People Can Change, Can’t They?

Gue sangat sering mendengar statement seperti ini tentang orang-orang di sekitar gue, “Dia udah enggak bisa berubah. Sampai kapanpun, dia akan tetap kayak gitu.”

Seringkali, gue juga ikut terbawa arus. Sering merasa frustasi karena berkali-berkali terbentur masalah yang sama dengan orang yang sama bikin gue jadi pesimis. Harapan bahwa keadaan bisa membaik, mereka bisa berubah jadi lebih baik, lama kelamaan mulai pudar dengan sendirinya.

Kemudian hari ini, di salah satu hari santai gue, saat sedang asyik bermalasan di atas kasur dengan setumpuk bantal dan selimut tebal, tiba-tiba saja gue teringat dengan diri gue yang dulu. Ada begitu banyak hal yang sudah berubah dari diri gue sendiri.

Gue yang dulunya penakut, sekarang malah dikenal sebagai orang yang sangat berani dalam begitu banyak hal (I’ll write more about this later).

Gue yang dulunya pesimis dan minder, sekarang sudah selalu optimis dan punya kepercayaan yang besar terhadap diri gue sendiri.

Gue yang dulunya paling malas bersosialisasi, sekarang justru tidak terbayang jika harus hidup tanpa ada sahabat yang menemani.

Atau yang paling ekstrim, gue yang tadinya pemalas dan sering dapat nilai jelek di sekolah, sekarang alhamdulillah, mulai berhasil mewujudkan karier yang dulu gue impikan untuk diri gue sendiri.

Selain empat hal yang baru saja gue sebutkan, ada pula beberapa kebiasaan jelek gue yang sekarang sudah benar-benar jadi bagian dari masa lalu gue. Malu rasanya kalau ingat dulu gue pernah berperilaku seperti itu. Sehingga pada akhirnya gue berpikiran, “Jika gue bisa berubah, kenapa orang lain tidak bisa?”

Memang benar butuh waktu yang lama untuk seseorang bisa mengubah karakter buruk mereka. Orang yang baru mengenal gue satu atau dua tahun tentu tidak dapat mengenali perubahan dalam diri gue ini, tapi orang yang sudah mengenal gue sejak lama, pastilah tahu betul bedanya gue yang sekarang dengan gue di waktu yang lalu. Atau misalkan teman gue di kantor yang lama bekerja kembali dengan gue di kantor yang sekarang, pastilah mereka bisa mengenali perbedaan-perbedaan dalam diri gue ini.

Bagaimana cara agar bisa berubah jadi lebih baik?

Tidak ada cara yang mudah, tentunya. Prosesnya panjang, dan kadang, terasa berat untuk dilewati. Tidak menutup kemungkinan, perubahan justru datang dari tamparan keras yang pernah kita terima di waktu yang lalu. Awalnya, tentu ada up and down. Kadang bisa berubah, kadang kembali lagi ke bad habit kita itu. Terus begitu, hingga lama kelamaan, kita mulai perlahan terlahir kembali menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri.

Dibutuhkan waktu lama, sangat lama, atau bahkan, perlu berusaha sepanjang hidup kita, untuk bisa menjadi pribadi yang benar-benar kita inginkan. Makanya, diperlukan konsistensi, kesabaran, dan pantang menyerah untuk bisa memperbaiki diri! Jangan pula frustasi saat menyadari bahwa sebetulnya, sekeras apapun kita berusaha, kita tetap tidak akan pernah bisa menjadi sempurna.

Langkah pertama dari perubahan adalah mengakui bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki. Mulai dari situ dulu! Jika belum apa-apa kita sudah merasa sempurna, jika kita selalu merasa tidak ada yang salah dari diri kita sendiri, ya jangan kaget jika hidup kita akan tetap begitu-begitu saja. Jangan kaget jika bertahun-tahun dari sekarang, kita tetap menjadi kita yang bertingkah laku tidak sesuai dengan usia!

Sampai kapanpun, kita tetap tidak akan bisa menyenangkan semua orang. Kita tetap tidak akan pernah bisa punya hati persis seperti malaikat. Kita tetap manusia biasa yang dibekali dengan perasaan dengan segala keterbatasannya. TAPI, semua itu tidak boleh jadi alasan untuk bisa bersikap seenaknya saja! Cintai diri kita apa adanya, tapi tetap berusaha untuk menjadi versi terbaik yang kita bisa.

Be better and make yourself proud!

Five Qualities of People I Most Enjoy to Work With

Berawal dari tulisan ini, gue jadi terinspirasi untuk menulis artikel yang sejenis: lima kualitas yang paling gue sukai di dunia kerja. Check this out!

  1. Always get things done. Gue paling malas kerja bareng orang yang banyak ide tanpa ada realisasi. Atau, ada realisasi, tapi tidak tahu bagaimana cara menyelesaikannya dengan baik. Tipikal rekan kerja yang hanya akan buang-buang jam kerja tim gue saja! Sebaliknya, gue paling senang kerja bareng orang yang betulan mampu get things done, bahkan dalam situasi tersulit sekalipun! Paling lega rasanya saat kerja bareng kolega yang seperti ini! They have really made my life at work become easier!
  2. Always do the extra miles (including always think of everything one step ahead!). Gue paling kagum saat tahu bahwa ada rekan kerja yang ternyata sudah punya solusi untuk mengantisipasi masalah yang baru gue sadari bisa saja terjadi di masa depan nanti. Tipe orang yang bersedia meluangkan lebih banyak waktu untuk memikirkan pekerjaannya baik-baik dan juga bersedia untuk bekerja lebih keras untuk memberikan lebih banyak nilai tambah dalam pekerjaannya itu;
  3. Tidak suka hitung-hitungan. Apa definisi hitung-hitungan menurut gue? Pulang kerja mesti banget selalu tenggo. Sedikit-sedikit menolak sesuatu hanya dengan dalih, “Itu bukan kerjaan gue.”  
  4. Knows what they do, understands the business, inside out. Gue sangat menikmati kerja bareng atau sekedar ngobrol dengan orang yang bisa membuat gue jadi lebih knowledgable. Bidang gue atau bukan, gue tetap suka mempelajari hal baru dari mereka! Menurut gue, tipe pekerja seperti ini adalah aset untuk perusahaan tempat mereka bekerja; dan
  5. Supportive and help each other. Banyak orang yang sangat egois saat sudah berurusan dengan pekerjaan. Hanya peduli dengan KPI dan kepentingan mereka sendiri saja, atau kalau perlu, menjadikan orang lain sebagai kambing hitam hanya untuk menyelamatkan karier mereka sendiri! Itu sebabnya, saat menemukan rekan kerja yang tulus bersikap suportif (terutama di saat-saat sulit), rasanya seperti menemukan barang langka!