Rasa optimis gue buat apply beasiswa ke Aussie via program ADS tiba-tiba jadi meredup. Lucunya, optimisme itu justru pudar waktu gue lagi browsing universitas pilihan yang akan gue tulis di formulir pendaftaran. Soal jurusan, gue udah mantep kepengen ambil program MBA. Soal mau ambil MBA di kampus mana aja yang gue masih belum tau.
Kemudian hari ini, gue udah tau dan udah yakin mau coba propose ke mana. Gue akan propose program MBA untuk pilihan pertama dan ke dua di dua universitas yang berbeda. Meski begitu… ternyata di hari yang sama ini pula, gue jadi ngerasa peluang gue dapet beasiswa di program MBA itu akan sangat-sangat-sangat tipis.
Kenapa bisa begitu? Karena:
- Gue baru tau kalo MBA itu mahal banget. Biaya kuliahnya bisa dua kali lebih mahal daripada master of accounting bahkan master of engineering. Padahal secara logika sederhana gue, mestinya engineering itu lebih mahal dong? Mesti banyak praktek di laboratorium yang canggih-canggih gitu nggak sih?
- Gue udah lihat-lihat testimoni perwakilan alumni di website-nya ADS, dan dari 23 alumni itu, enggak ada satupun yang dulunya dapet beasiswa untuk program MBA;
- Ada salah satu program beasiswa di UK yang menyatakan dengan jelas bahwa mereka tidak menerima aplikasi beasiswa untuk program MBA;
- ADS punya 4 priority area, dan satu-satunya area yang matching sama background pendidikan dan karier gue itu cuma “sustainable growth and economic management”. Nah, di area yang gue sebut ini, enggak ada tuh tertulis priority field of study untuk MBA. Adanya cuma master of economy yang enggak gitu sesuai sama keinginan gue;
- Sejak awal gue udah tau bahwa 2/3 beasiswa diberikan untuk PNS, 50% untuk targeted sector category, 30% untuk applicants dari NTT, NTB, Papua, dan Aceh. Naaah, secara gue bukan PNS, bukan pula berasal dari targeted sector yang dimaksud, dan bukan pula dari 4 daerah itu, maka otomatis peluang gue bakalan kecil banget 😦
- Gue naksir The University of New South Wales dan The University of Melbourne. Di UNSW, gue udah memenuhi persyaratan skor IELTS minimumnya, tapiii, mereka require minimum3 years – after first degree graduation – working experience as a professional sedangkan gue cuma pengalaman kerja di EY selama 2 tahun 7 bulan. Kalo di UOM, enggak ada masalah di requirement terkait pengalaman kerja, tapiii, yang jadi masalah itu malah skor IELTS gue yang masih kurang 0,5!
Soal field of study, emang siiih, ADS masih terima field of study lainnya. Tapi ya itu tadi, peluang beasiswa program MBA akan sangat kecil karena tidak masuk ke dalam daftar prioritas mereka 😦
Soal pengalaman kerja masih bisa diakalin karena selain kerja sebagai profesional, managerial experience juga masuk hitungan. Walaupun kerjaan gue di kantor baru bukan sebagai manajer, tapi secara posisi udah bisa dikategorikan managerial level.
Kemudian soal skor IELTS yang masih kurang 0.5, skor gue saat ini masih belum final. Kalo gue berhasil dapetin beasiswa dari ADS, gue bakal disuruh ikut sekolah bahasa untuk mencapai skor IELTS minimum yang disyaratkan. Tapi kan tetep ajaaa, gue ngerasa lebih pede kalo dari awal, skor IELTS gue udah dianggap cukup…
Sempet kepikiran, gue mengganti jurusan ke bidang studi yang lebih mudah, lebih murah, dan punya peluang lebih besar untuk di-approve. Tapiii, heeey, gue harus inget dong, sama cita-cita gue buat jadi konsultan bisnis. Gue harus konsisten! Sia-sia udah jauh-jauh ke Aussie kalo masih tidak sejalan dengan cita-cita besar gue itu…
Jadi ya sudahlah. Meskipun peluangnya tipis, meskipun gue udah tidak lagi begitu optimis, yang penting gue tetap mencoba. Kalo gue gagal dapetin ADS dari Aussie, kan masih ada Fullbright dari USA, dan Chevening dari UK. Kalo tiga-tiganya gagal, dengan asumsi gue panjang umur, kan masih ada tahun-tahun depannya lagi. Kalo sampe gagal berkali-kali, ya siapa tau gue ketiban rejeki nomplok terus jadi punya uang AUD 100.000 buat modal kuliah MBA di Aussie, hehehehe.
Gue pasti lah bakal bahagia banget kalo gue berhasil dapetin beasiswa sesuai keinginan, dan sebaliknya pasti bakal sedih setengah mati kalau yang terjadi malah enggak sesuai sama harapan gue itu. Tapi, hanya dengan melihat usaha gue untuk mewujudkan mimpi gue ini pun, gue udah ngerasa bangga sama diri gue sendiri. Gue inget banget… waktu abis absen sidik jari sesaat menjelang tes IELTS, saat mulai menapaki tangga menuju ruangan tes, gue ngerasa terharu… Saat itu, dalam hati gue berpikir, “Oh my God, I’m finally doing this! I’m finally doing something to pursue my dream.”
So yes, I’m taking the risk of failing this scholarship. Dan buat gue, lebih baik bersedih karena gagal daripada bersedih karena menyesal tidak pernah mencoba selagi bisa.
Jadi bismilahirrahmanirrahim… akhirnya hari ini gue isi dua pilihan yang gue propose ke panitia ADS:
Pilihan pertama: AGSM MBA @ Australian School of Business – The University of New South Wales.
Pilihan ke dua: MBA @ Melbourne Business School – The University of Melbourne.