Museum Ripley’s Believe It or Not berisi berbagai foto, lukisan, video, atau patung replika tentang hal-hal yang unik tapi nyata di seluruh penjuru dunia. Museum ini tersebar di beberapa negara di berbagai penjuru dunia, salah satunya yang gue kunjungi bulan lalu di pulau Jeju, Korea Selatan. Museum Ripley’s Jeju berlokasi di dalam kawasan Jungmun Resort, persis berseberangan dengan Teddy Bear Museum.
Di dalam museum ini, ada beberapa exhibit yang sudah pernah gue lihat sebelumnya, tapi banyak pula hal-hal baru yang bikin gue berpikir, “Ya ampun… kasihan banget orang-orang ini.”
Ada 2 hal yang menurut gue paling menarik dari museum ini:
- Hasil rekaman CCTV yang bisa di rollback. Di sana ada beberapa photo spot yang memang khusus disediakan untuk turis berfoto, salah satunya berfoto di samping patung Indian. Gue dan teman-teman pun enggak ketinggalan ikut berfoto di tempat itu. Dan ternyata, tidak jauh dari tempat itu, ada kamera CCTV yang menyorot persis ke arah patung Indian itu. Nah, kalau kita naik kita ke lantai 2, ada sebuah ruangan kecil yang menyediakan monitor dan sebuah tuas supaya kita bisa lihat hasil rekaman CCTV sampai beberapa menit yang lalu! Kalau kita cepat, kita bisa melihat diri kita di layar monitor CCTV saat sedang berpose dengan sang Indian! It was fun for me; dan
- Exhibits tentang ‘hukuman mati’ di berbagai penjuru dunia. Pada horror section ini, salah satunya ada semacam alat di mana sang objek digantung dikelilingi berbagai macam alat penyiksaan. Sang eksekutor tinggal memencet tombol untuk memilih cara menyiksa yang diinginkan. Ada pula exhibit yang menunjukan hukuman mati menggunakan kursi setrum. Kalau kita pencet tombol merah di depannya, kursi itu akan mulai menyetrum patung yang duduk di atasnya, dan si patung akan berteriak kesakitan! Trus dari situ juga gue baru tau bahwa dulu di Cina, pernah ada hukuman mati dengan cara dibakar hidup-hidup untuk setiap orang yang ketahuan berbohong. Hmm, nggak heran kalau sampai sekarang pun, koruptor masih suka dihukum mati oleh pemerintah RRC.
Meskipun sebenarnya museum ini terbuka untuk semua kalangan usia, tetap saja menurut gue, bagian horor dalam museum berpotensi bikin anak-anak jadi takut dan bertanya-tanya. Kenapa ada tengkorak digantung? Cowok yang cuma pake underwear dibakar hidup-hidup? Cowok yang kepalanya ditutup karung kecil disetrum pakai bangku? Malah gue sempat lihat anak kecil yang menangis ketakutan saat ortunya memencet tombol merah untuk mengaktifkan kursi setrum… Jadi kalo menurut gue, misalkan pergi ke sana bawa anak, cukup dilewatkan saja lah, bagian yang satu ini.
Overall, menurut gue museum ini not bad and still worth to visit. Bukan salah satu favorit gue, tapi gue cukup menikmati kok. Malah ada salah satu teman seperjalanan gue yang suka banget sama tempat ini. Hampir semua exhibit dilihat dan dibaca history-nya satu per satu. Jadi tentu saja, bagus atau enggak bagus, itu sifatnya relatif. Tapi sepertinya sih, orang yang suka nonton show Ripley’s di televisi juga akan menyukai kunjungan ke museum ini. So just give it a try!
duh jadi pengen ke sana deh makasih info nya ya mbak 😉
You’re welcome 🙂