My Belated Farewell Note to Lazada

Biasanya, gue akan segera menulis farewell note gue di blog ini segera setelah hari terakhir gue di perusahaan ybs. Kali ini lain ceritanya. Hari terakhir gue di Lazada sudah lewat 2 minggu yang lalu sebenarnya, tapi gue baru ingin menulis farewell note itu baru-baru ini saja. Kenapa demikian? Karena ternyata, ini perpisahan paling berat yang pernah gue rasakan!

Sebetulnya gue sudah mengajukan resign sejak pertengahan tahun lalu. Cukup waktu untuk handover, cari pengganti gue, dan yang enggak kalah penting, untuk menyiapkan perasaan gue sendiri. Saat gue resign, gue sedang merasa sangat nyaman dengan tim terakhir gue di Lazada. Bukan cuma cocok dalam hal pekerjaan, tapi juga dalam hal-hal di luar pekerjaan. Berkat mereka, hidup gue di kantor jadi terasa lebih menyenangkan. Gue jadi lebih banyak tertawa, dan gue juga jadi merasa punya tim yang bisa gue percaya. Banyak orang yang bersikap berbeda di depan dan di belakang gue, tapi tim gue itu, gue yakini bukan salah satunya. Dan percaya nggak percaya, tim seperti itu sekarang ini sangat sulit untuk didapatkan!

Minggu pertama setelah resign, sangat terasa ada yang hilang dari keseharian gue. Makan siang jadi terasa berbeda, makan Indomie juga jadi terasa berbeda (sudah bukan lagi makan Indomie malam-malam di pinggir jalan dekat kantor). Ingin cerita ini-itu tapi tidak ada teman di sebelah gue yang bisa langsung gue ajak bicara. Dan tentu saja, sudah tidak ada lagi teman-teman cowok yang celetukannya bisa bikin gue tertawa terbahak-bahak!

Di akhir minggu pertama, gue enggak bisa tidur. Gue kangen Lazada. Timnya, sudut-sudut kantornya, kegilaan pekerjaan gue sehari-harinya, gue bahkan juga kangen dengan kamar kost yang sudah gue tinggalkan segera setelah resign dari Lazada itu. Baru terasa, sangat-sangat terasa, semuanya enggak akan pernah lagi kembali sama.

Ternyata memang benar, kita tidak akan benar-benar tahu apa yang pernah kita miliki sampai kita benar-benar kehilangan. Awalnya gue pikir, gue hanya akan kehilangan tim terbaik yang pernah gue punya saja, tapi ternyata, gue juga kehilangan sebagian kecil dari diri gue sendiri.

Gue mulai kerja di Lazada saat bisnis marketplace-nya baru lahir hampir 4 tahun yang lalu. Banyak kenangan, pengalaman, dan pembelajaran yang tidak ternilai harganya. Di sana gue dipertemukan dengan teman-teman baru, di sana juga gue kehilangan beberapa teman lainnya, di sana gue pernah sampai jatuh cinta (ada sampai belasan cowok yang gue pernah naksir selama kerja di sana, hehehe), di sana gue pernah berprestasi, di sana juga gue pernah melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan. Jika diingat lagi, sulit dipercaya semua itu pernah terjadi hanya dalam waktu kurang dari 4 tahun lamanya!

Di awal minggu ke dua, gue mulai mempertimbangkan untuk kembali kerja di perusahaan lainnya (awalnya, gue berniat fokus mengurus bisnis gue sendiri saja). Melihat betapa antusiasnya orang-orang di calon kantor baru gue itu pada akhirnya membuat gue mulai bilang sama diri gue sendiri, “It’s time to move on.”

Lazada, sampai kapanpun, akan selalu menjadi cerita favorit gue. Gue akan selalu bangga pernah menjadi bagian dari cerita sukses perusahaan ini. Kemudian soal tim gue, entah kenapa, gue mulai meyakini, “It was not a goodbye between us!”

I often feel blessed with my life, and Lazada has been one of the greatest blessings in my entire life. Thanks to you, Lazada! Thanks for the memories and all those crazy days! You will be missed.

xoxo,

Riffa.

2 thoughts on “My Belated Farewell Note to Lazada

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s