Dulu banget, gue pernah merasakan hidup yang membosankan. Hidup tanpa gairah, sering merasa kesepian, yang pada intinya, hidup gue tidak terasa membahagiakan. Pernah berada di posisi itu membuat gue dengan mudah membedakan kapan gue happy dan kapan gue unhappy dengan hidup gue sendiri.
Mungkin, definisi bahagia VS tidak bahagia bisa berbeda dari satu orang dengan orang lainnya, tapi setidaknya untuk diri gue sendiri, berikut ini 10 hal yang menandakan gue sedang merasa unhappy.
- Tidak begairah. Tidak semangat untuk memulai kegiatan sehari-hari. Rutinitas harian mulai terasa sebagai beban. Hal-hal rutin yang biasanya gue nikmati (seperti dandan di pagi hari) akan berubah menjadi sesuatu yang terasa merepotkan;
- Sering merasa kesepian. Rasa kesepian ini agak susah digambarkan dengan kata-kata. Yang jelas saat gue sudah sampai fase ini, gue akan tetap merasa sendirian meskipun sebetulnya gue sedang berada di tengah keramaian atau bahkan saat gue tengah berada di tengah orang-orang yang paling dekat dengan gue;
- Lebih suka menyendiri. Meskipun sedang merasa kesepian, anehnya, gue justru lebih memilih untuk sendiri saat gue sedang sedih-sedihnya. Sendiri di sini bukan sendiri dalam artian me time yang sifatnya menyenangkan, tapi betul-betul sendiri hanya untuk tidur seharian dan melakukan hal-hal yang sebetulnya membosankan (seperti membaca Facebook timeline gue sampai habis misalnya, hehehehe);
- Jarang tersenyum, apalagi tertawa terbahak-bahak. Saat unhappy, senyum gue hanya senyum demi keperluan sopan-santun saja. Kalau sudah parah, nonton film lucu sekalipun tidak akan bisa memancing senyum dan tawa gue sama sekali;
- Lebih sering marah-marah. Emang sih, pada dasarnya gue emang tipe orang yang gampang marah. Dan saat gue ngerasa unhappy, frekuensi ngomel gue akan jadi lebih sering. Hal-hal sepele yang biasanya bisa gue abaikan jadi lebih mudah bikin gue ngerasa marah;
- Merasa iri melihat kebahagiaan atau kesuksesan orang lain. Pada dasarnya gue tipe orang yang sangat jarang merasa iri, kecuali saat hidup gue sendiri sedang luar biasa sedihnya. Untungnya gue bukan tipe orang yang suka berbuat jahat saat merasa iri dengan orang lain, gue cuma jadi lebih memilih jaga jarak dulu dari orang yang bikin gue ngerasa iri itu. Kenapa begitu? Karena melihat orang yang memiliki sesuatu yang justru sedang jadi masalah buat gue saat itu rasanya seperti pengingat atas unhappiness gue sendiri;
- Susah tidur di malam hari, tapi sekalinya tidur, gue akan butuh jam tidur lebih panjang dari biasanya. Mengingat masalah besar yang tengah gue hadapi betulan bisa membuat rasa kantuk gue menghilang dengan sendirinya. Kemudian saat sudah bisa tidur, gue cenderung malas untuk cepat-cepat bangun karena saat sudah terjaga, gue jadi harus kembali menghadapi masalah besar gue itu;
- Tidur tidak nyenyak. Definisi tidur tidak nyenyak buat gue adalah saat gue beberapa kali terbangun di tengah malam dan saat gue melihat jam, ternyata gue baru tidur sebentar saja! Tidur yang nggak nyenyak juga ditandai tubuh yang terasa lemas dan pegal di pagi hari. Itu sebabnya tidur yang tidak nyenyak hanya membuat gue semakin lama bermalas-malasan di atas tempat tidur meskipun sebetulnya gue sudah sepenuhnya terjaga;
- Tidak nafsu makan. Gue jadi betulan cuma makan kalau sudah terasa sangat lapar saja. Makan tidak lagi terasa menyenangkan. Tidak ada satupun makanan enak yang bisa memancing nafsu makan gue. Ini yang bikin gue bisa jadi tambah kurus! Badan gue ini benar-benar gampang turun beratnya tapi sangat susah untuk bisa naik melebihi 50 KG; dan
- Mudah jatuh sakit. Sering sakit kepala, magh gue kambuh, sakit tenggorokan dan sinusitis… Saat sedang unhappy, gue betulan bisa sakit sebulan sekali dan bisa lebih sering lagi jika tertular orang lain yang sedang sakit. Kayaknya unhappiness bikin daya tahan tubuh gue jadi melemah sehingga gampang banget ketularan orang lain.
Terdengar menyedihkan? Memang iya! Itu sebabnya, saat gue sadar sudah mulai tidak bahagia, gue akan berusaha untuk cari solusi secepatnya. Gue sangat tidak suka berlama-lama terjebak dalam unhappiness. Hidup gue jadi terasa not worth living aja gitu.
Saat mulai merasa unhappy, sebisa mungkin gue akan cari penyebab dan juga cari solusinya tanpa perlu selama-lamanya menjauh dari sumber masalahnya. Jika upaya untuk berdamai dengan sumber masalah itu tidak berhasil buat gue, barulah gue memilih untuk pelan-pelan mengambil jarak.
Sekali lagi, hidup terlalu pendek untuk tidak merasa bahagia. Kenali diri sendiri, upayakan dan bahagiakan diri sendiri. Jika kita tidak bisa membahagiakan diri kita sendiri, maka tidak akan pernah ada orang lain yang bisa membuat kita merasa bahagia.
Wish you all a happy Sunday!