Apa Sih Susahnya Ikut Berbahagia Buat Sesama Perempuan?

Kemarin malam, gue mengucapkan selamat kepada salah satu ex-colleague yang baru saja mendapatkan kenaikan jabatan di kantor gue sebelumnya. Gue beneran ikut happy dia telah berhasil mendapatkan jabatan yang memang pantas dia dapatkan. Setelah mengucapkan selamat via LinkedIn, gue bertanya-tanya pada diri gue sendiri, “Apa sih susahnya ikut berbahagia untuk perempuan lain yang kita kenal?”

Teman gue yang satu ini bukan cuma pintar, tapi juga cantik dan disukai banyak orang (satu kualitas yang tidak begitu gue miliki, hehehe). Tipe cewek yang bisa bikin iri banyak cewek lainnya di luar sana. Padahal sebetulnya, apa sih untungnya buat kita iri sama perempuan lain?

Ada lagi satu teman lain yang sangat cantik, fashionable, selalu pakai tas bermerk, selalu wangi, dan disukai begitu banyak cowok di kantor gue. Teman cewek lain banyak banget yang sering membicarakan kejelekan dia. Padahal setelah kerja bareng dia, gue ngerasa dia sama sekali tidak seburuk itu. Gue malah suka ngobrol-ngobrol dan menghabiskan waktu bareng sama dia. Dari situ gue jadi sadar, cewek-cewek itu membenci dia bukan karena sifatnya, tapi karena kelebihan-kelebihan yang dia miliki.

Gue bukan tipe orang yang sungkan memuji perempuan lain. Saat teman gue yang cantik banget itu upload foto yang keren banget ke Instagram account-nya, gue tidak pikir dua kali untuk comment hanya untuk bilang, “You look stunning!”

Gue tidak pernah mau repot-repot mengamati mereka (cewek-cewek hebat ini) untuk mencari celah kekurangan mereka. Gue tidak pernah mau sengaja berkomentar buruk hanya untuk mengurangi kebahagiaan mereka. Dan yang paling penting, gue tidak mau ikut-ikutan menjelek-jelekan mereka di saat sebetulnya, mereka tidak salah apa-apa.

Seperti yang pernah gue tulis belum lama ini; cara paling instan untuk menambah kebahagiaan dalam hidup kita adalah dengan ikut berbahagia untuk orang lain di sekitar kita. Dan betul deh, hal itu sama sekali tidak sesulit yang kita kira! Kebahagiaan itu sifatnya menular, dengan syarat, kita tidak membiarkan rasa iri menghalangi rasa bahagia atas kebahagiaan orang lain itu.

Apa yang bisa kita lakukan untuk bisa berbahagia untuk kebahagiaan orang lain? Caranya sederhana: lakukan hal-hal yang bisa membuat kita semakin bangga atas diri kita sendiri, dan yang tidak kalah penting, belajar untuk mencintai dan membahagiakan diri kita sendiri. Saat kita sibuk dengan goals kita sendiri, sibuk mengurus kebahagiaan kita sendiri, maka kita tidak akan punya ruang dalam hati untuk membenci kebahagiaan orang lain.

It’s that simple, isn’t it?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s