Five ‘Selfish’ Things that Make You Happy

Belakangan ini gue semakin menyadari… ada beberapa hal terkesan egois, keras kepala, dan self-centered yang ternyata justru udah bikin hidup gue jadi lebih happy. Hati gue jadi lebih tenang, beban terasa berkurang, sehingga ujung-ujungnya itu tadi: hidup gue jadi terasa lebih bahagia. Apa saja persisnya? Berikut daftar lengkapnya!

.

Put yourself first

Konsep put yourself first itu enggak selamanya jelek lho. Tapi bukan berarti kita jadi boleh merugikan orang lain hanya demi kepentingan diri kita sendiri! Lalu apa persisnya yang dimaksud dengan put yourself first? Agak sulit untuk dijelaskan dalam kata-kata, tapi berikut ini contoh nyata dalam hidup gue sendiri:

  • Waktu gue masih SMA dulu, nyokap pengen banget gue kerja jadi dokter. Nggak heran saat gue lebih memilih masuk IPS karena pengen ambil kuliah jurusan Ekonomi, nyokap ngambek berat. Gue pengen kerja kantoran, bukan kerja di rumah sakit. Buat banyak orang, keputusan gue itu terkesan seperti anak durhaka yang tidak mau menyenangkan orang tua sendiri, tapi gue enggak pernah sekalipun menyesali keputusan itu. I did very well in college and I believe that I have nailed my career as well. And I know for sure, my Mom is now very proud for the one that I’ve become 🙂
  • Hari terakhir jalan-jalan di Jepang bulan Mei tahun ini, gue dan teman-teman seperjalanan memutuskan untuk berpisah selama sehari penuh. Ada yang sibuk hunting foto, ada yang lebih memilih nonton pertunjukan budaya, dan ada gue yang tentu lebih memilih pergi ke Sanrio Puroland. I’m a Hello Kitty big fan! Orang lain bisa jadi berpikir tim gue ini aneh dan kurang solid. But hey, we are four different people with four different interests! I did put my wish first and I never regret my solo traveling to Sanrio Puroland that day. Not at all!
  • Beberapa bulan belakangan ini, gue bekerja 12-14 jam dalam sehari. Puncaknya hari Kamis kemarin, gue pulang kerja jam 3 pagi! Tiga jam kemudian, gue udah harus balik lagi ke kantor untuk acara outing. Akibatnya, meski belum sampai tengah malam, gue udah ngantuk berat! Saat gue coba bertahan demi nunggu 1 game terakhir, eeh, gue malah ketiduran di ruang tamu! Gue lalu pindah ke kamar dan tidur pulas sampai pagi… It might look selfish, but I know what my body needs, and that one long sleep has been one of the best sleeps to me for these past few months.

.

Be stubborn a little bit

Gue tipe orang yang meyakini bahwa menjadi keras kepala itu tidak selamanya buruk. Segala sesuatu dalam hidup ini sudah PASTI punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sehingga kenyataannya, diperlukan mental baja hanya untuk bisa bertahan dalam keputusan yang sudah pernah kita buat sebelumnya. Selama kita sudah melakukan hal yang benar, melakukan hal yang terbaik yang bisa kita lakukan, maka kita harus bisa bersikap ‘keras kepala’ supaya kita bisa terus melaju sampai ke ‘finish line’.

Always do remember: keep changing our minds just because of that one bumpy road will always make us starting over again and again until finally, we get frustrated and unhappy with ourselves. Be stubborn enough to give our very best fight before we decide to give it up.

.

Stop listening to everyone’s judgment

Mau di manapun dan sampai kapan pun, akan selalu ada orang-orang yang seenaknya memberi pendapat tentang diri kita ini. Ada yang terang-terangan ngomong di depan, ada pula yang cuma bisa bergosip atau menggerutu di belakang. Untuk yang cuma berani ngomong di belakang, sudah jelas tidak perlu didengarkan. Mereka tidak cukup berani untuk ngomong di depan karena mereka tahu, tuduhan mereka itu tidak sepenuhnya benar. Lalu bagaimana dengan feedback yang langsung diberikan kepada kita?

Ada kalanya, feedback itu baik untuk pengembangan diri kita, TAPI, jangan sampai kita kehilangan jati diri hanya karena menerima masukan dari orang lain. Ingat bahwa pada akhirnya, feedback itu tetap ada unsur subjektif. Semua orang, termasuk diri kita sendiri, pastilah mempunyai kecenderungan untuk menilai segala sesuatu berdasarkan pengalaman pribadi. Padahal, apa yang dianggap baik menurut pengalaman hidup orang lain, belum tentu sesuatu yang baik untuk hidup kita sendiri.

Trying hard to be the best version of ourselves is already more than enough. Jangan ‘menyiksa’ diri dengan malah jadi tertekan dengan penilaian orang lain. Ingat bahwa kita TIDAK AKAN pernah bisa menyenangkan SEMUA orang di sekitar kita! Ingat pula bahwa bagaimanapun, tetap kita yang paling mengenal diri kita sendiri. Hanya kita yang pernah berjalan ribuan kilometer dalam sepatu milik kita sendiri!

Once you know how to get it right, you’ll be the happiest person you’ll ever know. Trust me!

.

Don’t be afraid of being alone

Gue bukan tipe orang yang takut pergi nonton sendirian. Ada kalanya, film yang gue suka justru dianggap aneh oleh teman-teman gue. Ada kalanya, gue malas pulang kantor karena masih macet sehingga lebih memilih nonton sendirian, secara sifatnya juga dadakan. Malah ada pula kalanya, gue emang lagi kepengen nonton sendirian aja.

Lebih jauh lagi, gue bukan tipe orang yang takut pergi jalan-jalan – bahkan sampai ke luar negeri – sendirian. Kalo emang waktu yang tepat buat gue bukan waktu yang tepat buat teman-teman gue, maka apa salahnya tetap pergi sendirian? There are many true travelers who believe that solo-traveling has made them a better person than before. Meskipun gue tetap lebih suka traveling in group, gue juga tetap menikmati, bahkan sangat menikmati, solo traveling gue itu.

Do not wait for everyone else just to get the things that you want to have. If you want it, then go for it! The more you go for your wishes, the more chances you have to get more fun in your life!

.

Learn to let people go

Tidak semua orang akan tetap menemani kehidupan kita untuk selama-lamanya. Ada orang yang datang dan pergi, ada yang benar-benar hanya untuk satu masa tertentu dalam hidup kita, dan ada pula yang akan menemani selama-lamanya. Hanya saja sedihnya, orang yang akan stay forever tidak akan pernah sebanyak yang kita kira. Itulah sebabnya, kita harus belajar ikhlas melepaskan orang-orang yang sudah beranjak pergi dari hidup kita ini.

Berusaha bertahan demi orang yang tidak mau repot-repot meluangkan waktunya untuk kita hanya akan membuat kita merasa ‘terbuang’. Kita harus tahu kapan waktunya melepaskan dan merelakan mereka yang sudah beranjak dengan hidupnya sendiri. Nggak perlu bertanya-tanya, “Apa yang salah sama gue?”

Guys, It’s NOT about us, it’s them! Because if they are good enough for us, they will try their best to keep going with us instead of leaving us behind just like nothing ever happened before. Let go, move on, and believe me when I say that you will meet so many new awesome friends along the way. Have fun and share your happiness with the ones who willingly do the same for you.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s