Where Rainbows End

Gue baru aja selesai baca novel yang berjudul Where Rainbows End. Novel ini bercerita tentang Alex dan Rosie, dua orang yang sudah bersahabat sejak umur 5 tahun, tetapi baru menyatu sebagai sepasang kekasih saat sudah berusia 50 tahun! Setelah sekian banyak rintangan, cobaan, dan gangguan, akhirnya mereka bisa leluasa mengutarakan cinta…

Seperti biasa, gue penggemar berat kisah cinta platonik alias kisah cinta antar sahabat, dan Where Rainbows End baru aja bergabung dalam daftar novel favorit gue.

Kenapa novel ini diberi judul Where Raibows End? Karena ada satu adegan yang menyebutkan, si Rosie ini ibarat seseorang yang tidak pernah letih mencari tempat di mana pelangi akan berakhir. Lalu meski tidak disebutkan di akhir cerita, gue ingin menyimpulkan bahwa pelangi itu dimulai dari hati kita lalu berakhir di dalam hati orang yang kita cintai.

Novel ini seperti hendak menyampaikan bahwa kita tidak selalu mendapatkan apa saja yang kita inginkan dalam hidup ini. Seringkali, kita harus terlebih dahulu melewati begitu banyak jalan berliku nan terjal sebelum sampai di tempat tujuan. Sama seperti Rosie dan Alex yang harus menunggu 45 tahun untuk mengabadikan cinta mereka berdua…

Meski begitu, jujur gue pribadi tidak menginginkan hal seperti itu terjadi dalam hidup gue nanti. Nunggu orang yang gue cintai selama 45 tahun? Yang bener aja! Masa’ gue dan dia baru bersatu saat sudah mulai berkeriput, sudah mulai sakit-sakitan, dan sudah tidak lagi memiliki jiwa muda yang menggelora?

I want to spend a lot of time with someone whom I love. I want to have two or three children and watch them growing up together with my beloved one. I want to have him in every important moment of my life. So why should I wait for 45 years if I already found the person when I was young?

Intinya, gue cuma mau bilang, kebahagiaan dalam hal mencintai dan dicintai itu seringkali harus dicari. Kalo kata film Prime: love is work. Lalu kalo kata film My Best Friend’s Wedding: if you love somebody, say it, or the moment will pass you by.

Cinta memang jatuh dari atas langit; dia datang sendiri tanpa pernah kita minta kehadirannya di dalam hati. Akan tetapi, memperoleh kebahagiaan bersama orang yang kita cintai tidak turun begitu saja dari atas langit! Butuh perjuangan, pengorbanan, bahkan luka dan air mata untuk membuat cinta itu menjadi abadi.

Well, sebut gue sok tahu, karena gue terus aja berteori kayak gini meskipun gue sendiri belum menemukan seseorang yang gue cari, hehe… Tapi, kalo nanti gue udah ketemu sama orangnya, I will have my rainbow ends inside his heart (tanpa perlu menunggu jadi nenek-nenek terlebih dahulu, hehe…).

Happy hunting for your rainbow!

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s