Real Steel

Yesterday, I’ve just watched another awesome Hollywood movie. Dari awal, gue udah tau dari temen-temen kalo Real Steel ini bagus. Setelah gue nonton sendiri, gue setuju bahwa film ini emang bagus, keren, dan gue suka banget!

Real Steel bercerita tentang Charlie, cowok urakan yang tiba-tiba harus mengasuh anak kandungnya untuk sementara waktu. Jadi ceritanya, semenjak Max – anak Charlie, lahir sebelas tahun yang lalu, Charlie tidak pernah ikut membesarkan anak itu. Baru setelah sang mantan pacar a.k.a ibunya Max meninggal dunia, Charlie jadi harus berhadapan kembali dengan puteranya itu.

Charlie ini berprofesi sebagai fighter yang mengendalikan robot-robot canggih dalam pertandingan tinju. Tadinya Charlie hampir saja bangkrut. Satu per satu robot yang dimilikinya malah jadi hancur berantakan karena kalah bertanding melawan robot-robot lainnya. Tetapi berkat robot bekas yang ditemukan Max di pembuangan sampah, yang kemudian dimodifikasi dan dilatih oleh Charlie dan Max, Atom sang robot bekas berhasil membawa nama kedua orang itu ke puncak popularitas dalam dunia pertandingan robot profesional.

Yang paling gue suka dari film ini adalah kekuatan karakter tokoh-tokoh utamanya. Penonton bisa dengan mudah mendalami karakter mereka tanpa perlu banyak-banyak berpikir. Misalnya memahami dengan sendirinya bahwa karakter Max itu benar-benar sama persis dengan karakter ayah kandungnya: menyukai robot boxing, gambling freak, keras kepala, serta sangat suka menjadi pusat perhatian . Akting para pemainnya, termasuk akting pemeran si kecil Max benar-benar sangat memukau penonton. Karakter Charlie dan Max jadi terasa benar-benar nyata.

Meskipun tema utama film ini adalah action robot, unsur drama tetap cukup terasa menyentuh hati. Konflik emosi antara Charlie dengan Max lumayan bisa bikin penonton jadi mengharu-biru. Hanya saja sayangnya, unsur ikatan emosi yang sama tidak tampak dalam hubungan Charlie dan Max dengan Atom sang robot binaan mereka. Beda banget sama ikatan emosi antara Bumblebee dengan Sam di Transformers misalnya. Adek gue bilang, dia sempet sampe nangis waktu melihat adegan Bumblebee hampir saja musnah saat bertarung melawan musuh-musuhnya. Hal yang sama tidak begitu terasa saat melihat Atom babak belur karena dipukuli oleh Zeus saingan terberatnya.

Biasanya, suatu film bisa jadi film favorit gue karena ada unsur moral of the story yang sangat mengena di hati gue. Tapi untuk film yang satu ini, rasa-rasanya hampir tidak ada moral of the story yang bisa gue bawa pulang. Tidak ada pula inspirational quotes yang berkesan banget buat gue. Satu-satunya kalimat yang lumayan mengena di hati gue adalah pada saat dialog sebagai berikut:

Charlie  : “What do you want from me?”

Max       : “I only want you to fight for me all the way.”

I simply think that deep in their hearts, everyone is longing for someone who is willing to always fight for their existences.

Meskipun enggak ada moral of the story yang gue anggap penting, hal ini sama sekali tidak mengurangi kesenangan yang gue rasakan saat dan setelah nonton film ini. Ada cukup banyak adegan lucu, pertandingan yang seru, special effect yang semakin keren, serta adegan yang tanpa banyak bicara sudah mampu menyentuh hati para penontonnya. Kesimpulannya, it’s a must watch movie, and yes… I have just added this movie title as one of my favorite movies.

Ciri-ciri Alat Bantu Make-up Berkualitas

Kualitas alat-alat bantu punya pengaruh yang signifikan sama hasil akhir make-up kita. Bedak yang bagus belum tentu terlihat sempurna kalau spons-nya tidak menunjang. Dan menurut pengalaman gue, spons bawaan dari bedak yang gue beli belum tentu spons bedak yang paling cocok untuk gue pakai. Berikut ini 5 alat kosmetika yang pernah gue pakai disertai dengan ciri-ciri dari alat berkualitas baik.

Powder sponge

  1. Saat diaplikasikan, spons bedak yang baik tidak terasa kesat atau tidak membuat kulit wajah kita terasa seperti sedang ditarik oleh spons tersebut;
  2. Tidak membuat sapuan bedak terlihat cakey. Terkadang, wajah terlihat cakey belum tentu salah bedaknya. Bisa jadi, spons bedak yang kita pakai itu yang tidak cocok dengan tekstur bedak dan/atau tekstur kulit wajah kita. Coba ganti-ganti merk spons bedak sampai menemukan yang paling cocok; dan
  3. Ciri-ciri khusus spons bedak favorit gue: bahannya lentur, empuk, warnanya mendekati cokelat susu, dan pori-pori  spons terlihat di permukaan. Merk yang biasa gue pakai: Tamia (tapi ada banyak jenis spons keluaran Tamia, yang gue suka yang warna cokelat susu), dan merk Carrefour alias spons produksi in-house-nya Carrefour.

Eyeshadow applicator

  1. Bisa dengan mudah membaurkan eyeshadow. Tidak perlu mengaplikasikan sampai berulang-ulang. Tapi kalau pada dasarnya eyeshadow yang kamu pakai memang berkualitas rendah, mau sebagus apapun aplikatornya ya akan tetap susah dibaurkan, hehehehe;
  2. Bubuk eyeshadow tidak berjatuhan ke daerah bawah mata;
  3. Terasa lembut di kelopak mata, tidak terasa kesat; dan
  4. Ciri-ciri khusus applicator favorit gue: gue lebih suka yang terbuat dari busa lembut dan empuk ketimbang yang terbuat dari bulu-bulu. Gue suka yang ukurannya tidak terlalu besar, bentuknya melancip ke ujung, gagangnya pendek, dan busanya tidak terlalu tebal. Merk yang biasa gue pakai: Oriflame.

Pelentik bulu mata

  1. Ada per-nya. Menurut pengalaman gue, per itu berfungsi sebagai kontrol supaya gue enggak menjepit bulu mata terlalu kencang;
  2. Ada pelapis di gagang penjepitnya yang terbuat dari besi itu… supaya alat ini enggak meninggalkan bekas yang tercetak di ujung jari telunjuk dan jempol gue;
  3. Tidak mudah karatan, mudah dibersihkan (besinya juga harus bisa dibersihkan lho, bukan cuma karetnya aja), dan karet di alat penjepit bulunya bisa diganti dengan mudah;
  4. Ciri-ciri khusus penjepit favorit gue: harus warna pink 🙂 Merk favorit: Tamia yang penjepit besi, bukan yang penjepit plastik.

Kuas blush-on

  1. Berukuran besar;
  2. Bulu-bulu padat dengan ujung membulat;
  3. Terasa halus saat diaplikasikan ke kulit wajah;
  4. Bubuk blush-on tidak berjatuhan; dan
  5. Merk favorit: enggak punya, soalnya belum nemu yang cocok. Biasanya tukang rias salon yang suka punya kuas blush-on semantap ini.

Sikat alis

  1. Bisa menyikat alis dengan rapih… bukan malah bikin bubuk dari pensil alis berantakan ke mana-mana;
  2. Tidak terasa kasar di kulit;
  3. Tidak mudah renggang; dan
  4. Merk favorit: ini juga belum ketemu… semua yang pernah gue pake enggak ada yang berkesan istimewa.

Green Lantern Review

Pernah ngerasa takut terhadap kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi di masa yang akan datang? Yang saking takutnya, pada akhirnya kamu lebih memilih untuk lari dari masalah? Kemudian dalam urusan relationship, pernahkah kamu tiba-tiba merasa takut memiliki kedekatan emosional dengan orang-orang di sekitar kamu? Kalau pernah adalah jawaban kamu untuk satu atau dua pertanyaan di atas, berarti kamu wajib nonton film Green Lantern.

Sama seperti film superhero lainnya, Green Lantern bercerita tentang cowok yang tadinya bukan siapa-siapa tiba-tiba aja mendapatkan kekuatan super sehingga mulai dikenal sebagai pahlawan. Terus sama standarnya dengan film-film lainnya, di film ini juga ada cewek yang diam-diam dicintai sang hero yang kemudian dijadikan sandera oleh musuhnya, dan adegan bertarung di mana jagoan pasti kalah duluan, baru setelah kita berpikir, “Ah, mustahil! Gimana dia bisa menang?” eh ternyata ada aja cara buat si jagoan mengalahkan musuh bebuyutannya. Dan pastinya, di akhir film ada adegan tambahan yang menunjukkan bahwa meskipun musuh besar sudah musnah, bukan berarti dinasti kejahatannya sudah habis sampai di situ.

Yang membedakan Green Lantern dari film sejenis pada umumnya adalah karakter tokoh utamanya. Biasanya, sosok manusia biasa seorang superhero itu identik dengan cowok baik-baik, dan kebanyakan sih, kelihatan cupu dan nerd alias enggak ada keren-kerennya sampe mereka berubah menjadi sosok jagoan. Nah, kalo di film ini, jangan harap bakal ngelihat Ryan Reynolds tampil cupu dengan kacamata tebal! Sejak awal, Ryan Reynolds sudah tampil keren seperti biasanya, hehehehe.

Hal Jordan yang diperankan oleh si ganteng Ryan Reynolds itu dikisahkan memiliki kepribadian yang suka memberontak dengan image playboy yang suka ganti-ganti teman kencan. Di luar sifat selengeannya, sebetulnya, Hal menyimpan rasa takut yang begitu besar dalam menjalani hidupnya. Dan bila rasa takut itu sudah mulai menghantui pikirannya, maka Hal akan lebih memilih untuk lari dari masalah. Dia lebih suka play safe dan menghindar dari kemungkinan terburuk di masa yang akan datang. Akan tetapi lucunya, Hal ini kelewat gengsi untuk mengakui rasa takutnya itu. Dia enggak mau ada seorang pun yang tahu soal insecurity dalam diri dia itu.

Meskipun diam-diam Hal menyimpan begitu banyak rasa takut dalam dirinya, anehnya, cincin sakti yang kemudian menjadi sumber kekuatannya itu malah memilih Hal untuk dijadikan superhero perwakilan dari planet Bumi. Padahal syarat utama dari terpilihnya sang superhero oleh cincin itu adalah seseorang yang tidak memiliki rasa takut sama sekali. Karena ceritanya, rasa takut akan melemahkan mereka dan menguatkan musuh pada saat yang bersamaan. Makanya di awal-awal, Hal sempat merasa pesimis dan menilai bahwa cincin sakti itu telah salah memilih perwakilan.

Soal jalan cerita enggak perlu gue jabarkan secara detail lah yaa. Yang gue bisa bilang cuma overall menurut gue, filmnya bagus, ada pula beberapa dialog yang lumayan lucu, special effect-nya keren dan lumayan bikin kita jadi tiba-tiba kaget, dan ya itu tadi, Ryan Reynolds-nya ganteng banget, hehehehe. Buat cowok-cowok, tenang aja… di film ini juga ada Blake Lively (pemeran Serena di serial Gossip Girl) yang juga cantik dan seksi banget. Cowok yang duduk di sebelah gue sampe ngomong begini sama ceweknya, “Tuh kamu kalo punya badan kayak gitu dong.”

Lagi-lagi buat gue, the best part of the movie is the moral of the story. Film ini mengajarkan kita bahwa rasa takut adalah suatu hal yang sifatnya sangat-sangat manusiawi. Akan tetapi, bukan berarti kita boleh dikalahkan oleh rasa takut kita itu! Karena sebenarnya, tidak ada orang di dunia ini yang tidak memiliki rasa takut. Yang ada hanyalah orang-orang yang berani untuk melawan rasa takutnya sendiri.

Balik lagi ke paragraf pembuka, film ini mengingatkan gue untuk tetap berani menghadapi apapun yang terjadi dalam hidup gue. Berani menghadapi kemungkinan terburuk demi mendapatkan kemungkinan yang terbaik, berani mengambil resiko, serta berani untuk mengakui kekurangan yang sudah pasti kita miliki.

Masih nyambung sama judul blog gue sebelumnya, Green Lantern semakin memantapkan gue untuk menerapkan prinsip baru gue: setelah memutuskan satu pilihan yang terbaik, gue harus tetap konsisten sampai akhir, apapun rintangan dan apapun resikonya. Karena sebetulnya, alasan terbesar gue gampang berubah-ubah pikiran itu berasal dari rasa takut terhadap kemungkinan terburuk yang melekat dalam pilihan awal gue itu, sehingga akhirnya, gue lebih memilih untuk berubah pikiran a.k.a melarikan diri.

It’s okay to fear of something, but it’s not okay to walk away just because of being afraid to face the risk.

New in My Favorite List

Kiyadon

Berawal dari beli tiket AirAsia pake CC Citibank, gue dan teman-teman seperjalanan dapet potongan tagihan dari Citibank sampai Rp. 500.000! Jadilah kita berenam pake duit dari Citibank itu buat makan-makan di Kiyadon. Karena gue nggak mau rugi, sebelum acara makan-makan, gue Google dulu menu makanan favorit di restoran ini. Baru baca dua atau tiga artikel, gue langsung mupeng! Satu hari menjelang acara makan-makan, gue udah terlebih dulu buka puasa di Kiyadon Emporium sendirian.

My favorite sushi at Kiyadon

Pertama kali makan di Kiyadon, gue pesen Ebi Fried Curry. Saus karenya kental dan gurih, rasa tepungnya enak, dan tekstur udangnya juga terasa pas dan tidak amis. Pas besoknya makan-makan gratis di Kiyadon Pacific Place, kita pesen banyaaaak banget varian sushi. Gue yang udah hampir 3 tahun mogok makan sushi, ternyata malah suka banget sama sushi di Kiyadon! Gue paling suka sama Pikachu dan Spicy Fried Salmon yang keduanya sudah digoreng matang sehingga tidak terasa amis sama sekali. Dan rasa mayonnaise-nya itu lho… mantap banget deh. Satu hari setelah itu, gue balik lag ike Kiyadon Taman Anggrek bareng adek-adek gue. Gue sempet nyobain menu nasi dibalut telur yang dipesen adek gue yang rasanya enggak kalah enak sama nasi kare yang pernah gue pesen.

Dari tiga lokasi Kiyadon yang udah gue coba, desain interior Kiyadon Emporium yang paling gue suka. Suasananya seolah makan di dalam hutan. Gelap banget, tapi ambience-nya enak banget buat duduk berlama-lama. Cocok juga buat dinner berdua bareng pasangan, hehehehe. Kalo Kiyadon Pacific Place suasananya lebih modern, sedangkan Kiyadon Taman Anggrek interior dan furniture-nya itu kelihatan Jepang banget. Dari segi keramahan, Kiyadon Emporium juaranya. Tapi yang asyik dari Kiyadon Taman Anggrek, di sana ocha free flow-nya bersifat complimentary alias gratis.

 

Cache Cache

Gue pernah naksir satu baju di Cache Cache (baca: kez kez), tapi nggak jadi gue beli karena kalo dilihat dari dekat, tekstur kaosnya agak berserabut. Baju itu udah sampe diskon 50%, tapi gue masih pikir-pikir dulu. Apesnya giliran gue udah mutusin buat beli, eeeh, itu baju udah dibeli sama orang lain! Di kemudian hari gue naksir lagi sama satu kaos model kelelawar. Suka sih sama model kaosnya, tapi gue nggak suka sama warna broken white. Again, setelah gue mutusin buat beli, si kaos cantik itu malahan udah sold out dalam waktu yang singkat.

Makanya waktu ada promo lebaran kemarin, gue langsung beli baju di Cache Cache. Gue beli satu kaos gambar kucing warna abu-abu yang modelnya lucu banget. Sama satu baju motif bunga-bunga yang modelnya nggak kalah cantik. Tapi ternyata gue agak nyesel sih, beli baju bunga-bunga itu. Abisnya motif floral itu terlalu feminim dan enggak gue banget aja gitu.

Oh ya, beberapa hari yang lalu gue beli baju lagi di Cache Cache Emporium yang lagi big sale up to 70%. Gue dengan beruntungnya dapetin satu dress berwarna beige yang cocok banget buat pesta siang hari, dan, diskon 70% dalam keadaan masih sempurna! Kemaren gue juga beli dress berwarna hitam yang lebih cocok untuk pesta malam hari. Sempet kecewa karena tinggal sisa size M. Jadi ragu-ragu mau beli dress hitam itu apa enggak. Untunglah pas gue keluar dari fitting room, gue lihat si manekin pake dress hitam yang gue naksir itu! Pas gue tanya sama SPG-nya, eh bener aja lho, manekin itu pake baju ukuran S. Jadilah si mbak SPG nyopot baju yang dipake patung buat dibeli sama gue, hehehehehe.

 

It Girl

Avatar gue di It Girl

Sebenernya udah sejak beberapa bulan yang lalu gue mulai main game di Facebook ini. Tapi baru sebulan belakangan ini gue mulai ketagihan main It Girl. Game-nya cewek banget. Kerjaannya cuma belanja baju, dandanin tokoh game gue, sama main showdown alias ngadu keren sama cewek-cewek lain di game itu. Well, kalo urusan belanja, jelas gue ini jagoannya, hehehehehe.

Dulu gue suka bingung kenapa orang-orang suka sampe segitunya main game online. Tapi nggak disangka-sangka, sekarang gue sendiri ikut-ikut ketagihan main game online. Bergadang cuma buat main game, sampe bikin banyak account Facebook buat supply energy ke tokoh game gue. Telat banget yah gue, baru mulai seneng main game online di umur segini, hehehehehe.

 

L’oreal True Match

Tadinya gue pikir, gue udah nggak bakal berpaling dari bedak padat Clinique yang pernah gue bahas sebelumnya. Tapi lama-lama gue ngerasa bedak Clinique itu coverage-nya kurang ok. Bedaknya emang ringan dan not cakey, tapi ya itu tadi… coverage-nya terlalu sheer. Tadinya gue mau coba ganti pake bedak MAC, tapi gara-gara enggak sreg sama SPG MAC di GI, akhirnya gue malah beli L’oreal. Gue lihat di Make-up Alley, bedak L’oreal ini termasuk produk yang rating-nya tinggi di kalangan cewek yang mukanya oily kayak gue. Dan sekali gue coba pake bedaknya, gue langsung suka!

Coverage-nya mantap tapi tetap terlihat natural alias enggak menor. Nggak kelihatan cakey meski sudah dipakai berjam-jam lamanya. Not the best in controlling oil but it’s not bad. Awalnya sempet break out pake bedak ini. Tapi setelah gue akalin dengan lebih rajin mengganti spons bedak, break out itu tidak pernah berulang lagi. So… bye-bye Clinique and definitely will buy L’oreal again.

 

Today in Pluit Village

Setelah gagal hunting baju di Emporium, Kelapa Gading, dan Pondok Gede, hari ini gue beralih ke Pulit Village. Jadi ceritanya, gue lagi butuh banget baju baru buat hang out. Gara-garanya waktu gue mengevaluasi lemari baju, rasanya kok koleksi baju gue itu menyedihkan banget… Kaos putih yang udah menguning, kaos kuning yang udah melar, kaos pink yang udah pudar, pilihan baju yang itu-itu aja buat ngantor di hari Jum’at, ada pula kaos favorit yang udah mulai copot manik-maniknya.

Setelah gue inget-inget lagi… ya ampun, ternyata gue udah lama banget enggak beli baju buat hang-out! Soalnya waktu di EY dulu, kecapekan kerja sepanjang weekdays bikin gue jadi males hang out di akhir pekan sehingga otomatis, gue enggak membutuhkan banyak baju buat pergi keluar. Tapi sekarang, berhubung setiap weekend gue pasti pergi ke luar, gue jadi baru sadar… kenapa setiap kali pergi, baju yang gue pake cuma itu-itu aja yah? Udah gitu anehnya, selama dua bulan terakhir, bukannya beli baju baru, gue kerjaannya malah beliin tas berbagai warna dan ikat pinggang berbagai model!

Makanya gue bertekad harus belanja baju baru secepatnya. Dan lebih baik gue pergi belanja sekarang sebelum shopping mall terlalu ramai sama orang-orang yang lagi hunting baju lebaran. Soalnya gue paling males belanja berdesakan, SPG juga jadi sibuk sama banyak customers, dan yang paling bikin bete adalah kalo sampe harus ngantri lama buat fitting room dan ngantri kasir juga.

Begitu sampai di Matahari Pluit Village, gue langsung jalan keliling satu putaran. Dan tadinya gue hampir aja ngebatalin niat buat beli baju di mall itu. Kayaknya kok enggak ada satupun model baju yang sesuai sama selera fashion gue gitu. Tapi begitu gue ngelihat manekin pake kaos merah polos yang modelnya keren banget itu… gue langsung berubah pikiran. I want to buy that cool red t-shirt!

Berawal dari si kaos merah, pandangan mata gue ketemu lagi sama kaos tangan panjang garis-garis hitam dan putih. Modelnya sederhana, tapi bakal serasi banget sama belt abu-abu metalik dan tas abu-abu Guess diskonan yang baru gue beli bulan lalu itu. Terus kaos hitam polos dengan kerah model Sabrina yang juga serasi dengan si tas abu-abu (gue sampe mikir, tahun depan ke Korea bawa tas abu-abu itu aja, soalnya udah ada makin banyak baju pasangannya, hehehehehe). Abis itu ada lagi kemeja semi kaos yang bisa gue pake kerja di hari Jum’at, sama yang paling gue suka adalah kaos Mickey Mouse yang jatuhnya bagus banget di badan gue. Waktu nyobain kaos itu di dalam kamar pas, gue gue langsung berjingkrak kegirangan ngelihat betapa cakepnya gue pake kaos itu. Model kaosnya unik, lucu, dan ngingetin gue sama koleksi kaos di Disneyland hanya saja dengan harga yang jauh lebih murah. I want it I want it!

Selain baju baru, gue juga butuh banget celana jeans baru. Dan celana jeans itu harus berwarna hitam. Soalnya, jeans warna lain yang pernah gue beli cuma berakhir mendekam di pojokan lemari. Tapi lagi-lagi, gue sempet pesimis bakal nemuin celana jeans yang pas. Selama ini gue emang susah banget sih,  nemuin celana panjang yang pas. Buat celana bahan aja, setelah nemuin merk Vesperine, gue udah enggak pernah lagi ngelirik merk lain. Cuma merk ini doang yang panjang ke bawah dan lebar ke sampingnya benar-benar pas sama bentuk tubuh gue yang tinggi kurus ini. Nah, kalo buat celana jeans, gue masih belum berhasil nemuin merk yang cocok.

Gue bener-bener heran sama koleksi jeans yang dijual di Matahari. Meskipun gue kurus, gue tetep enggak yakin celana jeans yang dipajang di sana itu bakal muat masuk sampai ke pinggang gue. Ukurannya itu kecil dan pendek banget! Tapi nggak disangka-sangka, gue nemuin jeans di pojokan dekat eskalator yang panjang celananya sampai menyentuh mata kaki gue. Wah, jarang-jarang ada nih. Udah gitu gue lihat, lebar pinggulnya juga enggak terlalu besar. Kemudian setelah gue coba, wow, it fits my body perfectly! Kalo misalkan jeans ini awet dipakai, maka merk ini nantinya bisa jadi satu-satunya merk jeans pilihan gue seperti Vesperine.

Berdasarkan hasil observasi, ada banyak banget baju motif tartan dan flowery yang dijual di berbagai shopping mall di Jakarta. Seems like tartan and flowery trend is back. Untuk baju motif bunga-bunga, well, emang lucu sih… cantik-cantik dan feminim banget juga. Tapi motif bunga itu kesannya gadis desa yang lugu, sangat enggak matching dengan fashion statement gue yang lebih mengarah ke sophisticated and fun. Kalo motif tartan, terlalu boyish, sampe gue nemuin kemeja kotak-kotak berwarna soft pink minggu lalu di Kepala Gading. Tartan is not my style but pink is definitely my color. Dan kayaknya siih, kemeja tartan pinky ini bakalan matching banget sama jeans baru gue, hehehehehe.

Keluar dari Matahari, gue nemuin satu toko yang khusus menjual baju-baju batik. Sekali lihat, gue langsung naksir sama baju yang dipake sama manekin! SPG yang ramah dan sabar melayani bikin gue jadi betah browsing baju di sana. Dasar gue senengnya ngerepotin orang… si mbaknya udah sampe ngeluarin seisi gudang, akhirnya yang gue beli tetep baju yang dipake sama si manekin, hehehehe. Awalnya gue sempet ragu karena ukurannya tinggal sisa yang XL doang. Size M yang dikeluarin dari gudang itu warnanya aneh-aneh semua. Jadi gue pikir… XL juga nggak papa, gue kan bisa pake belt cokelat yang ada di kosan. Dan bener aja lho… That brown belt matches my new batik dress perfectly. Ukuran yang kebesaran justru bikin baju jadi kelihatan mengembang setelah dipadukan dengan belt. Badan gue jadi kelihatan lebih berisi deh 🙂

Overall gue bener-bener menikmati aktivitas belanja hari ini. Dan yang paling bikin hepi adalah… udah belanja sebanyak itu, tapi habisnya enggak sampe jutaan rupiah lho. Dengan jumlah uang yang sama, kalo gue belanja di Sogo paling juga cuma dapet satu celana, satu kemeja, dan satu aksesoris lainnya aja. Padahal dari segi tampang, baju-baju yang gue beli hari ini kelihatannya enggak kalah mewah kok, sama baju-baju yang gue beli di Sogo dan Metro. Soal awet nggak awet… baju yang dulu gue beli di Matahari, masih ada beberapa yang masih bagus buat dipake lho. Jadi next time, kalo mau beli baju lagi, gue mau beli di Matahari Pluit Village lagi aah. Soalnya, Matahari di sini susunan rak display-nya enggak terlalu padat kayak Matahari Pondok Gede. At least, lorong utamanya masih muat buat dua orang, hehehehe.

Surat Kecil Untuk Tuhan

Awalnya, gue enggak gitu tertarik nonton film Surat Kecil Untuk Tuhan. Jalan ceritanya udah ketebak: penderitaan cewek pengidap kanker sampai akhirnya dia meninggal dunia. Entah udah ada berapa banyak cerita sejenis ini yang pernah gue baca atau tonton di film lain. Tapi hari ini, entah kenapa kaki gue malah melangkah ke XXI. Padahal tadinya, gue naik ke atas mall CL cuma buat cari makan. Kemudian waktu gue lihat film ini akan segera dimulai, tanpa pikir panjang gue langsung beli tiket nonton diikuti dengan satu porsi popcorn caramel dan es cokelat Oreo.

Ternyata emang bener… Dari segi cerita sih emang biasa dan standar banget. Plot cerita sengaja diatur untuk menguras air mata penonton. Gue sendiri sempet netesin air mata waktu ngelihat pacar si tokoh utama menangis sambil memeluk boneka kenangan mereka sesaat menjelang kematian pacarnya itu.

Alesan kenapa gue ikut sedih di adegan terakhir itu adalah rasa kagum gue sama sosok cowok dalam film ini. Secara film ini diangkat dari kisah nyata, makin tersentuhlah gue karena ternyata, masih ada cowok yang meskipun masih ABG, sudah bisa mencintai pacarnya dalam suka maupun duka. Bayangin aja… si cowok ini tetep setia sama pacarnya meskipun wajah si pacar sempat rusak berat yang disebabkan oleh kanker ganasnya itu. Makanya waktu di akhir film ditunjukkan foto asli dari masing-masing tokoh dalam kehidupan nyata, gue langsung excited banget. Jadi itu toh… wajah asli cowok yang luar biasa itu…

Moral of the story, film ini ngingetin gue untuk tidak menyerah dalam mengejar mimpi-mimpi gue. Gue ini emang tipe orang yang punya begitu banyak daftar keinginan dan gue udah banyak berusaha keras buat mencapai semua itu. Gue ingin bisa mewujudkan semua cita-cita gue sebelum nantinya gue tutup usia. Tapi gimanapun, tetep ada kalanya gue ngerasa capek. Gue sampe mikir, kenapa sih… gue seneng banget nyusahin diri gue sendiri? Kenapa juga gue harus takut mati sebelum sempat mencapai cita-cita gue? Toh kalo gue udah mati, gue nggak bakal ngerasa apa-apa lagi soal kegagalan gue itu…

Tapi berkat film ini, pola pikir gue jadi kembali lagi ke jalan yang benar. Setelah mati, mungkin gue emang nggak bakal lagi ambil pusing soal segala keinginan yang belum tercapai itu… Tapi gimana kalo gue tetap hidup tanpa memiliki pencapaian apapun? Atau gimana kalo kelak – amit-amit knock on the wood 3 kali – hal buruk yang sama seperti Keke dalam film ini juga menimpa diri gue?

Ada satu adegan lagi yang sangat membekas di benak gue. Ceritanya, udah sejak lama Keke mengimpikan tampil menari bersama sahabat-sahabatnya di salah satu acara tv. Tapi sayangnya, saat tiba giliran mereka untuk tampil, Keke hanya bisa menyaksikan keenam sahabatnya menari di acara itu dari pinggir panggung.

Jadi intinya, gue enggak mau sampai terjadi di masa yang akan datang, gue cuma bisa duduk pasrah menyaksikan sesuatu yang seharusnya dulu bisa gue miliki. Termasuk kalau sampai ada hal buruk yang menimpa gue, maka gue ingin pada saat itu, gue enggak memiliki penyesalan dalam bentuk apapun. Gue enggak mau ngerasa udah menyia-nyiakan masa lalu gue yang berharga itu. So from now on, I will try my best to pursue my dreams, whatever the risk is, and no matter how tired I am to deal with this.

Balik lagi soal film ini sendiri… Gue cukup terkesan sama akting natural para pemainnya, terutama akting pacarnya Keke yang tadi gue ceritakan. Muka cowok ini juga lumayan ganteng, ngingetin gue sama cowok imut-imut yang pernah gue lihat di film-film produksi Thailand. Kemudian selain akting para pemainnya, gue juga cukup terkesan sama special make-up yang berhasil bikin kanker di wajah tokoh Keke kelihatan real.

Pada akhirnya gue menyimpulkan, this movie is worth to watch. Apalagi di masa-masa film papan atasnya Hollywood masih belum balik lagi ke layar lebar kita… Jelas masih jauh lebih mending nonton film ini ketimbang nonton si pocong dkk! Oh iya, sekedar saran buat cowok-cowok. Kalo enggak mau kelihatan kurang macho, ya mendingan jangan pergi nonton film ini di bioskop ya, hehehehe.

Daftar Makanan dan Minuman Favorit Gue

Berikut ini daftar makanan dan minuman favorit gue, dilengkapi dengan nama restoran tempat gue biasa membeli menu tersebut.

APPETIZERS

  1. Sweet plum potato: Shin Lin. Ubi yang dipotong menyerupai French fries, dilumuri tepung, digoreng, kemudian ditaburi bumbu khusus setelah minyak ditiriskan. Gue sering lihat saat malam hari, sweet plum potato ini sudah habis terjual saking enaknya;
  2. Pangsit udang mayonnaise: Platinum dan Duck King. Yang gue suka dari pangsit udang mayonnaise di Platinum adalah rasa adonan pangsit gorengnya yang sederhana tapi bikin ketagihan. Berbeda dengan produknya Duck King yang lebih kaya rasa, terutama untuk rasa mayonnaise yang belum gue temukan tandingan kelezatannya;
  3. Chicken wings: Pizza Hut Delivery (PHD). PHD ini berbeda lho ya, dengan Pizza Hut yang restoran itu. PHD ini khusus melayani pesan antar dan take away saja dengan daftar menu dan harga yang berbeda dengan Pizza Hut biasa. Bicara soal chicken wings-nya… bener-bener jauh beda sama chicken wings di restoran Pizza Hut. Ukuran potongan ayam sedikit lebih besar, digoreng tepung, dan dilumuri 3 pilihan bumbu yang semuanya enak-enak banget! Oh iya, waktu gue makan di KFC Shenzhen, gue juga sempet nyobain chicken wings super enak. Sayang  banget KFC Indonesia enggak menjual menu yang sama;
  4. Jamur enoki: Ta’wan. Jamur enoki yang digoreng tepung ini rasanya bikin ketagihan. Adonan tepungnya itu lho yang bikin jamur ini jadi enak banget; dan
  5. Various salad selections: Syailendra JW Marriot. Waktu gue makan malem di restoran ini, menu yang gue ambil berkali-kali justru menu salad-nya. Ada banyak pilihan salad dan saus yang hampir semuanya itu enak-enak banget. Ada pula salad yang sejak awal memang sudah dilumuri semacam saus atau krim tertentu sehingga tanpa perlu ditambah dengan mayonnaise pun rasanya udah enak banget.


MAIN COURSE

  1. Spaghetti carbonara: Spaghetti House. Gue udah lupa gimana cara menggambarkan kelezatan makanan ini karena sekarang Spaghetii House di PP dan PS udah pada tutup 😦 Tapi baru-baru ini gue sempet nyobain menu pasta yang nggak kalah enaknya di Pancious. Nama menunya fettucini mushroom. Perpaduan rasa garlic dan cream cheese-nya itu bener-bener perfect banget deh. Tapi kalo untuk rasa mushroom-nya itu sendiri masih lebih enak menunya Pan O daripada Pancious. Both of them are worth to try;
  2. Mango cheese pancake: Pancious. Udah nyobain banyak menu di Pancious, tetep menu pancake inilah yang paling sering gue pesan saking enaknya. Untuk adonan pancake sih nggak ada yang istimewa lah ya. Tapi saus mangga yang dipadu sama keju cairnya itu yang bikin makanan ini jadi enak banget! Apalagi kalo kebetulan dapet potongan buah mangga yang kematangannya pas (tidak mentah tapi tidak juga terlalu matang) dijamin bikin ketagihan deh;
  3. Sausage baked rice: Nanny’s Pavilion. Rasa nasi bakar dan sosisnya itu sendiri sebenernya biasa-biasa aja. Tapi lagi-lagi, lelehan keju cair dan krim lembutnya itu yang bikin gue jadi suka banget sama makanan ini. Porsinya yang tidak terlalu besar juga pas banget buat ukuran lambung gue;
  4. Pandanus chicken: Pad Thai – Casablanca. Ayam goreng khas Thailand yang dibungkus daun pandan. Bumbu ayam goreng ini beda banget sama ayam goreng ala Indonesia dan bumbunya itu meresap sampai ke dalam dagingnya!
  5. Nasi kare ayam – The Peak Hongkong. I’m a huge fan of chicken curry! Udah enggak kehitung ada berapa menu kare yang pernah gue cobain. Dan sejauh ini, kare ayam yang gue makan waktu liburan di Hongkong itulah yang rasanya bener-bener paling enak. I will buy it again if someday I go back to visit Hongkong;
  6. Udang mayonnaise – Duck King. Sama kayak menu dimsum-nya, yang bikin makanan ini jadi enak banget adalah rasa mayonnaise-nya. Makes me wanna eat them more and more;
  7. Nasi gudeg – di sebuah rumah makan di kawasan Binus. Sampe sekarang, gue belum berhasil nemuin gudeg lain yang sama enaknya 😦 Cuma gudeg di tempat ini yang rasanya hampir menyerupai gudeg yang pertama gue makan waktu di Malioboro; dan
  8. Hotdog: DeJons – Tebet. Gue udah lama banget nggak makan di sini… Gue jadi udah lupa mendeskripsikan betapa enaknya hotdog di sini. Somebody take me there please, hehehehe.

This slideshow requires JavaScript.

DESSERTS

  1. Jackfruit pie: Rice Bowl. Adonan tepungnya enak, rasa nangkanya juga enak, berpadu sempurna sama es krim vanilla di atasnya;
  2. Brownie cheesecake: Seven Grain. Tekstur brownies-nya pas dan nggak bikin seret, rasa cheesecake-nya juga terasa enak banget waktu lumer di mulut;
  3. Blueberry cheesecake: Cheesecake Factory. Untuk tekstur cheesecake, this one is the best in its class. Yang bikin tambah enak adalah saus blueberry yang tidak asam tapi tidak juga terlalu manis. Rasa whip cream-nya juga enak dan tidak merusak rasa asli cheesecake dan saus blueberry-nya;
  4. Fruit pie: somewhere in Jakarta Pusat… Gue lupa nama tokonya, tapi yang masih gue inget, tiap lapisan pie mulai dari layer puding bening tipis di atasnya, adonan soft pie sampai adonan mangkuk pie-nya itu terasa manis, lembut, dan bener-bener bikin ketagihan!
  5. Strawberry cheesecake ice cream: Baskin Robbins. Saus sundae strawberry dan potongan cheesecake di dalam es krim rasa vanilla ini menyatu dengan sempurna saat lumer di mulut. Manisnya pas, berbeda dengan menu sejenis di Haagen Dazs yang agak-agak terlalu manis; dan
  6. Es cendol: Kinnaree – Phuket. Agak lucu juga yah, gue malah nemuin es cendol paling enak justru waktu liburan di Thailand. Just in case nggak bakal pernah balik lagi ke sana, maka gue sempet beberapa kali bolak-balik ngambil es cendol di restoran all you can eat tersebut.


BEVERAGES

  1. Thai ice tea: Fiesta Steak. Entah kenapa, terasa ada yang beda sama Thai Ice Tea yang dijual di Fiesta Steak. Rasa manisnya itu beda, pas di lidah, dan enak banget. Masih lebih enak daripada Thai Ice Tea yang sebelumnya biasa gue beli di Tamani Express;
  2. Minuman lidah buaya : Simply. Udah coba minuman sejenis di tempat lain, gue tetep lebih suka sama produk lidah buayanya Simply. Tekstur dan ukuran potongan lidah buayanya pas, manisnya juga pas, dan ampuh banget buat menyegarkan tenggorokan;
  3. Minuman rasa taro: Quickly. Rasanya termasuk manis banget, tapi gue lihat, orang-orang yang enggak gitu suka manis pun tetep menikmati jenis minuman ini. Abis rasanya emang enak banget sih;
  4. Banana milkshake: Nanny’s Pavilion. Rasa pisangnya manis, rasa susu dan es krimnya juga pas banget. Bener-bener banana milkshake yang paling enak yang pernah gue minum;
  5. Mango milkshake: Pancious. Mangganya terasa banget, berpadu sempurna sama blended vanilla milk and ice cream. I’m addicted to it since the first try (tapi anehnya, waktu gue pesen menu yang sama di Sency, rasa mango milkshake-nya agak-agak berbeda dengan yang pertama gue pesan di Emporium; dan
  6. Milo… I’m a big fan of Milo. Entah itu di McD, KFC, Dunkin, atau Pizza Hut, semuanya gue suka. Tapi kalo menurut gue, menu Milo di Pizza Hut yang rasanya paling enak apalagi kalo yang ditambahkan dengan satu scoop ice cream! It’s yummie to the fullest 🙂

8 Aplikasi Android Yang Mempermudah Hidup Gue

Mighty Grocery

Mighty Grocery ini adalah daftar belanja yang sangat mempermudah gue setiap kali belanja bulanan. Di Mighty Grocery, kita bisa create list berdasarkan nama tokonya. Di aplikasi gue, ada Carefour, Gramedia, Centro, dan Century. Di masing-masing list itu udah gue isi daftar barang apa aja yang perlu gue beli di toko-toko ybs.

Untuk setiap list itu sendiri, kita bisa membagi daftar barang berdasarkan susunan raknya. Misalkan, Pringles, Smax, dan Chitato gue letakkan di rak ‘Snacks’, pressed powder, eyelash serum, dan mascara gue letakkan di rak ‘Cosmetics’. Udah ada banyak default items dan juga default aisles di dalam aplikasi ini, tapi kita juga bisa create item dan aisle baru yang sesuai dengan keinginan kita.

Kelebihan lain dari aplikasi ini, kita bisa menggunakan barcode scanner (paid version only) untuk mengecek harga barang yang ingin kita beli. Harga yang kita scan itu akan otomatis masuk ke daftar belanja sehingga saat kita check out (sudah selesai belanja di salah satu toko), kita bisa melihat berapa total harga belanjaan kita itu. Ada setting untuk otomatis menghitung pajaknya juga lho.

Berkat aplikasi ini, nggak ada lagi barang yang kelupaan gue beli. Gue juga enggak lagi bolak-balik dari satu rak ke rak yang lainnya lagi karena ada yang tertinggal di rak sebelumnya itu. Bener-bener membantu gue saat berbelanja deh pokoknya. Satu-satunya fitur yang nggak pernah gue pake di aplikasi ini cuma daftar harga barangnya aja. Gue agak males nginput harga barang yang ada di daftar. Buat gue yang penting, jangan pernah membiarkan limit CC terisi penuh supaya tetep bisa bayar di kasir berapapun jumlah belanjaan gue, hehehehe.

Canimals Diary

Canimals Diary ini semacam kalender imut-imut yang multifungsi. Kita bisa bikin diary, bisa pula menginput periode datang bulan kita sehingga dia akan otomatis memprediksi kapan tanggal datang bulan kita yang selanjutnya. Buat yang udah berumah tangga, informasi tanggal ovulasi juga tersedia di aplikasi ini lho.

Buat cewek, jelas penting banget yah, mengamati periode datang bulan ini. Terlalu cepat dan terlalu telat itu bukan pertanda baik. Ada aplikasi sejenis di Android Market yang otomatis memberikan notifikasi pada tanggal di mana seharusnya kita sudah kembali datang bulan.

Oh ya, yang paling gue suka dari Canimals Diary ini adalah fitur stikernya. Ada banyak pilihan stiker untuk gue tempelkan di kalender harian gue dalam aplikasi ini. Misalnya, stiker ‘I’m Busy’, ‘I’m Broke’, ‘Happy’, ‘I’m in Love’, dan masih banyak lagi. Jadi kalo gue buka kalender, gue bisa melihat naik turunnya mood gue selama satu bulan yang bersangkutan hanya dengan melihat kumpulan stiker yang pernah gue tempel itu.

Travel Organizer

Sebelum ada aplikasi ini, gue selalu ngetik di hp semua barang yang perlu gue bawa saat travelling. Sekarang setelah ada aplikasi ini, gue tinggal centang-centang aja barang apa yang udah gue masukin ke dalam tas saat packing. Udah ada banyak daftar barang yang tersedia dalam aplikasi ini sehingga gue enggak perlu ngetik satu per satu nama barangnya. Untuk barang yang nggak applicable buat gue (misalnya topi, hairdryer, roll rambut) bisa gue remove dari daftar, dan barang yang belum tersedia di sana (misalnya jilbab, bros, peniti) bisa gue tambahkan ke dalam daftar barang. Asyiknya lagi, aplikasi ini juga punya fitur percentage of completion. Kalo angkanya udah nunjuk 100%, berarti packing gue udah selesai.

Documents to Go

Meskipun udah ada Canimals Diary, gue tetap lebih memilih nulis diary harian gue di Documents to Go. Soalnya kalo gue ngetik di sini, format file-nya ini .docx sehingga sudah pasti kompatibel dengan Microsoft Office di laptop gue. Untuk draft novel juga suka gue ketik pake aplikasi ini trus nanti file-nya gue transfer laptop dan tinggal gue gabungin deh, sama draft novel yang ada di laptop gue itu. Oh ya, aplikasi ini satu-satunya aplikasi di hp gue yang harganya lebih dari Rp. 100.000. Emang mahal, tapi worth it banget buat gue yang hobi nulis di manapun gue berada.

Bahasa Dictionary

Dari nama aplikasinya aja udah ketahuan yah, kalo ini tuh kamus bahasa Inggris 🙂 Bener-bener berguna dan praktis banget deh pokoknya. Nggak perlu lagi tuh, repot-repot beli kamus elektronik, hehehe.

Ringtone Maker

Dengan aplikasi ini, gue bisa memotong lagu yang akan gue jadikan ringtone sesuai keinginan tanpa me-replace lagu aslinya.

Yahoo Messenger & Whatsapp

Semenjak ganti hp ini, gue jadi lebih jarang kirim SMS. Gue kan bisa langsung chatting sama temen-temen gue via YM atau WhatsApp. Lebih hemat karena nggak bakal kena pulsa SMS 🙂 Sebagai gantinya, emang udah pasti bakal kenal pulsa internet sih. Tapi kan tiap bulan gue udah langganan broadband unlimited tuh. Jadi ya harus dimanfaatkan secara maksimal dong, hehehehe. Oh ya… bedanya Whatsapp dengan YM, kita enggak perlu add daftar temen kalo pake aplikasi ini. WhatsApp akan secara otomatis menambahkan semua contact di phonebook hp kita yang juga install WhatsApp di hp mereka. Asyiknya lagi, sama kayak BBM, WhatsApp ini akan selalu aktif selama hp kita aktif, dan kalaupun kita lagi enggak dapet sinyal internet, pesan yang dikirimkan teman akan tetap kita terima saat kita kembali online.

WordPress

Aplikasi WordPress ini memungkinkan gue untuk ngetik kemudian posting tulisan baru ke blog gue ini, melihat dan membalas comment, melihat daftar tulisan yang pernah gue buat (baik yang masih draft atau yang sudah published), dan juga memonitor site stat gue. Aplikasi ini tampilannya udah menyesuaikan dengan ukuran hp sehingga sangat praktis untuk digunakan. Oh ya, dari semua fitur di aplikasi ini, fitur yang paling sering gue gunakan adalah site stat. Kalo misalkan lagi dalam perjalanan, gue suka tetep penasaran berapa jumlah visitor di blog gue hari ini, hehehehe.

Android is Fun!

What is Android?

Intinya sih, Android itu adalah salah satu jenis operating system buat hp. Kalo untuk PC (personal computer), kita pasti udah familiar sama operating system Microsoft Windows, Linux, dan Macintosh (buat PC keluaran Apple). Nah, untuk operating system hp ini di antaranya ada Symbian yang sampai sekarang masih digunakan oleh Nokia, iOS untuk iPhone, Blackberry OS, dan android yang akan gue bahas dalam blog ini. Android yang kini dikelola oleh Google ini sendiri terus berkembang versinya dari waktu ke waktu. Pada saat tulisan ini dibuat, versi android yang paling baru adalah android versi 3.1. Setiap versi punya ‘nama panggilan’ menggunakan berbagai macam nama dessert. Misalnya, android 2.1 gue punya nama panggilan Eclair, dan 2.3 punya nama panggilan Gingerbread.

 

 

What it Android Application?

Dalam dunia PC, apa yang biasa disebut dengan application ini lebih populer dengan istilah software. Jadi android application itu bisa banyak jenisnya. Ada games, antivirus, aplikasi pengolah dokumen model Microsoft Office, live wallpaper alias wallpaper bergerak, kalender, aplikasi chatting, dan masih banyak lagi. Nanti akan ada posting tersendiri mengenai apliaksi android favorit gue.

 

What is Android Market?

Android Market itu toko online yang menyediakan berbagai macam aplikasi android. Ada aplikasi yang bisa kita download secara gratis, tapi ada juga aplikasi yang harus kita beli. Oh ya, aplikasi gratis bukan berarti aplikasi jelek loh. Angry Birds, game android, iPhone, iPad, dan iPod yang paling populer itu bisa kita dapetin secara gratis di Android Market. Tapiii, jangan kaget kalo saat kita sedang main game gratisan itu, tiba-tiba muncul iklan berseliweran di layar hp kita! Hanya aplikasi berbayar aja yang sudah pasti bebas dari iklan.

 

Why Choose Android?

  1. Ada banyak pilihan hp. Beda sama iOS yang cuma buat Apple atau Blackberry OS yang cuma buat BB, android ini banyak dibenamkan di berbagai merk hp, termasuk merk hp papan atas seperti Sony Ericsson dan juga Samsung. Salah satu alesan gue akhirnya memilih Xperia X10 adalah gue butuh hp dengan OS yang punya dan mampu meng-install banyak aplikasi menarik yang juga punya kamera dengan kualitas cemerlang;
  2. Ada lebih banyak pilihan aplikasi. Katanya siih, aplikasi yang tersedia di Android Market jumlahnya jauh lebih banyak dari aplikasi yang ditawarkan oleh App World BB, dan App Store-nya Apple. Tapi sebenernya sih, jenis aplikasi yang populer di android juga tersedia yang mirip atau bahkan yang sama persis di versi Apple-nya; dan
  3. Beda dengan OS tetangga sebelah yang gampang hang kalo banyak download aplikasi, android ini jauh lebih tahan banting buat urusan nampung banyak aplikasi. Android sering disebut sebagai OS pintar yang bisa mengatur sendiri batas kemampuannya dalam mengatasi jumlah aplikasi yang sedang running di dalam sistemnya. Buat orang yang hobi ngotak-ngatik hp kayak gue, maka hp tanpa banyak aplikasi rasanya jadi kurang fun 🙂

Saved By Cololite, Special Cleanser For Leather

Sekitar tiga minggu yang lalu, gue naksir berat sama tas warna pink di Charles & Keith Central Park. Sekali ngelirik, gue ambil dari rak display, gue coba sampirkan di bahu sambil berpose di depan kaca. It looked nice on me, so I started to peek the price tag… Sayangnya menurut gue, harga si tas a little bit expensive buat ukuran yang hanya sekecil itu.  Gue taruh lagi tasnya di atas rak, keliling-keliling, balik lagi ke rak itu… lihat-lihat tas lucu itu lagi… sampai akhirnya gue putusin untuk pulang dengan tangan kosong.

Beberapa hari kemudian, gue mampir lagi ke Charles & Keith Emporium. Niatnya sih, mau cari flat shoes buat dipake pas factory visit keesokan harinya. Dan ternyata, tas lucu itu ada juga di CK Emporium! Agaaaiiiin, gue pegang-pegang si tas lucu, sekali lagi melihat price tag-nya, dan tetap berkeras sama diri sendiri bahwa gue enggak butuh beli tas pinky sekecil itu.

Gue pun langsung beranjak ke toko lain mencari flat shoes yang harus ketemu malam itu juga. Tapi ternyata gue terus terbayang-bayang sama tas lucu itu. Akhirnya, setelah berhasil nemuin flat shoes berwarna soft pink, gue berpikir… sepatu baru gue itu bakal matching banget sama si tas lucu! Gue pun buru-buru balik ke CK buat beli tas inceran gue itu! Yaaay, I finally purchased my dream bag 🙂

Selama dua hari berikutnya, gue pakai sepatu dan tas baru buat acara factory visit yang sekaligus HRD training buat the new comers itu. Rasanya seneng banget ngelihat tas baru itu akhirnya udah jadi punya gue, hehehehe. Sampai di akhir hari ke dua… tiba-tiba gue syok ngelihat tas pinky gue yang udah terlihat dekil! Tanpa gue sadari udah ada banyak banget debu nempel di tas kulit sintetis gue itu!

Dengan panik, gue langsung bersihin tas gue itu pake tisu basah… tapi nggak berhasil! Gue langsung beralih bersihin tas pake sabun dan kain yang gue basahin, tapi tetep enggak berhasil! Abis itu gue kirim SMS ke temen gue Mitha, kali aja dia tau gimana cara bersihin tas gue itu. Sambil nunggu balesan dari Mitha, gue mulai meng-google cara ngebersihin tas berbahan dasar kulit sintetis. And you know what… ternyata bahan kulit dan kulit sintetis itu enggak boleh bersentuhan sama air! Pantesan ada pinggiran tas gue yang langsung sedikit mengelupas 😦

Akhirnya Mitha bales SMS gue, dia bilang coba pake minyak kayu putih. Menurut hasil Googling juga kebanyakan menyebutkan minyak kayu putih. Beberapa hari kemudian, gue sempet balik lagi ke CK Emporium buat beli sepatu kerja baru gara-gara sepatu kerja gue yang lama baru aja rusak. Di sana gue sempat tanya, dan SPG-nya juga menyebutkan minyak kayu putih. Sayangnya setelah gue coba, minyak kayu putih pun tetap tidak begitu membantu. Warna tasnya emang jadi sedikit lebih cerah, tapi tetap ada kotoran yang seperti mengendap di pori-pori permukaan tas. Sedih banget rasanya tas kesayangan gue yang masih baru itu udah kelihatan dekil kayak tas yang udah lama dipajang di rak toko!

Lalu hari ini, ceritanya gue sempet mampir ke gerai Guess di Plaza Semanggi. Iseng-iseng gue tanya sama SPG-nya, “Mbak, kalo bahan kayak gini (sambil menunjuk satu tas kulit sintetis di atas keranjang diskon) bersihinnya pake apa?”

Saat itu, gue sempet mengira lagi-lagi, SPG yang satu itu juga akan menyebut minyak kayu putih. Tapi ternyataaa, SPG Guess itu punya jawaban yang berbeda! Dia bilang, ada pembersih khusus bermerk Cololite yang bisa gue dapatkan di pasar swalayan! Yaaay, gue pun langsung meluncur ke Giant Plaza Semanggi!

Sempet muter-muter di Giant, bolak-balik dari satu rak ke rak lainnya, sampai akhirnya gue menemukan satu rak kecil yang memuat tulisan Cololite Leather Care! Waktu gue hampiri, isi rak itu pembersih dan semir buat sepatu semua! Gue nggak nemuin pembersih khusus tas berbahan kulit yang menurut SPG Guess tadi, bentuk kemasannya seperti odol. Yang paling mendekati yang ada di rak itu cuma Cololite Suede Lotion yang katanya bisa juga buat ngebersihin nubuck leather. Sebenernya gue ini enggak ngerti nubuck itu artinya apa. Gue cari di aplikasi kamus hp gue, sempet nyari juga di Google translate tapi tetep enggak ketemu terjemahan-nya nubuck itu. Akhirnya hanya dengan bermodal insting, gue tetap beli Cololite Suede Lotion itu.

Ini dia bentuk Cololite yang diformulasi khusus buat tas berbahan kulit. Sayangnya waktu di Giant, gue nggak berhasil nemuin Cololite yang satu ini.

Sesampainya di kosan, gue langsung coba bersihin si tas pinky pake Cololite. Caranya, tuangkan cairan dari dalam botol ke atas sponge yang sudah disediakan Cololite, kemudian langsung gue oleskan sponge tersebut ke atas permukaan tas secara searah, berulang-ulang, sampai busa dari sponge mulai kering dengan sendirinya. Dan taraaa, tas gue langsung bersih seperti baru lagi!

Tas gue setelah dibersihkan pake Cololite^^

Aaah, senangnyaaa… Thank you Cololite and thank that SPG in Guess Plaza Semanggi also 🙂

Notes: Fyi, harga Cololite ini enggak mahal, sebotolnya (isi netto 75 ml) cuma Rp. 50.000 lebih dikit. Worth it buat menjaga warna dan kebersihan tas atau sepatu kulit kesayangan kamu^^ Kalo tertarik, gue nemuin Cololite ini di bagian pakaian laki-laki di Giant Plaza Semanggi.