Seperti yang sudah pernah gue tulis sebelumnya di blog ini, gue pernah beberapa kali merasa capek berusaha jadi orang baik. Terutama beberapa bulan belakangan ini… gue sampai dua kali mendapat masalah yang cukup besar hanya karena niat baik gue untuk menolong orang lain. Saat sedang kesal-kesalnya… gue sampai berpikiran, “Aduh… kalo tahu ujungnya bakal runyam kayak gini, mending kemaren gue cuekin aja deh!”
Waktu kecil dulu, hidup itu sangat sederhana. When people give us something, we have to say thank you. Sayangnya justru setelah kita beranjak dewasa, menjadi orang baik tidak lagi sesederhana itu. Karena kenyataannya:
- Orang yang dibantu bisa saja merasa tersinggung dengan bantuan yang kita berikan;
- Upaya pertolongan kita itu bisa saja dianggap sebagai upaya untuk pamer;
- Kita bisa dituduh sebagai tukang-ikut-campur;
- Orang lain jadi ketergantungan dengan bantuan yang biasa kita berikan;
- Jadi banyak muncul ‘parasit’ yang sengaja bermanis-manis hanya supaya kita bersedia menolong mereka;
- Belum tentu orang yang ditolong berterima kasih atas bantuan kita;
- Dan yang paling mengecewakan jika air susu justru dibalas dengan air tuba.
Yang paling menyedihkan buat gue adalah saat bisa-bisanya orang lain menuduh gue ini jahat setelah berbagai usaha yang gue lakukan untuk berbuat baik… It turns out that doing the right thing doesn’t always seem right for everyone else. Sehingga lama-lama gue mulai mempertanyakan… apa sih untungnya buat gue? Buat apa repot-repot kalo ujungnya malah bisa mendatangkan masalah buat gue… Lagipula toh kenyataannya, setelah berbagai usaha keras gue untuk jadi orang baik pun, akan tetap selalu saja ada orang lain yang menganggap gue ini jahat.
Saat gue sedang galau-galaunya, gue nemuin video ini di Facebook homepage gue. Tonton dulu video-nya sebelum lanjut baca tulisan gue yaa 🙂
Dua kali gue nonton video ini, dua kali pula air mata gue menetes saat bagian si tokoh utama melihat anak perempuan yang biasa ditolongnya datang dengan mengenakan seragam sekolah.
Ya, berbuat baik memang tidak membuat kita jadi lebih kaya raya. Tidak membuat kita jadi mendadak tenar. Dalam kasus gue, berbuat baik tidak selalu dibalas dengan kebaikan, belum tentu pula dibalas dengan ucapan terima kasih. But so what? Kenapa gue malah jadi fokus dengan sisi negatifnya saja?
We never know how our good deed has given a smile on everyone else face.
We never know how our good deed has given us a lot of true friends.
We never know how our good deed has changed everyone else’s life.
And we never know… how God will repay our good deeds to others.
Setelah gue pikir lagi, sebetulnya, apapun yang pernah gue lakukan, sama sekali tidak pernah sia-sia. Ada banyak sekali kemudahan, beberapa mendekati keajaiaban, yang udah gue dapatkan dalam perjalanan hidup gue. And who knows… all of them were the returns of everything I’ve ever done before.
Jadi sudahlah… sama seperti sebelum-sebelumnya, gue tidak ingin mematikan hati nurani gue sendiri. Gue akan tetap melakukan apa yang gue anggap perlu untuk dilakukan. Tidak penting apa pendapat orang lain, karena kenyataannya, kita memang tidak bisa menyenangkan semua orang dalam waktu yang bersamaan. Percaya deh… teori we can’t please everyone on earth itu bener-bener belaku dalam begitu banyak hal, termasuk dalam hal berbuat baik.
So once again guys…. Never ever give up on being a good person.
izin share ya kak ^_^
Sure 🙂