Chalong Temple, Kata beach point of view, toko mutiara asli, toko khusus t-shirt, dan toko khusus snack khas Thailand.
First destination hari itu Kata beach point of view, semacem tempat khusus di atas bukit yang emang disediakan buat foto-foto. Pemandangan laut dari atas sini asli baguuuussss banget deh. Sayangnya, hari itu gue gak bawa kamera karena memory-nya udah full, udah gitu sialnya lagi, baterai kameranya Natalia ketinggalan di hotel! Ugh, terpaksa lah hari itu kita foto-foto pake kamera hp…
Setelah puas foto-foto, kita dibawa ke tempat ATV riding. ATV itu semacem motor roda empat (ada juga yang roda tiga), dan kita akan mengendarai ATV itu ke puncak gunung! Track awal kita masih di pinggiran jalan raya yang naik-turun, sampai nemuin jalan menuju mountain.
Tadinya gue kira bakalan gampang aja ngendarain ATV. Gue pikir bakalan sama aja kayak bom-bom car: gas di bawah kaki, rem di bagian stang. Tapi ternyata, baik gas maupun remnya sama-sama terletak di bagian stang! Udah gitu, ternyata lama-lama pegel juga neken si gas terus-terusan… Untunglah rasa pegel itu langsung hilang dengan sendirinya begitu gue mulai melewati kawasan mountain yang menegangkan!
Jalanan menuju puncak masih asli tanah yang bergelombang. Ada beberapa tanjakan curam yang harus gue lewati. Waktu ngelihat tanjakan itu jelas rasanya serem. Tapi begitu berhasil melewatinya… yay, I could do it I could do it! Dan waktu ATV riding itu, gue beberapa kali melakukan kesalahan fatal: gue tetep menekan power setiap kali melewati turunan curam! Pantesan pengelola yang ngikutin naik motor roda dua deket gue selalu teriak, “Brake, brake!” tiap kali gue ngelewatin turunan… Abisnya gue pikir, kalo gue tekan brake motornya malah bakalan berhenti dong? Masa’ gue malah stop di tengah turunan bergelombang yang curam itu? Tapi ternyata, kalo dua rem ditekan bersamaan di jalan yang menurun, motor bukan berhenti melainkan melaju pelan, hehehehehe.
Sesampainya di puncak, gue baru menyadari bahwa kedua temen gue naik ATV dibantu sama pengelolanya! Masih mending si Puja cuma dibantu ngendaliin stang, si Natalia bener-bener dibonceng sama pengelolanya! Alesan mereka, tangan mereka nggak cukup panjang untuk menjangkau rem (padahal pas gue ukur, panjang telapak tangan gue sama mereka gak jauh beda), dan stang ATV sulit dikendalikan ke kanan dan kirinya.
Makanya, pengelola yang boncengin Nata seneng banget muji-muji gue. Katanya, “You’re good, she’s bad.” Trus dia juga suka banget ngacung-ngacungin jempol ke arah gue… Pengelola yang mendampingi Puja juga curhat ke gue dengan hebohnya, “She (Puja) keeps saying ‘too fast too fast’ but she doesn’t hit the brake!” Hmm, gara-gara dua temen gue susah payah naik ATV, gue jadi kelihatan hebat banget deh. Padahal, di antara mereka, gue ini yang paling kurus dan paling jarang olahraga lho, hehehehe.
Oh ya, setelah susah payah menuju puncak, di atas sana kita nemuin pemandangan laut yang indah banget! Dari sini, kita bisa lihat Patong beach (kawasan hotel gue) dari atas gunung. Setelah puas foto-foto di atas, kita kembali mengendarai ATV balik lagi ke kantor pengelolanya.
Setelah makan siang, kita mengunjungi Chalong Temple yang juga bagus banget buat foto-foto. Asyiknya lagi, tempat belanja di kawasan temple itu harganya relatif lebih murah kalo dibandingin sama toko-toko di sekitar hotel gue di Patong Beach. Di sana gue beli tas kain, gelang mutiara imitasi, tempat koin yang bisa digantung, sama sendal pantai warna pink yang cantik banget. Ditambah kain pantai yang gue di Phi-phi Don, kaos, dan gunting kuku yang gue beli di Jungceylon (mall deket hotel), itulah souvenir yang gue beli buat oleh-oleh.
Tips belanja oleh-oleh dari gue, jangan segan untuk menawar harga! Bahkan di toko lantai bawah di Jungceylon, mall terbesar di Patong beach, kita masih bisa menawar harga lho. Padahal tadinya gue kira, karena belanja di mall ya harganya udah fix gitu. Akan tetapi, di sana kita nggak bisa tuh, nawar harga gila-gilaan sampe setengah harga atau lebih. Katanya sih, harga barang di Phuket emang lebih mahal daripada harga barang di Bangkok yang kalo kata temen gue, harganya harga kampung.
Puas belanja di sekitar Chalong, driver sempet ngajakin kita ke Phuket Monkey School, dan kebetulan, pada jam itu, monyet-monyet di sana akan mengadakan pertunjukan. Tapi sayang, entrance fee-nya lumayan mahal buat ukuran monkey attraction: 400 baht atau sekitar Rp. 120.000. Masalahnya, kalo gue lihat dari gambarnya, pertunjukan itu nggak jauh beda sama topeng monyet di Indonesia. You know lah, kalo di sini, nonton topeng monyet ngasihnya sukarela aja, dan gue nggak pernah ngasih si monyet lebih dari Rp. 10.000, hehe…
Abis itu kita melaju ke toko snack Pornthip. Tokonya cukup besar dan ramai pengunjung. Asyiknya, di sana ada banyak tester makanan! Gue jadi bisa nyobain dulu sebelum mutusin mau dibeli atau enggak. Di sana gue beli permen duren, permen kelapa, kerupuk rasa udang, manisan thamarind, sama sesuatu yang gue kira cokelat nggak taunya semacem asem yang super-duper asem! Dari semua oleh-oleh itu, manisan thamarind jadi favorit temen-temen di kantor, disusul permen duren yang duluan abis setelah thamarind. Sedangkan si asem-asem itu… sampe sekarang masih belum abisL
Karena udah menghabiskan lebih 1000 baht buat belanja snack (gue beli dua-tiga bungkus untuk masing-masing snack, ada yang buat keluarga inti, keluarga besar, sama temen-temen kantor), gue dikasih satu snack ikan gratis sama kasirnya. Terus gue juga boleh minta packing ke dalam kardus supaya bisa dimasukin ke bagasi pesawat. Benar-benar pengalaman belanja snack yang memuaskan! Oh ya, kalo enggak sempet mampir ke toko ini, gue lihat Pornthip juga buka toko kecil di bandara, dekat dengan Gate 66.
Last destination kita hari itu adalah toko t-shirt. Sesampainya di toko itu, kita langsung disambut tulisan, “Jual kaos harga grosir” yang dicetak di atas spanduk besar. Gue langsung heran… ini toko yang punya orang Indonesia gitu? Bukan cuma itu… bahkan pemiliki toko, dan seluruh karyawan toko, bisa berbahasa Indonesia! Lancar dan fasih pula! Dan ternyata mereka itu orang-orang asli Thailand yang emang bisa bahasa Indonesia… Kata mereka, sebagian pesar pembeli mereka adalah orang Indonesia yang kalo belanja suka borong, makanya mereka jadi jago ngomong bahasa kita…
Gue suka banget belanja kaos di tempat ini. Kualitas bahannya paling bagus dengan harga yang sangat terjangkau (79-167 baht per kaos). Pilihan gambarnya juga ada banyak! Ada pula beberapa kaos dengan tulisan menarik. Favorit gue yang tulisannya begini: “Someone who really loves me went to Phuket and bought me this t-shirt,” sama yang ini: “Good guy goes to heaven, bad guy goes to Patong.” Kenapa ditulisnya bad guy goes to Patong? Soalnya Patong itu pusat dugem di daerah Phuket, hehe…
Puas borong kaos, gue dan teman-teman kembali ke hotel. Abis itu, kita langsung mandi lalu bersiap buat kelayapan di malam hari, hehehehe.
keren banget perjalanannya mba.
tulisan nya juga keren, keep it up
impian liburan saya juga di thailand sih..
jadi dapat informasinya juga
izin follow blognya ^_^
Hai Vall… Wow, thanks for the compliment… Jadi makin semangat buat blogging nih^^ Yup, holiday in Phuket is highly recommended. Anytime you need more info, let me know yaa.
Stumble upon in this blog becoz of finding a good tour in phuket..but in the end i read more than phuket since it is written very nicely with simple yet honest writing..about friendship, about travelling and also about makeup =D
Salam kenal ya.. Riffa..
Hi Cira… thanks for the compliment 🙂 It encourages me to keep writing. Salam kenal juga^^