Six Random Stuffs That Make Me Laugh

Gue tipe orang yang suka menghibur diri dengan baca atau nonton yang lucu-lucu. Selalu efektif buat ngurangin rasa sedih. Di tulisan kali ini, gue kepingin share tontonan dan bacaan yang efektif bikin gue ketawa ngakak! Bisa dicoba, siapa tahu apa yang gue anggap lucu juga bisa bikin kalian tertawa lebar.

TV show: How I Met Your Mother

Dari semua serial TV yang pernah gue tonton, ini dia satu serial yang paling gue suka. Saking lucunya, gue bisa ketawa sampe kedengeran dari luar kamar. Jalan ceritanya bukan cuma lucu, tapi juga cukup inspiring. Ada aja life and love lesson yang bisa gue dapati dari serial ini.

Ceritanya tentang perjalanan panjang Ted Mosby selama 8 tahun lamanya hanya untuk menemukan si pujaan hati, yang kemudian menjadi ibu dari anak-anaknya. Selama 8 tahun itu, Ted berkali-kali jatuh cinta kepada the wrong ones. Kebodohan-kebodohan Ted dalam mencari cinta, dan pastinya, ulah teman-teman se-gank dia di serial ini terkenal bisa mengocok perut para penontonnya.

Give it a try! I’m 95% sure you’re gonna love it!

TV show: Friends with Better Lives

Ini serial TV yang masih lumayan baru. Gue lagi seneng nonton ini di channel Starworld. Sama kayak How I Met Your Mother, serial ini juga bercerita tentang satu kelompok pertemanan di usia dewasa. Awalnya gue ngerasa, ada satu cast yang aktingnya kaku dan agak aneh, tapi lama kelamaan, gue jadi terbiasa dan sepertinya, memang image kaku itulah yang ingin disampaikan si penulis cerita.

Kalo dibandingin sama How I Met Your Mother, Friends with Better Lives ini sedikit lebih banyak melempar jokes yang rada-rada berat. Kita mesti mikir dikit dulu untuk mencerna sisi lucu dari lelucon mereka. But once you get it, you’ll find it so funny and unforgettable! Serial ini udah jadi salah satu acara yang gue nanti-nantikan setiap minggunya.

Comic book: Shincan

Ya ya… kesannya shallow banget ya, gue suka baca Shincan? Tapi gimana dong, lucu banget sih, hehehehe. Bukan tipe komik yang bakal gue beliin buat anak atau ponakan gue sih, karena ini kan emang bukan bacaan anak-anak. Tapi justru di situ letak lucunya kan? Hehehehe.

A book based on true story: My Stupid Boss

Pertama kali baca salah satu bukunya, gue langsung suka! Gaya penulisannya terasa pas, saat sedang lebay pun terasa tetap pas, dan pastinya, selalu efektif buat bikin gue ketawa. Ada pula kemiripan-kemiripan karakter si bos yang gue rasa mirip dengan bos-bos gue sendiri yang bikin gue jadi tambah senyun-senyum. Ini satu dari sedikit buku yang berhasil bikin gue ngeborong semua sekuelnya sekaligus. It’s a must read!

Indonesian author: Raditya Dika 

Gue bukan big fan si Raditya Dika sebenernya, tapi gue tetep suka follow Twitter account-nya. Dia suka bikin tweet yang lucu-lucu, atau ngebales tweet dari penggemarnya dengan cara yang nggak kalah lucu. Untuk buku-bukunya gue juga suka, kecuali beberapa judul yang gue anggap terlalu kasar leluconnya buat ukuran gue.

Omong-omong soal Twitter-nya Raditya Dika, gue masih inget saat dia ‘berantem’ sama Mario Teguh via Twitter. Ceritanya, Mario Teguh mengkritik tweets Dika yang suka menyindir kaum jomblo. Ada satu tweet sindirian dari Mario Teguh yang kemudian di-retweet oleh Dika dan diberi komentar pendek: -> Jomblo.

Buat yang suka follow twitter-nya Raditya Dika pastilah ngerti kenapa komentar pendek dia itu gue anggap lucu, hehehehe.

Socmed account: 9GAG

Selain follow 9GAG di Twitter, gue juga sering banget nemuin hasil karya mereka di-share oleh teman-teman gue via berbagai social media lainnya. Kadang ada beberapa lelucon mereka yang bikin gue bingung sih. Udah gue lihatin sampe bermenit-menit lamanya, udah gue baca komentar-komentarnya juga, tapi gue tetep enggak ngerti di mana letak lucunya, hehehe. Tapi di luar itu, gue tetep suka sama hasil karya mereka. Enggak selalu yang berbau-bau humor lho, yang sifatnya menyentuh juga ada. Gue kadang sampe mikir kayaknya gue masih keep Twitter account gue hanya demi follow account-nya 9GAG, hehehehe.

I’m a strong believer that good laugh is the best pain killer. Itu juga sebabnya, kadang kalo lagi sedih, gue suka kontak teman-teman yang pintar melempar lelucon lucu. Tapi yaah… nggak selamanya orang lain itu selalu ada buat kita kan? Makanya, kalo lagi nggak ada orang lain yang bisa bikin gue ketawa, gue tinggal putar DVD buat nonton How I Met Your Mother, mampir ke rak buku buat cari komik-komik lucu, atau ambil HP buat buka Twitter.

Good laugh will never solve your problem, but a good laugh will help you to calm down, think straight, and wise enough to solve all of your problems. Have a good laugh everyone!

Ketika ‘Golongan Darah O’ Jatuh Cinta

Baru-baru ini, berdasarkan rekomendasi seorang teman, gue baca buku komik tentang karakter golongan darah. Judul bukunya: “Simple Thinking About Blood Type” volume 1 & 2 by Park Dong Sun.

Nah, berdasarkan kedua buku itu, gue ingin merangkum karakteristik golongan darah O (golongan darah gue tentunya) saat sedang jatuh cinta. Berikut summary-nya!

  • Golongan darah O yang cenderung mengelompokkan orang berdasarkan teman atau lawan, akan langsung memberikan penilaian pada saat pertemuan pertama. Yang ini asli tipikal gue banget. Saat baru kenal, gue cenderung secara otomatis ‘memisahkan’: yang ini tipe gue, yang ini bukan tipe gue. Dan umumnya, gue cenderung konsisten dengan ‘pembagian’ itu. Cowok yang kemudian gue suka pastilah cowok yang emang sejak awal masuk kategori tipe gue banget itu;
  • Karena semangat hidupnya tinggi, mereka tidak akan melewatkan jam makannya, meskipun terlukai atau berpisah dengan pacarnya. Tipikal yang berusaha membuktikan, “Lihat saja, aku akan hidup dengan baik!” Kalo yang ini nggak seratus persen mirip dengan karakteristik gue. Kalo gue udah bener-bener suka sama seseorang, di awal perpisahan gue tetep cenderung jadi nggak nafsu makan. Tapi untungnya, hal itu enggak pernah berlangsung lama. Sama seperti yang digambarkan oleh buku ini, gue tipe orang yang berusaha keras untuk membuktikan bahwa hidup gue akan baik-baik saja;
  • Golongan darah O yang realistis tidak mengorbankan hidupnya untuk cintaAda ilustrasi di buku ini yang menggambarkan, golongan darah O bukan tipe orang yang rela terjun ke jurang hanya demi cinta, hehehehe. Bisa jadi ada benarnya, tapi… perumpamaannya rada lebay juga sih ini… Emangnya ada gitu, golongan darah yang beneran rela terjun ke jurang? Hehehe;
  • Bila golongan darah O yang realistis diumpamakan dengan puteri duyung, maka ia tidak akan menerima tawaran dari sang penyihir untuk menukar suara dengan sepasang kaki. Ada ilustrasi di buku ini yang menggambarkan si puteri duyung berkomentar, “Kayak enggak ada laki-laki lain saja!” Gambar yang ini bener-bener bikin nyengir 😀
  • Karena bersifat realistis terhadap kehidupan, mereka tidak mengenal permintaan kekanak-kanakan seperti “ambilkan bulan di langit”. This is completely true! Gue bukan cuma enggak pernah mengorbankan ini dan itu, tapi juga enggak (atau mungkin belum, hehehe) pernah menuntut orang lain untuk mengorbankan ini dan itu buat gue;
  • Cewek golongan darah O yang lebih dewasa dan mapan secara finansial bebas bersosialisasi dan sukses. Mereka tidak menganggap penting seorang cowok. Ini kalo buat gue, bisa jadi banyak benarnya, tapi kadang-kadang, tetap ada aja cowok yang gue anggap sebegitu pentingnya. Tapi ya gitu deh… Kadang gue suka lama sadarnya. Di awal-awal, gue cenderung cuek bebek. Not priority, I’m busy with my life, etc etc… Tapi ternyata, giliran udah nyaris saying goodbye, barulah gue panik dan nyadar bertapa pentingnya dia buat gue… I guess it’s something I need to change;
  • Ketika golongan darah O jatuh cinta, bum! Cepat sekali mendidihnya. Tetapi bila menguap, wus! Cepat sekali manjadi dinginnya. Ini juga ada benar dan tidaknya, tergantung seberapa gue suka suka sama cowok-cowok itu. Tapi emang bener sih, di saat sudah ‘mendingin’, gue beneran bisa bertemen sama mereka tanpa bawa-bawa perasaan sedikitpun; dan
  • Daya tarik cewek golongan darah O: ceria, penuh semangat, cerdas. Entah ini bener apa enggak, tapi gue nyadar banget… eskpresi muka gue saat sedang sedih, marah, dan stres itu bener-bener bikin gue enggak ada menarik-menariknya, hehehehe.

Jadi kesimpulannya… seberapa akurat sih, pembagian karakteristik berdasarkan golongan darah ini? Sebenernya gue tipe orang yang realistis banget. Gue enggak percaya zodiak, shio, dsb dsb. Gue enggak percaya karakteristik jutaan manusia di dunia ini bisa dibagi hanya berdasarkan beberapa golongan tertentu saja. Tapi entah kenapa, pembagian karakter ala golongan darah ini terasa lebih akurat buat gue ketimbang pembagian karakter menurut zodiak atau shio. Emang nggak sepenuhnya benar, tapi emang sifat dasar gue mirip-mirip sama isi buku ini. Kesimpulannya sih, menurut gue buku ini cukup menarik dan lumayan menghibur. Hanya saja sayangnya, terjemahannya suka agak aneh! Overall, you can put this book in you to read list.