Someday, Somebody Will See Me the Way My Best Friends See Me

Have I ever told you how lucky I am for having incredible friends who somehow, choose to stay with me inspite of all my flaws?

They always see the good things in me. They believe that I must have a very good reason behind everything I do, even when it doesn’t always look pretty.

They are hurt, they are angry, they feel my pain everytime I’m wounded inside. Say something horrible about me, they will be the first ones who stand up for me, without being asked.

They care about me even when I don’t feel like I deserve any of that. They think of my problems as if those problems were theirs. They step up, they do something, just to make my problems go away. They really go beyond my imagination, a lot more than I ever expect from a best friend.

They have my name in their prayers, they sincerely wish nothing but the best for me, my life, and my future.

They know how cranky, grumpy, annoying, and moody I can be, but they also know that no matter how bad things go, I’ll never ever be one bad person. I’m no angel, but I’m not an evil either.

They understand I can be extremely noisy, pushy, demanding, and brutally honest, all of that just because I care. They also understand how weird and mellow and stubborn I can be, and all of that just because the way I am. It’s just the trait that has made me who I really am.

Can’t you see it now? For some reasons, they always find a way to believe in me. To forgive me. To accept me for being who I am. They help me to evolve, to be the very best of me. Not only they support me when life knocks me down, they also celebrate with me when this life raises me up. And everytime I feel so bad about myself, they constantly remind me that I am never as bad as I think I am.

They; my very best friends, make me believe that someday, a right man will come along and see me they way they see me. Treats me the way they treat me. Cares about me, fights for me, and chooses to always stay here right by my side. He will always stay, no matter what.

As my best friends always tell me all the way, “Hang on! You’ll get there, someday.”

Hidup Lebih Luas dari Dinding Kantor dan Rumah Saja

Awalnya, gue tipe orang yang merasa cukup dengan diri gue dan karier gue saja. Cukup ketemu teman-teman sesekali saja, toh di kantor juga sudah seminggu lima kali ketemu sama teman-teman sekantor. Weekend lebih enak di rumah, bangun siang, nonton serial TV kesukaan, home spa, atau pergi ke mall untuk nonton dan belanja sepuasnya. 

Puas dengan pekerjaan, puas dengan eratnya hubungan gue dengan rekan kerja, puas bisa memanjakan diri dengan beli ini dan itu, sempat membuat gue tenggelam dalam dunia gue sendiri. Sisi positifnya, gue bisa membuktikan bahwa gue bukan lagi tipe orang yang menggantungkan kebahagiaan gue di tangan orang lain. Menyenangkan awalnya, sampai lama kelamaan gue mulai bosan.

Gue lalu teringat sahabat-sahabat yang telah menemani gue bertahun-tahun lamanya. Gue mulai menyempatkan waktu untuk bertukar kabar dengan mereka. Hang out bareng lagi, traveling bareng lagi! Pergi berkunjung ke rumah sahabat, bahkan pernah sampai menginap beberapa hari lamanya!

Gue juga mulai menyisihkan lebih banyak waktu untuk keluarga gue sendiri. Mulai pulang ke rumah ortu lebih sering dari sebelumnya. Gue tetap suka tidur sampai siang di akhir pekan, tapi gue juga suka dibangunkan oleh ketukan pintu dari keponakan gue di Sabtu dan Minggu pagi.

Gue juga sudah tidak pernah lagi membiarkan jatah cuti gue hangus begitu saja. Gue sempatkan untuk traveling, setidaknya tiga bulan sekali. Gue manfaatkan business trip untuk dilanjutkan dengan leisure trip! Gue kembali lagi seperti gue di awal karier dulu; ada tiket murah? Langsung beli saja dulu! 

Sekarang, hidup gue jadi lebih berwarna. Lebih ramai dari sebelumnya. Masa-masa yang seharusnya sangat berat jadi terasa lebih ringan dan lebih mudah untuk dijalani. Gue punya lebih banyak teman untuk berbagi. Lebih banyak alasan untuk tertawa. Dan lebih banyak kesempatan untuk menikmati hidup dengan cara yang berbeda-beda.

Hidup bukan hanya sebatas dinding kantor dan kamar tidur saja. Lihat dunia luar, jangan terlalu malas dengan hanya bermalasan di kamar tidur sepanjang akhir pekan! Jangan pula membiarkan karier menjadi satu-satunya kehidupan yang kita miliki. Karena bagaimanapun, ada hal-hal dalam hidup yang tidak bisa diisi dengan karier kita saja.

Ada orang-orang tertentu, gue salah satunya, yang masih perlu belajar untuk memberi ruang untuk orang lain. Untuk hal lain. Untuk tujuan lain yang lebih besar dari sekedar membahagiakan diri sendiri. Pada akhirnya, kita akan mengerti dengan sendirinya kenapa orang bilang, “The more, the merrier.”

Selamat bermalam minggu!

Kenapa Selalu Ada Saja Perempuan yang Senang Mempersulit Hidup Sesama Perempuan?

Seringkali gue berpikir… kenapa ya, banyak sekali perempuan yang suka mempersulit hidup sesama perempuan lainnya?

Sebelum panas dan tersinggung dengan apa yang gue tulis barusan, coba kita pikir kembali.

Siapa yang lebih sering menanyakan 5 pertanyaan di bawah ini? Perempuan atau laki-laki?

“Kapan married?”

“Udah setahun married kok masih belum punya anak?”

“Setelah melahirkan, kok masih mau kerja kantoran sih?”

“Kenapa bayinya dikasih minum susu formula?”

“Elo gendutan ya kayaknya?”

Selain mengajukan pertanyaan usil yang sebetulnya bukan urusan mereka, entah kenapa, perempuan memang paling senang membicarakan perempuan lainnya. Dan, mereka juga paling sering menunjukan sifat iri dan dengki kepada sesama perempuan lainnya.

Ada teman perempuan baru mendapatkan promosi? Langsung dibahas ramai-ramai, dibahas soal status si teman yang masih saja jomblo karena karier-nya sudah ketinggian.

Ada teman perempuan baru jadian, tunangan, atau melangsungkan pernikahan? Cowok yang bersangkutan akan langsung dinilai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Terkadang, komentar yang terlontar bisa sangat menyakitkan hati.

Si teman beli tas bermerk, dibahas dan dibilang buang-buang uang. Si teman kelihatan mendadak kurus, dibilang hidupnya tidak bahagia. Si teman mulai lebih berisi setelah menikah, dibilang tidak lagi merawat diri mentang-mentang sudah “sold out”. Kedengarannya memang ironis, tapi entah kenapa, selalu ada saja perempuan di sekitar gue yang senang mencari cara untuk merusak kebahagiaan perempuan lainnya.

Kemudian menurut pengalaman gue, secara umum perempuan tidak bisa menjaga rahasia sebaik laki-laki. Sudah dibilang “ini rahasia”, masih saja disebarluaskan sambil ditambahkan, “jangan bilang siapa-siapa ya.”

Susahnya lagi jadi perempuan, mau berpakaian seperti apapun (terbuka, tertutup, jilbab pendek atau jilbab lebar), akan tetap selalu ada perempuan lain yang mengomentari. Makin cantik orangnya, makin sering dijadikan bahan obrolan.

Gue juga perempuan, dan tidak henti-hentinya gue mengingatkan diri untuk tidak ikut-ikutan. Gue lebih memilih untuk ikut bahagia saat orang lain berbahagia. Gue tidak merasa perlu iri, karena pada dasarnya, tiap orang pastilah punya kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Lagipula toh, mengurusi hidup gue sendiri saja masih luar biasa sulitnya, buat apa pula gue repot-repot mengomentari hidup orang lain yang sama sekali bukan urusan gue.

Prinsip yang sekarang gue coba terapkan, “Jika tidak ada manfaatnya, jika bukan urusan gue sama sekali, tidak usah diucapkan.”