Hargai Saya, dengan Tidak Menyalin Tulisan Saya Tanpa Ijin

Hari ini, ada salah satu pembaca blog saya yang mengirimkan link menuju blog lain yang isi tulisannya sangat mirip dengan tulisan saya. Dia mengganti tulisan saya tentang Natasha Cibubur menjadi Natasha Mall Lipo Cikarang. Dia ganti semua kata “gue” di tulisan asli saya menjadi “saya” di blog dia itu.

Kesal? Tentu saja! Saya langsung tinggalkan comment, saya minta dia hapus tulisannya. Saya tidak akan besar-besarkan, asalkan dihapus. Dan sekarang, penulis ybs sudah menghapus bukan hanya tulisan soal Natasha itu saja, tapi juga keseluruhan alamat website yang dia miliki. Kenapa sampai sedrastis itu? Kemungkinan besar karena ada lebih dari satu tulisan saya yang dia salin tanpa ijin. Saya temukan setidaknya 2 judul lain yang ditulis sama persis tanpa editing sedikit pun.

Tadinya saya sempat mau heboh sendiri, sudah saya screenshot segala isi blog dia yang salinan blog saya itu. Tapi karena dia sudah menghapus website-nya, maka saya tepati janji saya, tidak akan saya besar-besarkan. Meski demikian, saya tetap ingin menulis judul ini murni sebagai reminder untuk teman-teman yang lainnya juga supaya bisa menghargai hasil karya penulis dengan tidak menyalin tanpa ijin.

Menulis blog juga diperlukan usaha. Isinya memang pendek, tapi “latihan” menulisnya sudah saya lakukan sejak masih duduk di bangku SD (dulu, saya sampai punya berjilid-jilid buku diary untuk menulis).

Untuk menghasilkan satu judul, biasanya saya membutuhkan waktu paling cepat 30 menit (kecuali micro blog yang bisa selesai dalam 10 menit, itu pun tidak banyak jumlahnya). Paling cepat 30 menit, paling lama bisa berjam-jam! Ada pula tulisan yang baru saya publish setelah bolak-balik menyunting isinya selama beberapa minggu lamanya.

Tulisan yang sudah saya terbitkan akan saya baca berulang-ulang (bisa sampai belasan kali), hanya untuk memastikan tidak ada typo yang terlewat, gaya bahasa sudah enak, dan tanda baca juga sudah tepat.

Dan seringkali, semua upaya itu saya lakukan di tengah-tengah kesibukan saya sehari-harinya. Seringkali badan sudah capek, tapi saya tahan sebentar untuk menulis. Pernah juga saya menulis di tengah jam istirahat, atau di perjalanan menuju kantor. Menahan kantuk hanya demi menyelesaikan satu judul tulisan pun sudah sangat sering saya lakukan. Ini semua sama sekali tidak semudah kelihatannya!

Oh ya, tulisan soal Natasha yang dia salin itu dulu saya tulis di dalam bis (waktu itu masih belum punya kendaraan pribadi), sambil berdiri, sambil berdesakan dengan penumpang lainnya. Saya masih ingat karena memang tulisan soal Natasha itu merupakan salah satu top title saya yang ramai pembaca meski sudah lewat 7 tahun lamanya.

It’s being said that there’s nothing can hurt a writer like a plagiarism, and now I find it so true!

Jadi tolong, hargai hasil karya saya dengan tidak menyalin tanpa ijin. Boleh repost 100%, tapi tolong cantumkan nama saya sebagai penulis aslinya.

Ada penulis lain yang punya tulisan mirip dengan karya saya? Tolong bantu laporkan ya. Saya jamin PASTI penulis lain itu yang menyalin tulisan saya karena tidak pernah sekalipun saya menyalin tulisan milik penulis manapun.

Untuk mbak yang sudah menyalin isi tulisan saya, tolong jangan diulangi ya. Comment yang melaporkan blog kamu juga sudah saya hapus supaya tidak ada pembaca lain yang berusaha mencari jejak kamu. Thanks sudah dihapus blog-nya, silakan coba mulai dari 0 saja, mulai dengan menulis menggunakan kata-kata dan kalimat kamu sendiri. Dicoba saja dulu mbak, pelan-pelan pasti bisa.

Good night!