Working As an Auditor Vs Company Accountant

Pernah punya pengalaman sebagai auditor dari level staff sampai senior, serta pengalaman sebagai company accountant di level supervisor sampai manager, rasanya udah bikin gue jadi cukup eligible untuk membuat tulisan ini. Tabel perbandingan di bawah ini gue buat murni berdasarkan pengalaman pribadi. Hal yang sama persis belum tentu pernah terjadi untuk orang lain terutama orang-orang yang bekerja di jenis perusahaan yang berbeda. Tulisan ini gue buat bukan untuk membandingkan mana yang lebih oke, atau lebih menyenangkan, atau lebih menjanjikan… Tulisan ini hanya sekedar input bagi para alumni jurusan akuntansi yang sedang bingung memilih karier, atau mungkin, buat para auditor yang ingin ganti haluan menjadi company accountant. Selamat membaca!

 

Auditor

Company Accountant

Cuma punya satu maha-deadline: rilis audit report. Hampir setiap hari, selalu saja ada deadline baru, dan hampir semuanya deadline penting!
Selama gue kerja di EY, belum pernah satu kalipun gue berhasil rilis report persis atau lebih awal dari tanggal yang sesuai dengan timetable. Hal itu sih udah biasa, dan enggak pernah berdampak negatif sama karier gue. Telat submit report = you’re so dead… bisa berefek negatif ke KPI gue.
Boleh datang terlambat… yang penting dalam satu hari, jam kerja minimal tetap 8 jam. Nggak boleh datang telat… walau malam harinya habis kerja lembur.
Sebagian besar auditor pasti mengalami masa low season setiap tahunnya, biasanya di pertengahan tahun. Tidak pernah ada istilah low season, tapi tetap ada istilah peak season dari bulan Desember sampai bulan Februari tahun berikutnya.
Nggak usah pusing-pusing mikirin training… sudah ada yang mengatur urusan ini. Harus mikir sendiri… butuh training apa dan di mana?
Punya budget cuma dalam bentuk chargeable hours saja. Enggak usah pusing-pusing mikirin strategi untuk menghemat uang perusahaan. Harus pandai mengatur uang perusahaan… serta dituntut untuk berpikir bagaimana caranya agar perusahaan mendapatkan laba sesuai target.
Jarang terima e-mail tentang pekerjaan… Dulu waktu jamannya BB belum populer, inbox e-mail kantor lebih banyak diisi dengan e-mail lucu/unik/mengharukan daripada e-mail yang berhubungan dengan pekerjaan. Ada banyak e-mail yang harus dibalas! Makin tinggi jabatan, makin banyak e-mail.
Bekerja dalam tim yang relatif kecil. Meskipun kerja di KAP besar, dalam satu tim audit untuk satu perusahaan pasti jumlah auditornya tidak terlalu banyak. Perusahaan gue hitungannya perusahaan menengah atas yang sedang berkembang pesat… Ukuran timnya pun relatif lebih besar. Belum lagi harus kerja bareng orang-orang dari divisi lain juga.
Bekerja berdasarkan peraturan baku… tentang bagaimana praktek yang seharusnya. Harus fleksibel… Kenyataannya, praktek itu jauh lebih sulit daripada sekedar teori.
Kurang memiliki pemahaman tentang operational details. Auditor yang tiba-tiba mau bikin perusahaan sendiri pasti masih harus belajar banyak hal baru. Jadi banyak tahu hal-hal kecil, termasuk tips dan trik, tentang menjalankan sebuah perusahaan.
Pakai accounting system hanya sebagai viewer atas report yang sudah jadi. Pakai accounting system untuk kegiatan operasional sehari-hari. Harus benar-benar paham seluk beluknya supaya saat terjadi masalah, bisa dicari pemecahannya.
Saat akan rilis report, akan ada banyak reviewer, mulai dari senior, manager, sampai partner. I am the only one reviewer. Setelah itu, direksi cuma sebagai user yang terima beres. Pasti ada review dan koreksi dari CFO, tapi tidak mendetail.
Kalau bekerja di KAP besar, terkadang kenaikan gaji bisa jadi kejutan besar. Kenaikan gaji setiap tahunnya tidak terlalu signifikan, kecuali kalau baru dapat promosi. Bisa naik 10% saja sudah termasuk bagus banget lho.
Jam kerja relatif gila… Bisa lewat dari jam 12 malam setiap harinya selama peak season. Lebih jarang kerja lembur, kecuali saat periode reporting.
Agak sulit kerja jadi auditor sambil ambil kursus, kuliah, atau ikutan social community. Lebih fleksibel untuk cari aktivitas lain di luar pekerjaan.

121 thoughts on “Working As an Auditor Vs Company Accountant

  1. wita says:

    Gue kerja di deloitte…, lagi galau mau terus ato pindah ke company, tapi kok ya sekarang lagi berasa dapet ilham (ato cuma halusinasi)pengennya kerja di company di yg development stage aja. Mohon pendapatnya.
    Soalnya ya secara di KAP kan jam kerjanya yg flexible, nah kalo di company yg beginian kreativitiasnya yg kayaknya flexible dan jam kerja cenderung teratur.
    Gue sih sebenernya lebih senang kerja dgn jam kerja yg jelas biar ngajarin gue disiplin waktu. Satu hal yg bikin galau di KAP justru kalo gue jam kerjanya yg terlalu flexible bikin jam biologis “aneh”, yg dalam kasus gue jad kesian ama pasangan.
    Tapi gimana dong kalo pagi emang gue ngantuk berat, bukannya gue males. Tapi kalo kesiangan kerja, kadang dah banyakan malesnya. Apa gue lagi bosen ya?

    • riffasancati says:

      Hallo Wita

      Iya, jam kerja di Company memang umumnya lebih teratur. Harus kerja lembur cuma pada saat periode closing atau saat sedang diaudit saja. Itupun lemburnya enggak segila lembur ala auditor.

      Soal kreativitas, yes… I suggest to join a company which is still within development stage. Lebih banyak challenge dan bukan hanya sekedar meneruskan accounting yang sudah stabil.

      Saran gue, coba pergi liburan! Jangan ambil keputusan dalam keadaan masih galau. Dan biasanya setelah liburan, pikiran akan jadi lebih jernih sehingga kebih siap untuk mengambil keputusan.

  2. bags says:

    thanks atas info nya…… kebetulan saya ada di posisi sebaliknya…. dari accounting di perusahaan dah tiga tahun, lagi mikir2 pengen lompat jadi supervisor ke perusahaan lain atau kerja di Big 4 (pastinya setelah lulus ekstensi s1)…. keep posting yaaaa, blog nya menginspirasi banget (jadi malu saya umur udah 26 tapi achievement masih gitu2 aja, hehehee)

    • riffasancati says:

      Hi…

      Yup… for the starting point, I highly recommend “Big 4” for every Accounting graduate.

      Tapi sekedar info, meskipun kamu sudah punya pengalaman kerja 3 tahun, saat masuk Big 4, kamu akan tetap mulai dari entry level. Tapi kalau performance kamu dianggap bagus, bukan mustahil kamu akan dapat double promotion di tahun-tahun berikutnya.

      Good luck yaa! And thanks for visiting my blog 🙂

      • riffasancati says:

        Untuk EY, saya masuk lewat program non-test, kerja sama dengan kampus gitu. Tapi saya pernah lolos tes di KPMG juga, dan katanya sih, jenis soalnya mirip-mirip. Yang banyak keluar itu soal isi PSAK, asersi-asersi, sama ada sebagian kecil soal pajak juga. Detailnya saya udah lupa-lupa inget, secara tesnya udah 5 tahun yang lalu. Hope it helps 🙂

  3. calmswan says:

    Very inspiring blog, Riffa!
    My case mirip kaya sista Bags, uda kerja 1 tahun as accounting dan 2 tahunan jadi finance (walau dulu kuliah akuntansi audit).
    Sekarang sudah jadi spv, cuma untuk long term plan, aku pikir akan susah untuk loncat ke big company dengan ilmu yang sekarang, mentok banget!
    Uda pikirin juga ‘harga’ yang harus dibayar kalo mau apply Big 4, seperti mulai dari entry level, gaji mungkin turun & mesti prepare untuk written test, hiks..
    Masi bisa kan apply ke Big 4?
    Need advice.. 🙂

    • riffasancati says:

      Hi… thanks for the compliment 🙂

      Kamu masih bisa coba masuk ke Big 4 kok… anytime. Saya punya teman baru mulai kerja di KAP (di EY bareng sama saya) saat usianya sudah hampir 30 tahun. Tapi memang lebih cepat lebih baik sih, ya… Gimanapun bisa jadi konflik batin tersendiri kalo punya atasan yang umurnya lebih muda.

      Soal harga yang harus kamu bayar… ada satu lagi yang belum kamu sebut: pekerjaan junior auditor itu sangat-sangat remeh dan membosankan. Hari ke dua kerja di EY, saya udah kepikiran mau resign aja saking bosennya. Belum lagi soal budaya senior yang bisa merintah seenaknya (thank God, that seniority was not too bad for me and only last for a while).

      Untuk written test, semua KAP Big 4 jenis soalnya mirip-mirip (saya pernah tes di 2 KAP Big 4, dan pernah diskusi soal ini dengan teman-teman yang pernah tes di 2 KAP lainnya). Mayoritas soal tentang akuntansi. Pertanyaan terkait audit hanya sedikit dan sifatnya sangat basic, Kalau menurut saya sih, asalkan waktu kuliah serius belajarnya, pasti bisa lolos test masuk Big 4. Tidak terlalu sulit kok…

      Semoga cukup memberi pencerahan yaa. Good luck!

      • monyka says:

        ipeh….sedikit menyinggung pekerjan entry level yg remeh temeh dengan senior yg seenak jidat nya….ada postif point nya utk itu, belajar utk uji kesabaran….gw dl punya senior yg lbh gak enakin, krn senior gw ini dikenal sebagai “public enemy” bahkan dibenci sama hampir semua temen selevelnya….

  4. Dian says:

    hallo…saya fresh graduate ni, mau apply di KaP…
    kan kalo Kap apply nya atas dasar inisiatif, tanpa adanya lowongan…
    nah untuk di bag. application letternya itu saya harus cantumin berminat dibagian apa…
    itu ditulis apa ya soalnya masing2 KaP kan berbeda, apakah saya tulis divisinya seperti “audit and assurance” atau tulis saja “junior auditor” ?
    thank you 🙂

  5. Devina M says:

    Hallo… Thanks for inspiring me!
    G baru graduated kemaren n sekarang lagi coba2 apply di KAP Big4! Puji Tuhan gw dapet tawaran dari Deloitte, n uda lolos tahap tes tertulis. Deket2 ini mau lanjut tahap interview. Btw, ada yang bisa kasih masukan interview di Deloitte seperti apa?
    Thanks buat infonya

    • riffasancati says:

      Hi Devina… Congrats and good luck untuk interview-nya! Sayangnya saya nggak pernah interview di situ, tapi di manapun interview-nya, pertanyaannya standar aja sih. Kenapa pengen jadi auditor, siap lembur apa nggak, rencana 5 tahun ke depan… Apapun pertanyaannya, jawab dengan jujur dan pede. Dan yang paling penting, jangan nervous ok!

  6. April says:

    Hai Kak Riffa, lagi iseng2 googling “kerja di KAP Big 4” karena lagi galau banget, pengen resign atau gak..
    hahahah
    dan ketemu blog ini, bener2 kayak “sesuatu” bgt. ahahaa

    Fortunately (or should it be ‘unfortunately’), I’m working in EY currently. hahaha menjelang setaunan dsini, rasanya gimanaa gitu, antara pengen lanjut dan nggak, yeah well, screw that seniority and unworklifebalance yg bener2 bikin orang pengen cepet2 keluar dari pintu kacanya sini dan ga balik2 lagi. hahaha
    dan sekarang, masa probation nya lama banget kak, awalnya saya dikontrak 10 bulan dr agustus 2012-mei 2013, tapii, bahkan sampe awal juli pun, belum ada keputusan permanen/nggak, tanpa ada pemberitahuan yg jelas kenapa bisa demikian..pada digantungin semua (saingan ama jemuran) ckckc
    pengen banget resign, tapi kadang mikir sayang juga, uda susah2 disini kalo cepet keluar kok sayang jg rasanya, tapiiiiii ya gitu deh.. pasti kak riffa ngerti kenapa company pada mulanya terlihat lebih menarik dari kap. hahahaha

    tapi abis baca post ini kok rasa2nya malah lebih enak kerja di KAP ya dibanding di company biasa? Benerkah bgtu?
    Kalo kak Riffa sendiri, disuru milih antara KAP atau company biasa, prefer yg mana? Dan idealnya, brapa lama sih hrs bertahan di KAP?
    dan seandainya pindah ke company biasa, ada suggestion ga kak, company kayak apa yg okee buat dimasukin??
    hehee
    thaaanks beforeee dan salam kenal yaa!

    • riffasancati says:

      Salam kenal juga, April 🙂

      Enak nggak enaknya tergantung masing-masing orang… main objective-nya apa? Jika yang dicari pengembangan skill & knowledge, lebih baik kerja di KAP. Tapi kalo prioritas kamu lebih ke personal life, ya jauh lebih baik kerja di Company.

      Kalo tanya saya, saya pilih Company bukan karena faktor lebih santai. Karena ternyata kantor baru saya juga suka nuntut lembur gila-gilaan. Tapi pertimbangan saya lebih ke jenis pekerjaan. Saya bosen kerja auditing, dan jauh lebih suka kerjaan accounting di Company. Lebih bervariasi dan tantangannya lebih besar.

      Saran saya sih, bertahan di EY sampe minimal Senior 1. Soalnya kalo kamu resign sekarang, di kantor baru pasti harus mulai dari bawah lagi. One thing for sure, jangan mutusin resign di saat lagi capek atau di saat lagi kesel sama atasan yah. Soalnya emang bener juga kata kamu, sayang kalo udah susah-susah masuknya, eh malah keluar gitu aja. Happy working!

  7. nadyaaa says:

    hallo ka^^

    ka, aku suka deh baca post kaka tentang traveling. aku juga pengen bisa traveling kaya kaka. maaf ya ka, mau tanya, kaka traveling dr kantor atau dr biaya pribadi?
    kalau dr kantor, aku mau tanya kaka kerjanya dimana dan jadi apa? ambil kuliah jurusan apa?
    soalnya aku masih SMA ka. dan aku pengen bgt kerja sambil traveling gitu.. tolong kasih pencerahan ya ka, sebentar lagi aku mau kuliah, tapi masih bingung cari jurusan
    keep writing ya ka. love your blog very much^^
    thanks before~

    • riffasancati says:

      Hi Nadya… Thanks untuk compliment-nya 🙂

      Hehe, jalan-jalan biaya sendiri pastinya. Di kantor ada outing setahun sekali, itupun hanya tempat yang deket-deket aja.

      Dulu aku kuliah jurusan accounting. Nah, nggak enaknya jadi akuntan itu… susah banget (bahkan hampir mustahil) bisa cuti di malam tahun baru. Karena akhir tahun itu justru masa sibuk-sibuknya.

      Untuk pilihan jurusan sih, nggak usah dipikirin nanti bisa sambil traveling apa enggak. Menurut aku, semua jenis kerjaan kalo mau cuti pasti bisa-bisa aja kok. Atauuu, kalo mau kerja yang sering banget jalan-jalannya, biasanya itu orang-orang yang profesinya sebagai jurnalis. Tapi balik lagi, jangan pilih jurusan cuma karena faktor jalan-jalan. Yang penting, passion kamu apa? Kamu paling hepi saat sedang belajar apa? Dan menurut kamu, profesi yang kelihatan keren itu apa? Selamat mencari jurusan impian 🙂

  8. joni says:

    kak skrg saya kerja di salah satu kap big 8 tpi gajinya belum sesuai dengan kebutuhan hidup (kurang) . apa sebaiknya saya nyoba di big four? kalo big four misalnya deloite atau e & y yg cabang surabaya apakah beda jauh kalo masalah gaji juga dengan ukuran klien nya ?? terima kasih kak

    • riffasancati says:

      Hi Joni… untuk gaji, saya juga nggak tahu apakah range-nya sama antara EY Jakarta dengan EY di kota lain. Tapi kalo dibandingkan dengan non-Big 4, gaji di Big 4 memang lebih besar. Soal ukuran klien, bahkan Big 4 pun masih punya klien dari perusahaan kecil lho.

      • joni says:

        iya kak, sya sbnernya sneng kerja di kap, mau coba aja dulu di kap big four yg di surabaya. oya mengenai psak, kira-kira psak dan ifrs mana yang perlu saya pahami ketika saya bekerja di kap besar kak. soalnya disini lbih sering pakek etap. trims kak

      • riffasancati says:

        Mulai dari PSAK 1 aja dulu, udah banyak perubahan di situ. Sama PSAK 16 juga. Dengan mempelajari PSAK yang paling update (revisi 2009 ke atas) udah sama dengan mempelajari IFRS juga. Masih ada sedikit gap yang akan disesuaikan lagi di tahun 2015 nanti. Good luck yaa!

  9. Devina says:

    Kak, mau tanya pendapat nih… Ak sekarang baru terima offering di salah satu KAP Big 10, tapi aku juga lagi proses BDP BCA… Menurut kakak mending pilih yang mana ya? Ak bingung karena jika dilihat dari penghasilan BDP BCA jauh lebih tinggi dan memiliki lingkungan kerja yang cukup nyaman tidak perlu lembur-lembur… Sedangkan KAP, gaji tidak sebesar BDP, kerja lembur-lembur. Tetapi kata orang-orang ke depannya jika kerja di KAP akan lebih enak, selain belajar banyak, kenaikan gaji pun lebih menjajikan.
    Aku jadi bingung.. Menurut kakak gimana? Sebenernya enak tidak sih kak kerja di KAP??

    • riffasancati says:

      Hi… soal mana yang lebih baik, saya jelas nggak bisa jawab. Karena definisi lebih baik itu luas banget… nggak selalu soal gajinya aja. Enak tidak enak kerja di KAP pun beda orang beda pendapat. Menurut saya, kerja jadi auditor itu boring, tapi belum tentu kamu juga akan ngerasa boring. Saran saya, what do you want to do? Bidang apa yang lebih kamu sukai? Lupakan dulu soal gajinya… coba cari tahu dulu… apa passion kamu?

  10. Susy says:

    Kak, jenjang karir auditor it kira-kira sepertti ap???bisa jadi manajer???beda dengan management program ap y kak???

    • riffasancati says:

      Hi Susy… Untuk jenjang karier tergantung KAP masing-masing, tapi umumnya, KAP punya jenjang karier yang lebih clear. Untuk management program juga tergantung perusahaanya masing-masing… sayangnya saya nggak punya experience untuk yang satu ini.

  11. Yoga R says:

    Halo kak riffa, thanks God i found this blog. Mau tanya pendapat ini kak, ak Alhamdulillah sekarang baru saja dapat offering untuk bekerja sebagai SAP Consultant di Astra Graphia, tetapi ak juga dapat email konfirmasi lolos untuk tes tertulis dan akan diadakan interview bulan depan di Deloitte. Menurut kakak mana ya yg lebih bagus? di astra posisi ak sebagai outsource dengan kontrak yg cuma 6 bulan, sedangkan begitu dengar lolos deloitte ak pengen kerja disana karena passionku lebih menjadi auditor tapi ya masih 1 tahap lagi, gimana ya kak??

    • riffasancati says:

      Hi Yoga… Congrats for the job opportunities you’ve earned! You must be proud of it 🙂

      I think you should pursue your passion as an auditor. Kalo nggak dicoba dulu, bisa selamanya penasaran “what if I bla bla bla”. Besides, tawaran satunya lagi statusnya juga kontrak kan? SAP consultant is a promising career too, tapi masih ada perusahaan lain yang statusnya bisa langsung permanen setelah probation selesai. Status kepegawaian itu penting supaya nasib karier kamu tidak ditentukan oleh ada atau tidak adanya project di perusahaan itu.

      Dipertimbangkan baik-baik yaa. Good luck!

      • Yoga R says:

        Of course i’m really proud, finally i feel what its like to get an offering. 🙂
        Oke kak ak bakal pikir baik2, rasanya kok kalo ninggalin chance ini ak bakal nyesel. Menurut kk bijak gak ya kalo ak ambil yang astra dulu lalu sambil ikut interview deloitte? karena masih lama juga masuknya, yaitu sekitar september atau oktober kak. Mohon sarannya.

        Thank you.

      • riffasancati says:

        Hehe… I think it’s okay. Karier pertama itu penting banget untuk nentuin jalan karier kamu selanjutnya, so keep exploring until you find your happy place. Tapi hati-hati… baca kontrak kerja dengan teliti. Takutnya, resign di tengah masa kontrak akan ada penaltinya.

    • shabrina rahutamina says:

      Gan udah interview di deloitte belum? Pasca kirim berkas belum dpt jadwal nih saya.

      Numpang lewat mbak riffa…

  12. LF says:

    halo kak riffa, saya mau nanya nih, sebentar lagi saya akan lulus D3, trus saya mau lanjut ekstensi ke binus seperti kak riffa, tapi program yang ada itu online learning. apakah ijazahnya disetarakan dengan s1 reguler? saya searching sih katanya disetarakan kak. kak riffa tau ga kebijakannya seperti apa?

      • bagus says:

        boleh bantu jawab? Saya salah satu lulusannya, ijasahnya sama kok ga ada bedanya dengan yg reguler, dan akuntansi nya akreditasi a, mantabs lah

  13. LF says:

    Terima kasih atas responnya mas bagus, cocok bgt nih program buat auditor yang sering kerja pulang malem, tapi lama juga ya masa studinya 4 smester, butuh 2 tahun lgi buat dpt S1. Ada sih kampus lain yang cuma 3 semester bisa lulus dengan akreditasi yg sudah A, tapi menurut saya BINUS lebih worth it ijazahnya. hmm kira-kira nanti setelah lulus ada campus hiring KAP big 4 ga ya?

    • riffasancati says:

      Hi LF…

      Dulu saya masuk EY lewat campus hiring, hanya untuk 10 orang yang dipilih oleh kampus saja (bisa langsung masuk EY tanpa tes). Tapi waktu itu semuanya dari regular program (sepertinya dulu itu belum ada online learning). Kalaupun nggak lewat program top 10 itu, PWC dan Deloitte pernah datang ke kampus untuk bikin tes tertulis. I got them all but I preferred EY for certain reasons.

  14. LF says:

    hmm gitu ya, makasih ka riffa atas responnya.
    wah pastinya 10 orang itu punya IPK cum laude. dengan pengalaman di big 4 selama lebih dari 4 tahun, saya rasa sudah bisa deh jadi partner, meskipun di KAP kecil, dan juga ga harus CPA kan ka? ka riffa kenapa ga jadi partner aja sih? hehe

  15. Arga says:

    Kak Riffa, menurut kak Rifa dari 4 kap big four, mana yg lebih bagus kak, from your own perspective gitu, misal dilihat dari segi jenjang karir, gaji, lingkungan kerja, dll. hehe. Soalnya saya sudah diterima Deloitte, namun mendapat tawaran di EY juga melalui 10 besar di kampus seperti kakak.

    • riffasancati says:

      Hi Arga

      Untuk gaji kamu bisa tanya langsung ke KAP masing-masing. Untuk jenjang karier, selama masih Big 4, menurut saya tidak jauh berbeda. Untuk lingkungan kerja, even dalam satu KAP yang sama pun, suasana kerjanya bisa berbeda lho, tergantung timnya masing-masing.

      Dulu saya juga pernah ada di posisi kamu anyway. Harus pilih 2 dari big 4 itu… Akhirnya sih, saya pilih EY karena faktor gaji 😀

    • Bims says:

      Hi Arga.., klo boleh tahu, kamu dari kampus mana yah kok masih ada tawaran dari EY melalui 10 besar? setau gue skrg udah gak ada yg kyk gitu,, semua tetap bergantung tes tulis…
      Untuk kak Riffa dulu dari kampus mana yah kalo boleh tahu? makasi 🙂

    • riffasancati says:

      Hi Ifal…

      Coba hapalkan jenis-jenis asersi laporan keuangan, basic accounting sudah harus mantap, dan garis besar dari PSAK juga udah harus hapal luar kepala.

      Good luck!

  16. shabrina rahutamina says:

    Hai kak…
    Aku baru mau interview user di deloitte nih. Hehehe. Baca blog kakak aku jadi tambah mantab meniti karir sebagai auditor. Many people think big4 as step stone. But I think it’s my career path. Makasih kak untuk postingan yg inspiring ini. Doain aku sukses dan dapat job ini. Hehehe.

      • shabrina rahutamina says:

        Thanks a lot.

        Banyak sebenernya masukan dari senior di kampus yang bilang kalo auditor has no social life. Emang bener sih ya kak. But, i take it as a challenge. Hehehe. Dengan comparison yang kakak berikan antara auditor dan company accountant, jadi jelas perbedaannya. Heheh.
        Sukses selalu ya kak riffa 🙂 may Allah bless you

      • riffasancati says:

        Hi Shabrina

        May Allah bless you too 🙂 Tapii, jangan sampe kehilangan social life juga ah. Percuma sukses karier kita kalau hanya nikmatin semuanya sendirian. Keep making time for your families and friends ok.

    • Bims says:

      numpang tanya lewat blog kak Riffa ya..

      Shabrina interview di deloitte kapan yah? kok gue sampai skrg gak ada kabar yah.. klo sudah interview, kmrn ditanya apa aja? kpn mulai masuk kerjanya? makasi

  17. widia says:

    Hi, Riffa gue udah kerja 4 taun di salah satu Big 4, dan gue udah yakin kalo ini bukan tempet gue dengen alasan yg mirip-mirip sama kamu, yaitu gue butuh variasi pekerjaan dan work0life balance biar gue bisa S 2, brevet kek, atau kursus masak lah. hahahahhaa

    Sekarang lagi melebarkan sayap untuk mantap jadi accountant di company, boleh sharing tips2 biar bisa lolos interview di company, karena sekarang fokus gue cari tempat kerja yg bisa buat gue bergairah juga, gak melulu soal duit.

    Thanks ya

    • riffasancati says:

      Hi Widia

      Hehe, gue paling bingung kalo ditanya soal tips sukses lolos interview… Soalnya kalo gue cukup jadi diri sendiri aja sih. Pastinya harus pede, jujur, kasih jawaban yang cerdas, intinya sih tampil jadi kandidat yang hard to forget aja gitu.

      Good luck for your job hunting yaa!

      • widia says:

        Hi Riffa,

        Gue udah dapet tangkepan 1 nih di media group.., posisi asmen tapi gajinya ama persis dgn gaji gue sekarang (senior). Tapi nih kantor mommy-friendly (sesuai dgn kondisi gue :))

        Gue ambil dah krn directornya bilang kl kerja OKE bisa masuk ke area finance. Mudah2an gue bisa “more than survive” kayak Riffa pas di company.

  18. januardo says:

    kaka rifaa mau nanya dong td kan kulihat coment”nya written test nya kan pelajari saja basic accounting saat perkuliahan ,, itu PA 1 dan 2, AKM1 dan 2 ato AKL 1 dan 2 ?? kalo bisa sekalian keluarin dong 1 contoh soalnya hehehe. Lg nyusun skripsi soalnya nih sambilan biar tau gitu deh.. Makasih kakak 🙂

    • riffasancati says:

      Hi Januardo

      Hehehe… Pede aja… asal waktu kuliah rajin belajar, nggak pake nyontek nggak pake kisi-kisi, dijamin pasti lolos deh. Isi tesnya nggak jauh beda sama materi kuliah kok. Agak susah juga kalo mau kasih bocoran karena saya ikut tesnya udah lebih dari 6 tahun yang lalu.

      Good luck!

  19. Nitia says:

    Hai Kak Riffa
    Senang banget deh bisa nemu tulisan kakak ini. Saya fresh graduate masih kinyis2 banget dan sedang galau mau milih career path apa. Minat saya sebenarnya lebih ke management accounting, mungkin semacam controller gitu. Tapi saya takut terlalu idealis dalam milih karir. Saya sebetulnya ingin kerja di KAP, tapi entah kenapa sudah takut dengan unbalanced worklifenya dan nggak mau menjadikan itu batu loncatan yang kurang, maksudnya cuma tahan sebentar dan malah mengecewakan. Kalau menurut kakak, dengan minat dan prioritas saya, apakah bijaksana kalau saya milih jadi company accountant instead of auditor? Kalau boleh tahu, selain accountant, ada posisi apa lagi di companies yang cocok untuk fresh graduate seperti saya?
    Terima kasih sebelumnya
    PS : I can say that your blog is so inspiring. It’s always nice to see a hardworking person with strong desire to have a great life like you.

    • riffasancati says:

      Hi Nitia

      Thanks for the compliment 🙂

      Saran saya pelajari job description untuk posisi yang kamu apply. Jangan ambil posisi yang terlalu banyak clerical job-nya. Selain accountant, kamu bisa coba jadi staf di divisi financial control, atau jadi junior analyst. You can find these positions in many big corporate.

      Good luck yaa!

  20. fina says:

    hai mba rifaa.. pengen tahu dong rahasiany masuk KAP,
    kemaren sempat test di salah satu KAP, tp gak lolos,
    nah skg dpt panggilan lg buat tes..
    makasih kakk

  21. ulysimbolon says:

    waaah blog tempat kumpul-kumpul akuntan nih mbak. saya masih semester 7 mbak dari dulu emang gak study, study, study aja. kemaren lihat postingan teman seniornya keterima di big 4 Deloitte tiba-tiba jadi pengen mbak. kira-kira aku bisa gak ya mbak ngelamar di big 4?

  22. putri says:

    Mbak, saya masih kuliah semester 7 dan kebetulan nemu artikel mbak ini. Saya mau bertanya sedikit, apa yang harus kita persiapkan untuk bekerja di kap? Baik dari ilmu maupun softskill agar dapat diterima di kap. Terima kasih mbak

    • riffasancati says:

      Hi Putri

      Untuk technical skill, diperbanyak baca buku dan latihan soal, terutama accounting and audit. Untuk soft skill, coba improve communication skill. Tapi yang paling penting, jadi auditor itu harus tahan banting, hehehehe.

  23. Geafebia says:

    mbak saya mahasiswa smster 7 mau magang di deloitte, alhamdulillah dipanggil untuk ikut tes. mbak bisa mberikan contoh-contoh soal untuk tes nya nggak? terima kasih

    • riffasancati says:

      Hi Daniel

      Don’t worry… saya jarang banget denger ada karyawan yang gagal probation. Asal BULATS score masih meets requirement dan kinerja kamu not too bad, kemungkinan besar akan tetap diangkat jadi karyawan tetap.

      • kathrine says:

        Misi kak… mau nnya.. kalau untuk written test internship di KPMG… biasanya apa saja yang dites yah? Untuk accountingnya mulai dari dda 1 sampai audit atau gmn ya kak.. mhon ptunjuk kak.. btw ur blog is very inspiring kak..hehehe

      • riffasancati says:

        Hi Kathrine… Good luck untuk tesnya! Saya tes udah lama banget… mungkin udah berbeda jenis tesnya. Untuk sekarang, harus update IFRS knowledge juga sepertinya.

  24. kathrine says:

    thank you for the support kak.. hha.. IFRS nya berarti pertanyaaan berupa teori yah.. untuk basic accountingnya sendiri apakah berupa jurnal atau terapan ya kak?? hha.. sorry for asking too much questions… 😀

  25. MRST says:

    Halo kak rifka,
    mau tanya, saya sudah pernah coba tes di kap big 4 (pada saat saya semester akhir) namun tidak lolos dan utk saat ini (saya sudah lulus). kap big 4 blm ada yg buka lowongan lagi utk saya coba test lagi.

    cita-cita sih mau jadi auditor kak

    saat ini saya masih mencari-cari pekerjaan dan test di perusahaan sana sini kak (kurang lebih saya 3 bulan nganggur kak)

    yang saya bingung adalah :
    1.lebih baik saya tetap coba sbg auditor di kap second tier / bahkan kap kecil
    2. atau menyerah menjadi auditor dan memilih sbg accounting staff atau MT di perusahaan sekelas Astr*

    yang mana ya kak yg tentunya menunjang saya utk mendapat “ilmu yang lebih dan menunjang karir” di masa depan

    Thanks before kak 🙂

    • riffasancati says:

      Hi… Nama saya bukan Rifka lho, tapi Riffa 🙂

      Nggak ada salahnya coba di 2nd tier dulu, lalu tahun depan coba apply ke Big 4. Ada cukup banyak teman saya yang masuk ke EY dengan cara seperti itu. Good luck!

  26. Marisson says:

    Haloo kak riffa saya mau nanya nih.. Kebetulan seminggu lalu saya test divisi audit, trus sore sore setelah tes saya di calling untuk kembali tes di bagian tax besoknya.. Nah kemarin saya malah di telpon oleh divisi pajak untuk interview padahal saya hanya iseng untuk ikut tes aja tetapi passion saya kurang banget buat tax karena saya buta mengenai pajak. Kira2 pas di interview bagian tax apa aja yang ditanya yah kak? Apakah sama dengan interview di bagian assurance? Makasih ka riffa sebelumnya hehehe

  27. Tiffany says:

    Hallo Kak Riffa,

    Thank you for your inspiring blog. Saya mau tanya, kebetulan saya baru dapat job offering dari salah satu konsultan pajak kelas elit di Indonesia. Saya punya pengalaman di pajak 2 tahun di company dan saya merasa bosan karena pekerjaannya hanya itu-itu saja dan tidak ada skill yang bisa ditambah lagi. Nah, saya pun berminat untuk ke konsultan dan ternyata diterima setelah menghadapi tahap test dan interview panel serta partner yang cukup sulit. Tapi di dalam batin saya, saya kurang yakin dengan kondisi fisik saya, karena dengar-dengar pulangnya bisa sampai pagi juga dan lemburnya gila-gilaan. Menurut kak Riffa, bagaimana supaya saya bisa mengatur mental saya agar bisa sekuat itu ya kak? Karena di company jam 6 pun saya sudah pulang. Bagaimana untuk mengatur worklife balance agar saya bisa tetap menikmati hidup dan tidak sakit-sakitan? Karena yang saya tahu, fisik sama pentingnya dengan intelegensi. Mohon sarannya ya kak. Thanks before……..

    • riffasancati says:

      Hi Tiffany… Life is a matter of choices… Kerja di top consultant di awal karier memang bisa jadi stepping stone yang menjanjikan. Banyak belajar, banyak ketemu orang baru, banyak pengalaman baru pula… Hanya saja resikonya memang cenderung sering kerja lembur. Work-life balance memang jadi sulit untuk dicapai.

      Saran saya, harus pintar jaga kesehatan. Makan yang cukup, banyak minum air putih, rutin minum vitamin, dan manfaatkan waktu luang semaksimal mungkin!

      Good luck!

  28. Yani Zulvina says:

    Hallo kak riffa, terimakasih atas postingan yang menginspirasi ini. Saya bener-bener mendapat pencerahan. Saya fresh graduate kak, dan saya bingung, memilih antara nyoba apply ke KAP, atau accountant company, atau melanjutkan ke pendidikan S2. Kira-kira menurut kakak jenjang pendidikan yang tinggi bakal jadi nilai plus kita ga buat keterima di KAP? Ada ga pengaruh jenjang pendidikan ke karir kita di KAP nanti? Mohon batuan jawabannya kak, Trims 🙂

  29. Yani Zulvina says:

    Oyaa kak, berhubung postingan kakak membahas tentang auditor. Saya sebenarnya sangat tertarik untuk jadi intern auditor. Bisa gak kakak sedikit ngejelasin perbedaan worklife, challange, dan gaji antara extern auditor (big 4) sama intern auditor pada umumnya? Maaf kalo saya banyak tanya ya kak. Have a nice friday, kak. 🙂

  30. Erna says:

    kak… . di EY buka buat mahasiswa magang nggak?? pake di tes juga nggak kak??? mohon dibalas ya jaj,,, plisss 🙂

  31. willi says:

    Hi Kak Riffa. Mau tanya, kalau kita sudah 2 tahun di EY, kita posisinya sebagai apa ya disana? Apa sudah bisa mencapai senior 1?

    Lalu jika stlh 2-3 thn kerja di KAP, kita pindah ke corporate / perusahaan manufaktur, kita jabatannya sebagai staff, supervisor, atau manager ya? Thanks

    • riffasancati says:

      Hi Willi,

      Tergantung orangnya masing-masing… Dulu sih, saya sudah naik ke Senior 1 dalam waktu 2 tahun.

      Untuk pekerjaan selanjutnya juga tidak ada ukuran pasti, tapi umumnya sih, sudah cukup untuk posisi supervisor atau assistant manager. Untuk manager masih relatif sulit terutama jika apply ke large scale companies.

  32. jdlines says:

    Hmm selalu ada kelebihan dan kekurangan dalam pekerjaan.. Tinggal kita maunya kayamana.. HAHA.. Informasinya cukup detil, bagus untuk orang orang yang baru lulus, supaya ga bingung

  33. Andre says:

    Haloo kak rifa! Saya ini mau tanya, saya dipanggil interview di ey nih jadi semacam associate bagian tax gitu, kerjanya lebih enak mana ya sama bagian assurance ka? Bisa cerita dikit ngga misal temen kaka ada yg bagian tax gitu? Sama tadi sy liat ada yg nyinggung awal2 ey masih kontrak2an dan belum fix, itu mksdnya gimana kak? Makasii kaaaa 🙂

    • riffasancati says:

      Hi Andre

      Enak nggak enak relatif sih ya. Orang yang nggak hobi pajak (kayak saya, hehehe) biasanya nggak akan suka kerja di tax.

      Untuk status kepegawaian bisa ditanyakan ke HRD-nya. Dulu kalau saya, sistemnya karyawan kontrak 6 bulan, baru permanen. Ada juga yang cuma probation 3 bulan langsung permanen. Tergantung kesepakatan awalnya. Dulu saya dapat yang 6 bulan lebih karena kesepakatan di program kerja sama kampus dengan EY.

  34. lim says:

    Halo kak Riffa 🙂 Salam kenal
    Saya mahasiswa akuntansi dan kebeutulan lagi semester akhir dan tinggal tunggu sidang. Saya udah dinyatakan lolos dan diterima di EY sebagai graduate trainee bulan januari-april 2015. Saya juga kebetulan diterima di dua KAP Big four lainnya (PwC dan KPMG).
    Saya sebenernya agak galau nih kak hehehe. Saya sebenernya lebih tertarik kerja sebagai company accountant karena dengar-dengar sih lebih bisa pulang tepat waktu. Saya sendiri ingin bisa kerja pulang tepat waktu (jam 5 sore) supaya bisa sekolah/kuliah lagi (S2). Tapi sayangnya saya justru tidak lolos psikotes salah satu perusahaan multinasional yang saya idam-idamkan. Jadinya saya kepikiran untuk ambil tawaran kerja di KAP dulu baru setelah itu berkarier sebagai company accountant.
    Saya mau tanya kak,
    1. berdasarkan pengalaman kakak lebih baik saya resign dan pindah ke perusahaan setelah bekerja berapa lama di KAP?
    2. kalau bekerja sebagai accountant di perusahaan multinasional itu lemburnya gimana kak? Apakah tiap bulan lembur atau hanya pada akhir dan awal tahun saja? Kira-kira dalam 1 tahun, berapa hari (dalam persentase misalnya 90%) bisa pulang tepat waktu misalnya jam 5 sore (tidak ada lembur), soalnya saya kepikiran mau kerja sambil s2.
    3. Menurut kakak, lebih baik saya pilih mana nih kak: PwC, KPMG, atau EY? Saya pengennya sih bisa dpt beragam client, supaya bisa belajar berbagai macam industri.
    4. Terakhir, saya pernah denger ada orang yang bilang begini: “Kalau kita mau pindah dari KAP ke perusahaan, nanti ditanya pengalaman kita mengaudit perusahaan apa. Kebanyakan perusahaan cari orang yang pernah mengaudit perusahaan yang bergerak di bidang financial services seperti bank, asuransi, dll.”. Menurut kakak, apakah hal itu benar?

    Thanks yah kakak:) Sukses selalu karier nya!

    • riffasancati says:

      Hi…

      Sebetulnya tidak ada jawaban yang sifatnya absolut untuk semua pertanyaan kamu. Ada yang ngerasa harus kerja di Big 4 sampai level manajer, ada pula yang ngerasa sebaiknya sampai level senior saja. Soal variasi klien juga bukan tergantung KAP-nya, tapi tergantung tim kamu nanti. Biasanya, semakin besar klien yang kita pegang, semakin sedikit jumlah klien lain yang d-assign buat kita. Soal Big 4 mana yang paling baik juga sifatnya sangat relatif… Bukan sesuatu yang bisa saya jawab di sini sayangnya 🙂 Lalu yang terakhir soal industri klien, ah, yang jawab begitu pasti orang yang dulunya ngaudit financial service company mungkin. Saya malah baru pertama kali dengar ada orang bilang begitu.

      It’s not about what people says, it’s about what you want for yourself. Good luck!

  35. Near says:

    Wah, saya dari dulu pingin kuliah akuntansi dan jadi public accountant, harus kepotong karena harus memilih bekerja dulu. Usia saya sekarang 26, apa saya sudah telat untuk kuliah, even memimpikan bisa bergabung di Big 4?

    Ris
    Jakarta

  36. mariageroda says:

    Halo kak! aku senang banget nemu blog ini. Aku mahasiswi tingkat akhir akuntansi. aku baru aja diterima di KPMG magang. nah kak kira2 untuk big4 sendiri, bagaimana kakak melihat prospek masing2 big4? terus gajinya gimana kalau boleh dibandingin?

  37. maulota says:

    hay kak, aku baru nyari kerja di KAP. Nyoba KAP big four, tapi belum tembus terus. Kurang tahu apa yang salah dengan surat lamaran aku atau gimana. Sebelumnya udah pernah kerja di KAP tapi kurang dari setahun, sudah lulus profesi akuntan juga. Tapi nganggur hampir 2 tahun, karena kemaren sewaktu mau lanjut kontrak tiba2 sakit diluar medis (agak mistik). Trus sekarang sudah sembuh, dan pengen kembali kerja di KAP. Tapi ya itu…nyoba KAP big four kok belum tembus2 juga…ada saran nggak?
    Gimana caranya? Dari application letter?
    Apa ada saran?
    Mulai suka dengan dunia audit dan pengen jadi auditor. Ortu sebenarnya menentang, tapi aku bertekad pengen membuktikan kalau dunia audit itu cocok dan sesuai dengan ku. (Duh jadi curhat kalau nggak di potong sendiri T.T)

    Makasih, wassalam

    • riffasancati says:

      Hi Hadinata

      Kuncinya ada di CV sih. Coba minta input dari teman-teman soal CV kamu. Atau bisa juga, coba mulai dari big 10 saja dulu, baru nanti pindah ke big 4.

      Good luck!

  38. Sagi Sagara says:

    Terima kasih banyak ka Riffa atas tulisanya. Kaka bener2 bijak dalam menjawab semua pertanyaan yg diajukan. Kesimpulan yg saya ambil yaitu: “Tidak ada satu jawaban yg tepat utk semua orang, hanya kita sendiri yg harus ‘mencari tahu’ jawabanya.”
    You rock! You inspired us, you inspired me! Glad to have read your blog. Keep writing😀

  39. adi says:

    assalamualaikum mbak riffa.. saya adi dari malang, mau nanya..
    saya sekarang di PTS Malang jurusan akuntansi semester 5 awal IPK 3,4..
    apakah ada peluang untuk lulusan PTS masuk ke kap big 4?
    lalu saya berencana mengambil sertifikasi komputer akuntansi dan miscrosoft serta pajak brevet a b.. tujuannya untuk nambah nilai jual saya thdp kap nanti..
    menurut mbak itu berlebihan gak sih atau justru kurang? atau ada advice lain..
    krn saya pesimis sekali dg impian dan keadaan saya (skill) sekarang..
    masuk kap big four sudah jadi keinginan saya terlepas dr mikirin berapa gaji atau yg katanya kerja gak kenal waktu..
    jawaban mbak akan sangat membantu sekali..
    wassalamualaikum..

  40. Auditor soon says:

    Halo ka rifa. Blog nya kerennnn banget.
    Ka mau minta saran. Saya fresh graduate, dan saya skrg bekerja di perusahaan motor jepang alhamdulillah 3 bulan kerja langsung diangkat jd permanent employee.
    Nah pertanyaan saya, saya kepengen bgt apply ke kap, khususnya big 4 (siapasih yg ga kepingin hehehe). Alasan saya mau pindah ke kap setelah 1 tahun kerja nanti adalah ingin mencapai mimpi saya menjadi auditor dan karir di kap lebih jelas.
    Menurut kakak worth trying ga kalo misalnya resign dr perusahaan saya skrg pindah ke kap entah itu big4 atau 2nd tier?

  41. Vero says:

    Haii Kak Riffa,, mau tanya saran nih kak..
    Aku ada panggilan untuk ikut tes nya deloitte surabaya, nah smntara ak skrg kerja d KAP non-big4 dimana mulai 1 oktober nanti aku ga bisa resign. Gimana ya kak ? Aku galau banget.. Resign ato tetep kejar Deloitte sbya. Tp ada yg bilang kalo sbya kurang bagus , bener nggak sih kak ?
    Thank you kak rifaa=D

    • riffasancati says:

      Hi Vero

      Pengen banget bisa bantu jawab sebenernya, tapi sayangnya, saya nggak punya jawabannya. Coba research lebih dalam saja. Apa sebabnya Surabaya dianggap kurang bagus? Atau bisa juga coba ditanya, klien apa yang akan kamu audit di Surabaya? Karena sebetulnya, bekerja di satu firm yang sama bisa berbeda-beda pengalaman kerjanya, tergantung kliennya masing-masing juga. Hope you’ll find the best for you!

    • Marco says:

      Hi vero..kebetulan saya juga baru diterima di deloitte sby dan mulai nov..kurang bagus karena banyak yang bilang lemburan tidak sesuai..hanya saja teman saya yang masuk sana fine2 saja..gaji oke hNya lingkungan memang harus menyesuaikan..saran saya coba saja..

  42. Safira says:

    Halo ka riffa,
    Aku mau tanya kak, saat ini aku kerja di kap non big 4 dan baru bekerja 1 bulan. Lingkungan team kerja di kap non big 4 tempat saya bekerja ini sangat tidak bersahabat, seniority yang tinggi, dan manajer nya pun tidak bersahabat. Padahal masa percobaan saya harus melewati sekitar 6 bulan. Kebetulan saya kemarin mendapat email bahwa saya di diterima di kap big 4, padahal saya mengikuti test dan interview di kap big 4 tersebut sudah cukup lama dan saya kira saya tidak lolos karna tidak dapat kabar yang jelas. Saya bingung dengan posisi saya saat ini, apakah sebaiknya saya ambil kesempatan untuk bekerja di kap big 4 tersebut atau melanjutkan bekerja di kap non big 4 tersebut. Sebenarnya tidak ada penalti untuk keluar sebelum masa percobaan selesai, namun hanya saja saya pikir tidak enak kepada orang-orang di lingkungan kerja saya saat ini bila saya memutuskan keluar.
    Bagaimana tanggapan kak riffa bila menjadi saya?

    • Kimungkimang says:

      Hi Safira,
      Kebetulan lagi iseng cari2 tentang Auditor KAP, hehehe.. My suggestion, apabila ada kesempatan kenapa gak pindah ke big 4.
      Saya pernah 2 kali test di Deloitte ( di tahun yng berbeda ). dan yang kedua saya tembus padahal saya sudah bekerja di Perusahaan, akhirnya saya memutuskan untuk masuk Deloitte.

      Setelah bbrp thn di Big 4, CV kamu bisa dilirik Prsh dan pastinya dapat kesempatan karir yang lebih baik (lanjut di KAP atau kamu pindah ke Prsh).

    • riffasancati says:

      Hi Safira,

      Sebetulnya kerja di manapun, big 4 atau non big 4, tidak menutup kemungkinan kamu akan kembali menemukan lingkungan kerja yang tidak bersahabat. Jadi saran saya, kalau ingin pindah, maka pindah dengan niat untuk mencari kesempatan karier yang lebih baik. Percaya deh, saat di Big 4 nanti, akan tetap ada saja konflik yang membuat kamu merasa tertekan. Kerja itu harus tangguh, jangan kalah oleh lingkungan sekitar.

      Do your best and good luck!

  43. deniz says:

    hai kak riffa, .
    kebetulan beberapa hari yg lalu saya baru saja interview user di ey , mau nanya biasanya berapa lama ya waktu pegumuman nya ? apakah beberapa hari , seminggu , sebulan atau lebih ? apakah ada expired nya ? agar tidak terlalu berharap dan bila ada tawaran yang lain bisa milih . Btw thanks for a lot information from your blog, cheers….

  44. Rifky says:

    halo kak Riffa

    saya sekarang masih mahasiswa akuntansi tingkat 1 di depok tetapi saya sudah punya planning kedepannya untuk bekerja di kap big 4 karena saya tertarik dengan audit (meskipun masih mereba-raba). yang saya ingin tanyakan apakah kalo kerja di kap kita harus ambil profesi dulu atau bisa langsung bekerja di kap saat jadi fresh graduate nanti? lalu apakah kak Riffa ada saran mengenai skill-skill apa saja yang harus dikembangkan (yang bisa menaikkan harga jual ke perusahaan) selama kuliah jurusan akuntansi ini? soalnya saya merasa liburan saya kurang produktif tapi bingung apa yang harus dikerjakan untuk mengasah skill yang berhubungan dengan akuntansi dan audit.

    • riffasancati says:

      Hi Rifky

      Tidak harus ambil gelar profesi dulu, kok. Bisa langsung apply saja. Untuk skill cukup bahasa Inggris saja. Selebihnya fokus ke kuliah kamu sekarang. Kejar IPK setinggi-tingginya dan belajar sebanyak-banyaknya! Di waktu luang coba perluas wawasan soal dunia kerja, profil perusahaan yanv kamu inginkan, dan perluas wawasan untuk soft skill juga. It will help you during interview process not only at EY, but also in any other company.

      Good luck!

  45. Ismail says:

    hola kak, very happy to find your blog. saya mau nanya,
    saya sekarang sudah last year of my study, tapi bingung pilih yang mana ngambil PPAK atau langsung kerja. mohon masukannya kak

    Gracias por adelantado

    • riffasancati says:

      Hi Ismail

      PPAK bisa diambil sembari kerja kok. Banyak auditor yang seperti itu. Kerja saja dulu. Kalau memang kerasan jadi auditor atau accountant, baru nanti ambil PPAK. Sayang ambil PPAK jika ternyata tidak berniat lama berkarier dalam bidang audit atau accounting. Hope it helps!

  46. Maryyryy says:

    Ka Riffaaa, terimakasih untuk tulisan dan semua jawaban atas pertanyaan netizen yang lagi galau kayak aku. hehe
    Aku ga nanya kak karna semua input yang ada di blog ini cukup membantu buatku ambil keputusan, cuma berharap semoga kak Riffa sehat terus, sukses personal and professional life-nya dan tetap menulis ya kak. TerLOve

  47. paul says:

    HI, kak Rifa masih buka blog tidak ? hehe mau nanya juga nih. Kalau dari awal masuk di perusahaan sebagai staf accounting apakah jenjang kariernya lebih susah naik dibandingkan kerja di KAP dulu? kalau kak RIfa kan setelah KAP baru perusahaan dan katannya lebih bervariasi kerjanya. Bagaimana jika dari awal hanya sebagai staf accoounting? Terima kasih.

Leave a reply to riffasancati Cancel reply